Anda di halaman 1dari 5

Khutbah Jumat: Tawakkal pada Allah, Bukan pada Jimat

rumaysho.com /15507-khutbah-jumat-tawakkal-pada-allah-bukan-pada-jimat.html

Tawakkal itu pada Allah, bukan pada jimat. Silakan baca Khutbah Jumat kali ini.

Khutbah Pertama




Amma badu

Maasyirol muslimin jamaah shalat Jumat rahimani wa rahimakumullah

Allah Taala memerintah untuk bertakwa dengan sebenar-benarnya,



Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-
kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Ali Imran: 102)

Segala puji bagi Allah tempat setiap makhluk bertawakkal. Pada Allah-lah kita bergantung, menggantungkan segala
urusan.

Tawakkal inilah contoh dari dua Nabi khalilullah, yang menjadi kekasih Allah yaitu Nabi Ibrahim alaihis salam dan
Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Saat menghadapi kesulitan yang berat mereka membaca
hasbunallah wa nimal wakiil.

Kata sahabat Ibnu Abbas, ia berkata bahwa hasbunallah wa nimal wakiil adalah perkataan Nabi Ibrahim alaihis
salaam ketika beliau ingin dilempar di api. Sedangkan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam mengatakan
kalimat tersebut dalam ayat,

Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada
mereka, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, Cukuplah Allah menjadi
Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. (QS. Ali Imran: 173).(HR. Bukhari, no. 4563)

1/5
Kata para ulama, maksud hasbunallah adalah Allah-lah yang mencukupi urusan mereka dan
nimal wakiil adalah Allah-lah sebaik-baik tempat bersandar segala urusan hamba dan yang
mendatangkan maslahat.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi besar kita Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam, juga kepada para sahabat dan istri-istri beliau yang tercinta serta pada setiap pengikut
beliau yang mengikuti beliau dengan baik hingga akhir zaman. Merekalah yang telah memberikan kita contoh
bagaimanakah beragama dengan baik dan bagaimanakah bertawakkal yang benar pada Allah.

Dalam kitab Shahih Bukhari dan Muslim, dari Abu Bashir Al-Anshori radhiyallahu anhu, bahwa ia pernah bersama
Nabi shallallahu alaihi wa sallam di sebagian safar beliau. Beliau ketika itu mengutus seorang utusan untuk
memerintahkan,

Jangan sampai dibiarkan di leher unta masih terdapat kalung (dari tali busur) atau kalung pada leher unta
melainkan itu dipotong. (HR. Bukhari, no. 3005 dan Muslim, no. 2115)

Dari Ibnu Masud radhiyallahu anhu, ia mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Sesungguhnya mantera-mantera, jimat-jimat dan pelet adalah syirik. (HR. Abu Daud, no. 3883, Ibnu Majah, no.
3530 dan Ahmad 1: 381. Hadits ini dishahihkan oleh Al-Hakim dan Adz-Dzahabi).

Kata Syaikh Muhammad At-Tamimi dalam Kitab At-Tauhid , tamimah adalah sesuatu yang dipakai oleh anak-anak
untuk mencegah ain (sawan atau pandangan hasad dari orang yang mudah hasad). Sebagian ulama -kata Syaikh
At-Tamimi rahimahullah- memberikan keringanan untuk tamimah dari Al-Quran. Sebagian ulama tidak memberikan
keringanan untuk hal ini. Seperti sahabat Ibnu Masud tetap melarang tamimah yang berasal dari Al-Quran.
Tamimah inilah yang biasa kita kenal dengan jimat.

Adapun ruqo yang disebut dalam hadits disebut juga azaim yang dimaksud adalah ruqyah. Yang terlarang yaitu
berupa mantera-mantera dukun. Sedangkan jika ruqyah itu selamat dari kesyirikan, maka masih dibolehkan.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam masih membolehkan ruqyah yang selamat dari syirik tadi, ruqyah tersebut
masih boleh digunakan untuk mengatasai ain dan humah.

Tiwalah adalah sesuatu yang dibuat yang diyakini bisa membuat istri sangat cinta pada suami atau suami sangat
cinta pada istri. Yang ada di tengah-tengah kita dikenal dengan pelet.

Dalam hadits Abdullah bin Ukaim radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Barangsiapa menggantungkan hati pada sesuatu, urusannya akan diserahkan padanya. (HR. Tirmidzi, no. 2072
dan Ahmad 4: 310. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ruwaifi, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengatakan padanya,

- -

Wahai Ruwaifi, semoga umurmu panjang sepeninggalku. Katakanlah pada orang-orang bahwa siapa saja yang
mengikat jenggotnya (dalam rangka sombong atau untuk mempercantik diri, pen-) atau memakai kalung atau
beristinja dengan kotoran hewan atau dengan tulang, maka Muhammad shallallahu alaihi wa sallam- benar-benar
2/5
berlepas diri darinya (dari pelaku dan perbuatannya). (HR. Abu Daud, no. 36; An-Nasai, no. 5067; Ahmad, 4: 108.
Syaikh Syuaib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dari Said bin Jubair, ia berkata, Siapa yang memotong jimat pada seseorang, maka ia seperti membebaskan
seorang budak. (Atsar dari Waki bin Al-Jarrah Ar-Ruasi)

Dari Ibrahim bin Yazid An-Nakhai, ia mengatakan, Murid-murid Ibnu Masud tidaklah menyukai jimat dari Al-Quran
maupun dari selain Al-Quran. (Atsar shahih dari Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannafnya)

Ada beberapa faedah penting dari hadits-hadits dan riwayat di atas,

Ancaman yang keras bagi orang yang memakai jimat.


Pahala bagi orang yang memotong jimat dari yang lainnya.
Amannya tidak memakai jimat meskipun dari Al-Quran.
Memakai jimat tanda kurangnya tawakkal pada Allah.

Para jamaah shalat jumat rahimani wa rahimakumullah

Demikian khutbah pertama ini.

Khutbah Kedua

Amma badu

Maasyirol muslimin jamaah shalat Jumat rahimani wa rahimakumullah

Di antara faedah kita bertawakkal pada Allah dengan meninggalkan berbagai jimat, pelet, rajah dan berbagai
pelindung dan anti kebal adalah:

Pertama, mendapatkan jaminan masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab. Sebagaimana disebutkan sifat mereka
dalam hadits adalah,

Mereka itu tidak melakukan thiyaroh (beranggapan sial), tidak meminta untuk diruqyah, dan tidak menggunakan
kay (pengobatan dengan besi panas), dan hanya kepada Rabb merekalah, mereka bertawakkal. (HR. Bukhari, no.
5752)

3/5
Kedua, Allah akan beri kecukupan.

Allah Taala berfirman,

Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya . (QS. Ath-
)Thalaq: 3

Ketiga, Allah menyukai orang yang bertawakkal.

Allah Taala berfirman,



)Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya . (QS. Ali Imron: 159

Demikian khutbah kami untuk Jumat kali ini. Semoga kita menjadi orang yang benar-benar bertawakkal dan
menggantungkan setiap urusan pada Allah.

Naskah Khutbah Masjid Adz-Dzikro Ngampel, Warak, Girisekar, Panggang, Gunungkidul

)Jumat Pon, 25 Jumadats Tsaniyyah 1438 H (24 Maret 2017

Download Naskah:

Diselesaikan di waktu Dhuha, @ DS Panggang, 25 Jumadats Tsaniyyah 1438 H

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

4/5
Follow Us : Facebook Muhammad Abduh Tuasikal (bisa ikuti kajian LIVE via Facebook)

Fans Page
Facebook Rumasyho | Twitter @RumayshoCom | Instagram @RumayshoCom | Channel Telegram @RumayshoCo
m | Channel Telegram @TanyaRumayshoCom | Channel Youtube Rumaysho TV

Biar membuka Rumaysho.Com mudah, downloadlah aplikasi Rumaysho.Com lewat Play Store di sini.

5/5

Anda mungkin juga menyukai