Anda di halaman 1dari 6

Pengkajian

Prosa

Tema Utama & Tema Tambahan


dalam Novel “Bumi”
Karya Tere Liye
3SA02_Vinna Ludviani (17618247)
Tema Utama

Tema utama yang terdapat dalam novel “Bumi” karya Tere Liye adalah tentang petualangan
tokoh utama bersama kedua temannya menemukan jati diri mereka.
o Kekuatan yang dimiliki Raib—gadis remaja usia lima belas tahun—muncul pertama
kalinya ketika dia masih kecil.
o Pertemuan pertamanya dengan sosok tinggi kurus; yang sudah mengawasi Raib dari kecil.
o Pangkapan Raib saat bersama kedua temannya oleh Tamus (sosok tinggi kurus)—namun
berhasil digagalkan oleh Miss Keriting/Miss Selena.
o Buku PR matematika [buku kehidupan] mengirim Raib dan kedua temannya ke Kota Tishri
—Klan Bulan.
o Kenyataan kalai Raib bukan anak kandung orang tuanya.
o Masalah yang lebih besar.
Bukti kutipan
 ”Eh, maksudku, ini jelas bukan buku PR biasa lagi, Ra.
Ini benda dari dunia lain, atau entahlah.” Ali menggaruk
kepalanya, berusaha membela diri. ”Jadi, eh, lebih baik
kamu yang me­nyentuhnya. Kamu sepertinya yang punya
 Aku sungguh tidak menyadari saat itu. Itulah kali urusan dengan dunia lain itu.” … Terdengar suara
pertama kekuatan itu muncul. Kekuatan yang tidak gelembung air meletus. ... Astaga! Lihatlah. Semua di
pernah berhasil aku me­ngerti hingga hari ini, kekuatan sekitar kami telah berubah. Ini bukan kamarku, bahkan ini
yang kurahasiakan dari siapa pun hingga usiaku lima entah ruang­an apa. … ”Kota Tishri.” —hal 160, 161,
belas. —hal 2 168
 ”Halo, Gadis Kecil.” … Sosok tinggi kurus itu entah  Av mengangguk takzim, menatapku lembut. ”Sudah
kuduga. Mereka tentu saja tidak tahu. Kamu tahu kenapa
dari mana datangnya telah berdiri di depanku.
mereka tidak tahu, Gadis Kecil?”; Aku bingung dengan
Matanya menatap memesona. —hal 19
maksud tatapan itu.; ”Karena mereka bukan orangtuamu
 Saatnya menjemputmu, Gadis Kecil.” Sosok itu yang sesungguhnya.” —hal 212
semakin dekat. … ”Ringkus mereka berdua!” Sosok  …”Satu saja kemungkinan itu benar, masalah kita jauh
tinggi kurus itu tidak peduli. … ”Kamu harus segera lebih serius daripada yang diduga. …—hal 215
tinggalkan mereka, atau...”; ”Atau apa, Selena?”
Sosok tinggi kurus itu tertawa lagi.; ”Aku akan
melawan,” Miss Selena menjawab tegas. —hal 135,
138, 143-144
Tema Tambahan

Tema tambahan yang terdapat dalam novel “Bumi” karya Tere Liye adalah persahabatan dan
kekeluargaan.
o Raib yang sangat mengagumi mamanya yang hebat.
o Perhatian-perhatian sederhana yang ditunjukkan orangtua Raib.
o Saat hampir terjadi perseteruan Raib, Seli, Ali dan Ilo dengan pasukan tersebut, Ily-anaknya Ilo-
menyelamatkan mereka sekaligus ibu dan adiknya –Vey dan Ou- dengan me-restrart system dari pusat
pengendali.
o Saat tiang listrik setinggi pohon kelapa berderak roboh dan hampir menimpa Raib dan Seli, mereka
saling melindungi; lalu Ali yang membantu mereka bersembunyi
o Mereka saling melindungi ketika Tamus dan pasukannya hendak membawa pergi Raib.
o Ketika mereka terjebak diantara perebutan kekuasaan di Klan Bulan yang mengharuskan mereka
membela diri melawan seribu pasukan, mereka tetap saling percaya dengan Ali Si Ahli Strategi.
Bukti kutipan o …Mama ber­teriak membangunkan Papa dan meneriakiku agar
bergegas. Mama sibuk memulai hari, menyiapkan sarapan, dan
membereskan kamar. Mama selalu begitu, terlihat sibuk. Terlepas dari
peraturannya aku benci peraturan-peraturan Mama yang kalau
o ”Lari, Seli!” Aku berusaha menarik lengan Seli. Delapan kabel itu dibukukan bisa setebal novel Mama ibu rumah tangga yang hebat,
bergerak lebih cepat. Seperti delapan tangan panjang yang siap cekat­an, mengurus semua keperluan rumah tangga sendirian, tanpa
menyengat.; Demi menatap tiang besar itu, Seli lompat, bergegas, tiga pembantu.—hal 8
kabel yang melilit tubuhnya luruh ke bawah. Dia menyambar lenganku. o ”Jangan lupa sarapan lagi di sekolah, Ra.”; ”Ra tidak akan lupa, Ma.
Kali ini dia yang berseru panik, ”Lari, Ra!”; ”Segera tinggalkan tempat Peraturan ketujuh keluarga kita: sarapan selalu penting.” Aku
ini, Ra, Seli.” Ali mengulurkan tangan, menawarkan bantuan. —hal 127,
mengangkat tangan, hormat.; Aku tahu kebiasaan keluarga kami. Papa
129
selalu suka ”menasihatiku” dengan caranya sendiri. … Terlepas dari
o ”Aku tidak akan mengizinkanmu membawa temanku pergi!” Ali meraih kesibuk­annya—juga topik pembicaraan yang kadang tidak
ranselnya, mengeluarkan sesuatu, pemukul bola kasti.; ”Jangan pernah menyambung dengan situasi—bagiku Papa menyenangkan. Dia se­lalu
memukul temanku!” Seli berteriak, suaranya serak. Seli jelas sekali takut ada saat aku butuh seorang papa. —hal 13, 15
menghadapi situasi ini. Kakinya bahkan terlihat gemetar, berusaha berdiri o
”Aku di­tugaskan di pusat pengendali sistem kereta bawah tanah selama
kokoh.; Aku mendesah cemas. Apa yang harus kulakukan? Aku juga
masa transisi..."; "...Aku berada di ruang kendali backup. Aku bisa
harus melawan. Tanganku teracung ke depan, berseru lantang,
merestart seluruh sistem kereta bawah tanah. ... Papa punya waktu
”Hilanglah!” —hal 139, 140, 141
sembilan puluh detik untuk kabur sebelum sistem kembali menyala, dan
o ”Aku akan selalu bersamamu, Ra.” Seli tersenyum. ”Aku akan membela pintu darurat kembali menutup…”; …Mama dan Ou baik-baik saja. …
teman baikku.”; ”Dua lawan seribu, remaja usia lima belas lawan tidak ada yang mengikuti mereka. Dan jangan cemaskan aku, semua
pasukan dewasa, tidak akan ada kesempatan. Sama sekali tidak masuk baik-baik saja. Sampai ketemu lagi, Pa. Sistem restart sekarang.” —hal
akal. Sehebat apa pun sarung tangan kalian.”; Ali nyengir. ”Baiklah, mari 265
kita buat semuanya semakin tidak masuk akal. Tiga lawan seribu, aku
akan membantu. Kalian butuh orang genius untuk menyusun strategi,
bukan?” —hal 259, 260
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai