Anda di halaman 1dari 8

‫‪MAKALAH‬‬

‫الحديث‬

‫‪DISUSUN OLEH:‬‬

‫‪Nama‬‬ ‫‪: Sapta Ramadhani‬‬

‫‪Kelas‬‬ ‫‪: XII IPA 6‬‬

‫تربية المتعلمين الالسالمية‬

‫بمعهد المدرسة العلية االسالمية الحكومية األولى مترو‬

‫‪2023/2024‬‬
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Sebagai salah satu
syarat khutbatul wada'. Dalam menyusun karya tulis ini penulis berterimakasih
kepada:
1. Ustadz. Rokiban, S.Ag. M.Pdi. selaku Waka V bidang asrama MAN 1
METRO.
2. Para pengasuh yang telah memberikan bimbingan dan mengarahkan
sehingga makalah ini dapat di selesaikan.
3. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan baik moral maupun
materil sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis mengakui bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi penyusunan,
bahasa ataupun penulisan. Oleh karna itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Metro, 25 Maret 2024


Penulis

Sapta Ramadhani

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN
Di dalam Islam, shalat merupakan ibadah badaniyah
yang penting dan telah ditetapkan waktu pelaksanaannya.
Allah berfirman, artinya : Maka apabila kamu telah
menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri,
di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila
kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu
(sebagaimana biasa). (An Nisa`:103). Sesungguhnya
kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang
yang beriman … [An Nisa` : 104].

Untuk mengetahui waktu shalat, Allah telah


mensyariatkan adzan sebagai tanda masuk waktu shalat,
berikut tata cara adzan dan hukum Islam berkenaan dengan
adzan tersebut. Yang semuai ini, sangat penting untuk
diketahui oleh kaum muslimin. Adzan dan Iqamah
merupakan di antara amalan yang utama di dalam Islam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda :“Imam
sebagai penjamin dan muadzin (orang yang adzan)
sebagai yang diberi amanah, maka Allah memberi
petunjuk kepada para imam dan memberi ampunan untuk
para muadzin.

3
BAB II
TAKHRIJUL HADIST

A. HADIST YANG DITAKHRIJ DAN TERJEMAHANNYA

‫ َأَّن‬،‫ َع ْن َج اِبِر ْبِن َع ْب ِد ِهَّللا‬،‫ َع ْن ُمَحَّم ِد ْبِن اْلُم ْنَك ِد ِر‬،‫ َق اَل َح َّد َثَنا ُش َع ْيُب ْبُن َأِبي َحْم َزَة‬،‫َح َّد َثَنا َع ِلُّي ْبُن َعَّياٍش‬
‫َر ُسوَل ِهَّللا صلى هللا عليه وسلم َقاَل " َم ْن َقاَل ِح يَن َيْس َم ُع الِّنَداَء الَّلُهَّم َر َّب َه ِذِه الَّدْع َو ِة الَّتاَّم ِة‬
‫ َح َّلْت َل ُه‬،‫َو الَّص َالِة اْلَقاِئَم ِة آِت ُمَحَّم ًدا اْلَو ِس يَلَة َو اْلَفِض يَلَة َو اْبَع ْث ُه َم َقاًم ا َم ْح ُم وًدا اَّل ِذ ي َو َع ْدَت ُه‬
." ‫َش َفاَع ِتي َيْو َم اْلِقَياَم ِة‬

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa setelah mendengar adzan


mengucapkan, 'Allahumma Rabba hadhihi-dda` watit-tammah, was-
salatil qa'imah, ati Muhammadan al-wasilata wal-fadilah, wa b`ath-hu
maqaman mahmudan-il-ladhi wa`adtahu' [Ya Allah! Tuhan seruan
yang sempurna ini (sempurna dengan tidak menyekutukan-Mu) dan
shalat yang akan ditegakkan, berilah Muhammad hak syafaat dan
kemuliaan, dan bangkitlah. dia ke tempat terbaik dan tertinggi di
Surga yang Engkau janjikan kepadanya], maka syafaatku untuknya
akan diizinkan pada Hari Kebangkitan".

4
B. HASIL TAKHRIJ HADIST (Hadist yang sama / semakna)
1. H.R Abu Daud
‫َح َّد َثَنا ُقَتْيَبُة ْبُن َسِع يٍد َح َّد َثَنا الَّلْيُث َع ْن اْلُحَكْيِم ْبِن َع ْبِد ِهَّللا ْبِن َقْيٍس َع ْن َعاِم ِر ْبِن‬

‫َس ْع ِد ْبِن َأِبي َو َّقاٍص َع ْن َس ْع ِد ْبِن َأِبي َو َّقاٍص َع ْن َر ُسوِل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه‬

‫َو َس َّلَم َقاَل َم ْن َقاَل ِح يَن َيْس َم ُع اْلُم َؤ ِّذ َن َو َأَنا َأْش َهُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهَّللا َو ْح َد ُه اَل َش ِريَك‬

‫َلُه َو َأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسوُلُه َر ِض يُت ِباِهَّلل َر ًّبا َو ِبُمَحَّمٍد َر ُس واًل َو ِباِإْل ْس اَل ِم‬

‫ِد يًنا ُغ ِفَر َلُه‬

"Barangsiapa ketika mendengar Adzan mengucapkan, "Wa ana asyhadu an laa


ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lahuu, wa asyhadu anna Muhammadan
'abduhuu wa rasuuluh. Radhiitu billaahi Rabba wa bimuhammadir Rasuulaa, wa
bilislaami diinaa (Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah
selain Allah sematra, tidak ada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan UtusanNya. Aku rela Allah sebagai Rabb,
Muhammad sebagai Rasul, dan Islam sebagai agama), maka diampunilah
dosanya."

2. H.R Ath-Thabrani

‫ِإَذ ا َسِم ْعَت الِّنَداَء‬


‫َفَأِج ْب َداِع َي ِهللا‬

“Apabila engkau mendengar seruan (adzan), maka jawablah seruan tersebut”

5
‫‪C. I`TIBAR HADIST‬‬

‫َر ُسوُل ِهّللا‬

‫َعْم ِر و ْبن َخ ا ِرَج َة‬


‫َأَبا ُأَم اَم ة‬

‫َع ْبِد الَّرْح َم ن ْبن َغ ْنِم‬


‫ُش َر ْح ِبْيَل ْبن ُم ْس ِلِم‬

‫َشْهِر ْبن َح ْو َشب‬


‫اْبُن َعَّياش‬
‫َقَتا َد َة‬

‫َأُبو َع َو ا َنَة‬
‫َع ْبُد اْلَو َّهاِب ْبن َنْج َد َة‬ ‫ِهَشاُم ْبُن َع َّم اٍر‬
‫ُقَتْيَبُة بُن َسِع يٍد‬
‫أبى داود‬ ‫ابن ماجةأبو عبدهّللا‬
‫النسا ئ‬

‫‪6‬‬
D. PENJELASAN ISI DARI TAKHRIJUL HADIST

Umat Islam yang lurus akidahnya dan sehat pikirannya


akan merasa tentram jika mendengarkan adzan. Orang-
orang non muslim juga ada yang merasa tergetar hatinya
ketika mendengar suara adzan dan kemudian masuk Islam.
Beberapa hasil penelitian terakhir menunjukkan, bahwa
suara adzan dapat menekan penularan virus corona yang
sedang menggejala. Adzan juga dikumandangkan ketika
dalam suasana panik karena dilanda bencana, seperti angin
kencang, gempa, banjir, gunung erupsi, dan sebagainya,
agar dapat menenangkan hati dan pikiran, karena semua
yang mengendalikan adalah Allah swt.

Yang terganggu dan tidak suka dengan suara adzan adalah syaitan, sebagaimana
disebutkan dalam Hadits Nabi saw :
‫ِﺇَﺫ ﺍ ُﻧﻮِﺩَﻯ ِﺑﺎَﻷَﺫ ﺍِﻥ َﺃْﺩ َﺑَﺮ ﺍﻟَّﺸْﻴَﻄﺎُﻥ َﻟُﻪ ُﺿ َﺮ ﺍٌﻁ َﺣ َّﺘﻰ َﻻ َﻳْﺴ َﻤ َﻊ ﺍَﻷَﺫ ﺍَﻥ َﻓِﺈَﺫ ﺍ ُﻗِﻀ َﻰ ﺍَﻷَﺫ ﺍُﻥ َﺃْﻗَﺒَﻞ َﻓِﺈَﺫ ﺍ ُﺛِّﻮَﺏ ِﺑَﻬﺎ َﺃْﺩ َﺑَﺮ َﻓِﺈَﺫ ﺍ‬
‫ُﻗِﻀ َﻰ ﺍﻟَّﺘْﺜِﻮ ﻳُﺐ َﺃْﻗَﺒَﻞ َﻳْﺨ ُﻄُﺮ َﺑْﻴَﻦ ﺍْﻟَﻤ ْﺮ ِﺀ‬

“Apabila azan dikumandangkan, maka setan berpaling sambil kentut hingga dia
tidak mendengar azan tersebut. Apabila azan selesai dikumandangkan, maka ia
pun kembali. Apabila dikumandangkan iqamah, setan pun berpaling lagi. Apabila
iqamah selesai dikumandangkan, setan pun kembali, ia akan melintas di antara
seseorang dan nafsunya” (HR. Bukhari no. 608 dan Muslim no. 389).

Orang yang mendengar adzan disunnahkan menjawab dengan mengucapkan


sebagaimana yang diucapkan muadzin. Rasulullah saw bersabda:

‫ِإَذ ا َسِم ْعَت الِّنَداَء َفَأِج ْب َداِع َي ِهللا‬


“Apabila engkau mendengar seruan (adzan), maka jawablah seruan tersebut”.(HR.
ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir, no. 609).

Jika muadzin selesai adzan dan iqamat serta pendengar telah menjawabnya, maka
disunnahkan berdoa, sebagaimana riwayat dari Jabir, Rasulullah saw bersabda :
7
‫ آِت ُمَحَّم ًدا َاْلَو ِس ْيَلَة َو اْلَفِض ْيَلَة‬،‫ َو الَّص َالِة اْلَقـاِئَم ِة‬،‫ “َالّلُهَّم َر َّب هِذِه الَّدْع َو ِة الَّتاَّمِة‬: ‫َم ْن َقاَل ِع ْنَد َيْس َم ُع الِّنَداَء‬
‫” َح َّلْت َلُه َشَفاَع ِتى َيْو َم اْلِقَياَم ِة‬،‫َو اْبَع ْثُه َم َقاًم ا َم ْح ُم ْو ًدا اَّلِذ ْي َو َع ْد َتُه‬.

“Barangsiapa yang ketika mendengar adzan mengucapkan, ‘Ya Allah, Rabb


seruan yang sempurna ini serta shalat yang didirikan, berikanlah Nabi Muhammad
sebagai wasilah dan keutamaan. Tempatkanlah ia pada kedudukan yang mulia
sebagaimana Kau janjikan”. Maka dia layak mendapat syafa’atku pada hari
Kiamat.” Shahih al-Bukhari (Fat-hul Baari II/94 no. 614).

BAB III
KESIMPULAN

Dengan demikian, dari penjelasan mengenai adzan penulis dapat


menyimpulkan bahwa:

Adzan menurut bahasa adalah pemberitahuan. Sedangkan menurut syara’ adzan


ucapan-ucapan khusus yang menjadi tanda masuknya waktu shalat fardhu, atau
pemberitahuan tentang masuknya waktu shalat fardhu dengan lafal-lafal tertentu.
Iqamah yaitu memberitahukan kepada jama’ah supaya siap berdiri untuk shalat.

Menurut jumhur ulama (selain Hanabilah), diantaranya Al-Khiraqi al-Hambali,


bahwa adzan itu sunnah mu’akadah bagi laki-laki secara jama’ah disetiap masjid,
baik untuk shalat lima waktu maupun untuk shalat Jum’at. Adapun Iqamah
hukumnya Sunah mu’akkadah, baik dalam shalat fardhu yang dilakukan pada
waktuya maupun yang diqadha, munfarid maupun berjama’ah, dan bagi laki-laki
maupun wanita menurut jumhur selain Hanabilah. Dalam adzan dan iqamah
memiliki beberapa syarat-syarat dan juga sunah-sunah.

Anda mungkin juga menyukai