Anda di halaman 1dari 39

YATIM BAHAGIA

@SENYUMSYUKUR

Terbit April 2023

Ini ebook gratis. Boleh dishare sesuka hati. Asal

jangan diperdagangkan.
..
Terima kasih atas setiap luka dan kehilangan.

Semoga Allah jadi satu-satunya tempat hati

bergantung dan berharap.


KEHIDUPAN
SEORANG
YATIM
PERNAHKAH KAMU BERPIKIR BAGAIMANA
HIDUP MENJADI YATIM?

Atau jangan-jangan, membayangkannya saja kamu

tak mampu?

Ada satu kisah yang membekas diingatanku

tentang ini. Cerita yang pernah disampaikan oleh

seorang dai Timur Tengah sana. Karena dia lumpuh

hampir seluruh tubuh, tak bisa bergerak leluasa,

makan disuapin, berjalan pakai kursi roda, maka di

akhir setiap ceramah dia selalu bertanya,

“Siapakah di antara kalian yang mau menjadi

sepertiku?”

Tanya itu telah berulang kali dilontarkan di

berbagai tempat. Telah diajukan ke berbagai orang

dan kelompok. Tapi tak pernah ada jawaban. Tak

pernah ada yang mau.


Hingga dia mengunjungi satu panti asuhan, ada

pemuda yang mau menjadi seperti dia. Mau

lumpuh dan terus terbaring lemah di kursi

rodanya.

Ketika ditanya kenapa, alasannya sangat

sederhana.

Karena dai itu masih punya orang tua, sedang dia

tak punya. Saat Idul Fitri, hari raya, Ramadhan,

senang, orang tuanya tak ada. Saat dia sedih,

menangis, patah hati, kecewa, tak ada ayah atau

ibu tempat bercerita. Dadanya sempit, dunianya

hampa. Tak lagi sama ketika orang tuanya masih

ada.

Sebagai yatim piatu sejak usia sepuluh tahun, aku

paham rasa itu. Aku mengenal betul perasaan itu.

Dunia tetap berwarna, tapi tak lagi indah seperti


mereka masih ada. Hidup menjadi sedikit lebih

keras. Bahkan untuk beberapa orang menjadi

terhenti.

Jika kamu ingin sedikit merasakan bagaimana

perasaan itu, coba pandanglah wajah orang tuamu

saat terlelap. Kemudian bayangkan kedua matanya

tidak akan terbuka lagi selamanya. Percayalah,

tanpa sadar nafasmu akan tiba-tiba sesak. Air

matamu menetes bahkan mengalir tak

tertahankan.
Aku kabarkan padamu satu hal. Idul Fitri

tetaplah Idul fitri. Tapi tanpa pelukan

orang tua, bahagianya terasa lain.

Dan rumah tetaplah rumah. Namun jika

hilang orang tua, nyamannya akan

berbeda.

Cinta Sebelum Jumpa hal 182


BISAKAH
YATIM
BAHAGIA?
ADAKAH YATIM BAHAGIA?

Aku paham tak ada yang bahagia dengan kematian

ayahnya. Aku juga tahu tak ada yang senang

dengan kepergian ibunya. Aku pun yakin semua

anak akan diterpa badai sedih saat orang tua pergi

untuk selamanya. Karena semua itu telah menjadi

bagian cerita yang pernah aku lalui.

Namun kehilangan orang tua bukan alasan untuk

hidup dalam kesedihan dan putus asa terus

menerus. Karena apapun yang terjadi hidup harus

tetap berlanjut. Seremuk apapun hati jangan

pernah putus asa dari rahmat Ilahi.

Ingatlah semua orang berhak bahagia, termasuk

anak yatim sekalipun. Untuk itu aku ingin berbagi

lima tips bahagia buat hati yang lagi kehilangan

orang tua. Semua aku rangkum dari pengalaman


hidup menjadi yatim sejak usia sepuluh tahun.

Semoga bisa memberikan sudut pandang baru

terhadap hidup yang kadang terlihat tidak adil.

Semoga bisa mengusir galau, hilangkan sedih, dan

kobarkan semangat di setiap dada.


(satu)
BERDAMAI DENGAN TAKDIR

Sejak lahir aku sudah kehilangan kedua kakekku.

Mereka wafat bahkan sebelum aku dilahirkan.

Kemudian aku kehilangan ibu sejak usia satu tahun

dan ditinggal ayah saat duduk di bangku kelas

empat sekolah dasar. Sebelum ditinggal ayah aku

sempat berpisah dengan saudara terdekatku.

Kakak yang mengajarkan banyak hal saat aku masih

sangat kecil.

Awalnya aku tak pernah bertanya tentang

kepergian dan kehilangan yang datang silih

berganti. Tapi sejak kehilangan ayah hati ini mulai

bertanya-tanya, mengapa Allah selalu

memisahkanku dengan orang-orang yang aku

cintai? Adakah Allah tak adil?


Tanya itu terus terulang hingga aku masuk ke dunia

perkuliahan. Tahukah kamu Kawan, ketika di awal

perkuliahan aku dilanda kehampaan hidup.

Merasa salah jurusan. Salah melangkah. Hingga

ada satu peristiwa yang menjawab semua

kegalauan itu. Peristiwa yang membuatku

bersyukur atas segala kehilangan-kehilangan yang

telah lalu. Peristiwa yang begitu sederhana namun

mengandung hikmah yang luar biasa. Peristiwa itu

terjadi di depan mataku sendiri.

Seorang teman berjalan dengan sangat hati-hati.

Lantai yang licin membuatnya harus melangkah

satu-satu. Dari awal menuruni anak tangga ia

berhasil. Namun ketika menyisakan satu anak

tangga lagi, dia jatuh tersungkur basah. Melihat itu

aku terdiam lama. Benarlah apa yang telah Allah

tuliskan untuk kita pasti akan menimpa. Apa yang


tidak Allah tuliskan untuk kita tidak akan pernah

menjadI milik kita. Tak akan celaka kalau Allah

takdirkan selamat, tidak akan selamat jika

ditakdirkan celaka.

“Tiada sesuatu bencana yang menimpa di

bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri

melainkan telah tertulis dalam kitab

(Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami

menciptakannya. Sesungguhnya yang

demikian itu adalah mudah bagi Allah.”

(Al-Hadid : 22)

“Hai nak, sesungguhnya aku akan

mengajarimu beberapa kalimat: Jagalah

Allah niscaya Dia akan menjagamu,

jagalah Allah niscaya kau akan menemui-

Nya berada di hadapanmu. Bila kau


meminta maka mintalah pada Allah dan

bila kau meminta pertolongan maka

mintalah kepada Allah. Ketahuilah

sesungguhnya seandainya seluruh

manusia bersatu untuk memberimu

manfaat, niscaya mereka tidak akan

memberi manfaat apa pun kepadamu

selain yang telah ditakdirkan Allah

untukmu. Dan seandainya mereka bersatu

untuk membahayakanmu,niscaya mereka

tidak akan membahayakanmu sama sekali

kecuali yang telah ditakdirkan Allah

atasmu. Pena-pena (penulis takdir) telah

diangkat dan lembaran-lembaran (tempat

menulis takdir) telah kering.” (HR. At-

Tirmizi)
Untuk itu jangan pernah takut dan sedih selama

kamu seorang muslim. Karena yang menimpa

seorang muslim semuanya adalah kebaikan. Jika

itu nikmat maka syukur menjadi teman. Andaipun

musibah maka sabar adalah obat.

Peristiwa sederhana itu menjadi titik tolak

hidupku. Sejak peristiwa itu aku bisa berdamai

dengan takdir. Menerima semua yang telah Allah

takdirkan tanpa bertanya kenapa. Karena yakin

semua itu adalah yang terbaik.

Maka berdamailah dengan takdir yang

menimpamu wahai hati. Ikhlaskan apa yang telah

terjadi. Allah itu Maha Adil dan Bijaksana. Dia tidak

akan menguji di luar batas kemampuan hamba-

Nya.
(dua)
BERBURU HIKMAH

Ketika Allah menakdirkan sesuatu yakinlah banyak

hikmah di balik peristiwa itu. Ketika Allah

mengambil ayah atau ibumu yakinlah Allah telah

menyiapkan pengganti untuk menjagamu. Asal

kamu ikhlas dan mau merenung akan kamu dapati

ternyata Allah sangat baik padamu. Begitu banyak

nikmat yang Dia berikan tanpa kamu sadari.

Nikmat yang bahkan tak pernah kamu pinta. Begitu

banyak. Tak terhitung jumlahnya!

Setelah peristiwa bersejarah itu, aku merenungkan

kembali kisah hidup yang telah berlalu.

MasyaAllah, banyak hikmah luput yang tak pernah

aku syukuri. Benar Allah telah mengambil ibu

kandungku sejak bayi, namun Allah gantikan

dengan ibu susu yang selalu menyayangi sepenuh

hati. Benar Allah mengambil saudara terdekatku,


tapi Dia gantikan dengan kakak perempuan yang

telah mengajarkan banyak hal. Benar Allah telah

mengambil ayahku sejak kelas empat SD, namun

Allah memberikan kakak sulung yang

bertanggungjawab. Kakak yang rela menderita

agar adik-adiknya bahagia.

Kawan, bersyukurlah dengan hidupmu saat ini.

Allah begitu baik padamu. Kamu hanya melihat

musibah yang menimpa tanpa memandang

nikmat yang telah Dia curahkan untukmu!

Akupun melanjutkan perenungan itu. Dulu aku

bertanya-tanya mengapa selalu tertua di kelas.

Ternyata jika cepat sekolah maka aku tak akan

masuk SMP unggulan sebagai angkatan pertama di

kotaku. Dulu aku bertanya-tanya mengapa tak lulus

universitas impianku. Ternyata di pondok


pesantren itu aku menemukan arti hidup. Bahkan

aku bisa memahami bahasa yang mengantarkanku

bertualang ke luar negeri. Terlebih di sana aku bisa

mengenal Tuhan, mengenal Allah yang telah

menciptakanku dan alam semesta. Memahami

bahasa Arab yang dengannya Al-Quran diturunkan.

Indah bukan?

Semua hikmah dan perenungan itu aku tulis satu

persatu dalam sebuah buku. Setiap menuliskan

musibah aku buru segala hikmah di baliknya. Ketika

mengalami kehilangan, aku cari hadiah pengganti

yang Allah berikan. MasyaaAllah, ternyata di balik

semua kisah ada hikmah yang terselip. Di balik

setiap musibah ada nikmat yang menyertai.

Kawan, kalau boleh aku beri saran lakukan hal itu

setelah kamu membaca ebook ini. Tuliskan segala


kisah yang menurutmu adalah musibah. Kemudian

galilah hikmah dalam setiap musibah itu. Aku yakin

kamu akan menemukan banyak hikmah yang dulu

tak pernah disadari. Membuatmu menangis

bersyukur atas nikmat Allah yang tak terperi.

Membuatmu malu untuk mengeluh.

Menjadikanmu manusia baru yang pandai

bersyukur dan pantang mengeluh.


(tiga)
MOVE ON

Setelah bisa berdamai dengan takdir dan berburu

hikmah dalam setiap kisah, selanjutnya yang harus

kamu lakukan adalah move on. Apa itu move on?

Secara sederhana move on berarti pindah, hijrah,

bergerak, atau beranjak.

Takdir yang telah berlalu tidak akan pernah bisa

diubah. Kamu hanya bisa berdamai dan mengambil

pelajaran darinya. Lalu bagaimana dengan takdir

yang belum terjadi?

Kawan, takdir itu adalah kepastian yang harus

terjadi. Telah Allah tuliskan beribu tahun sebelum

menciptakan dunia ini. Pena telah diangkat dan

lembaran telah mengering.

Namun Kawan, tak ada seorang pun yang tahu

takdirnya di masa depan. Jangankan puluhan


tahun, lima menit ke depan tak ada yang tahu

musibah atau nikmat yang akan mendatanginya.

Bukankah kecelakaan itu hanya dalam hitungan

detik? Bukankah kematian itu tak pernah terduga

datangnya? Bukankah banyak orang kaya tiba-tiba

jatuh miskin karena perusahaannya bangkrut atau

rumahnya terbakar? Takdir selalu menjadi rahasia

Ilahi.

Lalu mengapa takdir itu rahasia?

Salah satu hikmahnya agar hati memaksimalkan

usaha, melebihkan doa, memperbesar tekad, dan

memperdalam tawakal. Agar jiwa tak menyerah,

berputus asa dengan keadaan, dan bangkit

memperbaiki diri. Karena semua masih ada

kemungkinan untuk berubah. Semuanya bisa

terbalik jika diri mau bergerak dan move on.


Benar Allah telah menetapkan takdir untuk semua

makhluk-Nya. Namun dalam firman lainnya, Allah

berjanji akan mengubah suatu kaum jika mereka

mau mengubah diri mereka sendiri.

“Sesungguhnya Allah tidak akan

mengubah nasib suatu kaum sampai

mereka mengubah apa-apa yang ada

pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)

Maka cara terbaik mengubah keadaan adalah

dengan memperbaiki diri sendiri terlebih dahulu.

Karena janji Allah adalah pasti dan Dia tidak akan

pernah menyalahi janji.

Biarlah masa lalu sekelam apapun dia. Biarlah

masa lalu seburuk apapun dia. Yang harus kamu

lakukan adalah berbenah, memperbaiki diri, dan

bergerak ke arah yang lebih baik. Karena sekelam


atau seburuk apapun sebuah masa lalu, setiap diri

berhak membuka lembaran baru.

Berubah, move on, dan bergeraklah! Tingggalkan

masa lalu yang penuh kesedihan! Tinggalkan masa

lalu yang penuh keputusasaan! Tinggalkan masa

lalu yang penuh keluh dan pasrah dengan keadaan!

Saatnya untuk menapaki masa depan yang lebih

baik, lebih cerah, dan penuh dengan syukur.

Saatnya untuk berubah menjadi lebih baik dan

menjadi manusia yang lebih berarti. Karena siapa

yang menyerah dengan takdir yang belum terjadi,

yakinlah hidupnya tak akan pernah sukses dan

bahagia!
(empat)
DEKATI PEMILIK TAKDIR

Kawan, bahagia letaknya di hati dan itu adalah

karunia Ilahi. Bukankah hati ada dalam genggaman

Allah? Dia membolak-balikannya sesuai Ilmu dan

Kehendak-Nya. Maka dekatlah dengan Allah

Pemilik Takdir. Agar hatimu senantiasa hidup dan

bahagia.

Ketika ditakdirkan menjadi yatim, ibu angkatku

selalu berpesan, “Nak, jika kau butuh sesuatu

maka mintalah pada Allah. Allah malu jika tidak

mengabulkan doa anak yatim yang meminta

pada-Nya.”

Nasehat itu selalu terngiang di telingaku. Terlebih

saat kesulitan datang melanda. Benar, Allah tak

pernah mengecewakan orang-orang yang

mengharap hanya pada-Nya.


“Barangsiapa bertakwa kepada Allah

niscaya Dia akan mengadakan baginya

jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari

arah yang tiada disangka-sangkanya.”

(QS. Ath-Thalaq: 2-3)

“Dan barang siapa yang bertakwa kepada

Allah, niscaya Allah menjadikan baginya

kemudahan dalam semua urusannya.”

(QS. Ath-Thalaq: 4)

Untuk itu jika dulu hidupmu jauh dari Allah maka

saatnya untuk mendekat. Allah sangat senang

melihat hamba-Nya yang membersihkan diri dan

mau bertaubat. Jangan pernah tinggalkan shalat

lima waktu. Belajarlah mengaji bagi yang belum.

Dan bagi yang telah lancar mengaji, jadikan Al-

Quran sebagai penenang gundah. Lantunkan ia di


malam-malam sepi. Sungguh itulah obat gundah

yang paling manjur.

Dekatlah dengan Allah, kenali Dia, niscaya

hidupmu akan selalu dihiasi bahagia.


(lima)
TAKDIR YANG PASTI

Jika aku boleh bertanya, apa pelajaran paling

berharga bagi kita yang ditakdirkan menjadi yatim?

Semua kehilangan, perpisahan, dan kematian

orang terdekat yang datang bertubi-tubi di masa

kecil mengajarkan satu hal bagiku, bahwa kematian

itu adalah pasti dan suatu saat nanti aku dan kamu

juga akan mati.

Lalu jika diri mati kelak, adakah kebaikan yang telah

disemai atau manfaat yang sudah disebar?

Jika tahu hidup ini akan berakhir hendaklah setiap

diri harus memiliki visi atau impian hidup. Impian

yang diperjuangkan sampai mati. Impian yang

membuat hidup lebih terarah. Impian yang ingin

kamu gapai Kawan. Sederhananya, jika mati kelak

kamu ingin dikenal sebagai apa? Jawaban dari


pertanyaan itu adalah impian yang harus kamu

bela dan perjuangkan.

Sudah terpikirkan?

Jika belum, silakan dicari dulu. Jika sudah, boleh

kamu bagikan kepadaku. Bisa tulis di stori IG-mu

dan tag akunku @senyumsyukur.

Semoga segala kebaikan yang kamu impikan bisa

terwujud dan kita bisa berjumpa di puncak

kesuksesan. Di dunia, lebih-lebih di surga kelak.


Alhamdulillah. Selesai. Terima kasih sudah
menshare. Terima kasih sudah mengapresiasi!

Isi ebook ini sebagian besar dikutip dari buku


Cinta & Kehilangan bab Kehilangan Orang Tua.
Untuk info lengkapnya lihat bagian akhir ebook
ini.
(penutup)

Q : bolehkah mencetak ebook ini secara mandiri?

A : boleh. Asalkan bukan untuk diperjual-belikan.

Q : bolehkah meminjamkan ebook ini?

A : boleh. Ini ebook gratis. Boleh dibagikan kepada


siapa saja.

Q : bolehkah menshare isi ebook ini lewat stori


WA atau medsos lainnya?

A : boleh banget.

Q : Bagaimana cara untuk mendapatkan buku


Cinta dan Kehilangan.

A : Segera hubungi di WA 0812 8642 7969. Stok


bukunya masih ada.
SEPULUH JUTA PERTAMA DARI LUKA

Ini tentang luka, harta, dan karya. Dari pemahaman dan pengalaman
penulis yang yatim sejak belia.

Bahwa dalam luka, air mata, dan kehilangan ada lautan permata. Jika
hati mampu menyelami, pasti akan temukan harta tiada tara.

Sepuluh, seratus, sejuta hanyalah angka. Itu bukanlah hal utama.


Pemahaman yang baik atas setiap luka, itulah nikmat yang tak terkira.

***

Ebook ini hanya 20K. Dapat bonus 3 ebook. Untuk pembelian silakan hub
WA 0812 8642 7969
Jika hatimu lagi frustasi karena kehilangan orang tua,
ketahuilah buku ini ditulis oleh seorang yang telah
kehilangan kedua orang tuanya sejak usia 10 tahun.

Jika kamu sedang depresi akibat kehilangan buah hati,


penulis juga pernah kehilangan anak pertamanya.

Jika kamu tengah patah hati bersebab kehilangan cinta,


ketahuilah buku ini terbuat dari rasa patah dan air
mata. Tentang janji-janji yang dikhianati, cinta bertepuk
sebelah tangan, noda masa lalu, penantian yang tak
berujung, diam-diam patah, dan urusan perasaan cinta
dan kehilangan lainnya.

Alhamdulillah atas izin Allah buku ini telah menemani


ribuan hati dalam beranjak. Semoga kamu menjadi
teman selanjutnya.

Buku ini hanya tersedia dalam bentuk fisik. Untuk


pembelian silakan hub WA 0812 8642 7969

Anda mungkin juga menyukai