Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS NOVEL (Bahasa Indonesia)

Nama: Husnul Khotimah (11)

Kelas: XII IPS 1

• IDENTITAS BUKU

JUDUL BUKU : BUMI

PENGARANG : DARWIS (TERE LIYE)

PENERBIT : PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TAHUN 2014

TEBAL : 440 HALAMAN

• SINOPSIS NOVEL

Raib adalah seorang remaja putri berusia 15th. Dia hidup bersama dengan kedua orangtuanya. Dia
mempunyai 2 ekor kucing si putih dan si hitam. Dia juga bersekolah seperti remaja kebanyakan dan
mempunyai seorang teman dekat bernama Seli.

Namun anehnya sesuai dengan namanya, Raib bisa menghilang. Dia bisa menghilangkan dirinya
sendiri hanya dengan menutup mata menggunakan kedua tangannya.

Orangtuanya tidak pernah tahu dia bisa menghilang. Hanya saja terkadang mereka merasa aneh saat
tiba tiba dia muncul di hadapan mereka, padahal sebenarnya dia berada di kamar. Tapi mereka tidak
pernah mempermasalahkannya.

Sampai pada suatu hari dia di keluarkan dari kelas oleh Miss Keriting (Selena), guru matematikanya.
Karena dia lupa membawa buku PR nya. Teman sekelasnya yang bernama Ali, yang terkenal aneh itu
juga di keluarkan dari kelas oleh Miss Keriting.

Waktu itu hujan turun begitu derasnya. Raib tidak mau terlihat oleh Ali, iseng dia menutup mata
dengan kedua tangannya. Saat itulah dengan sekejap dia menghilang dan memulai perkenalannya
dengan sosok tinggi kurus bernama Tamus.

Kecelakaan yang menimpa Raib dan Seli sebelum klub menulis dimulai itu membawa Tamus dan
Selena terlibat pertarungan hebat sehingga harus memaksa Raib, Seli, dan Ali melewati sebuah lorong
hitam menuju tempat asing. Kota itu bernama Tishri. Kota aneh dengan pakaian aneh serba gelap. Menu
makanannya pun gelap. Begitu juga dengan kamar mandinya. Jika kita mandi dengan air, di kota ini kita
mandi menggunakan udara! Di kota ini terlihat hamparan hutan. Tiang tiang tinggi dengan puluhan
cabang dengan ujung cabang balon besar dari beton.

Selena, Raib, Seli, dan Ali berjuang mengalahkan Tamus di kota ini. Dengan bantuan beberapa
penduduk asli kota ini yaitu sebuah keluarga kecil beranggotakan Ilo, Vey, si sulung Ily, dan si bungsu Ou.

Ternyata Raib adalah pewaris klan bulan pertama yang di besarkan di dunia tanah (BUMI). Dan Seli
adalah pewaris klan matahari pertama yang berjalan di atas BUMI. Mereka berdua memliki kekuatan
yang mampu menandingi Tamus. Ali, dia hanyalah makhluk tanah yang diam diam jenius. Mereka
berjuang mengalahkan Tamus yang ingin menguasai BUMI.

• UNSUR INTRINSTIK

1. Judul Novel : Bumi

2. Tema : Petualangan Menemukan Jati Diri

3. Tokoh :

a. Raib : Pemalu, bijak

b. Orang Tua raib : Perhatian dan penuh kasih sayang

c. Seli : Selalu mendukung Raib, penakut, pesimis, penyayang

d. Ali : Genius tetapi malas, pemberani, keras kepala

e. Miss Selena : Tegas, Disiplin, Penuh tanggung jawab

f. Tamus : Penuh dendam, tamak akan kekuasaan

g. Ilo : Perhatian dan penuh kasih sayang

h. Vey : Perhatian dan penuh kasih sayang

i. Ou : Periang

j. Av : Tegas, bijaksana

4. Latar :

a. Tempat :

1).Dunia Bumi :Rumah Raib, di kelas, di aula sekolah, lorong sekolah, Kantin sekolah, Toko
Elektronik, didalam angkot.

2).Dunia Bulan : Rumah Ilo, Perpustakaan Sentral, Rumah peristirahatan, Hutan, Stasiun kereta.
b. Suasana : Tegang, Bahagia, Menyedihkan.

c. Waktu : Malam bulan Purnama, pagi hari, siang hari, malam hari, pulang sekolah.

5. Alur : Maju mundur (campuran)

6. Sudut pandang : Orang Pertama Pelaku Utama

7. Amanat : Ada banyak sisi dalam setiap masalah, tidak semua yang kita lihat itu adalah
sebenarnya terjadi. Dalam situasi bagaimanapun, kita tidak boleh meninggalkan teman yang 'benar-
benar teman'.

• NILAI-NILAI DALAM NOVEL

1. Nilai Budaya
-
a. Kepercayaan agama
-
b. Kesenian
-
c. Bahasa
"Nah, Papa mau apa?" tanya Mama. "Roti panggang penuh cinta." Papa nyengir, meniru
teladanku. "Jangan gombal." tersungging senyum. Mama melotot, meski di separuh wajahnya.
"Siapa yang gombal? Sekalian jus jeruk penuh kasih sayang." Aku tertawa. "Tentu saja gombal,
Pa. Jelas jelas itu hanya roti dan jus jeruk." (Hal 6)
d. Pendidikan
"Keluarkan buku PR kalian. Sekarang." Kalimat standar pembu k a pelajaran Miss Keriting.
Kelas bising sejenak, teman-teman sibuk mengambil buku PR. Aku seketika tertegun. Di
mana buku PR matematikaku? Aduh, ini sepertiny a akan menjadi pagi yang buruk. Aku me-
numpahkan buku dari dalam tas. (Hal 17)
e. Teknologi
Tujuan pertama kami adalah toko elektronik. Aku sering ke toko ini, menemani Mama, tapi
belum pernah ke bagian mesin cuci. Terhampar di bagian tersendiri, berpuluh-pu luh model
mesin cuci berjejer. Aku menatap terpesona seluruh mesin cuci itu sambil berpikir , ternyata
tidak berbeda dengan ponsel, banyak model, banyak fitur, banyak spesifikasi, dan jelas
banyak mereknya. (Hal 40)
f. Organisasi
"Ali pernah ikut seleksi Olimpiade Fisika," Seli masih berbisik. "Terus apa pentingnya?" Aku
mengangkat bahu tidak peduli. "Dia peserta seleksi olimpiade paling muda sepanjang
sejarah, Ra. Waktu itu dia masih kelas delapan. Dia nyaris masuk dalam tim yang dikirim ke
entah apa nama negaranya, Uzbekistan kalau tidak salah." (Hal 27)
g. Mata pencaharian
"Papa minta maaf, sepertinya lagi-lagi tidak bisa menghabiskan sarapan bersama. Tiga puluh
menit lagi Papa harus segera ada di kantor. Tuan Direktur memanggil." Tuan Direktur? Aku
menepuk jidat. Selalu begitu. Papa tertawa. "Ayolah, Papa harus bergegas, Ra. Papa janji, Ma,
gantinya kita makan malam bersama nanti." (Hal 8)

2.Nilai Moral

Yang lebih penting lagi, kami tidak akan merusak mood pagi yang menyenangkan dengan ber-tengkar
dengan Ali teman satu kelas yang terkenal sekali suka mencari masalah. Lihatlah, Ali hany a cengar-
cengir, tidak peduli. Dia sejenak menatap Seli, lantas bergega s menaiki sisa anak tangga. Dia sama sekali
tidak merasa bersalah. ”Dia selalu saja menabrak orang lain, mengajak bertengkar. (Hal 16)

3.Nilai Sosial

"Kamu bawa saja payungnya, Ra." Papa menoleh, menunjuk ke belakang. "Tenang saja, di kantor nanti
Papa bisa minta tolong satpam membawakan payung ke parkiran atau menyuruh siapalah untuk
memarkirkan mobil." Papa seakan mengerti apa yang kupikirkan. Tanpa banyak bicara, aku meraih
payung di belakang kursi, mencium tangan Papa, membuka pintu mobil, lalu beranjak turun. (Hal 13)

4.Nilai Estetik (Keindahan)

Petir menyambar terang. Suara guntur mulai terdengar meng-gele g ar . Hujan turun semakin deras.
Udara terasa lebih dingin dan lembap. Aku melangkah malas, mencari lokasi menunggu yang baik di
lorong.(Hal 18)

5.Nilai Politik

"Kamu nanti pulang sore?" Papa bertanya, tangannya menekan klakson, ada angkutan umum mengetem
sembarangan, menghambat lalu lintas pagi yang mulai macet di depan. (Hal 11)

• KEBAHASAAN

1.Kata Ganti Orang

a. Kata ganti orang pertama (aku)


1). Aku bukan anak yang pintar, apalagi populer.
2). Aku mengintip dari balik jemari kedua telapak tanganku.
3). Aku membalas senyum Papa dengan senyum tanggung.
b. Kata ganti orang ke-dua (kamu)
1). Berkali-kali Mama meneriaki kamu agar turun, sarapan.
2). Toh pada akhirnya kamu juga yang diuntungkan.
3). "Kamu bisa menghilang, ya?" Ali berbisik lagi.
c. Kata ganti orang ke-tiga (mereka dan dia)
1). Dia memperlihatkan bukunya yang hanya berisi separuh halaman.
2). Mereka melewatkanku yang berdiri persis di samp ing lemari.
3). Dia sama sekali tidak merasa bersalah.

2.Kalimat Deskripsi Latar

a. Latar tempat

1). "Jangan lupa sarapan lagi di sekolah, Ra."

2). "Oh, berarti kamu bisa ya, menemani Mama ke toko elektronik?"

3). karena sudah bel, teman-teman lain juga terhambat naik, berdiri menonton di

lorong lantai satu.

b. Latar waktu
1) "Mau Papa temani ke toko elektronik nanti malam?"
2) Nanti sore Mama bisa pergi sendiri.
3) "Pagi juga, Sel." Aku menyeka wajah yang basah oleh gerimis.
e. Latar Suasana
1) Selalu lama melakukan sesuatu, dan terbirit-birit panik kalau sudah kehabisan waktu."
2) Aku selalu suka hujan. Menatap butiran air jatuh, itu selalu menyenangkan.
3) Gerimis menderas, para siswa yang satu sekolah denganku berhamburan turun dari
angkutan umum, mobil pribadi, motor, atau jalan kaki.

3.Dialog

1). "Kamu tidak bisa membohongiku." Ali nyengir lebar.


2). "Bahkan, kamu tidak perlu jadi setipis udara untuk tidak terlihat." Ali menatapku antusias,
merapikan rambut berantakan yang mengenai ujung mata.
3). "Siapa yang bertengkar? Dia saja yang selalu menyebalkan. Mencari masalah," aku
mengarang jawaban.

Anda mungkin juga menyukai