Anda di halaman 1dari 8

MENGANALISIS NOVEL

I. Judul : Bumi
II. Pengarang : Tere Liye
III. Edisi/Cetakan : Cetakan ke-9 (Sabak Grip), Desember 2022
IV. Jumlah Halaman : 438 Halaman
V. Penerbit : PT Sabak Grip Nusantara
VI. Tahun Terbit : 2016

VII. Sinopsis :
Novel Bumi karya Tere Liye ini menceritakan tentang seorang anak perempuan yang
berumur 15 tahun bernama Raib. Sejak kecil ia sudah mempunyai sebuah rahasia, yaitu
kekuatan untuk bisa menghilang. Dengan cara menutup wajahnya dengan kedua telapak
tangan dan seketika ia menghilang. Awalnya Raib tidak mengerti mengapa ia bisa
menghilang, hingga akhirnya Tamus datang menghampirinya. Tamus adalah orang dari
dunia lain yang mengirim si Putih dan si Hitam ke rumah Raib. Si Hitam ternyata adalah
suruhan Tamus untuk mengawasi Raib sejak kecil. Dan si Hitam pun juga tidak terlihat
dengan orang lain kecuali Raib.

Petualangan ini di mulai ketika Raib, Seli, dan Ali masuk ke aula sekolah. Di tempat itu,
mereka di hadang oleh Tamus dan anak buahnya. Namun, mereka berhasil lolos dari Tamus
karena bantuan dari guru mereka yaitu Miss Selena. Novel ini menjelaskan bahwa di cerita
ini ada empat dunia berbeda. Yaitu Bumi, Bulan, Matahari, dan Bintang. Mereka hidup di
tempat yang sama, namun saling menyibukkan diri di dunia masing-masing sehingga mereka
tidak bersentuhan sama sekali.

VIII. Tema : Pertualangan Menemukan Jati Diri

IX. Tokoh :
1. Raib : Pemalu, Pemberani
Bukti Raib Pemalu :
Sebenarnya sejak kecil aku terbilang pemalu, tapi tidak pemalu-pemalu banget juga.
(Halaman:1)
Bukti Raib Pemberani :
Sejak dari meja makan aku memikirkan kemungkinan itu. Aku akan pergi
menyelamatkan Miss Selena di Gedung perpustakaan. (Halaman:388)
2. Seli : Setia kawan
Bukti Seli Setia Kawan :
“Aku hanya bilang malam ini aku akan menyelamatkan Miss Selena. Terserah kalian mau
ikut atau tidak.”
“Aku ikut!” Seli berkata mantap, memegang lenganku. (Halaman:387)
3. Ali : Genius, Suka Mencari Masalah, Pemberani
Bukti Ali Genius :
“Seram kan kalau kamu harus menerima murid sepintar dia? Guru-guru kita saja sering
grogi dikelas kalau dia mulai bertanya yang aneh-aneh.” (Halaman:37)
Bukti Ali Suka Mencari Masalah :
‘Dia selalu saja menabrak orang lain, mengajak bertengkar. Jangan-jangan matanya di
taruh di dengkul” (Halaman:22)
Bukti Ali Pemberani :
Ada satu hal yang istimewa dari Ali, seluruh sekolah juga tahu: Ali tidak takut pada
siapapun. Kepala Sekolah pun dia ajak berdebat. (Halaman:165)

X. Latar Tempat,Waktu,Dan Suasana :

1. Latar Tempat :

Rumah Raib :
Bukti : ”Giliran Mama dan Papa yang jaga”maka aku tertawa comel, berlari ke kamarku,
menutupi wajah dengan kedua telapak tangan. (Halaman:6)

Didepan Gerbang Sekolah :


Bukti : ”Cepat Ra sebentar lagi bel berbunyi” Seli sudah berlari-lari melintasi gerbang
sekolah. (Halaman:21)

Lorong Sekolah :
Bukti : kami sudah tiba di bangunan sekolah, melangkah di lorong sekolah menuju anak
tangga. (Halaman:21)

Ruang Kelas :
Bukti : Kelas bising sejenak, teman-teman sibuk mengambil buku PR. (Halaman:23)

Kantin Sekolah :
Bukti : Seli mengajakku ke kantin sekolah untuk menghabiskan semangkok bakso dan
segelas es jeruk hangat. (Halaman: 34)

Kamar Raib :
Bukti : ”Kamu lihat dimana si hitam,put?” aku lembut mengangkatnya dengan kedua
telapak tangan, memeluknya, terus memeriksa kamar sambil menggendong si putih.
(Halaman:41)

Ruang Keluarga Rumah Raib :


Bukti : kami sedang berkumpul di ruang keluarga, habis makan malam ulang tahunku.
(Halaman:45)

Basement Pusat Perbelanjaan Besar :


Bukti : Vesva mama sudah terpakir rapi di basement pusat perbelanjaan besar.
(Halaman:50)
Toko Elektronik :
Bukti : Tujuan pertama kami adalah toko elektronik. (Halaman:51)

Supermarket :
Bukti : kami meninggalkan toko elektronik dan pindah ke supermarket. (Halaman:52)

Dapur Rumah Raib :


Bukti : Aku membantu mama meletakkan belanjaan di dapur. (Halaman:53)

Di anak tangga:

Bukti : Aku yang mengintip dari balik jari tengah dan telunjuk, di anak tangga aku menghela
napas. (Halaman:60)

Lapangan Sekolah :
Bukti : Aku berlari kecil melewati lapangan sekolah yang masih sepi. (Halaman:64)

Aula Sekolah :
Bukti : Ali memimpin kami menuju aula sekolah. (Halaman:155)

Rumah ILO (Kota Tishri Klan Bulan) :


Bukti : ”Silakan duduk, anggap saja rumah sendiri.” (Halaman:199)

Atap Rumah Ilo (Kota Tishri, Klan Bulan) :


Bukti : Hampir setengah jam kami berada di atap bangunan. (Halaman:206)

Kamar Ily (anak sulung Ilo) :


Bukti : ”Ini dulu kamar si sulung. Dia masuk akademi di kota lain. (Halaman:207)

Ruang Makan (Rumah Ilo) :


Bukti : ”Ayo anak-anak jangan ragu-ragu dinikmati makanannya.” (Halaman:223)

Stasiun Sentral (kota Tishri,Klan Bulan) :


Bukti : ”Selamat datang di stasiun sentral” Ilo tertawa melihat kami bingung. (Halaman:229)

Perpustakaan Sentral (kota Tishri,Klan Bulan) :


Bukti : ”ini perpustakaan sentral. Tempat semua buku dan catatan disimpan” (Halaman:237)

Ruangan Terlarang (perpustakaan sentral) :


Bukti : ”Bagaimana?apakah kamu akan mengizinkan kami masuk ke bagian terlarang.
(Halaman:242)

Hutan Lembah (Klan Bulan) :


Bukti : ”kita ada dimana?” Seli bertanya.”kita berada di hutan lembah” Ilo menjawab.
(Halaman:268)
Gua (Stasiun Darurat) :

Bukti : ”Gua ini memang stasiun darurat”jawab Ilo. (Halaman:276)

Sungai :
Bukti : Didepan kami, air sungai mengalir tenang. (Halaman:313)

Rumah Peristirahatan (di teluk kota) :


Bukti : Sejak tadi saat Av & Ilo berbicara tentang rumah peristirahatan, aku kira itu juga
bakal akan berbentuk bangunan bulat diatas tiang ternyata bukan. (Halaman:327)

2. Latar Waktu :

Pagi Hari :
Bukti : ”Papa minta maaf, sepertinya lagi-lagi tidak bisa menghabiskan sarapan bersama.”
(Halaman:12)

Siang Hari :
Bukti : ”Selamat siang Ra”suara tegas dan disiplin itu menyapa. (Halaman:82)

Sore Hari :
Bukti : Pukul setengah enam, Ali dan Seli pamit. Sore berlalu dengan cepat. (Halaman:96)

Malam Hari :
Bukti : Sudah pukul tujuh malam, setengah jam lewat dari jadwal Papa pulang.
(Halaman:55)

3. Latar Suasana :

Menyenangkan/Bahagia :
Bukti : Gerimis turun sepanjang perjalanan menuju sekolah. Papa mengemudikan mobil
dengan cepat, menerobos jutaan tetes air. Aku selalu suka hujan. Menatap butiran air
jatuh,itu selalu menyenangkan. (Halaman:16)

Sepi/Lengang :
Bukti : Aku berlari kecil melewati lapangan sekolah yang masih sepi. Mungkin asyik menatap
bangunan sekolah yang masih lengang. (Halaman:64)

Menyebalkan :
Bukti : Aku melotot, sebal bukan kepalang. Kutatap wajah Ali dengan galak, tapi tidak
mempan. (Halaman:66)

Tertegun/Kaget :
Bukti : Demi mendengar sapaan dingin itu_dan menatap sosok kurus tinggi yang entah dari
mana datangnya – aku berseru tertahan,kaget kehilangan keseimbangan dan saat telapak
tanganku terlepas aku kembali memastikan siapa yang telah menyapaku, tetapi sosok tinggi
kurus itu telah lenyap. (Halaman:27)

Takut :
Bukti : Tanganku bergetar mencengkram Novel. Kalo tiba-tiba sosok ganjil inj tiba-tiba
menyerangku, akan kupecahkan cermin ini dengan novel tebalku. (Halaman:102)

Dingin :
Bukti : Semangkok bakso kantin ini lumayan lezat, apalagi saat udaranya dingin.
(Halaman:35)

Marah :
Bukti : Kakiku gemetar karena rasa marah yang menyergap. Suara mengeong si putih
semakin lemah. Matanya menatapku seolah meminta pertolongan. (Halaman :130)

XI. Sudut Pandang :

Orang pertama atau tokoh utama. Di dalam novel ini kita akan banyak sekali menemukan
kata”AKU” disetiap cerita.

XII. Alur :
Maju dan kadang disertai Flash back (mundur) atau kembali ke masa lalu yang dialami tokoh
utama. Di dalam novel ini kita akan banyak sekali menemukan kata”AKU” disetiap cerita.
a. Perkenalan Cerita :
Namaku Raib. Aku murid baru di sekolah. Usiaku lima belas tahun. Aku anak tunggal,
perempuan. Untuk remaja seumuranku, tidak ada yang special tentangku. Aku berambut
hitam, Panjang, dan lurus. Aku suka membaca dan mempunyai dua ekor kucing di
rumah. Aku bukan anak yang pintar, apalagi populer. Aku hanya kenal teman-teman
sekelas, itu punseputar anak perempuan. Nilaiku rata-rata, tidak ada yang terlalu
cemerlang, kecuali pelajaran bahasa- Aku amat menyukainya. Dikelas sepuluh sekolah
baru ini, aku lebih suka menyendiri dan memperhatikan, menonton teman-teman
bermain basket. Aku duduk diam di keramaian kantin, di depan kelas, dan di lapangan.
Sebenarnya sejak kecil aku terbilang pemalu. Tidak pemalu-pemalu sekali memang,
meskipun satu-dua kali jadi bahan tertawaan teman atau kerabat. Normal-normal saja,
tapi sungguh urusan pemalu ini lah yang membuatku berbeda dari remaja kebanyakan.
Aku amat berbeda. Aku memiliki kekuatan.
b. Asal Konflik :

Aku memiliki sahabat bernama Seli. Aku juga memiliki teman “si biang kerok” bernama
Ali. Tidak ada yang tahu kalau si biang kerok itu ternyata jenius. Dia yang pertama kali
mengetahui rahasia besarku.

Pagi itu aku dihukum oleh Miss Keriting karena tidak membawa buku PR Matematika.
Begitu juga dengan Ali. Karena merasa bosan, aku pun memutuskan untuk mengamati
hujan pagi itu sambil menghilang. Tiba-tiba ada sosok tinggi kurus menyapaku dengan
suara dingin, “Halo, Gadis Kecil”. Aku pun terkejut dan tanpa sengaja menurunkan kedua
tanganku. Tubuhku pun terlihat lagi seperti semula. Tanpa diduga, Ali melihat kejadian
itu. Sejak saat itu Ali terus membuntutiku uuntuk membuktikan bahwa dirinya benar.
Dunia ini tidak sesederhana yang terlihat.

Setelah sampai di rumah, hanya si Putih yang menyambutku. Aku tak melihat si Hitam.
Padahal si Hitam dan si Putih selalu bermain dan pergi ke mana-mana bersama,
termasuk menyambutku ketika aku sampai di rumah. Beberapa hari kemudian aku
berhasil menghilangkan jerawat di jidatku. Malam itu, sosok tinggi kurus yang beberapa
hari lalu menyapaku di lorong sekolah berada di dalam cermin kamarku. Sosok tinggi
kurus itu menggendong kucingku, si Hitam. Dia mengaku mengetahui siapa aku dan
dapat melatihku menguasai kekuatan yang ada dalam diriku.

Keesokan harinya terjadi peristiwa besar di sekolah. Gardu listrik tiba-tiba saja meledak
dan menjatuhkan kabel-kabel kea rah aku dan Seli. Seli berhasil menahan kabel-kabel
listrik itu. Ia pun membuka rahasianya. Ia bisa mengeluarkan petir dari tangannya. Tiang
listrik pun jatuh kearah kami. Aku pun menghilangkan tiang listrik itu. Seli akhirnya
mengetahui kekuatanku. Tiba-tiba muncul Ali dan langsung membawa kami berlari
menuju aula sekolah.

Semua berjalan sangat cepat. Di aula sekolah tempat kami bersembunyi tiba-tiba dating
8 berpakaian hitam dan dipimpin oleh sosok tinggi yang uncul di cermin kamarku,
Tamus. Mereka ingin membawaku ke dunia lain. Dunia Klan Bulan.

c. Konflik Meningkat :

Kami bertiga melawan. Seli mengeluarkan petir dari tangannya. Dia adalah salah satu
rakyat Klan Matahari yang hidup di Klan Bumi. Akan tetapi, kami bertiga tidak cukup kuat
untuk melawan mereka. Dalam keadaan terdesak, tiba-tiba dating Miss Keriting (Selena)
yang ternyata adalah rakyat Klan Bulan. Atas bantuan Miss Selena, kami bertiga tiba di
kamarku.

Aku memeriksa buku PR Matematikaku yang diberikan Miss Selena beberapa hari yang
lalu. Buku itu kini bersampul kulit berwarna gelap dengan gambar bulan sabit
menghadap ke atas. Saat aku menyentuh buku itu, muncul sinar dari gambar bulan sabit
dan seketika sinar itu menjalar ke tubuhku. Cahaya itu semakin terang dan tiba-tiba kami
berada di ruangan berbeda. Di dunia yang berbeda. Dunia Klan Bulan.

Ruangan itu adalah kamar Ou, anak bungsu Ilo dan Vey. Ilo adalah perancang busana
paling terkenal di Klan Bulan. Dunia Klan Bulan memiliki teknologi yang sangat maju dan
ramah lingkungan. Mereka membuat sebagian besar peradabannya di bawah tanah agar
tidak merusak lingkungan permukaan. Hanya orang kaya yang memiliki rumah
berbentuk balon di permukaan.

Setelah Ilo mengetahui bahwa kami berasal dari dunia lain, ia membawa kami ke
perpustakaan dan menemui Av. Av adalah penjaga perpustakaan sekaligus kakek dari
kakek-kakeknya Ilo. Dari Av terungkap bahwa dunia ini memiliki 4 dunia parallel yang
saling berdampingan : Dunia Klan Bumi, Dunia Klan Bulan, Dunia Klan Matahari, dan
Dunia Klan Bintang.

Dunia Klan Bulan mengalami kerusuhan. Kota Tishri, tempat mereka berada dikuasai
oleh Tamus. Pasukan Bayangan menyerbu gedung Perpustakaan Sentral. Aku, Seli, Ali,
dan Ilo melarikan diri dan bersembunyi di permukaan. Beberapa hari kemudian Av
dating lewat perapian. Ia tak dating sendiri, melainkan bersama Tog. Tog adalah
panglima pasukan bayangan dari timur. Ia bertentangan dengan Tamus. Ternyata Tamus
telah menyusun rencana besar sejak ribuan tahun lalu. Tog mengatakan bahwa ada
seorang perempuan bertubuh tinggi dan berambut meranggas sedang disandera oleh
Tamus. Miss Selena dalan bahaya.

d. Penurunan Konflik :

Aku, Seli, dan Ali ingin menyelamatkan Miss Selena. Kami pun pergi ke Perpustakaan
Sentral yang menjadi markas sementara Pasukan Bayangan. Kami pergi ke sana
melewati perapian, seperti yang dilakukan oleh Av.

Saat kami ingin melepaskan Miss Selena, tiba-tiba muncul 5 orang berpakaian hitam-
hitam. Mereka adalah panglima yang berada di pihak Tamus. Tak lama kemudian, Tamus
pun dating. Tamus memintaku untuk membawa kembali si Tanpa Mahkota yang
dikurung di penjara bayangan di bawah bayangan. Aku tidak mau. Ia pun membuat
lubang hitam, yaitu pintu masuk ke penjara bayangan di bawah bayangan dan
mengancam memasukkan Miss Selena ke lubang itu. Tanpa diduga, Ali berubah menjadi
beruang raksasa dan menagkap Tamus dengan tangan besarnya, kemudian
melemparkan Tamus ke lubang bayangan di bawah bayangan. Tamus pun terkurung di
penjara bayangan di bawah bayangan.

e. Ending
“Aku lupa memberitahu, Tamus membawa buku kematian ke Lorong gelap tadi.
Bagaimana kalau buku itu dikuasai oleh si Tanpa Mahkota. Bukankah itu berbahaya?”

XIII. Amanat :

Amanat yang terdapat dalam novel Bumi ialah janganlah berhenti untuk mencari jati
dirimu yang sebenarnya serta janganlah menyerah menghadapi lika-liku kehidupan yang
selalu menghantam. Berusahalah menyelesaikannya dan mencari solusi yang terbaik
untuk segala permasalahan, karena setiap masalah pasti akan ada solusi.
Adapun juga amanat yang patut di teladani yang lainnya yaitu rasa solidaritas yang tinggi
dan saling menjaga satu sama lain dari segala bahaya atau menghadapi masalah secara
bersama-sama. Dan rasa kekeluargaan yang kuat di antara mereka.

XIV. Nilai-Nilai Dalam Cerita :

Latar Belakang Nilai Moral :


Nilai moral baik : “Ayo, Nak Ali, Masuk.” Sebelum aku bereaksi atas tawaran
mama__misalnya dengan mencak-mencak mengusir Ali, justru anak itu mengangguk
amat sopan.
Nilai moral buruk : Sialnya, saat bergegas menaiki anak tangga, Seli bertabrakan dengan
teman lain yang juga bergegas.”hey lihat-lihat dong!” Seli berseru ketus. “kamu yang
seharusnya lihat!.” Yang ditabrak balas berseru ketus. Aku menyikut Seli memberi kode
cueki saja Ali, teman satu kelas kami yang hobinya mencari masalah.
Latar Belakang Sosial :
Unsur sosial yang terkandung dalam novel ini yaitu rasa ke keluargaan yang kuat, saling
menghargai satu sama lain walaupun berbeda budaya, rasa solidaritas yang tinggi yang
bisa susah seneng bareng walaupun harus menaklukkan rintangan yang sulit.

Latar Belakang Nilai Estetika :


Nilai Estetika yang ada di dalam novel ini yaitu keindahan kota TISHRI yang berada di
klan Bulan yang menceritakan kota dengan bangunan seperti balon besar dari beton,
dengan tiang. Disekitar kami ribuan bangunan serupa terlihat memenuhi seluruh
lembah, persis seperti melihat bulan yang sedang mengambang di udara. Itulah
pemandangan yang kami saksikan sekarang. Cahayanya lembut dan Indah.

Latar Belakang Ekonomi :


Kemajuan teknologi di klan Bumi jauh dibawah Klan Bulan khususnya di kota TISHRI dan
yang pastinya perekonomiannya sudah maju. Di kota tersebut bahkan sudah tidak
menggunaka kendaraan seperti motor atau mobil tapi kereta kapsul di dalam tanah yang
digerakan secara otomatis. Dan kehidupan mereka kebanyakan beraktivitas di bawah
tanah karena mereka tidak ingi merusak alam di permukaan tanah.

XV. Penilaian Cerita :


Novel Bumi sangat menarik untuk dibaca oleh berbagai kalangan sebab ada
banyak moral value yang dapat diambil dari setiap peristiwa dan konflik yang ada, mulai
dari pesan yang tersurat maupun tersirat.

XVI. Kesimpulan :

Kegiatan menganalisis diatas kita bisa simpulkan bahwa menganalisis kita bisa tahu
kalau novel BUMI ini bertema petualangan seorang anak remaja yang baru kelas 10
ke dunia paralel yaitu klan Bulan. Dan kita juga bisa tahu Alur dalam novel ini yaitu
alur maju dan diselingi flash back (alur mundur). Kita juga bisa tahu Latar, tokoh dan
penokohan, bahasa sudut pandang dan amanat. Dan kita juga tahu tentang biografi.

Nama : Adi Candra Faadhilah Putra

Kellas : X Keperawatan 3

Mapel : B.Indonesia

Anda mungkin juga menyukai