“Barangsiapa yang melawat jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qiroth. Lalu
barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga dimakamkan, maka baginya dua qiroth.” Ada
yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qiroth?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
lantas menjawab, “Dua qiroth itu semisal dua gunung yang besar.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim dari Abu Hurairah)
1. Jenazah diletakkan di tempat yang paling depan tengah, dengan posisi membujur dengan
posisi kepala berada di sebelah kanan arah kiblat.
2. Diperkenankan menshalatkan di dalam masjid
3. Terdiri dari 4 takbir, tanpa ruku’ dan sujud
4. Niat ikhlas karena Allah
5. Orang yang akan menshalatkan hendaknya memenuhi syarat syah shalat pada umumnya.
6. Dilakukan dengan berjama’ah sebanyak tiga shaf, lima shaf, dan seterusnya (dalam bilangan
gasal), bisa dilaksanakan di dalam masjid. Jika jama’ahnya hanya sedikit diusahakan menjadi
tiga shaf.
7. Imam berdiri pada arah kepala jenazah jika jenazah laki-laki, dan pada arah lambung atau
tengah jika jenazah perempuan.
8. Shalat jenazah dilakukan sebanyak empat takbir tanpa ruku’ dan sujud
9. Janganlah melaksanakan shalat jenazah pada waktu terbit matahari sehingga naik, pada waktu
matahari tengah-tengah, dan pada waktu hampir terbenam matahari sehingga benar-benar
terbenam.
Cara Pertama:
1. Takbir Pertama (Takbiratul Ihram)
Dengan niat ikhlas karena Allah SWT bertakbirlah dengan mengangkat tangan, kemudian
membaca surat Al-Fatihah :
1
Kemudian membaca Shalawat atas Nabi:
ت َعﻠَىِ ابْـ َر ِاه ْي َم َواَ ِل اِبْـ َر ِاه ْي َم َوَ ِر ْك َعﻠَى ُﳏَ ﱠم ٍد
َ صﻠﱠْي ٍ ٍ
َ صﻠّى َعﻠَى ُﳏَ ﱠمد َو َعﻠَى اَ ِل ُﳏَ ﱠمد َك َما
ِ اَﻟﻠﱠه ﱠم
َ ُ
ِ ِ ِ
َ ت َعﻠَى ابْـ َر ِاه ْي َم َواَ ِل ابْـ َر ِاه ْي َم انﱠ
َِ ك
ﲪ ْي ٌد َِﳎ ْي ٌد َ َواَ ِل ُﳏَ ﱠم ٍد َك َما َ َرْك
“Ya Allah curahkanlah segala rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga
Muhammad. Sebagaimana Engkau telah memberi rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga
Ibrahim. Dan berilah berkah kepada Nabi Muhammad dan keluarga Muhammad.
Sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Ibrahim.
Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji, Maha Mulia”.
2. Takbir kedua
Membaca takbir, lalu membaca do’a untuk jenazah:
ْﺞ َوبَـ َرٍد َونَـ ِّﻘ ِﻪ ٍ ﻒ َع ْﻨﻪُ َوأَ ْك ِرْم نُـ ُﺰﻟَﻪُ َوَو ِّﺳ ْﻊ ُﻣ ْد َﺧﻠَﻪُ َوا ْﻏ ِﺴﻠْﻪُ ِﲟَ ٍاء َوﺛَـﻠ
ُ اﻟﻠﱠ ُه ﱠم ا ْﻏ ِﻔ ْر ﻟَﻪُ َو ْار َﲪْﻪُ َو َعاﻓِ ِﻪ َوا ْع
ﲑا ِﻣ ْن أ َْهﻠِ ِﻪ ِ ِ ِ ِ َاﳋَطَا َكما يـﻨَـ ﱠﻘى اﻟثـﱠوب اﻷَبـيض ِﻣن اﻟ ﱠدن
ً ْ س َوأَبْدﻟْﻪُ َد ًارا َﺧ ْ ًﲑا ﻣ ْن َدا ِره َوأ َْهﻼً َﺧ َ ُ َْ ُ ْ ُ َ َ ْ ﻣ َن
ِ
اب اﻟﻨﱠا ِر ِ ِِ ِ ِ ِ
َ َوَزْو ًﺟا َﺧ ْ ًﲑا ﻣ ْن َزْوﺟﻪ َوﻗﻪ ﻓ ْﺘـﻨَﺔَ اﻟْ َﻘ ِْﱪ َو َع َﺬ
“Ya Allah, ampunilah dia (mayat), berilah rahmat kepadanya, maafkanlah dia, dan
selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), dan tempatkanlah di tempat yang
mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air, salju dan air embun.
Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih
dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau
istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih
baik daripada istrinya (atau suaminya), jagalah dia dari fitnah kubur dan siksa api neraka”.
(HR Muslim no. 1601)
3. Takbir ketiga
Membaca takbir, lalu membaca do’a untuk orang yang masih hidup dan untuk jenazah:
2
“Ya Allah jadikanlah ia bagi kami sebagai pendahulu (penjemput), pelebihan (tabungan),
dan upah (pahala)” (HR Baihaqi dari Abu Hurairah)
4. Takbir keempat
Setelah membaca takbir dilanjutkan menoleh ke kanan dan ke kiri sambil membaca salam :
ِ
ُﺴﻼَ ُم َعﻠَْي ُﻜ ْم َوَر ْﲪَﺔُ ﷲ َوبَـ َرَكاﺗُﻪ
اَﻟ ﱠ
“Semoga keselamatan, rahmat Allah dan barakah Allah tercurah atasmu”. (Berdasarkan
Hadis Riwayat Abu Dawud dari Wa’il Ibn Hujr)
Cara Kedua:
1. Takbir Pertama (Takbiratul Ihram)
Dengan niat ikhlas karena Allah SWT bertakbirlah dengan mengangkat tangan, kemudian
membaca surat Al-Fatihah
2. Takbir kedua
Membaca takbir kemudian membaca Shalawat atas Nabi
3. Takbir Ketiga
Membaca takbir kemudian membaca do’a:
ْﺞ َوبَـ َرٍد َونَـ ِّﻘ ِﻪ ٍ ﻒ َع ْﻨﻪُ َوأَ ْك ِرْم نـُ ُﺰﻟَﻪُ َوَو ِّﺳ ْﻊ ُﻣ ْد َﺧﻠَﻪُ َوا ْﻏ ِﺴﻠْﻪُ ِﲟَ ٍاء َوﺛَـﻠ
ُ اﻟﻠﱠ ُه ﱠم ا ْﻏ ِﻔ ْر ﻟَﻪُ َو ْار َﲪْﻪُ َو َعاﻓِ ِﻪ َوا ْع
ﲑا ِﻣ ْن أ َْهﻠِ ِﻪ ِ ِ ِ ِ َاﳋَطَا َكما يـﻨَـ ﱠﻘى اﻟثـﱠوب اﻷَبـيض ِﻣن اﻟ ﱠدن
ً ْ س َوأَبْدﻟْﻪُ َد ًارا َﺧ ْ ًﲑا ﻣ ْن َدا ِره َوأ َْهﻼً َﺧ َ ُ َْ ُ ْ ُ َ َ ْ ﻣ َن
ِ
اب اﻟﻨﱠا ِر ِ ِِ ِ ِ ِ
َ َوَزْو ًﺟا َﺧ ْ ًﲑا ﻣ ْن َزْوﺟﻪ َوﻗﻪ ﻓ ْﺘـﻨَﺔَ اﻟْ َﻘ ِْﱪ َوعَ َﺬ
4. Takbir keempat
Membaca takbir kemudian membaca do’a:
Penyusun, Drs. Sulaiman, M.A. Wakil Kepala smamda, dan PCM Gubeng Kota Surabaya
3