Anda di halaman 1dari 40

MENJADI ORANG

BERUNTUNG
HIDUP DI DUNIA SANGAT SINGKAT
Garis waktu sebelum lahir Garis waktu setelah mati

∞ LAHIR MATI ∞

Seperti di pagi hari atau sore hari (QS. An-Naziat [79]: 46).
Dengan perbandingan 1 hari di akhirat = 1.000 tahun di dunia,
hidup kita di dunia, jika kita berumur 62,5 tahun hanya 1,5 jam saja.
Atau jika menggunakan perbandingan 1 hari di akhirat = 50 ribu
tahun di dunia, jika kita berumur 70 tahun hanya 2 menit 1 detik!
Waktu tersebut akan menentukan nasib kita di akherat untuk
jangka waktu yang selama-lamanya. Apakah akan bahagia selama-
lamanya, ataukah akan menderita selama-lamanya.
JANGAN SAMPAI MENYESAL
1. MANUSIA YANG PALING BERAT PENYESALANNYA
(mati dalam keadaaan kafir)
2. MANUSIA YANG BERAT PENYESALANNYA
(muslim yang ringan timbangan kebaikannya)
3. MANUSIA YANG RINGAN PENYESALANNYA
(melewati jembatan shirat lebih lama dibanding yang lain, balasan
amal di surga ternyata berlipat dan abadi)
TIMBANGAN AMAL
. ‫ َو �أ ّﻣﺎ َﻣﻦ َﺧﻔ�ﺖ َﻣ َﻮ ِازﯾْ ُﻨ ُﻪ‬. ‫ ﻓَﻬ َُﻮ ِ ْﰲ ِ�ي َْﺸ ٍﺔ َرا ِﺿ َﯿ ٍﺔ‬. ‫ﻓَأ� ّﻣﺎ َﻣﻦ ﺛَ ُﻘﻠَﺖ َﻣ َﻮ ِازﯾْ ُﻨ ُﻪ‬
‫ �َ ٌر َ�ﺎ ِﻣ َي ٌﺔ‬. ‫ َو َﻣﺎ �أد َْر َاك َﻣﺎ ِﻫ َﯿ ْﻪ‬. ‫ﻓَأ� �ﻣ ُﻪ َﻫﺎ ِوﯾ َ ٌﺔ‬
“Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia
berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang). Dan adapun orang
yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah
neraka hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka hawiyah itu? (Yaitu)
api yang sangat panas.” (QS. Al-Qari’ah, 101: 6-11)
AGAR TIDAK MENYESAL
(MENJADI ORANG BERUNTUNG)
1. MEMENUHI HIDUP DENGAN AMAL SHOLEH
2. BERAMAL DENGAN AMAL YANG PAHALANYA BERAT DAN
BERLIPAT GANDA
3. BERAMAL DENGAN AMAL YANG PAHALANYA TERUS
MENGALIR WALAUPUN KITA SUDAH MENINGGAL DUNIA
1
MEMENUHI HIDUP
DENGAN AMAL
SHOLEH
SEMAKIN DEKAT, SEMAKIN GIAT
Semakin hari, semakin dekat kita dengan waktu kematian.
Semakin dekat dengan waktu kematian, mestinya semakin
giat beribadah dan melakukan berbagai ketaatan.
SISA HIDUP FULL IBADAH
Penuhi dengan yang wajib,
Tambahi dengan yang sunnah,
Sekali-kali dengan yang mubah,
Jauhi yang makruh, tinggalkan yang haram.
PRIORITAS AMAL
Imam Al-Haramain berkata,
"Allah mengkhususkan Nabinya SAW dengan mewajibkan
sesuatu menunjukkan besarnya pahalanya. Pahala
amalan wajib tentu lebih besar daripada pahala amalan
sunnah." (Al-Asybah wa An-Nazhair, hlm. 324)
Imam Suyuthi menyatakan,
“Amalan wajib lebih utama daripada amalan sunnah.”
TERTIPU AMAL SUNNAH
Ibnu Hajar menyatakan,
“Siapa yang tersibukkan dengan yang wajib dari yang
sunnah dialah orang yang patut diberi udzur. Sedangkan
siapa yang tersibukkan dengan yang sunnah sehingga
melalaikan yang wajib, maka dialah orang yang benar-benar
tertipu.” (Fath Al-Bari, 11: 343)
MANUSIA ½ HIJRAH:
MENGERJAKAN PERINTAH, MENGERJAKAN
LARANGAN
‫ َو َﻣﺎ �أ َﻣ ْﺮ�ُ ُ ْﲂ ِﺑ ِﻪ ﻓَأ�ﺗ ُْﻮا ِﻣ ْن ُﻪ َﻣﺎ ا ْﺳ� َﺘ َﻄ ْﻌ ُ ْﱲ‬،‫َﻣﺎ ﳖَ َ ْﯿ ُﺘ ُ ْﲂ َﻋ ْﻨ ُﻪ ﻓَﺎ ْﺟتَ ِﻨ ُﺒ ْﻮ ُﻩ‬
“Apa saja yang aku larang terhadap kalian, maka jauhilah.
Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian, maka
kerjakanlah semampu kalian.” (HR. Bukhari Muslim)
MEMBIASAKAN IBADAH
HINGGA AJAL TIBA
‫ﺎت �َﻠَ ْﯿ ِﻪ‬
َ ‫ﰻ َﻋ ْﺒ ٍﺪ �َ َﲆ َﻣﺎ َﻣ‬
� ُ ‫ﯾ ُ ْﺒ َﻌ ُﺚ‬
“Setiap hamba akan dibangkitkan berdasarkan kondisi
meninggalnya” (HR. Muslim no 2878)
Berkata Al-Munaawi,
”Yaitu ia meninggal di atas kehidupan yang biasa ia jalani dan ia
dibangkitkan di atas hal itu”
(At-Taisiir bi Syarh Al-Jaami’ As-Shogiir 2/859)
TIDAK MENYEPELEKAN AMAL
‫ ﻓَ َﻤ ْﻦ ﻟ َ ْﻢ َ ِﳚ ْﺪ ﻓَب َ ِِﳫ َﻤ ٍﺔ َﻃ ِ ّﯿ َﺒ ٍﺔ‬،‫اﺗ � ُﻘﻮا اﻟﻨ� َﺎر َوﻟ َ ْﻮ � ِِﺸ ّ ِﻖ ﺗَ ْﻤ َﺮ ٍة‬
“Jauhilah api neraka, walau hanya dengan bersedekah sebiji
kurma. Jika kamu tidak punya, maka bisa dengan kalimah
thayyibah.” (HR. Al Bukhari 6539, Muslim 1016)
MEMPERBANYAK TANAMAN SURGA
‫ ﻏُ ِﺮ َﺳ ْﺖ َ ُ� َ ْﳔ َ ٌ� ِﰲ اﳉَﻨ� ِﺔ‬، ‫ﷲ َو ِ َﲝ ْﻤ ِﺪ ِﻩ‬
ِ ‫ ُﺳ� ْﺒ َ� َﺎن‬: ‫َﻣ ْﻦ ﻗَﺎ َل‬
“Barangsiapa yang mengucapkan, ‘SUBHANALLOH WA
BIHAMDIH’ (Mahasuci Allah dan dengan memuji-Nya), maka
ditanamkan untuknya satu pohon kurma di surga.”
(HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan)
TIDUR PUN MESTI JADI IBADAH
ُ َ ‫ ﻓَ َ ْﲅ � َ ْﺴت َ ْي ِﻘﻆْ ا �ﻻ ﻗَﺎ َل اﻟْ َﻤ‬،�
‫ الﻠ�ﻬُ �ﻢ ا ْﻏ ِﻔ ْﺮ‬:� ٌ َ ‫ َ� َت ِﰲ ِﺷ َﻌ ِﺎر ِﻩ َﻣ‬،‫َﻣ ْﻦ َ� َت َﻃﺎ ِﻫ ًﺮا‬
�ِ
‫ ﻓَﺎﻧ � ُﻪ َ� َت َﻃﺎﻫ ًﺮا‬،‫ِﻟ َﻌ ْﺒ ِﺪ َك ﻓُ َﻼ ٍن‬

“Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan
bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat
berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam
keadaan suci.'” (HR. Ibn Hibban 3/329)
2
BERAMAL DENGAN
AMAL YANG
PAHALANYA BERAT
DAN BERLIPAT
GANDA
RINGAN DILAKUKAN, BERAT
DI TIMBANGAN
‫ َﺣ ِبﯿبَتَ ِﺎن ا َﱃ ا �ﻟﺮ ْ َﲪ ِﻦ ُﺳ� ْﺒ َ� َﺎن‬، ‫ ﺛَ ِﻘيﻠَ َﺘ ِﺎن ِﰱ اﻟْ ِﻤ َﲒ ِان‬، ‫َ ِﳇ َﻤ َﺘ ِﺎن َﺧ ِﻔي َﻔتَ ِﺎن �َ َﲆ ال ِﻠ ّ َﺴ ِﺎن‬
� ِ ْ ِ ِ�
‫ ُﺳ� ْﺒ َ� َﺎن �ا� اﻟ َﻌﻈ ِﲓ‬، ‫ا� َو ِ َﲝ ْﻤ ِﺪ ِﻩ‬
“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan
disukai Ar Rahman yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil
‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah
Yang Maha Agung).” (HR. Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694)
SIBUK DENGAN AL-QURAN
Dari Abu Sa’id r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda,
َ ‫ﻮل َاﻟﺮ ُب ﺗَ َﺒ َﺎ َرك َوﺗَ َﻌﺎﱃ َﻣﻦ َﺷﻐ َ َُ� اﻟُ ُﻘﺮ ُان َﻋﻦ َذ� ِﺮي َو َﻣ ْﺴ�ﺌﻠَ ِﱵ َا‬
‫ﻋﻄﯿ ُﺘﻪ َاﻓﻀَ َﻞ َﻣﺎ‬ ُ ‫ﯾ َ ُﻘ‬
‫ﻀﻞ ٌا� �َﲆ �َﻠ ِﻘﻪ‬ َ ‫ﻠﲔ َوﻓَﻀ ُﻞ َ�ٓ ِم ٌا� �َﲆ َﺳﺎ�ِ ِﺮ‬
ِ ‫اﻟ� ٓ ِم َﻛ َﻔ‬ ً ِ‫ﻋﻄﻲ اﻟ ْﺴ َﺎﺋ‬ ِ ‫ُا‬
“Allah berfirman, ‘barangsiapa yang disibukan oleh al Qur’an daripada
berdzikir kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, maka Aku berikan
kepadanya sesuatu yang lebih utama daripada yang Aku berikan
kepada orang-orang yang memohon kepada-Ku, dan keutamaan
kalam Allah diatas seluruh perkataan adalah seumpama keutamaan
Allah atas makhluk-Nya.” (HR. Tirmidzi, Darimi, dan Baihaqi)
MEMBANTU SAUDARA MUSLIM
‫ﴚ َﻣ َﻊ �أخِ ِﰲ َ�ﺎ َ� ٍﺔ �أ َﺣ �ﺐ ا َ �ﱄ ِﻣ ْﻦ �أ ْن �أ ْﻋ َﺘ ِﻜ َﻒ ِﰲ َﻫ َﺬا اﻟْ َﻤ ْﺴ ِ� ِﺪ ﯾ َ ْﻌ ِﲏ‬
َ ِ ‫َو �� ْن �أ ْﻣ‬
ِ ْ �
‫َﻣ ْﺴ ِ�ﺪَ اﻟ َﻤ ِﺪﯾﻨَﺔ َﺷﻬ ًْﺮا‬
“Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk
sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini -
masjid Nabawi- selama sebulan penuh.” (HR. Thabarani)
BERJAGA DI PERBATASAN MUSUH
‫ا� ُﺳ� ْﺒ َ�ﺎﻧ َ ُﻪ َﰷﻧ َْﺖ َ ��ﻟْ ِﻒ ﻟَ ْﯿ َ ٍ� ِﺻ َﯿﺎ ِﻣﻬَﺎ‬ ِ � ‫َﻣ ْﻦ َراﺑَﻂَ ﻟَ ْﯿ َ ً� ِﰲ َﺳ ِب ِيﻞ‬
‫َو ِﻗ َيﺎ ِﻣﻬَﺎ‬
“Barangsiapa yg melakukan ribath (berjaga di perbatasan musuh) di
jalan Allah satu malam maka ia seperti mengerjakan puasa dan shalat
seribu malam.” (HR. Ibnu Majah No.2756)
SHALAT BERJAMAAH DI
MASJID BAGI LAKI-LAKI
Jika ada laki-laki berumur 60 tahun (umur efektif 30 tahun)
mengerjakan shalat fardhu sendirian, maka pahala yang dia
peroleh: 1 x 5 waktu x 365 hari x 30 tahun = 54.750.
Namun jika laki-laki itu mengerjakan shalat fardhu berjamaah, dia
akan memperoleh pahala sebanyak: 27 x 5 waktu x 365 hari x 30
tahun = 1.478.250.
BONUS SHALAT BERJAMAAH
Kalau shalat berjamaahnya dikerjakan di masjid, maka dia akan
mendapatkan bonus, setiap 1 langkahnya akan mendapatkan
ampunan dosa dan 1 langkah lainnya akan menaikkan derajatnya.
Semakin banyak langkah kakinya ke masjid, semakin banyak pula
dosanya yang diampuni dan semakin tinggi pula derajatnya di sisi
Allah SWT.
MEMBERI MAKAN BUKA PUASA
ِِ ‫اﻟﺼ‬
‫ﺎﰂ َﺷيْئًﺎ‬ � ‫َﻣ ْﻦ ﻓَ �ﻄ َﺮ َﺻﺎﺋِ ًﻤﺎ َﰷ َن َ ُ� ِﻣثْ ُﻞ �أ ْﺟ ِﺮ ِﻩ �َ ْ َﲑ �أﻧ � ُﻪ َﻻ ﯾ َ ْﻨ ُﻘ ُﺺ ِﻣ ْﻦ �أ ْﺟ ِﺮ‬
“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala
seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala
orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.”
(HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5: 192)
3
BERAMAL DENGAN
AMAL YANG
PAHALANYA TERUS
MENGALIR WALAUPUN
KITA SUDAH
MENINGGAL DUNIA
PAHALA YANG
TERUS MENGALIR
• Boleh saja umur kita hanya 60 tahun,
70 tahun atau 80 tahun.
• Namun, kita harus memiliki amal
yang pahalanya bisa terus mengalir
melampaui umur kita.
• Bisa 100 tahun, 200 tahun, 1.000
tahun, bahkan sampai hari kiamat
tiba, walaupun kita sudah meninggal
dunia, tetapi pahala kita bisa terus
mengalir dan mengalir.
YANG AKAN TERUS
MENGALIRKAN PAHALA
، ‫ ِﻣ ْﻦ َﺻﺪَ ﻗَ ٍﺔ َ� ِﺎرﯾ َ ٍﺔ‬: ‫ﺎت ْاﻻ� ْ َﺴ ُﺎن اﻧْ َﻘ َﻄ َﻊ َ َﲻ ُ ُ� ا �ﻻ ِﻣ ْﻦ ﺛَ َﻼﺛَ ٍﺔ‬َ ‫ا َذا َﻣ‬
� � �
�ُ َ ‫ َو َو َ ٍ� َﺻﺎ ِﻟ ٍﺢ ﯾ َ ْﺪ ُﻋﻮ‬، ‫َو ِ� ْ ٍﲅ ﯾُنْتَ َﻔ ُﻊ ِﺑ ِﻪ‬
“Apabila sesorang manusia meninggal maka putuslah amalnya,
kecuali tiga hal: shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan
anak sholeh yang mendoakannya.”
(HR. Muslim dan Ahmad)
AMAL JAARIYAH
Amal jaariyah ternyata tidak hanya satu macam, tetapi ada
tiga macam.
Namun, tiga macam amal jaariyah itu bukan untuk kita pilih
salah satu, kemudian yang lain untuk kita tinggalkan.
Tiga macam amal jariyah itu dapat kita amalkan semuanya.
SEDEKAH JARIYAH
Jika kita mempunyai uang, kemudian kita gunakan untuk
membangun masjid/pesantren, maka selama
masjid/pesantren itu berdiri tegak dan terus dimanfaatkan
oleh kaum muslimin untuk beribadah, insyaAllah kita akan
mendapatkan aliran pahalanya, walaupun kita sudah
meninggal dunia.
PAHALA
MEMBANGUN MASJID
• Bayangkan jika setiap waktu shalat
tiba ada 10 orang yang shalat
berjamaah di masjid, maka yang
membangun masjid akan
mendapatkan pahala sebanyak 5 x
10 x 27 = 1.350 per hari atau
492.750 per tahun atau 14.782.500
per 30 tahun.
• Bayangkan jika kita mampu
membuat 10 masjid atau 1 masjid
besar yang mampu menampung
ribuan jamaah, berapa banyak
pahala yang bisa kita dapatkan?
ILMU YANG
BERMANFAAT
• Jika kita mempunyai ilmu yang
bermanfaat, kemudian kita ajarkan
kepada orang lain, maka selama orang
tersebut mengamalkan ilmu dari kita,
insyaAllah kita akan mendapatkan
aliran pahalanya secara terus menerus,
walaupun kita sudah meninggal dunia.
• Misalnya kita mengajarkan orang
membaca Al-Quran, mengajarkan
shalat, puasa, berzakat, berhaji dan
sebagainya.
• Semakin banyak orang yang kita ajari,
insyaAllah semakin banyak aliran
pahala yang bisa kita peroleh.
ANAK SHOLEH
• Jika kita memiliki anak sholeh
yang mau mendoakan orang
tuanya, maka selama anak kita
beramal sholeh dan mendoakan
orang tuanya, insyaAllah kita akan
terus mendapatkan aliran
pahalanya walaupun kita sudah
meninggal dunia.
• Semakin banyak anak sholeh
yang kita punya, insyaAllah
semakin banyak doa yang
terpanjat untuk kita sebagai
orang tuanya.
BEKAS-BEKAS
PENINGGALAN KITA
ۡ ‫ٱ‬
‫ا�� َ ۡﳓ ُﻦ ُ ۡﳓ ِﻰ ٱﻟ َﻤ ۡﻮ َ ٰﰏ َوﻧَڪۡ ُﺘ ُﺐ َﻣﺎ ﻗَ �ﺪ ُﻣﻮ ْا َو َءاﺛَ ٰـ َﺮ ُ ۡﱒ‬

“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan
Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-
bekas yang mereka tinggalkan.” (QS. Yasiin, 36:12)
AATSAR BAIK
‫َﻣ ْﻦ َﺳ �ﻦ ِ ْﰲ اﻻ ْﺳ َﻼ ِم ُﺳ�ﻨ� ًﺔ َﺣ َﺴ�ﻨَ ًﺔ ﻓَ َ ُ� �أ ْﺟ ُﺮ َﻫﺎ َو �أ ْﺟ ُﺮ َﻣ ْﻦ َ ِﲻ َﻞ ﲠِ َﺎ ﺑ َ ْﻌﺪَ ُﻩ ِﻣ ْﻦ �َ ْ ِﲑ �أ ْن‬
ِ �
ْ َ ‫ﯾ َ ْﻨ ُﻘ َﺺ ِﻣ ْﻦ �أ ُﺟ ْﻮ ِر ْﱒ‬
‫ﳽ ٌء‬
“Barangsiapa merintis (memulai, membiasakan, membuat kebiasaan,
mempelopori) dalam agama Islam sunnah (perbuatan, kebiasaan) yang
baik maka baginya pahala dari perbuatannya tersebut, dan pahala dari
orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya, tanpa mengurangi
pahala mereka sedikitpun.” (HR. Muslim)
AATSAR BAIK
• Di suatu kampung/perusahaan tidak
pernah ada aktivitas pengajian sama
sekali. Kemudian ada orang yang
berinisiatif untuk membuat pengajian
mingguan. Ternyata aktivitas pengajian
mingguan ini berjalan terus, sampai
orang yang memelopori pengajian rutin
itu meninggal dunia.
• InsyaAllah orang yang membuat tradisi
pengajian rutin ini akan terus
mendapatkan aliran pahala dari orang-
orang yang terus mengikuti dan
melanjutkan aktivitas pengajian rutin
tersebut.
AATSAR BAIK
• Semakin banyak orang yang
mengikuti pengajian itu, maka
aliran pahalanya tentu akan
semakin banyak pula.
• Semakin lama tradisi pengajian
itu berjalan, maka akan
semakin lama pula aliran
pahala jaariyah yang akan
dinikmati oleh orang tersebut.
• Sungguh beruntung orang
yang memiliki aatsar tersebut.
AATSAR BURUK
‫َو َﻣ ْﻦ َﺳ �ﻦ ِ ْﰲ اﻻ ْﺳ َﻼ ِم ُﺳ�ﻨ� ًﺔ َﺳ ِي ّئَ ًﺔ َﰷ َن �َﻠَ ْﯿ ِﻪ ِو ْز ُر َﻫﺎ َو ِو ْز ُر َﻣ ْﻦ َ ِﲻ َﻞ ِﲠَﺎ ِﻣ ْﻦ‬
ِ �
ْ َ ‫ﺑ َ ْﻌ ِﺪ ِﻩ ِﻣ ْﻦ �َ ْ ِﲑ �أ ْن ﯾ َ ْﻨ ُﻘ َﺺ ِﻣ ْﻦ �أ ْو َز ِار ْﱒ‬
‫ﳽ ٌء‬
“Dan barangsiapa merintis dalam Islam sunnah yang buruk maka
baginya dosa dari perbuatannya tersebut, dan dosa dari orang yang
melakukannya (mengikutinya) setelahnya tanpa mengurangi dosa
mereka sedikit pun”. (HR. Muslim)
AATSAR BURUK
Di suatu kampung tidak pernah ada aktivitas perjudian.
Ketika ada orang yang mempunyai hajatan, misalnya pernikahan
atau sunatan, ada orang yang berinisiatif untuk mengajak main judi
sebagai kegiatan untuk aktivitas berjaga dan melawan rasa kantuk
semalam suntuk.
AATSAR BURUK
Semakin hari, aktivitas perjudian ini berjalan terus dan semakin banyak
pengikutnya, bahkan akhirnya menjadi menjadi tradisi yang banyak
pengikutnya.
Akhirnya tradisi ini terus berjalan, bahkan sampai orang yang memelopori
perjudian ini meninggal dunia.
InsyaAllah orang yang membuat tradisi perjudian ini akan terus
mendapatkan aliran dosa dari orang-orang yang mengikuti dan
melanjutkan aktivitas perjudian tersebut.
AATSAR BURUK
Semakin banyak orang yang mengikuti tradisi perjudian itu, maka
aliran dosanya tentu akan semakin banyak pula.
Semakin lama tradisi perjudian itu berjalan, maka akan semakin lama
pula aliran dosa jaariyah yang akan “dinikmati” oleh orang tersebut.
Sungguh sangat merugi orang yang memiliki aatsar buruk seperti itu.
SAMPAI DISINI APAKAH
SUDAH CUKUP?
Ternyata belum cukup.
Masih ada golongan orang yang lebih beruntung.
Siapa mereka dan apa amal-amal mereka?
InsyaAllah kita bahas di pertemuan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai