Anda di halaman 1dari 3

Ini Amalan Ketika Mendengarkan Adzan dari Para Ulama Yang Jarang Diketahui

Panggilan adzan bukanlah sesuatu yang sembarangan, ia berisi seruan kepada umat muslim untuk
menuju kepada Allah dengan mendirikan shalat. Dibaliknya terdapat banyak rahasia keutamaan dan
kemuliaan yang bahkan hanya Allah yang mengetahuinya. Dikatakan dalam hadist bahwa jika orang-
orang mengetahui keutamaan tersebut, mereka akan berebutan bahkan berperang untuk mendapatkan
fadilahnya. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda;

‫ وَلْو يعلمون‬.‫ َو َلْو َيْع َلُم وَن ما في الَّتْهِج يِر الْسَتَبُقوا إليه‬.‫ ُثَّم َلْم َيِج ُدوا إال أْن َيْسَتِهُم وا عليه الْسَتَهُم وا‬، ‫َلْو َيْع َلُم الَّناُس ما في الِّنداِء والَّص ِف األَّو ِل‬
‫ما في الَع َتَم ِة والُّص ْبِح ألَتْو ُهَم ا َو َلْو َح ْبوا‬

“Sekiranya orang-orang mengetahui akan rahasia keutamaan adzan dan rahasia shaf pertama, niscaya
mereka akan berebutan meraihnya meski dengan cara mengundi.” (HR Bukhari).

Dan hadits lain diriwayatkan dari Abu sa'id bahwa Rasulullah Saw bersabda;

‫َلْو َيْع َلُم الَّناُس َم ا ِفي الَّتْأِذ يِن َلَتَض اَر ُبوا َع َلْيِه ِبالُّسُيوِف‬

“Seandainya manusia mengetahui rahasia adzan, niscaya mereka akan berperang untuk
mendapatkannya.” (HR Ahmad).

Dua hadits diatas memberi tahu kita untuk tidak bermain-main dalam urusan ini, sebab luar biasanya
keutamaan menyimak dan memenuhi seruan adzan yang dikumandangkan di masjid-masjid dan
mushalla-mushalla. Mengutip Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki dalam bukunya Khashaais al-
Ummah al-Muhammadiyyah, bahwa diantara previlese menjadi umat Nabi Muhammad; mengerjakan
amal yang mungkin saja kita anggap remeh namun pahala dan balasan yang diberikan Allah sangat
besar. Salah satunya menjawab dan memenuhi panggilan adzan ini.

Dalam riwayat yang lain, disebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda :

‫َأُّيمَا َقْو ٍم ُنْو ِدَي ِفْيِهْم ِباَألَذ اِن َص بَاًحا ِإَّال َكاُنْو ا ِفي َأَم اِن ِهّٰللا َح َّتى ُيْمُسْو ا َو َأُّيمَا َقْو ٍم ُنْو ِدَي ِفْيِهْم ِباَألَذ اِن َم َس اًء ِإَّال َكاُنْو ا ِفي َأَم اِن ِهّٰللا َح َّتى ُيْص ِبُحْو ا‬

“Suatu kelompok masyarakat yang terpanggil dengan adzan (untuk menunaikan shalat) di pagi hari
(Subuh) mereka berada dalam lindungan keselamatan dari Allah hingga sore hari. Dan suatu kelompok
masyarakat yang terpanggil (untuk menunaikan shalat) di petang hari, mereka berada lindungan
keselamatan dari Allah hingga esok harinya.” (HR. Thabrani).
Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki juga menjelaskan berdasarkan riwayat yang ada, selain mendapat
ketenangan dan perlindungan keselamatan. Bahwa termasuk keutamaan menjawab adzan, seseorang
akan mendapatkan seperti apa yang didapatkan muadzin, yaitu; beribu-ribu pahala dari setiap huruf
yang dilafadzkan, Allah mengampuni dosanya, menjadi penyebab ia mati husnul khatimah, dan
diberikan surga di akhirat kelak. Alangkah nikmatnya menyimak dan menjawab adzan. Karenanya,
jangan malas dan pelit untuk mendengar dan mengikuti sebagaimana yang telah dilantunkan sang
muadzin dengan lisan kita.

Ada beberapa faidah berkaitan dengan menjawab adzan yang riwayatkan oleh beberapa ulama'. Dimulai
dari urusan niat, sebab berkata Imam Ibnu al-Mubarok bahwa betapa banyak amal kecil menjadi besar
pahalanya karena niatnya yang besar. Begitupula sebaliknya betapa banyak amal besar menjadi kecil
pahalanya sebab mengecilkan niat.

Hubabah Nur al-Haddar istri Habib Umar bin Hafidz mengajarkan niat ketika akan menjawab adzan- yang
dengan niat tersebut meskipun menjawab panggilan satu adzan, seakan-akan seseorang menjawab
panggilan seluruh muadzin di waktu adzan berkumandang, yaitu:

‫نويت اإلجابة عن هذا المؤذن وسائرالمؤذنين فى سائرالمساجد هلل تعالى‬

Artinya: Saya berniat menjawab panggilan adzan dari orang yang mengumandangkan adzan ini dan
seluruh muadzin di seluruh masjid-masjid yang berkumandang adzan.

Kemudian keterangan dari Imam Nawawi al-Bantani dalam Kitab Tanqihul Qaul. Beliau mengutip dari
salah satu hadits Rasul yang diriwayatkan Imam Qatadah:

‫ َو َر َفَع َلُه َأْلَف َدَرَجٍة‬،‫ َوَم َح ا َع ْنُه َأْلَف َس ِّيَئٍة‬،‫ َكَتَب ُهللا َتَع اٰل ى َلُه َأْلَف َح َس َنٍة‬،‫ َم ْر َح ًبا ِبالَّص َلَو اِت َو َأْهًال‬،‫َم ْن َقاَل ِع ْنَد اَألَذ اِن َم ْر َح ًبا ِباْلَقاِئِلْيَن َع ْد ًال‬

Barang siapa berkata ketika adzan dikumandangkan, “Marhaban bil qoilina 'adlan, marhaban
bissholawati waahlan.” Artinya, “Selamat datang orang-orang yang mengucapkan dengan keadilan,
selamat datang shalat-shalat dan keluarga.” Maka Allah yang Maha Luhur mencatat baginya seribu
kebaikan, menghapus darinya seribu keburukan, dan mengangkat baginya seribu derajat.

Faidah lain yang dimana tidak berkaitan dengan hukum sunnah dilakukan dalam menjawab adzan, dan
doa ini masyhur dilakukan beberapa ulama khususnya yang bermadzhab Malikiyah. (Penjelasan tersebut
dalam Kitab Mawahib al-Jalil, sementara dalam madzhab Syafi’iyah terdapat dalam kitab I’anat ath-
Thalibin.) Diriwayatkan dari Nabi Khidhir bahwa ia berkata: “Barangsiapa yang mendengar bacaan
muadzin “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah”, lalu ia berdoa “Marhaban bihabibi waqurratu 'aini
Muhammad bin abdillah Saw.”, lalu mengecup dua jari jempolnya dan diletakkan (diusapkan) ke kedua
matanya, maka ia tidak akan mengalami buta dan sakit mata selamanya.

Kemudian seusai adzan disunnahkan untuk membaca shalawat ibrahimiyah dan doa adzan yang isinya
shalawat serta bertawassul kepada Rasulullah Saw. Fadhilah bagi yang melakukan amalan ini dikatakan
bahwa Nabi akan memberi jaminan syafaat pada hari kiamat.

‫ آِت‬،‫ َو الَّصالِة اْلَقاِئَم ِة‬،‫ الَّلُهَّم َر َّب َهِذِه الَّدْع َوِة الَّتاَّمِة‬: ‫ (‌َم ْن ‌َقاَل ‌ِح يَن ‌َيْس َم ُع‌الِّنَداَء‬: )‫ َقاَل َر ُسوَل ِهَّللا (صلى هللا عليه وسلم‬: ‫َج اِبِر ْبِن َع ْبِدِهَّللا َقاَل‬
)‫ َح َّلْت َلُه َشَفاَع ِتي َيْو َم اْلِقَياَم ِة‬،‫ َو اْبَع ْثُه َم َقاًم ا َم ْح ُم وًدا اَّلِذ ي َو َع ْد َتُه‬،‫ُمَحَّم ًدا اْلَوِس يَلَة َو اْلَفِض يَلَة‬

Artinya; “Dari Jabir bin Abdullah, Nabi Saw bersabda: “Barang siapa yang membaca doa ini ketika
mendengar azan, maka akan turun untuknya syafa’at pada hari kiamat”.

Dikatakan bahwa antara adzan dan iqamah adalah waktu mustajabahnya doa. Salah satu doa yang baik
menurut Habib Ali al-Habsyi adalah mendoakan orang tua. Keutamaan dari doa tersebut adalah akan
diberikan kelapangan hidup dan menjadi sebab kabulnya doa-doa lain. Selain itu mengutip ceramah
Habib Jindan bin Novel bahwa siapa yang membaca doa tersebut akan dicatat sebagai anak yang
berbakti, meskipun pada kenyataannya bukan seperti itu, atau yang dimaksud akan menghantarkan
seorang yang sebelumnya tidak beradab menjadi anak yang berbakti pada orang tuanya.

‫ َو اْر َح ْم ُهْم َك َم ا َر َّبوَناِص َغاًرا‬٥× ‫َر ِّب اْغ ِفْر ِلْي َوِلَو اِلِد َّي‬

“Rabbighfirli wa li walidiyya (lima kali), warhamhum kama rabbawana sighara.”

Artinya, “Ya Allah ampunilah dosa-dosaku dan dosa orang tuaku dan kasihanilah mereka sebagaimana
mereka memelihara dan mendidik ku sejak kecil.[]

Anda mungkin juga menyukai