Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERAN PERAWAT DALAM


PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 5

1. Andra Andani Hanapi 7. Sakinah Talango


2. Rizqia Nur’Aini Hasan 8. Sirlan Nasibu
3. Astuti Ikhsan 9. Nur’Ainnun K. Uba
4. Desriani Saleh 10. Mita Bagou
5. Vidya Amalia Usman 11. Galang Arwana Tayabu
6. Miranda P.D. Tiopo 12. Wanda Erianti Putri Lamiri

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH GORONTALO
T.A 2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SwT. Karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang di susun untuk
memenuhi tugas “Pendidikan Dan Promosi Kesehatan”.
Terimakasih kami sampaikan kepada dosen bidang studi yang telah memberikan
kesempatan bagi kami untuk mengerjakan tugas makalah ini,sehingga kami menjadi
lebih mengerti dan memahami tentang materi “Peran Perawat Dalam Pendidikan Dan
Promosi Kesehatan”.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada seluruh pihak
yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam upaya
penyelesaian makalah ini baik mendukung secara moril maupun materil.
kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan, kekurangan dan kekhilafan dalam
makalah ini.Untuk itu saran dan kritik tetap kami harapkan demi perbaikan makalah
ini kedepan. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

19, Mei 2020

Kel. 5
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................................... i


Daftar Isi .............................................................................................................................. ii
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................................ 1
Bab II Tinjauan Teori
A. Peran Perawat ............................................................................................................ 2
B. Promosi Kesehatan .................................................................................................... 3
Bab III Pembahasan
A. Peran perawat dalam tatanan individu & keluarga.................................................... 7
B. Peran perawat dalam tatanan sarana kesehatan,
Institusi pendidikan, tempat kerja dan tempat umum ............................................... 7
C. Peran perawat dalam tatanan organisasi kemasyarakatan
Atau organisasi profesi/LSM/media massa ............................................................... 9
D. Peran Perawat dalam tatanan
Lembaga pemerintahan/politik/sawasta .................................................................... 10
E. Contoh Kasus ............................................................................................................ 11
F. Penyelesaian kasus .................................................................................................... 11
Bab IV penutup
A. Kesimpulan................................................................................................................ 15
B. Saran .......................................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan prosfesional yang
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif
yang ditujukan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, baik sehat maupun
sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Lokakarya Keperawatan
Nasiomal, 1983).
Fungsi utama paerawat adalah membantu klien mencapai derajat kesehatan
yang optimal melalui layanan keperawatan. Intervensi keperawatan dilakukan dalam
upaya meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, menyembuhkan, serta
memelihara kesehatan melalui upaya promotif, preventf, kuratif, dan reabilitatif sesuai
wewenang, tanggung jawab, etika profesi keperawatan yang memungkinkan setiap
orang mencapai kebutuhan sehat dan produktif.
Peran perawat yang utama meliputi pelaksaan pelayanan keperawatan (care
provider), pengelola (manager), pendidik (educator), dan peneliti (researcher).
Terkait dengan peran perawat sebagai pendidik, perawat dituntut mampu untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan melalui kegiatan
promosi kesehatan. Melalui promosi kesehatan perawat dapat memberikan edukasi
pada masyarakat secara luas terkait dengan masalah kesehatan.

B. Rumusan Masalah
Perawat sebagai bagian dari layanan kesehatan mempunyai tanggung jawab yang
besar dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu
peran perawat dalam mewujudkan hal tersebut yaitu dengan meningkatkan kesadaran
masyarakay akan pentingnya kesehatan melalui promosi kesehatan.

C. Tujuan
Mahasiswa Mampu memahami peran perawat dalam promosi kesehatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Peran Perawat
Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peran aktif dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini sejalan dengan UU No. 36
Tahun 2009 pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa “Tenaga kesehatan adalah setiap
orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan/ atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenagan untuk melakukan upaya kesehatan.
Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan oleh individu sesuai dengan
status sosialnya. Peran menggambarkan otoritas seseorang yang diatur dalam sebuah
aturan yang jelas. Sebagai tenaga kesehatan, perawat memiliki sejumlah peran
didalam menjalankan tugasnya sesuai dengan hak dan kewenangannya. Peran utama
dari perawat adalah sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti:
1. Pelaksana layanan keperawatan (care provider). Perawat memberikan layanan
berupa asuhan keperawatan secara langsung pada klien baik individu, keluarga
maupun komnunitas sesuai dengan kewenangannya.
2. Pengelola (manager). Perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam
mengelola layanan keperawatan disemua tatanan layanan kesehatan baik di rumah
sakit, puskesmas dan sebagainya maupun tatanan pendidikan yang berada dalam
tanggung jawabnya sesuai dengan konsep manajemen keperawatan.
3. Pendidik dalam keperawatan (educator). Perawat berperan mendidik individu,
keluarga dan masyarakat serta tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya.
Perawat bertugas untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada klien sebagai
upaya menciptakan perilaku individu atau masyarakat yang kondusif bagi
kesehatan. Untuk dapat melaksanakan perannya sebagai pendidik, ada beberapa
kemampuan yang harus dimiliki seorang perawat anatara lain wawasan ilmu
pengetahuan yang luas, kemampuan berkomunikasi, pemahaman psikologis dan
kemampuan menjadi model atau contoh dalam perilaku profesional.
4. Peneliti (researcher) yaitu mengidentifikasi masalah penelitian, untuk
meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan (Asmadi,
2008).
B. Promosi Kesehatan
1. Definisi
Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dari konsep pendidikan
kesehatan, yang berlangsung sejalan dengan perubahan paradigma kesehatan
masyarakat (public health). Menurut Lawrence Green (1984) definisi promosi
kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang
terkait dengan ekonomi , politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan
perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Batasan promosi kesehatan yang lain dirumuskan oleh Yayasan Kesehatan
Victoria (Victorian Health Foundation Australia, 1997) bahwa promosi kesehatan
adalah suatu program perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh dalam
konteks masyarakatnya, bukan hanya perubahan perilaku(within people), tetapi juga
perubahan lingkungannya. Menurut Piagam Ottawa (Ottawa Charter, 1986) bahwa
promosi kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Untuk mencapai keadaan fisik,
mental, dan kesejahteraan sosial, individu atau kelompok harus mampu
mengidentifkasi dan mewujudkan aspirasi untuk memenuhi kebutuhan dan untuk
mengubah atau mengatasi lingkungan (Notoatmodjo, 2005).
2. Tujuan
Tujuan umum dari promosi kesehatan adalah meningkatnya kemampuan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk hidup sehat dan mengembangkan
upaya kesehatan yang bersumber masyarakat, serta terciptanya lingkungan yang
kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan tersebut.
Tujuan khususnya adalah :
1. Individu dan keluarga
a. Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran baik langsung
maupun media massa
b. Mempunyai pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
c. Mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), menuju keluarga
atau rumah tangga yang sehat
d. Mengupayakan paling sedikit salah seorang menjadi kader kesehatan bagi
keluarganya
e. Berperan aktif dalam upaya/ kegiatan kesehatan
2. Tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja dan tempat umum
a. Masing-masing tatanan mengembangkan kader-kader kesehatan
b. Mewujudkan tatanan yang sehat menuju terwujudnya kawasan sehat
3. Organisasi kemasyarakatan/ organisasi profesi/ LSM dan media massa
a. Menggalang potensi untuk mengembangkan perilaku sehat masyarakat
b. Bergotong royong untuk mewujudkan lingkungan sehat
c. Menciptakan suasana yang kondisuf untuk mendukung perubahan perilaku
masyarakat
4. Program/ petugas kesehatan
a. Melakukan integrasi promosi kesehatan dalam program dan kegiatan
kesehatan
b. Mendukung tumbuhnya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat,
khususnya melalui pemberdayaan individu, keluarga, dan atau kelompok yang
menjadi kliennya
c. Meningkatkan mutu pemberdayaan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang
memberikan kepuasan kepada masyarakat

5. Lembaga Pemerintah/ politisi/ swasta


a. Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan
lingkungan dan perilaku sehat
b. Membuat kebijakan dan peraturan perundang-undangan dengan
memperhatikan dampak di bidang kesehatan (Kebijakan Nasional Promosi
Kesehatan , Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1193/MENKES/SK/X/2004 - Jakarta, Departemen Kesehatan RI, 2005)

3. Manfaat
a. Mempererat kerjasama dengan berbagai pihak
b. Meningkatkan hubungan terhadap program kesehatan
c. Meningkatkan percaya diri terhadap kesehatan
d. Meningkatkan pembangunan lingkungan, sistem dan kebijakan kesehatan
4. Sasaran
Sasaran promosi kesehatan diarahkan pada individu/ keluarga; tatanan kesehatan
, institusi pendidikan, tempat kerja, dan tempat umum; organisasi kemasyarakatan/
organisasi profesi/ LSM/ dan media massa; program/ petugas kesehatan; dan lembaga
pemerintah/ politisi/ swasta.
Menurut Weiss (1991), program promosi dikembangkan pada tiga daerah utama
yaitu sekolah, tempat kerja dan kelompok/ masyarakat. Dalam pelaksanaan program
promosi kesehatan, telah terbukti bahwa promosi kesehatan di masyarakat, sekolah dan
tempat kerja cenderung paling efektif (Carleton, 1991). Kolbe (1988) menambahkan
sasaran lain dalam promosi kesehatan adalah pelayanan medis dan media.
Agar lebih spesifik sasaran promosi kesehatan dibagi menjadi sasaran primer,
sekunder, dan tersier. Sasaran primer adalah sasaran yang mempunyai masalah, yang
diharapkan mau berperilaku sesuai harapan dan memperoleh manfaat paling besar dari
perubahan perilaku tersebut. Sasaran sekunder adalah individu atau keompok yang
memiliki pengaruh oleh sasaran primer, dan diharapkan mampu mendukung pesan-pesan
yang disampaikan kepada sasaran primer. Sasaran tersier adalah para pengambil
kebijakan, penyandang dana, pihak-pihak yang berpengaruh di berbagai tingkatan (pusat,
propinsi, kabupaten, kecamatan dan kelurahan ).

5. Strategi
Penerapan promosi kesehatan dalam program kesehatan pada dasarnya
merupakan bentuk penerapan strategi global, yang dijabarkan dalam berbagai kegiatan.
Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi kesehatan secara global terdiri dari
3 hal yaitu :
1. Advokasi
Upaya pendekatan pada pimpinan atau pengambil keputusan supaya dapat
memberikan dukungan, kemudahan, pada upaya pembangunan kesehatan.
Dukungan tersebut dapat berupa kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk
undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, dan sebagainya.
Kegiatannya bisa secara formal dan informal. Secara formal misalnya presentasi
atau seminar tentang issu atau usulan program yang ingin dimintakan dukungan.
Secara informal misalnya datang kepada pejabat untuk minta dukungan dalam
bentuk dana atau fasilitas lain.
2. Dukungan sosial
Suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat
(toma) baik formal maupun infromal. Bentuk kegiatannya berupa pelatihan para
toma, bimbingan pada toma.
3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)
Upaya memandirikan individu, kelompok dan masyarakat agar berkembang
kesadaran , kemauan, dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Peran perawat dalam tatanan Individu dan Keluarga


Peran perawat dalam promosi kesehatan kepada individu antara lain :
1. Edukator. Perawat memberikan pendidikan kesehatan melalui penyuluhan
kesehatan. Misalnya : sebagai perawat komunitas akan secara berkala melakukan
kunjungan rumah pada individu atau keluarga yang mengalami penyakit TBC.
Keluarga atau individu akan diberikan pendidikan kesehatan mengenai rumah sehat,
PMO dan cara penularan
2. Role Model. Perawat akan memberikan contoh tentang cara mempertahankan
kesehatan. Peran ini sejalan dengan peran sebagai edukator. Misalnya seorang
perawat keluarga melakukan kunjungan rumah pada keluarga yang salah satu
anggota keluarganya mengalami TBC. Pada kunjungan tersebut perawat akan
memberikan penyuluhan sekaligus contoh misalnya tentang tata cara batuk efektif.
Dalam hal ini perawat akan memberikan demonstrasi mengenai cara batuk efektif.
3. Fasilitator. Perawat akan membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi
masalah kesehatan yang dihadapi individu atau keluarga. Misalnya dalam kunjungan
keluarga perawat menemukan masalah kesehatan pada anggota keluarga tersebut.
Perawat akan membantu keluarga memecahkan masalah tersebut dengan melibatkan
keikutsertaan keluarga merawat anggotakeluarga yang sakit
Peran perawat dalam promosi kesehatan pada individu atau keluarga pada dasarnya
bertujuan untuk meinngkatkan kemampuan, kemauan, dan pengetahuan individu
atau keluarga dalam upaya peningkatan derajat kesehatan.

B. Peran perawat dalam tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja
dan tempat umum
Promosi kesehatan adalah upaya memberdayakan perorangan, kelompok, dan
masyarakat agar memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui
peningkatan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan serta mengembangkan iklim yang
mendukung, dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat sesuai dengan factor budaya
setempat.
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan sangat erat kaitannya dengan
lingkungan sarana kesehatan semisal rumah sakit, puskesmas, dan posyandu. Di
lingkungan rumah sakit perawat selain berhadapan dengan pasien yang dirawat juga
berinteraksi dengan anggota keluarga yang memerlukan informasi mendalam yang
berkenaan dengan status kesehatan. Upaya promosi kesehatan dalam hal ini pendidikan
kesehatan sangat bermanfaat untuk meningkatkan status kesehatan pasien dan keluarga.
Hal yang dapat dilakukan pada lingkungan rumah sakit adalah melakukan penyuluhan
baik secara massal ataupun individu di rumah sakit. Kegiatan pendidikan kesehatan
maupun penyuluhan dilakukan di sisi pasien serta keluarga secara khusus mengenai
suatu penyakit dan upaya penyelesaian masalah kesehatan yang dihadapi.
Perawat di puskesmas sebagai tenaga kesehatan, minimal dapat berperan sebagai
pemberi pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan, pendidik atau penyuluh
kesehatan, penemu kasus, penghubung dan coordinator, pelaksana konseling
keperawatan dan model peran. Dua peran perawat kesehatan komunitas yaitu sebagai
pendidik dan penyuluh kesehatan serta pelaksana konseling keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat merupakan bagian dari ruang lingkup
promosi kesehatan. (Efendi,Makhfudi, 2009)
Di lingkungan Puskesmas upaya promosi kesehatan lebih ditekankan daripada di
rumah sakit. Sebagai contoh perawat di komunitas menyikapi dan menindak lanjuti
perilaku masyarakat bantaran sungai yang selalu melakukan BAB di sungai sehingga
mengotori dan mencemari sungai yang menjadi sumber air bersih keperluan masyarakat
setempat. Perawat beranggapan bahwa suatu masalah kesehatan sebagai contoh diare.
Diare yang terjadi akibat tercemarnya sumber air bersih tidak akan tuntas apabila hanya
mengobati pasien di rumah sakit tanpa memotong atau menyingkirkan penyebab
utamanya. Penyebab utamanya yaitu pencemaran serta pengkontaminasian sumber air
sungai yang menyebabkan keadaan diare pada masayarakat setempat.
Di lingkungan posyandu baik posyandu balita maupun lansia sama halnya dengan
program yang ada di puskesmas yaitu upaya promosi kesehatan seperti penyuluhan dan
upaya preventif seperti pemberian imunisasi pada balita serta pemeriksaan kesehatan
secara berkala pada lansia yang berada di wilayah lingkungan posyandu.
Di lingkup istitusi pendidikan, peran perawat pendidik dalam upaya promosi
kesehatan tidak kalah besarnya. Dalam kurikulum bahkan silabus yang disusun selalu
ada dimasukkan pengajaran tentang simulasi pendidikan baik setting individu, kelompok
bahkan komunitas pada tahap pendidikan akademik. Di keadaan nyata mahasiswa serta
dosen keperawatan sering kali melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang
umumnya juga menggambarkan upaya promosi kesehatan seperti pendidikan kesehatan
pada kelompok tertentu dan penyuluhan pada masayarakat umum.
Di lingkungan kerja peran perawat sangat diharapkan karena keterbatasan
pengetahuan yang dimiliki para pekerja, misalkan upaya promosi kesehatan dalam
tatanan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3). Lingkungan pabrik yang umumnya
mempunyai paparan terhadap debu, polusi serta risiko adanya cidera sangat penting bagi
perawat dalam memberikan pemahaman baik dengan cara pendidikan kesehatan maupun
penyuluhan mengenai pemakaian Alat Pelindung Diri (APD). APD yang mereka pakai
diharapkan dapat melingdungi dari segala risiko yang mungkin terjadi pada para pekerja.
Di tempat umum peran perawat tidak kalah penting dalam upaya promosi
kesehatan karena disana masyarakat sering berkumpul, bercengkrama bahkan melakukan
aktivitas. Beberapa contoh tempat umum antara lain Pasar, Halte Bus, Terminal, Stasiun,
Pelabuhan bahkan Bandara yang semuanya sangat diharapkan tidak terdapat kegiatan
ataupun perilaku yang merugikan bahkan membahayakan orang lain. Merokok di tempat
umum sebagai contoh sangat dilarang karena dapat menyebabkan polusi udara. Peran
perawat untuk mensosialisasikan peraturan tentang pelarangan kegiatan merokok di
tempat umum merupakan salah satu upaya dalam promosi kesehatan.

C. Peran perawat dalam tatanan Organisasi kemasyarakatan/organisasi


profesi/LSM/Media massa
Upaya promosi kesehatan dilakukan agar tercapai masyarakat yang sehat dan
mandiri, hal ini tidak hanya dilakukan oleh perawat maupun tenaga kesehatan namun
harus bekerja sama dengan organisasi kemasyarakatan/LSM/organisasi profesi dan
media massa yang peduli dengan kesehatan. Kerja sama tersebut dapat berupa pemberian
informasi yang terus-menerus agar klien dapat berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau
sadar (aspek knowledge) dari tahu menjadi mau (aspek attitude) dan dari mau menjadi
mampu melakukan perlaku yang diperkenalkan (aspek practise).
Agar terjalin kerja sama yang baik maka peran perawat pada tatanan ini adalah
memberikan advokasi, hal ini penting untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari
sasaran advokasi. Pada tatanan ini umumnya advokasi dapat beberapa tahap antara lain :
Menyadari adanya suatu masalah, Tertarik untuk ikut mengatasi masalah, Pedulu
terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan beberapa alternatif pemecahan
masalah, Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif dan
memutuskan tindak kanjut kesepakatan. Dengan demikian advokasi harus dilakukan
secara terencana, cermat dan tepat.

D. Peran perawat dalam tatanan Lembaga pemerintahan/politisi/swasta


Promosi kesehatan sebagai proses mengupayakan individu dan masyarakat untuk
meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya. Perawat mempunyai
peran penting dalam meningkatakn kesehatan salah satunya bekerjasama dengan tenaga
kesehatan lain memanfaatkan dan memaksimalkan fasilitas pelayanan kesehatan sebagai
tempat untuk menyelenggarakan upaya kesehatan baik promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Setiap indivividu memiliki kesempatan untuk mendapatkan pelayanan yang
bermutu dan aman, hal ini sejalanan dengan UU RI no. 36 Tahun 2009 yang menyatakan
bahwa, setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu dan terjangkau. Dalam UU tersebut pasal 16 dinyatakan bahwa
pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang
adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
Perawat mempunyai banyak peran dimana dalam setiap perannya bertujuan untuk
mensukseskan dan mendukung program pemerintah, antara lain mendukung dalam
program :
1. Integrasi dengan Program Kesehatan Ibu dan Anak
2. Integritasi dengan program jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK).
3. Integrasi dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
(P2PTM)
(Panduan Integrasi Promosi Kesehatan, 2006)
Sesuai dengan tujuan promosi kesehatan, pemerintah dapat peduli dan mendukung
upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan lingkungan dan perilaku sehat. Selain
itu, membuat kebijakan dan peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan
dampaknya dibidang kesehatan. Dukungan yang optimal dari berbagai pihak seyogyanya
dapat memecahkan masalah kesehatan dan dapat membantu tenaga kesehatan terutama
dalam hal promosi kesehatan. Perawat diharapkan menjadi lini terdepan dalam upaya
promosi kesehatan untuk mempengaruhi semua sasaran yang ada.
E. Contoh Kasus
Berikut ini kami akan memberikan contoh kasus peran perawat dalam pendidikan dan
promosi keseahatan di lingkungan masyarakat.

Bertempat di sebuah Desa A perawat N dan tim medis lainnya melakukan promosi
kesehatan di lingkungan masyarakat yang mayoritasnya pekerja buruh. Perawat N dan
tim medis lainnya akan memulai sosialisasi yang bertemakan ‘Budaya Hidup Sehat
dengan mecuci tangan'. Dikarenakan masyarakat belum atau kurang akan pengetahuan
tentang pentingnya mecuci tangan, maka perawat N dan tim medis lainnya memberikan
penjelasan apa itu pentingnya mencuci tangan dengan sabun, tata cara mencuci tangan
dengan benar, apa manfaat mencuci tangan, dan apa dampak yang akan terjadi apabila
kita malas mencuci tangan. Berikut penjelasaannya pada penyelesaian masalah.
F. Penyelesaian Masalah
Pada penyelesaiaan ini perawat dan tim medis akan menjelaskan pengertian dari
mencuci tangan dengan sabun, tata cara mencuci tangan, manfaat dari mencuci
tangan, dan dampak atau yang yang terjadi apabila malas mencuci tangan.
1. Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangaan dan jari jemari menggunakan air dan sabun agar menjadi
bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan sabun dikenal juga
sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit.
2. Tata cara mencuci tangan
a) Membasahi tangan dan menuangkan serta mengoleskan sabun pada
telapak tangan
b) Selanjutnya, Menangkup kedua telapak tangan dan menggosok sabun yg
telah dituangkan
c) Selanjutnya, Meletakkan telapak tangan kanan diatas punggung tangan
kiri dengan jari yang terjalin dan mengulanginya untuk sebaliknya
d) Meletakkan telapak tangan kanan ke telapak tangan kiri dengan jari saling
terkait
e) Tangan kanan dan kiri saling menggenggam dan jaro bertautan agar sabun
mengenai kuku dan pangkal jari
f) Menggosok ibu jari kiri dengan menggunakan tangan kanan dan
sebaliknya
g) Menggosok jari-jari tangan kanan yang tergenggam ditelapak tangan kiri
dan sebaliknya.
3. Manfaat cuci tangan pakai sabun
Meski terdengar sepele hanya mencuci tangan, tetapi manfaatnya akan sangat
berpengaruh pada kesehatan tubuh kita, seperti :
a) Terhindar dari diare
Diare merupakan penyakit yang bersumber dari saluran pencernaan.
Diantara saluran pencernaan mulut, kerongkongan, usus, lambung hingga
anus.
Setiap makanan pasti menggunakan tangan. Jika tangan kita bermasalah
dan mengandung banyak bakteri jahat maka akan menjadi masalah serius.
Maka cuci tangan sebelum makan adalah hal yang wajib.
Tak hanya sebelum makan saja, yang perlu kita perhatikan yaitu mencuci
tangan setelah buang air besar (BAB) atau setelah tangan kita menyentuh
anus. Karena anus termasuk saluran pencernaan.
b) Terhindar dari Batuk Pilek
Gejala awal dari batuk pilek bisa saja dari perubahan cuaca atau terlalu
banyak minum es. Namun setelah terkena batuk pilek tangan adalah organ
tubuh yang paling berperan aktif terutama dalam memegang hidung.
Setelah memegangg dan mengucek hidung lalu menutupi mulut ketika
batuk lalu memegang barang lain atau mencolek teman. Secara tidak
langsung penyakit akan mudah sekali menular melalui tangan.
c) Mencegah Infeksi Mata
Mencegah infeksi mata merupakan hal yang baik jika tidak terlalu
memegang dan mengucek mata. Mata adalah salah satu organ vital
manusia.
Mata merah, mata kering, mata gatal atau sakit mata yang lain akan dapat
mudah sekali menular dengan satu kali sentuhan tangan.
4. Bahaya Akibat Malas Cuci Tangan, beresiko terkena Hepatitis
Menurut rilis Kementrian Kesehatan Direktorat promosi Kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, malas mencuci tangan bisa menyebabkan berbagai
penyakit. Terparah, kebiasaan ini bisa menyebabkan hepatitis A.
Sayangnya masih ada orang yang menganggap remeh perihal mencuci tangan.
Cuci tangan harus dilakukan setiap saat misalnya sebelum makan dan minum,
sebelum tidur, sebelum berhubungan intim, sebelum memakai kosmetik, dan
lain sebagainya.
Segala aktivitas ringan ataupun berat tentu ada bakteri atau kuman yang
menempel pada tangan. Jika didiamkan, maka bakteri akan mudah tumbuh dan
berkembang dengan cepat, sehingga tubh rentan terkena penyakit.
Saking pentingnya mencuci tangan, global hand washing melaporkan setiap 15
oktober diperingati sebagai hari cuci tangan sedunia. Mencuci tangan dengan
menggunakan sabun antiseptik kan lebih efektif untuk mencegah seseorang dari
berbagai penyakit.
a) Beresiko terkena Hepatitis A
Hepatitis merupakan penyakit yang merujuk pada peradangan dihati atau liver
yang disebabkan infeksi virus atau kondisi lainnya. Apabila liver terganggu oleh
inveksi virus, maka penyaringan racun dan zat-zat berbahaya ditubuh serta
produksi bilirubin, hromon hingga enzim juga akan ikut bermasalah.
Penyakit ini bisa menyebabkan kematian dengan memiliki gejla seperti urin
berwarna gelap, mual, demam, kehilangan nafsu makan, dan mata atau kulit
berwarna kuning. Oleh karena itu, anda perlu mencuci tangan supaya virus
tersebut tidak menempel pada tubuh.
b) Beresiko terkena Kanker
Kanker adalah satu diantara penyakit kronis yang bisa disebabkan oleh bakteri,
kuman, atau radikal bebas yang akan merusak sel dalam tubuh. Untuk
mencegahnya, anda harus rajin mencuci tangan supaya tubuh terhindar dari
dampak bakteri buruk dan radikal bebas.
Resiko yang satu ini biasanya adalah kanker kulit. Apalagi, jika anda
menggaruk kulit tanpa mencuci tangan kembali supaya tidak menularkan bakteri
pada bagin kulit lainnya.
c) Mudah terkena Pilek
Cuci tanga dapat meminimalkan perpindahan bakteri dari benda-benda umum
yang telah dipegang seperti ponsel,pintu, dan sebagainya. Bakteri akan mudah
menyerang sistem kekebalan tubuh seorang dan dpat mengakibatkan meriang,
demam, hingga pilek.
d) Diare dan Keracunan Makanan
Malas mencuci tangan juga bisa menyebabkan diare dan mengganggu kesehatan
sistem pencernaan. Diare bisa terjadi akibat penumpukan bakteri. Untuk
mencegahnya, anda perlu mencuci tangan sebelum makan atau minum.
Selain diare, malas mencuci tangan juga dapat beresiko keracunan makanan
karena terkontaminasi bakteri, kuman, hingga virus. Akibatnya, anda akan
mengalami gejal seperti sakit perut, muntah dan diare.
e) Rentan terkena Impetigo
Impetigo merupakan penyakit kulit menular yang biasa terjadi pada anak-anak
akibat malas mencuci tangan. Penyakit ini memiliki gejala dengan kulit
kemerahan yang kemudian berkembang menjadi lecet kecil.
Untuk mencegahnya, para orang tua wajib memberi arahan kepada sang buah
hati agar selalu rajin mencuci tangan. Mencegah lebih baik daripada mengobati.
f) Terinfeksi Bakteri E.coli dan Tipes
Malas mencuci tangan juga beresiko terkena bakteri E.coli atau Escherichia
Coli. Bakteri ini adalah kumah yang menyebar dari kotoran satu keorang lain.
Biasanya, seseorang akan terkena bakteri ini jika tidak mencuci tangan setelah
menggunakan toilet umum. Selain E.Coli, orang yang malas mencuci tangan
setelah menggunakan toilet juga beresiko terserang penyakit tifus dan tipes.

Dengan adanya sosialisi yang dilakukan oleh perawat N dan timnya, akhirnya
masyarakat sudah bisa mengetahui apa pentingnya menjaga kebersihan dengan
mencuci tangan pakai sabun, begitu juga dengan dampak atau akibat yang akan terjadi
apabila tidak nencuci tangan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peran penting dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat
2. Promosi kesehatan adalah komponen penting dalam praktek keperawatan dan
merupakan suatu cara berpikir yang bertujuan agar masyarakat berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai kesehatan
3. Promosi kesehatan secara garis besar mendorong masyarakat agar mau dan mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatan
4. Sasaran dalam promosi kesehatan bersifat langsung dan tidak langsung. Sasaran
promosi kesehatan dan kaitannya degan profesi keperawatan meliputi: Sasaran Primer
(Primary Target), sekunder (Secondary target) dan tersier (TerttiaryTarget).
5. Misi dalam promosi kesehatan antara lain advokat (advocate), Menjembatani
(mediate), dan memampukan (enable).
6. Peran perawat dalam promosi kesehatan ada di beberapa lingkup antara lain; individu
atau keluarga, tempat kerja, institusi pendidikan,pemerintah. Dalam pelaksanaan
promosi kesehatan peran perawat antara lain sebagai educator, role model,
fasilitatormaupun educator.

B. Saran
Peran perawat dalam promosi kesehatan masih belum optimal. Salah satu
diantaranya adalah kurang adanya kesadaran dari masyarakat tentang pentingnya
mengenal nilai-nilai kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa langkah dapat
dilakukan oleh perawat antara lain dengan memahami pentingnya promosi kesehatan dan
melakukan program pemberdayaan masyarakat agar dapat meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam menerima berbagai program kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/peran_perawat_dalam_Promosi_kesehatan
https://id.m.wikipedia.org
https://tirto.id
https://m.bola.com/ragam/read/4118825/6-bahaya-akibat-malas-cuci-tangan-beresiko-
terkena-hepatitis
https://www.harapanrakyat.com

Anda mungkin juga menyukai