Disusun oleh
Nama: Dyah Ayu Yusintha Anggraheni
Kelas: X MIPA 3
Absen: 14
SMAN 6 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2018/2019
[Grab your reader’s attention with a great quote from the document or use this
A. Identitas
Penerbit: Gramedia
B. Sinopsis
Nasya Aurelia sangat suka kucing. Ia bercita-cita ingin memiliki cat shop
lengkap dengan salon kucing, hotel kucing, klinik kucing, hingga panti asuhan
dan kursus kucing. Tapi Nasya bingung, di kampus mana ia harus kuliah agar
cita-cita itu terwujud. Tidak ada satu pun kampus yang menyediakan Fakultas
Ilmu Kucing. Gimana dong?
Hingga suatu saat sahabatnya, Alvin, menyodorkan ide brilian yang bikin
mata dan pikiran Nasya terbuka.
C. Unsur Intrinsik
1. Tema
Pecinta kucing
4. Sudut Pandang
Sudut pandang orang ke-3 serba tahu — Dalam hati Nasya
berjanji akan membelikan makanan spesial untuk Candy sepulang
sekolah nanti. (Hlm 29)
5. Latar
a) Tempat
Kamar — Mami keluar dari kamar, dibuntuti Farrel. (Hlm 24)
Ruang piket SMA 47 Bandung — Jadi, di sinilah Nasya pada
pukul tujuh lewat sebelas menit. Di ruang piket SMA 47
Bandung. (Hlm 26)
Depan pintu Perpustakaan SMA 47 — Mereka tiba di depan
pintu Perpustakaan SMA 47. Dari luar tampak sepi, bahkan
lebih sepi daripada biasanya. (Hlm 32)
Kelas — Nasya celingukan di kelas. (Hlm 37)
Kantin sekolah — Belajar di kantin sekolaah seperti saat ini
sebenarnya bukan tanpa risiko. (Hlm 49)
b) Waktu
Pukul 7.11 — Jadi, di sinilah Nasya pada pukul tujuh lewat
sebelas menit. Di ruang piket SMA 47 Bandung. (Hlm 26)
Rabu — “PR dari Pak Hengki dikumpulin hari JUmat, Sya.
Lusa.” (Hlm 44)
Sore (16.06) — Hari ini sudah terlalu soore untuk belajar
bareng Alvin. Sekarang saja sudah pukul empat lewat enam menit.
(Hlm 44)
Kamis sepulang sekolah — Kamis usai jam sekolah, cowok itu
siap menjadi guru privat Nasya. (Hlm 48-49)
c) Suasana
Sepi — Mereka tiba di depan pintu Perpustakaan SMA 47.
Dari luar tampak sepi, bahkan lebih sepi daripada biasanya. (Hlm
32)
Riuh rendah — Untuk sementara kelas XII IIS berubah
menjadi pasar. ….Jadi, tak usah hiraukan kelas XII IIS berubah
menjadi pasar apa. Yang mereka terapkan adalah esensi riuh
rendahnya. (Hlm 37)
Hening — Ruang kelas berisi empat puluh murid itu hening.
(Hlm 40)
6. Amanat
Mimpi itu tidak akan bisa tercapai hanya dalam sekejap mata. Ada
proses jatuh bangun yang membuktikan keseriusan kita. — “Minatmu
yang kedua adalah anak tangga untuk mewujudkan impian utamamu.
Lagi pula kamu harus punya modal dulu kan buat bikin cat shop dan
seterusnya itu?” (Hlm 163)
Kelebihan
Saya pikir pengarangnya sudah membuat novel ini dengan riset yang
detail karena semua fakta tentang kucing itu sesuai dengan yang saya tahu.
Misalnya kenapa kucing suka memakan rerumputan? Atau kenapa kucing
tidak suka anaknya dielus sama manusia padahal dia baru melahirkan.
Semuanya terasa alami menyatu dengan dialog dan situasi yang ada di novel.
Bahkan ada beberapa fakta tentang kucing yang baru saya ketahui setelah saya
membaca novel ini.
Triani Retno juga tidak asal membuat novel ini. Terasa lebih
terstruktur dan detail konsepnya. Jadi semua pertanyaan saya tentang kisah
hidup Nasya dan orang-orang di sekitarnya juga terjawab lewat novel ini.
Novel ini juga lucu. Sedangkan percintaannya, untuk ukuran teenlit masih
wajar. Dan untuk orang dewasa, baca novel teenlit ini masih bisa dapat
pelajaran berharga tentang hidup.
“Hidup akan terasa menyeramkan kalau selalu memikirkan ujian dan
ujian. Bisa-bisa malah jadi stress sendiri.” (hlm. 54)
“Banyak orang sukses bukan karena pernah kuliah di mana tapi
karena minatnya.” (hlm. 122)
“Kucing yang memilih manusia, bukan manusia yang memilih kucing.
Semua pecinta kucing tahu tentang itu. Kalau Jackie memilih kamu, pasti
karena kamu istimewa.” (hlm. 152)
“Minatmu yang kedua adalah anak tangga untuk mewujudkan impian
utamamu.” (hlm. 163)
“Kalau di film-film action, kadang-kadang jagoannya mentok di satu
cara, padahal dia harus menyelamatkan tokoh penting atau meringkus
psikopat. Harus. Nggak boleh nyerah. Kalau nggak berhasil dengan rencana
A, dia harus menjalankan rencana B. Kalo belum berhasil juga, pakai
rencana C. Gitu terus sampe misinya berhasil.” (hlm. 164)
Kekurangan
Untuk kekurangan dari novel ini ada kata "kepedean tingkat nabi"
yang menurut saya bisa diganti dengan kata lain yang lebih sesuai. Karena
kata "nabi” tidak bisa dipakai untuk gurauan.
E. Kesimpulan
Bisa dibilang ini novel pertama Triani Retno yang menurut saya
komposisinya pas. Tebalnya juga pas, tidak terlalu tipis tetapi sudah cukup
menjelaskan apa saja yang jadi pertanyaan saya seputar nasib tokoh. Terasa
juga kalau pengarang menguasai temanya, jadi membaca kisahnya juga lancar.
Secara keseluruhan, saya memberi nilai 4 bintang untuk novel Ailurofil ini.