Anda di halaman 1dari 97

PORTOFOLIO

BAHASA INDONESIA

ANALISIS UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK

PADA NOVEL LUKACITA KARYA VALERIE PATKAR


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Sebagai Salah Satu Persyaratan Kelulusan

KELAS XII MIPA 1


Disusun oleh kelompok 2:

Nazwa Amelia Az-zahra (0050813500)

SMA PUSAKA NUSANTARA 2 BEKASI

TAHUN AJARAN 2022/2023

Jl. Sultan Hasanudin 5A Mekarsari – Tambun , Bekasi , Jawa Barat

Telepon (021)88339770

2022
ANALISIS UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK

PADA NOVEL LUKACITA KARYA VALERIE PATKAR


Ammar Zaqhi 1, Naura Aisha 2, Marini Fransiska 3, Nazwa Amelia 4, Ryan Mahesa 5

Jurusan Matematika IPA,


SMA Pusaka Nusantara 2 Bekasi
E-mail : nazwaamelia699@gmail.com

ABSTRAK
Novel merupakan sebuah totalitas, suatu kemenyeluruhan yang bersifat artistik. Novel
mempunyai bagian-bagian, Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang secara langsung
turut serta membangun novel. Kepaduan antar berbagai unsur. Unsur ekstrinsik sendiri adalah
latar belakang pengarang, kondisi sosial budaya dan tempat atau lokasi novel itu dikarang.
peneliti tertarik untuk Menganalisis unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik dalam sebuah novel
Lukacita Karya Valerie Patkar merupakan novel yang ditulis oleh Valerie Patkar, penulis
wanita muda yang populer di Indonesia. Novel Lukacita merupakan novel kelima yang ditulis
oleh Valerie Patkar, yang resmi diterbitkan pada tanggal 22 Desember 2021. Lukacita
mengisahkan tentang dua orang pemimpi yang dikhianati oleh cita-cita mereka sendiri.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan deskriptif Lukacita
bercerita tentang para pemimpi yang dikhianati cita-cita mereka sendiri. mengisahkan tentang
luka yang dimiliki Javier, seorang pendiri perusahaan start up dan juga seorang mantan atlet
catur yang bernama Utara. Tema dalam novel mengenai perjuangan, persahabatan,
kekeluargaan dan percintaan. Perwatakan tokoh dalam cerita ini mempunya watak yang
berbeda sehingga membuat novel ini menarik untuk dibaca. Alur yang terdapat dalam novel
Lukacita ini adalah alur campuran. Latar yang terdapat dalam novel Lukacita ini adalah latar
tempat, latar waktu, latar suasana. Perkembangan novel pada masa kini tidak lepas dari peran
jenis-jenis novel dari aliran realisme, surealisme, naturalisme, absurdisme, romantisme dan
lain lain. Dengan adanya aliran-aliran tersebut, novel masa kini bisa memadukan cerita dari
setiap aliran tersebut sehingga menyajikan cerita yang beragam.

Kata kunci : unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik

i
ANALISIS UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK

PADA NOVEL LUKACITA KARYA VALERIE PATKAR


Ammar Zaqhi 1, Naura Aisha 2, Marini Fransiska 3, Nazwa Amelia 4, Ryan Mahesa 5

Jurusan Matematika IPA,


SMA Pusaka Nusantara 2 Bekasi
E-mail : nazwaamelia699@gmail.com

ABSTRACT
The novel is a totality, a whole that is artistic. The novel has parts, the intrinsic elements of
the novel are the elements that directly participate in building the novel. Cohesion between
various elements. The extrinsic element itself is the author's background, socio-cultural
conditions and the place or location where the novel was written. researchers are interested
in analyzing the intrinsic and extrinsic elements in a novel Lukacita by Valerie Patkar is a
novel written by Valerie Patkar, a popular young female writer in Indonesia. Novel Lukacita
is the fifth novel written by Valerie Patkar, which was officially published on December 22,
2021. Lukacita tells the story of two dreamers who were betrayed by their own ideals. The
method used in this study is qualitative and descriptive. Lukacita tells the story of dreamers
who have been betrayed by their own ideals. tells the story of Javier's wound, a founder of a
start-up company and also a former chess athlete named Utara. The themes in the novel are
about struggle, friendship, kinship and love. Characteristics of the characters in this story
have a different character that makes this novel interesting to read. The plot in Lukacita's
novel is a mixed plot. The setting contained in Lukacita's novel is the setting of the place, the
setting of the time, the setting of the atmosphere. The development of the novel today cannot
be separated from the role of the types of novels from realism, surrealism, naturalism,
absurdism, romanticism and others. With these streams, today's novels can combine stories
from each of these genres so as to present a variety of stories.

Keywords: intrinsic elements and extrinsic elements

ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan karunia-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan portofolio ini yang
berjudul Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik pada Novel Luka Cita Karya Valerie Patkar.

Portofolio yang berjudul ―Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik pada Novel Luka Cita
Karya Valerie Patkar.‖ ini diajukan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.

Tidak lupa saya mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Ibu Kartinah, S.Pd. selaku guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang telah membimbing
dan menuntun saya.
2. Ibu Guru Wali Kelas, Ibu Anisa Nurul Hikmah, S.Si. selaku wali kelas XII MIPA 1 yang
telah mengarahkan saya.
3. Kedua Orang tua saya yang selalu menyemangati kami untuk belajar agar bisa sukses di
masa depan nanti.
4. Teman-teman seperjuangan kami yang tidak bisa disebutkan satu persatu penulis ucapkan
terima kasih sebesar besarnya.

saya memohon maaf apabila dalam portofolio mengenai ―Analisis Unsur Intrinsik dan
Ekstrinsik pada Novel Luka Cita Karya Valerie Patkar.‖ ini terdapat banyak kekurangan,oleh
karena itu saya sangat berharap saran dan kritik yang membangun dari para pembaca guna
menjadi acuan agar kami bisa menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.

Dan saya berharap semoga portofolio ini bisa menambah wawasan bagi para pembaca dan
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan. Terimakasih.

Bekasi, 26 November 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK……………………………………………………………….… i

ABSTRACT……………………………………………………………………………... ii

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………... iii

DAFTAR ISI……………………………………………………….……………………. iv

DAFTAR TABEL ……………………………………………….……………………… vi

DAFTAR GAMBAR ………………………… ……………………………………….. vii

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………….

1.1 Latar Belakang……….……………………………….…………..…………….. 1


1.2 Identifikasi Masalah……………………………………………………………... 3
1.3 Rumusan Masalah.….………….……………………….……………………….. 3
1.4 Tujuan Penelitian………………………………………………………………… 4
1.5 Manfaat Penelitian……..……………………………….……………………….. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………….

2.1 Pengertian Novel……………..………………………………………………….. 5


2.2 Ciri-ciri Novel………………………..………………………………………….. 5
2.3 Unsur-unsur Novel………………………………………………..……………... 6
2.4 Kaidah Kebahasaan Novel………………………………………………………. 10

BAB III PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………………………

3.1 Sinopsis Novel………………………………..…………..…………………….. 12


3.2 Unsur Imtrinsik……………………………...………………………………….. 13
3.2.1 Tema Novel………….…………………………………………... 13
3.2.2 Sudut Pandang……………………………………………………. 14
3.2.3 Alur Novel….………………………………...………………….. 23
3.2.4 Latar Novel………………………………………………………. 26
3.2.5 Tokoh dan Penokohan…………………………………………… 58

iv
3.2.6 Amanat……………………………………………………………. 77
3.3 Unsur Ekstrinsik……………………………………………………..…………. 78
3.4 Gaya Bahasa……………………………………………………………………. 82
3.5 Biografi Penulis……………………………………………………………….... 84

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………

4.1. Kesimpulan…………………………………………………………………….. 86
4.2. Saran………………………………………………………………………….... 86

LAMPIRAN………………………………………………………………………………. 88

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Alur Campuran Novel………………………………………………………….. 23

Tabel 2.2 Latar Tempat……………………………………………………………………. 25

Tabel 2.3 Latar Waktu……………………………………………………………………… 39

Tabel 2.4 Latar Suasana…………………………………………………………………….. 44

Tabel 2.5 Tokoh dan Penokohan…………………………………………………………… 67

Tabel 2.6 Tokoh yang Tidak Terdapat Dialog……………………………………………… 77

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kafe Ritus.……………………………………………………………………. 79

Gambar 3.2 Bakmi GM……...…...……………………………………………………….. 79

Gambar 3.3 Valerie Patkar….. ……………………………..…………………………….. 84

vii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peradaban manusia berkembang mulai dari masa praaksara hingga mengenal tulisan .
Perkembangan peradaban mempengaruhi bentuk komunitas-komunitas masyarakat
hingga melahirkan negara-negara merdeka .Setiap negara tentunya memiliki sejarah
masing-masing. Kebudayaan yang dimiliki negara-negara saat ini tidak terlepas dari akar
kebudayaan telah berkembang di masa lalu nilai-nilai budaya yang berkembang menjadi
kekhasan suatu negara yang membedakan dengan negara lain . Salah satu bentuk
kebudayaan masyarakat yang berkembang dari masa lampau hingga masa sekarang
adalah sastra baik lisan maupun tulisan . Karya sastra berkembang sejalan dengan
perkembangan suatu bangsa perkembangan tersebut dimulai dari masa yang mungkin
Jauh sebelum bangsa tersebut terbentuk menjadi suatu negara . Budaya ini mampu
menjadi penanda perkembangan zaman, dimana setiap generasi menciptakan karya yang
mewakili kepentingan zaman masing-masing . Sastra harus pula mampu menjadi wadah
penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang kehidupan
umat manusia. Karya sastra dapat berupa prosa fiksi seperti novel dan puisi .
Novel merupakan karya sastra yang paling populer. Dalam novel, pengarang
memaparkan realitas kehidupan manusia yang dibungkus dengan rapi dengan
menggunakan bahasa yang dapat membuat pembaca ikut merasakan dan mengalami
sendiri, seperti yang dilukiskan oleh pengarang. Bentuk sastra ini paling beredar karena
daya tarik komunikasinya kepada masyarakat. Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi
ke dalam dua golongan, yaitu sastra serius dan sastra hiburan.
a. Novel Serius
Novel serius biasanya berusaha mengungkapkan sesuatu yang baru dengan cara
penyajian yang baru pula. Unsur kebaharuan sangat diutamakan dalam novel serius.
Gagasan di dalam novel serius diolah dengan cara yang khas. Hal ini penting
mengingat novel serius membutuhkan sesuatu yang baru dan memiliki ciri khas dari
pada novel-novel yang telah dianggap biasa .
b. Noval populer
Novel populer adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggembaran.
Novel ini cenderung menampilkan masalah-masalah yang aktual dan selalu baru, novel
populer tidak menampilkan permasalahan kehidupan secara lebih intens, tidak

1
berusaha untuk meresapi hakikat kehidupan lebih dalam. Stanton(2007:2)
mengemukakan bahwa novel populer lebih mudah dibaca dan lebih mudah dinikmati
karena Ia memang semata-mata menyampaikan cerita. Nurgiyanto (2010:19) lebih
lanjut menjelaskan novel populer tidak begitu memfokuskan pada efek estetis tetapi
memberikan hiburan langsung dari aksi ceritanya. Novel populer cenderung untuk
mengejar selera pembaca dan komersial sehingga novel ini tidak akan menceritakan
sesuatu yang serius.

Menurut Nurgiantoro (2010: 22) novel merupakan sebuah totalitas, suatu kemenyeluruhan
yang bersifat artistik. Sebagai sebuah totalitas, novel mempunyai bagian-bagian, unsur-unsur
yang saling berkaitan satu dengan yang lain secara erat dan saling menggantungkan. Unsur
intrinsik novel adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun novel.
Kepaduan antar berbagai unsur. Unsur ekstrinsik sendiri adalah latar belakang pengarang,
kondisi sosial budaya dan tempat atau lokasi novel itu dikarang. Jika unsur intrinsik ada
begitu juga dengan unsur ekstrinsik pun karena unsur intrinsik novel dan unsur ekstrinsik
novel saling berhubungan satu sama lain .

Pada masa kini, novel tidak hanya menjadi sebuah karya tulis yang layak dibaca, namun
juga sudah menjadi sarana hiburan bagi khalayak umum. Dengan mengusung berbagai tema
dan genre, novel menyajikan sebuah tulisan yang informatif dan mencerminkan kehidupan
pada jamannya. Tidak hanya sebagai sarana hiburan, novel juga bisa menjadi sumber
pembelajaran bagi para pembacanya, karena baik fiktif maupun faktual, cerita yang disajikan
pasti selalu memberikan pesan moral juga berbagai hal seputar kehidupan sehari-hari. Maka
dari itu, peneliti tertarik untuk menganalisis novel.

Berdasarkan pernyataan di atas peneliti tertarik untuk Menganalisis unsur intrinsik dan
unsur ekstrinsik dalam sebuah novel Lukacita Karya Valerie Patkar merupakan novel yang
ditulis oleh Valerie Patkar, penulis wanita muda yang populer di Indonesia. Novel Lukacita
merupakan novel kelima yang ditulis oleh Valerie Patkar, yang resmi diterbitkan pada
tanggal 22 Desember 2021. Lukacita mengisahkan tentang dua orang pemimpi yang
dikhianati oleh cita-cita mereka sendiri. Dikisahkan Javier, seorang pendiri perusahaan start
up yang sangat idealis bertemu dengan Utara, seorang mantan atlet catur yang penakut.
Ketika mereka hampir menyerah untuk memperjuangkan cita-cita mereka yang diimpikan
selama ini, mereka belajar untuk memaafkan keadaan.Novel Lukacita ditulis bagi kalian yang
berhasil meraih cita-cita, tetapi masih terluka karenanya. Novel Lukacita akan menjadi obat

2
bagi kita yang memiliki luka akibat bermimpi, sehingga mampu membangun harapan yang
baru. Selain ceritanya yang unik dan menarik, hal yang membuat peneliti memutuskan untuk
menggunakan novel tersebut sebagai sumber penelitian adalah adanya perubahan dan
perkembangan karakter dari tokoh utama yang terjadi di sepanjang cerita. Peneliti mencari
faktor apa yang membentuk karakter tokoh utama dalam novel tersebut hingga adanya
perubahan karakter yang cukup signifikan dari tokoh utama. Peneliti melihat bahwa
sepertinya, tokoh tambahan dalam novel tersebut memiliki andil dan pengaruh terhadap
pembentukan dan perkemabangan karakter dari tokoh utama. Selain itu, perjuangan yang
dialami tokoh serta masa lalu yang membuat perubahan karakter tokoh menjadi daya tarik
tersendiri dari novel ini.

1.2 Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Pembaca hanya ingin menikmati novel tanpa berusaha memahami makna
2. Novel hanya sebagai pengisi waktu
3. Novel mencerminkan tentang nilai-nilai moral dan pesan atau ajaran yang bersifat
positif.
4. Sikap tidak menghargai diri sendiri yang selalu diabaikan.

1.3 Rumusan Masalah


Peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Karakter apa saja yang dimiliki oleh setiap tokoh dalam novel Luka Cita yang
dianalisis?
2. Apa pengaruh tokoh tambahan terhadap pembentukan karakter tokoh utama di
sepanjang cerita dalam novel Luka Cita ?
3. Bagaimanakah struktur tokoh dan penokohan dalan novel Luka Cita karya Valerie
Patkar ?
4. Bagaimana struktur alur isi yang terdapat alur dalam novel Luka Cita karya Valerie
Patkar?

3
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu :
1. Mendeskripsikan unsur-unsur yang terkandung dalam novel Lukacita karya Valerie
Patkar.
2. Mendeskripsikan nilai-nilai yang terkandung dalam novel Lukacita.
3. Mendeskripsikan hasil analisis novel Lukacita.

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan secara teoritis kepada
pembaca mengenai penelitian dalam bidang sastra, terutama penelitian sastra.
2. Manfaat Praktis
1) Bagi Siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan minat literasi
siswa, serta dapat mengetahui nilai moral yang terdapat pada novel.
2) Bagi Guru Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber
dalam bahan ajar khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia.
3) Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi
peneliti lain yang akan melakukan penelitian sastra dengan permasalahan yang
sejenis.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Novel
Novel berasal dari bahasa novella, yang dalam bahasa jerman disebut novelle dan
novel dalam bahasa inggris, dan inilah yang kemudian masuk ke Indonesia. Secara
harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil, yang kemudian diartikan sebagai
cerita pendek yang berbentuk prosa. Novel menurut H. B. Jassin dalam bukunya Tifa
Penyair dan Daerahnya adalah suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang
luar biasa karena kejadian ini terlahir suatu konflik, suatu pertikaian, yang mengalihkan
jurusan nasib mereka. Novel adalah karangan yang panjang dan berbentuk prosa dan
mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang lain di sekelilingnya
dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel adalah bentuk karya sastra
yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya, sosial, moral dan pendidikan. Novel adalah
media penuangan pikiran, perasaan, dan gagasan penulis dalam merespon kehidupan di
sekitarnya. Sebagai bentuk karya sastra tengah (bukan cerpen atau roman) novel sangat
ideal untuk mengangkat peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan manusia dalam
suatu kondisi kritis yang menentukan. Berbagai ketegangan muncul dengan bermacam
persoalan yang menuntut pemecahan.

2.2 Ciri-ciri Novel


Sebagai salah satu karya sastra, novel memiliki ciri khas tersendiri bila dibandingkan
dengan karya sastra lain. Dari segi jumlah kata ataupun kalimat, novel lebih mengandung
banyak kata dan kalimat sehingga dalam proses pemaknaan relative jauh lebih mudah dari
pada memaknai sebuah puisi yang cenderung mengandung beragam bahasa kias. Dari
segi panjang cerita novel lebih panjang dari pada cerpen sehingga novel dapat
mengemukakan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak
melibatkan berbagai permasalahan yang komplek. Berikut adalah ciri-ciri novel:
a. Jumlah kata, novel jumlah katanya mencapai 35.000 buah.
b. Jumlah halaman, novel mencapai maksimal 100 halaman kuarto.Jumlah waktu, waktu
rata-rata yang digunakan untuk membaca novel paling diperlukan sekitar 2 jam (120
menit).
c. Novel bergantung pada perilaku dan mungkin lebih dari satu pelaku.
d. Novel menyajikan lebih dari satu impresi.

5
e. Novel menyajikan lebih dari satu efek.
f. Novel menyajikan lebih dari satu emosi.
g. Novel memiliki skala yang lebih luas.
h. Seleksi pada novel lebih ketat.
i. Kelajuan dalam novel lebih lambat.
j. Dalam novel unsur-unsur kepadatan dan intensitas tidak begitu diutamakan.

2.3 Unsur-unsur Novel


Sebagai sebuah totalitas, novel memiliki bagian-bagian, unsur-unsur yang saling
berkaitan satu dengan yang lain. Unsur-unsur pembangun sebuah novel yang secara garis
besar dibagi menjadi dua yaitu unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik. Unsur ekstrinsik
adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung
mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra, namun tidak ikut menjadi
bagian di dalamnya. Unsur ekstrinsik terdiri dari keadaan subyektivitas individu
pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup, biografi, keadaan
lingkungan pengarang seperti ekonomi, politik dan sosial yang kesemuanya itu
mempengaruhi karya yang ditulisannya. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang
membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra
hadir sebagaikarya sastra, unsur-unsur yang secara factual akan dijumpai jika seseorang
membaca karya sastra. Unsur yang dimaksud adalah tema, plot, penokohan, latar, dan
sudut pandang. Berikut ulasan unsur-unsur intrinsik novel.
1. Tema
Tema merupakan dasar cerita atau gagasan umum dari sebuah novel. Tema dapat juga
disebut ide utama atau tujuan utama. Berdasarkan dasar cerita atau ide utama,
pengarang akan mengembangkan cerita. Oleh karena itu, dalam suatu novel akan
terdapat satu tema pokok dan sub-subtema. Pembaca harus mampu menentukan tema
pokok dari suatu novel. Tema pokok adalah tema yang dapat memenuhi atau
mencakup isi dari keseluruhan cerita.
2. Plot/ Alur
Plot merupakan hubungan antarperistiwa yang bersifat sebab akibat, tidak hanya
jalinan peristiwa secara kronologis, tetapi juga urutan kejadian yang di dalamnya
terdapat hubungan sebab akibat. Suatu peristiwa disebabkan atau menyebabkan
terjadinya peristiwa yang lain. Plot juga dapat berupa cerminan atau perjalanan tingkah
laku para tokoh dalam bertindak, berpikir, berasa, dan mengambil sikap terhadap

6
masalah yang dihadapi. Alur (Plot) merupakan serangkaian peristiwa-peristiwa yang
membentuk sebuah jalannya cerita pada novel. Secara umum alur pada novel
dibedakan menjadi 3 macam, antara lain:
a. Alur maju (Progresif), merupakan alur peristiwa-peristiwa atau kejadian dalam
cerita yang bergerak secara urut dari awal hingga akhir dan memiliki jalan cerita
yang rapi. Biasanya alur maju ini digunakan pada novel autobiografi dan biografi.
b. Alur mundur (Regresif), merupakan alur peristiwa-peristiwa atau kejadian dalam
cerita yang bergerak secara terbalik atau dari yang sudah berlalu. Pada alur ini
cerita tidak diawali dengan pengantar.
c. Alur campuran, adalah perpaduan antara alur maju (Progresif) dengan alur mundur
(Regresif ) namun kadang jalannya alur secara acak dan tidak rapi. Alur ini
biasanya digunakan untuk novel misteri atau novel fantasi.
3. Penokohan
Penokohan dalam novel adalah unsur yang sama pentingnya dengan unsur-unsur yang
lain. Penokohan adalah teknik bagaimana pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam
cerita sehingga dapat diketahui karakter atau sifat para tokoh. Unsur penokohan
mencakup pada tokoh, perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya
dalam cerita. Tokoh merupakan pemeran atau seseorang yang menjadi pelaku dalam
cerita novel. Sedang penokohan atau karakterisasi merupakan watak atau sifat dari
tokoh yang ada dalam cerita novel tersebut.Berdasarkan watak atau karakternya, tokoh
dibagi menjadi tiga, antara lain:
a. Tokoh protagonis, merupakan tokoh utama yang menjadi pusat perhatiandalam
cerita. Tokoh utama ini digambarkan sebagai seseorang yang baik yang selalu
mendapatkan masalah.
b. Tokoh antagonis, merupakan tokoh yang menjadi musuh dari tokoh utama atau
tokoh protagonis dalam cerita. Tokoh antagonis digambarkan dengan seseorang
yang memiliki sifat yang buruk, tidak bersahabat dan selalu menimbulkan konflik.
c. Tokoh tritagonis, merupakan tokoh yang menjadi penengah antara tokoh protagonis
dan juga tokoh antagonis. Tokoh tritagonis ini digambarkan dengan seseorang yang
memiliki sifat dan sikap netral, kadang bisa berpihak pada tokoh protagonis, dan
kadang berpihak pada tokoh antagonis. Akan tetapi di saat keduanya terlibat
konflik, maka tokoh tritagonis ini bertindak sebagai pelerai dari keduanya.Untuk
menggambarkan karakter tokoh tersebut sang pengarang menampilkannya dengan

7
cara yang berbeda-beda setiap novelnya, berikut cara yang biasa dilakukan
pengarang untuk menggambarkan watak atau karakter dari tokoh novel.
a. Penggambaran dijelaskan melalui bentuk lahiriah seperti keadaan fisik, cara
berpakaian, tingkah laku, dan sebagainya.
b. Penggambaran dijelaskan dengan jalan pikiran tokoh.
c. Penggambaran dilakukan dengan melalui reaksi dari tokoh terhadap suatu hal atau
kejadian tertentu.
d. Penggambaran dijelaskan melalui lingkungan dan keadaan sekitar tokoh.

4. Latar
Latar adalah landasan atau tumpuan yang memiliki pengertian tempat, hubungan
waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
Selain itu juga merupakan pelukisan tempat, waktu, dan situasi atau 8suasana
terjadinya suatu peristiwa. Berdasarkan pengertian tersebut latar dapat disimpulkan
sebagai pelukisan tempat, waktu, dan suasana pada suatu peristiwa yang ada di cerita
fiksi. Latar atau setting yaitu tempat dan waktu yang melatarbelakangi terjadinya
kejadian dan peristiwa dalam cerita. Latar atau setting ini merupakan salah satu unsur
pembangun novel yang penting untuk menciptakan suasana dalam cerita.Latar atau
setting terdiri dari beberapa macam, di antaranya:
a. Waktu
yaitu masa di mana jalannya cerita sedang berlangsung. Latar atau setting waktu ini
bisa digambarkan secara garis besar ataupun secara terperinci. Secara garis besar
misalnya saja, pada musim kemarau, musim hujan, siang hari, malam hari, hari
minggu, dan lain sebagainya.
b. Tempat
yaitu lokasi di mana jalannya cerita tersebut berlangsung. Latar atau setting tempat
ini digambarkan secara umum dan khusus, misalnya saja secara umum seperti di
terminal Bekasi, di Stadion, dan lain sebagainya. Sedangkan secara khusus seperti
di ujung jalan mawar, di rumah Anton dan lain sebagainya.
c. Suasana
yaitu kondisi latar secara menyeluruh dan emosi yang kuat.
d. Sosial budaya
yaitu pergaulan yang secara status sosial. Ini berhubungan dengan latar tempat,
sebab status sosial sangat erat hubungannya dengan tempat bergaul.

8
e. Keadaan lingkungan
Lingkungan dari tokoh-tokoh dalam cerita akan memunculkan konflik batin dalan
jalannya cerita.

5. Amanat
Amanat merupakan pesan dari pengarang ke pada pembacanya yang terkandung di
dalam cerita novel. Dalam menyampaikan maksud pesannya, sang penulis biasanya
mengungkapkannya secara tersirat ataupun tersurat.
1. Tersirat , adalah amanat yang cara penyampaiannya secara langsung sehingga
pembaca bisa langsung menemukannya.
2. Tersurat, adalah amanat yang cara penyampaiannya secara tidak langsung, atau
pembaca perlu membaca cerita dari awal hingga akhir untuk bisa menemukan pesan
dari penulis.

6. Sudut Pandang
Unsur intrinsik karya fiksi berikutnya adalah sudut pandang. Sudut pandang adalah
cara penyajian cerita, peristiwa-peristiwa, dan tindakan-tindakan pada karya fiksi
berdasarkan posisi pengarang di dalam cerita. Sudut pandang disebut juga sebagai
posisi pengarang dalam cerita fiksi.Sudut pandang dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu sudut pandang persona ketiga: dia dan sudut pandang persona pertama: aku.

7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah suatu corak dalam pemilihan bahasa yang digunakan oleh
penulis di dalam cerita novel. Gaya bahasa ini berguna untuk menciptakan suasana
atau nada untuk mengajak. Selain itu juga dapat berguna untuk merumuskan dialog
yang bisa menggambarkan hubungan atau interaksi yang dilakukan oleh tokoh-tokoh
dalam cerita.Gaya bahasa dalam novel adalah ciri khas pemilihan kata dan bahasa
yang digunakan oleh penulis. Artinya tiap penulis novel tentu memiliki gaya bahasa
yang berbeda-beda.

9
2.4 Kaidah Kebahasaan Novel
1. Bahasa emotif, yaitu adanya upaya pengarang untuk menghidupkan perasaan atau
menggugah emosi kita sebagai pembaca. Hal ini penting dilakukan oleh pengarang
agar kita bisa masuk ke cerita yang ada dalam novel. Dengan bahasa yang menggugah
emosi kita, kita jadi bisa turut merasakan emosi yang dirasakan tokoh cerita dalam
novel.
2. Bahasa yang digunakan dalam novel dipengaruhi oleh subjektivitas pengarangnya.
Subjektivitas ini menjadi lumrah karena novel ditulis berdasarkan pandangan hidup
pengarangnya. Oleh karena itu saat membaca novel kita bisa mengetahui bagaimana
sikap pengarang terhadap masalah-masalah atau konflik yang dihadapi tokoh cerita,
baik itu terhadap moralitas atau nilai-nilai sosial yang ada di masyarakat atau unsur
ekstrinsik lain yang turut membentuk sebuah novel. Subjektivitas pengarang ini juga
turut memperkaya pengetahuan kita, tanpa kita harus mengalami pengalaman yang
sama dengan tokoh dalam cerita.
3. Bahasa dalam novel juga cenderung konotatif atau bukan makna sebenarnya atau
makna tambahan yang berada di luar makna sebenarnya. Hal ini berkaitan dengan
makna kiasan. Penggunaan bahasa konotatif dalam novel menunjukkan makna kata
yang berkaitan dengan nilai rasa karena penciptaan karya sastra pengungkapannya
memiliki tujuan estetik atau keindahan. Istilah konotasi ini bisa dibedakan menjadi dua
jenis.
 Pertama, konotasi positif atau kiasan yang mengandung makna positif. Contohnya
anak emas (anak kesayangan), kembang desa (gadis yang cantik dan dipuja), dan
kutu buku (orang yang rajin membaca buku).
 Kedua, konotasi negatif atau kiasan yang mengandung makna negatif. Contohnya
tikus (koruptor), gerombolan (sekelompok orang), dan serigala berbulu domba
(orang jahat yang berpura-pura baik).
4. Bahasa denotatif , bahasa novel juga menggunakan kalimat-kalimat denotatif. Karena
pemahaman pembaca novel mengacu pada makna denotatif.
5. Bahasa ekspresif, yang memberikan gambaran atas suasana pribadi pengarang atau
suasana hati tokoh dalam cerita. Bahasa dalam novel juga bersifat sugestif atau
mempengaruhi pembaca mempercayai cerita yang dikisahkan dalam novel.
6. Bahasa dalam novel juga menggunakan beberapa kata khusus, yaitu

10
a. Kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi, temporal, kronologis). Digunakan
dalam novel karena kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa dalam novel
berlangsung tidak selalu pada saat ini, melainkan ada yang terjadi pada masa
lampau. Oleh karena itu, dalam novel, kita sering menemukan kata-kata seperti
awalnya, mula-mula, sejak saat itu, kemarin, malam itu, dan lain sebagainya.
b. Kata kerja yang menggambarkan tindakan, (kata kerja material)Digunakan dalam
novel karena pengarang perlu menggambarkan tindakan yang dilakukan oleh tokoh-
tokoh dalam ceritanya. Ini juga berfungsi untuk memberikan gambaran sikap para
tokoh dalam menghadapi situasi tertentu atau gambaran situasi hati para tokoh.
Misalnya kalau tokohnya marah, pengarang akan menggambarkan si tokoh
membanting bukunya dengan kesal.
c. Kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung, digunakan oleh pengarang
novel untuk menceritakan tuturan atau ucapan para tokoh dalam novelnya. Kata
kerja ini bisa dilakukan dengan kutipan yang berupa dialog atau kalimat biasa yang
menggambarkan tuturan tokoh. Contoh dari penggunaan kata kerja ini adalah
menurut, menyatakan, mengungkapkan,menceritakan mengenai, mengatakan,
menanyakan, dan lain sebagainya.
d. Kata kerja yang menggambarkan pikiran dan perasaan tokoh dalam cerita, (kata
kerja mental) Pengarang menggunakannya agar kita mendapatkan gambaran jelas
mengenai pikiran dan perasaan tokoh atau pergulatan batin yang dirasakan oleh
tokoh atas situasi yang mengandung konflik. Contoh kata kerja mental ini adalah
merasakan, mendambakan, mencintai, menginginkan, menganggap, dan lain
sebagainya. Contoh penggunaannya adalah saat tokoh dalam cerita merasa bahagia
karena jatuh cinta, maka pengarang akan menggambarkan tokoh tersebut merasakan
hatinya berbunga-bunga.
e. Kata sifat
kata-kata sifat digunakan oleh pengarang untuk memberikan gambaran atau
deskripsi mengenai tokoh, tempat, dan suasana. Penggunaan ini penting dilakukan
oleh pengarang agar kita sebagai pembaca mendapatkan gambaran jelas mengenai
ciri-ciri fisik tokoh, gambaran tempat yang ditinggali atau dikunjungi tokoh, dan
suasana yang terjadi saat cerita berlangsung.

11
BAB III

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


3.1 Sinopsis Novel
Lukacita bercerita tentang para pemimpi yang dikhianati cita-cita mereka sendiri.
mengisahkan tentang luka yang dimiliki Javier, seorang pendiri perusahaan start up dan
juga seorang mantan atlet catur yang bernama Utara. Utara adalah seorang mantan atlet
catur, yang seluruh aspek kehidupannya dipenuhi dengan catur. Utara yang setelah 14
tahun bergelut di dunia catur akhirnya memutuskan untuk berhenti dengan alasan tertentu.
Saking cintanya ia kepada catur, ia hampir tak bisa melakukan kegiatan seperti teman-
teman seusianya, karena waktunya dihabiskan untuk belajar main catur. Meski minim
pengalaman, ia pun memberanikan diri melamar pekerjaan sebagai creative strategist di
sebuah agensi bernama Pengantara, karena merasa kata strategi agak cocok dengan
percaturannya selama ini. Tentu saja dugaannya salah. Ditambah lagi, Javier sang atasan
membuatnya semakin tertekan.Namun di luar urusan pekerjaan, diam-diam Javier berniat
―mengantar‖ Tara kembali ke kehidupannya—catur. Karena ia sadar, catur adalah
segalanya bagi Tara.Di sisi lain, Tara terus berusaha memahami Javier. Memahami cita-
citanya, juga memahami luka-lukanya yang ia pendam, sendirian. Saat mereka hampir
menyerah untuk memperjuangkan apa yang mereka cita-citakan selama ini, mereka
bertemu untuk belajar memaafkan keadaan.
Javier merupakan seorang pendiri perusahaan start up bernama Pengantara, yang
memiliki lima orang anggota, yaitu Aslan, Bang Jul, Rumi, Lando, dan dirinya sendiri.
Perusahaannya dimulai dari kantor yang berbentuk seperti kamar kosan hingga menjadi
ruangan proper yang bagus. Namun, dibalik kesuksesannya tersebut, Javier tetap merasa
hampa. Pengantara dibangun dengan latar belakang akibat kekecewaan Javier yang gagal
lulus ujian masuk perguruan tinggi negeri yang diinginkannya. Maka itu, Javier akhirnya
memilih jalannya sendiri untuk menggapai cita-citanya.Teman-teman Javier yaitu Aslan,
Lando, Bang Jul dan Rumi yang ternyata mempunyai alasan tersendiri mengaoa mereka
memilih bekerja di pergantara hingga membuat mereka semua memilih ikatan yang kuat.
Dalam perjalanannya mendirikan perusahaan Pengantara itu, Javier dipertemukan
dengan sejumlah orang dianggap gagal oleh orang lain atau merasa dirinya sendiri
sebagai seorang yang gagal. Mereka yang membentuk perusahaan Pengantara adalah
orang-orang yang ditolak di lingkungan sosialnya dan tidak memiliki tempat untuk
bernaung dan berkarya.Di sisi lain, sejak kecil Utara harus menghadapi pahitnya

12
kehidupan, karena ia selalu tertinggal jauh dibanding teman-temannya. Hal ini
disebabkan, karena ia memiliki disleksia yang membuatnya mengalami kesulitan dalam
belajar.Namun, berkat bantuan dari gurunya, Utara mulai kenal dengan dunia catur. Di
dunia catur, ia memiliki harapan untuk bisa menemukan jalan yang terbaik. Akan tetapi,
kehidupan tentunya tak semudah yang dibayangkan.Meski sudah lama berlatih, selama
bertahun-tahun juga setelah mengikuti berbagai turnamen, menjadi seorang juara seolah
mustahil baginya. Utara pada akhirnya keluar dari dunia catur setelah 14 tahun lamanya
menggeluti dunia tersebut. Utara tidak lagi melanjutkan bermain catur, karena ia merasa
bahwa dirinya adalah orang yang menyebabkan temannya bunuh diri. Lucu memang jika
dipikirkan, bahwa ia harus mengorbankan mimpinya, karena perasaannya sendiri.Utara
memang kerap kali menyalahkan diri sendiri, apa pun yang ia lakukan akan dinilai salah
oleh dirinya sendiri. Aneh juga, Utara selalu mengatakan itu dengan dengan penuh
ketenangan, seperti ia sudah terbiasa untuk menyalahkan dirinya sendiri.
Javier adalah orang yang paling berani. Ia selalu berkata secara blak-blakan setiap kali
ia berbicara. Terkadang perkataannya bisa menyakiti hati, karena terlalu tepat
sasaran.Javier juga suka adu argumen dan tidak mau kalah. Namun, di sisi lain, Javier
juga salah satu orang yang paling baik. Sejumlah orang yang mengenal sosoknya akan
menilai dirinya sebagai sosok yang baik.Namun, kekurangan Javier, yaitu ia tidak bisa
memaklumi dan berdamai dengan masa lalunya. Sebab, Javier kesepian. Terdapat sesuatu
yang mengganjal dalam diri Javier, tapi ia merasa harus tetap tenang seolah tak ada apa-
apa. Dari dulu, mimpi Javier selalu sama, yaitu Pengantara. Perusahaan Pengantara yang
ia bangun dengan jerih payah, akhirnya harus dilepaskan begitu saja ia merasa hidupnya
sudah tak berwarna lagi.Kini, hidupnya hanya punya dua warna, yaitu hitam dan putih.
Sosok yang selalu berkata untuk mendahulukan dirinya sendiri, malah selalu gagal untuk
memeluk dirinya sendiri. Sosok yang terlihat tegar dan berani, tetapi malah jadi penakut
saat berhadapan dengan Pengantara, Utara, dan keluarganya. Javier dan Utara, sama-sama
melepaskan mimpinya, karena dikhianati cita-citanya sendiri.

3.2 Unsur Intrinsik


3.2.1. Tema
 Analisis tema yang digambarkan oleh Karakter
Karakter merupakan unsur dasar dalam suatu karya sastra dan patut untuk
dikaji, karena karakter merupakan sesuatu yang diceritakan dalam novel, serta
mengalami dan menyebabkan berbagai macam kejadian di dalam cerita. Untuk

13
mendeskripsikan karakter dalam novel, peneliti mengacu pada teori dari Robert
Stanton. Menurut Stanton (1965:17) tokoh menunjuk kepada karakter-karakter
yang terdapat dalam cerita. Dalam novel Luka Cita ada tiga karakter yang akan
diteliti untuk mendukung tema Kegagalan , perjuangan hidup , Persahabatan ,
Percintaan dan Kekeluargaan. yakni Utara dan Javier sebagai tokoh utama dan
beberapa karakter tokoh pendukung lainnya.
a. Tema Kegagalan dan Kekecewaan
Bukti kutipan :
"Karena gue nggak seberani lo gue nggak seberani itu untuk ambil
keputusan demi kepentingan diriku sendiri karena asal lo tau gue nggak
suka sama diri Gue gue benci sama diri gue sendiri gue teriak dengan
suara-suara dan Entah kenapa mata gue tiba-tiba basah . "itu yang bikin
gue pengen Mulai hidup baru. Gue pengen jauh-jauh dari catur karena
semua rasa benci dan rasa bersalah itu akan terus menghantui gue sampai
gue mati." dada gue terasa sesak dan gue hanya mendapati Javier berdiri
sambil melonggarkan genggaman tangannya dan sekarang lu masih suruh
gue balik?" (Halaman 207)

"Dreams are dissapointing right?" "Kita selama ini selalu berharap sama
mimpi lewatin hidup cuman untuk mengejar mimpi itu karena kita percaya
dia yang bakal dulu kita bebas dan bahagia." Tapi waktu kita udah bisa
gak pengen kayak gitu nggak ada nggak ada yang bisa bikin kita bahagia
dan yang brengsek sekalipun mimpi itu terus menerus dan mengecewakan
lu dan Membuat lu menjadi orang asing untuk diri sendiri, di suatu titik lo
akan ngerasa Kalau lo nggak akan pernah bisa ninggalin mereka."
(Halaman 193)
b. Tema Perjuangan
Bukti kutipan :
" lagi pula pergantara yang kamu perjuangkan Bukan pergentara Yang
Sekarang.. kamu yang paling tahu pergantara seperti apa yang kamu
rindukan dulu itu. " Pak Har menatap gue tersenyum "Jadi kalau memang
harus Relakan yang ini apa salahnya."
"Kalau saat ingin ke tujuanmu kamu salah jalan ya ndak apa-apa atau
pulang dulu terus berpikir deh pikir rencana untuk pilih jalan yang benar

14
supaya tidak nyasar lagi." Pak Har masih melanjutkan lukisannya
"daripada terus jalan dan muter-muter makin nyasar nanti jalan pulang
aja nggak tahu gimana ya kalau nanti nambah menyasar piye "
(Halaman 388-389)

" Papi kasih tahu Hidup itu tidak mudah hidup itu sulit Tara !kalau begini
saja kamu sudah menyerah bagaimana nanti . kamu sendiri sadar tidak
ada hal lain yang becus kamu lakukan selain catur." (Halaman 17)

" karena Gue pengen buktiin ke lo kalau selama ini kerja keras elo untuk
pengantara nggak sia-sia dan lo nggak perlu membenci pengantara lagi
karena gue tahu sepenting apa Bang Jul , Rumi dan orang-orang yang ada
di pengantara buat lo." (Halaman 197)

Dari situ juga gue tahu bahwa Nota Grup adalah perusahaan keluarga
besar Ibunya dan dia merasa harga dirinya tercabik-cabik karena harus
menerima penghakiman orang namanya juga keluarga kaya jelas aja dia
punya perusahaan orang privilege begitu Padahal dia berusaha berdarah-
darah untuk membangun pengantara. (Halaman 293)

Sama seperti gue Entah berapa kali gue menunjukkan kalau gue berbeda
gue selalu punya kesamaan dengan orang di sekitar gue terutama mereka
yang seumuran. Di keluarga besar Cuma dua orang yang masuk
universitas negeri ternama. Mas Floda yang masuk ITB jurusan bisnis dan
manajemen dan sepupu kami bernama mas Rama yang masuk Universitas
Airlangga Jurusan Kedokteran mereka berdua pun lanjut mengambil
kuliah S2 di bidang masing-masing ke luar negeri dan menjadi diaspora
gue sama seperti orang lain punya keinginan kecil untuk masuk FSRD ITB
ketika masih SMA. Gue ingin menjadi putra-putri kebangaan bangsa yang
selalu disuarakan pada orang tua kepada anak-anak mereka yang berhasil
masuk kampus negeri. (Halaman 57)

Gua bertekad untuk nggak akan pernah bekerja di perusahaan besar


karena gue benci mendengar pertanyaan mereka yang selalu berhubungan

15
dengan lulusan mana. Gue nggak akan kerja untuk orang lain gue harus
punya perusahaan sendiri dan kelak gue harus membuka kesempatan
untuk mereka-mereka yang bernasib (Halaman 60)

c. Tema Persahabatan
Bukti kutipan :
" Dari cara lo belain lando dan percaya banget sama dia dan
kemampuannya .cara lo peduli sama masalah pribadi Rumi dan bikin dia
sadar untuk keluar dari hubungan toxic-nya. cara lo melihat kantor lo
setiap kali label datang atau mau pulang dan cara lo percaya sama Bang
Jul..." (Halaman 197)

" jadi gue minta maaf maaf karena nggak pernah mengapresiasi lo
sebagai temen gue gue minta maaf karena nggak pernah mau kalah dari lo
dan gue minta maaf karena membuat lo merasa bodoh dan jahat pada saat
bersamaan dan gue minta maaf karena berusaha bertahan jadi teman lo
saat lo sakit banget dengan keberadaan gua." (Halaman 231)

Teman. Apa itu teman ?


Apakah dia seseorang yang tahu siapa lo sebenarnya? atau seseorang
yang akan selalu berada di samping lo apapun yang terjadi? apa dia
seseorang yang nggak akan pernah meninggalkan lo saat susah maupun
senang? atau Dia seseorang yang bisa menunjukkan lo kebenaran
sekalipun itu pahit? jadi apa itu teman bagaimana kita mendefinisikan
mereka?(Halaman 232)

d. Tema Percintaan
Bukti kutipan :
Sejak hari itu sampai hari ketika akhirnya Yasa menyatakan perasaannya
kepada gue di akhir 2012 gigi selalu menjadi seorang yang tersenyum
mendukung hubungan kami tanpa gue tahu bahwa dia kemudian hari
semua itu dia lakukan hanya demi membahagiakan jasa seorang lelaki
yang begitu dia sayangi. (Halaman 129)

16
" karena kalau kamu masih sayang sama aku kamu nggak akan putusin
aku tanpa kejelasan gitu aja." (Halaman 99)

"gue butuh cewek yang nggak masa gue harus sedingin dan itu sesuai apa
kata orang dulu butuh cewek yang bisa menerima apapun yang gue punya
begini apa adanya" Lalu mata gue menerawang masuk ke dimensi ingatan
lain di mana wajahnya begitu jelas ada di pikiran gue dan orang itu
bahkan sampai sekarang gue masih nggak percaya kalau dia orangnya.
Tara
Dia orang yang berpikir kalau Cinta itu bukan sesuatu yang ada cuman
untuk diberi penghargaan cinta nggak butuh selebrasi tapi pengertian
cinta butuh koneksi bukan sekedar status hubungan karena saat lo Cuma
berhubungan dengan seseorang lu cuman merasakan permukaan hidup
mereka lo nggak akan bisa merasakan hasrat mereka untuk bermimpi lo
nggak akan pernah memahami harapan-harapan mereka yang nggak akan
merasakan mereka seluruhnya Karena lo nggak terkoneksi sama mereka
dan Sejujurnya... (Halaman 247-248)

Iya lo harus tanggung jawab tar tanggung jawab karena udah bikin
perasaan gue begini. (Halaman 259)

e. Tema Kekeluargaan
Bukti kutipan :
Villa yang dikelilingi kebun teh ini nggak banyak berubah semuanya masih
sama seperti beberapa tahun lalu saat gue mengunjungnya ke sini. Bahkan
Pak Udin ketika gue datang dia masih sibuk memetik daun-daun teh yang
terhampar dengan cantiknya di silue villa ini namun gue sedikit terkejut
ketika hari itu Pak Udin nggak mengetik daun teh itu seorang diri
melainkan bersama seorang pria paruh baya lain yang setelah gue telaah
lagi..
"Jav? " Gue hanya mampu memanggilnya dan dia sepertinya mengerti apa
yang akan gue tanyakan
"Hmm, bokap gue ikut," gue beneran membuka mulut nggak percaya.
"Nyokap gue juga abang gue juga" dia Lalu menunjuk dua sosok lain yang

17
sedang duduk-duduk berdampingan sambil menikmati teh dan ngobrol-
ngobrol santai di depan Villa " dan adik gue," gue menoleh di Sosok yang
disebutkan terakhir . " Enzo, Paling dia lagi di dalam nonton."
" lo ngajak semua anggota keluarga lo dan lo nggak bilang gue?!" Gue
beneran hampir berteriak, cuma tetap berusaha pelan supaya nggak
terdengar..
" ya bilang sama lo Biar apa? Biar lo ajak bokap nyokap lo juga? Mau
lamaran emang.
Asli ya Gue lupa kalau sampai bumi ini berhenti berputar dan jadi planet
lain pun nggak akan orang yang bisa menang ngadu argumen sama
Javier.
"Jav ! Udah balik? " belum sempat gue berteriak lagi, sebuah suara yang
berasal dari ibunya Javier terdengar. Dia memanggil-manggil Anaknya
sambil menatap ke arah gue dengan senyum yang ramah, membuat mas
Flora dan Pak Samuel Sjahlendra juga menoleh ke arah gue dan membuat
gue gugup. Aduh, gimana Coba ini? Ngomong apa gue sama mereka?
Pikiran gue masih penuh ketika tiba-tiba tangan Javier yang selalu dingin
meraih tangan gue dan menggenggamnya seperti beberapa tahun lalu saat
dia menarik tangan gue untuk pertama kali dan gue hanya bisa mengikuti
kemanapun dia membawa gua. Kemanapun.
" oh ini yang namanya Tara?" Ibunya jovia cantiknya minta ampun.
Mungkin kalau jadi generasi milenial si tante ini akan jadi beauty vlogger
setipe lah sama mantan-mantan anaknya.
" kamu kok baru balik, dari tadi Mas telepon." Yang ini Pernah gua lihat
sekilas di kantor.
" kan jemput dia dulu," jawab Javier Acuh Tak Acuh sambil menunjuk gue
dengan dagu.
Cowok bertubuh lebih pendek sedikit dari Javier, badannya lumayan berisi
dan kulitnya putih banget kayak pakai Citra bengkoang tiap detik. Semua
yang dia pakai tertata dari bawah sampai atas. Senyumnya juga
berwibawa banget. Sekilas Dia mengingatkan gue dengan anak sultan.
"Oh , hai."

18
" itu tangan lepas kali... tertiup angin juga nggak bakal terbang. " gue
menoleh ke arah sumber suara dari pintu Villa yang terbuka. Oh, ini Enzo
adik yang Javier maksud.
Tanpa gue sadari, mata sosok di samping gue sedang memicing sebal dan
bibirnya siap mengeluarkan Kata kasar, tapi ditahan.
"Sana.. masuk ke kamar," ujarnya, hingga membuat gua terkesiap.
"Loh,loh, di bawah ngamar terus. Mending ajak makan, kita semua belum
makan, loh." Si tante langsung tersenyum dan gue juga langsung
membalasnya " kan kasihan Abis jalan jauh."
" Ada apa ini rame-rame?" Sebuah suara lain terdengar dan sosok laki-
laki paruh bayar langsung menaikkan sebelah alis sebelum melirik Javier
seolah menunggu penjelasan
" eh, si Papah. Ini temennya Javi. " gue sempat bergidik waktu si tante
tiba-tiba mengusap punggung gue dan tersenyum ramah.
Menjelang sore, udara di Villa terasa semakin segar. Langit mulai
menyinggah gue bisa melihat jovia bersama ayahnya sedang ngobrol dan
merokok berdua, bertukar cerita tentang banyak hal. Gue ingat jadwal
pernah bilang dia sangat mengagumi ayahnya pas gue tanya, apa yang
paling dia suka dari ayahnya, dia menjawab nggak tahu. Dia hanya
merasa Ayahnya adalah orang yang baik dan menyayangi keluarganya
terlepas dari semua kesalahan yang pernah beliau buat di masa lalu,
hingga hadir.
" mereka jarang-jarang loh akur begitu. " suara tante membuyarkan
Lamunan gue. Membuat gue langsung menoleh ke arahnya yang langsung
duduk di samping gue." Biasanya masing-masing sibuk Bapaknya ke mana
anak-anaknya ke mana. Baru kali ini aja pada mau ngumpul karena Javi
yang minta, " tante membalas tatapan gue." Jarang-jarang Javi minta
sesuatu biasanya anak itu gengsi besar, nggak mau dibilang merepotkan
jadi apa-apa selalu diam. Pas dia bilang mau liburan bareng ke sini,
ayahnya, abangnya sampai adiknya ikut batalin semua acara mereka dan
ikut ke sini. (Halaman 423-427)

19
3.2.2. Sudut Pandang
Secara keseluruhan terdapat tiga jenis sudut pandang pencerita dalam novel
Luka Cita karya Valerie Patkar . Kedua jenis sudut pandang tersebut yaitu
1. Sudut Pandang Orang Pertama “Gue”
a. “Aku dan Gue” Tokoh Utama
Dalam sudut pandang ini, si ―Gue‖ mengisahkan berbagai peristiwa dan
tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniah, dalam diri
sendiri,maupun fisik, hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya.
Si ―Gue‖ menjadi fokus, pusat kesadaran, pusat cerita. Segala sesuatu
yang di luar diri si ―Gue‖,peristiwa,tindakan, dan orang, diceritakan
hanya jika berhubungan dengan dirinya, atau dipandang penting. Jika
tidak, hal itu tidak disinggung sebab si ―Gue‖ mempunyai keterbatasan
terhadap segala hal yang di luar dirinya, di samping memilikikebebasan
untuk memilih masalah-masalah yang akan diceritakan. Dalam cerita
yang demikian, si ―Gue‖ menjadi tokoh utama, first-persen central,
yaitu Utara dan Javier.
Bukti kutipan :
Utara
Mami membesarkan gue dengan kedua tangannya.. bagi seorang
perempuan, memiliki putus tunggal adalah titipan Tuhan yang perlu
diemban dengan setiap tetes darah dan keringat. Kelak seorang anak
akan menjadi cerminan Bagaimana seorang ibu menjalani nalurinya
dan bagaimana gue harus membuat semua orang tahu betapa hebatnya
dia sebagai seorang ibu hanya dengan melihat Gue. Gue dan piala gue.
dan gelar gue. (Halaman 10)
" aku udah bilang, aku capek. Aku nggak mau main catur
lagi,”(Halaman 10)

Javier
Sejatinya rumah bukanlah sebuah tempat melainkan sebuah rasa.
Untuk tahu di mana Rumah itu berada , gue harus pergi jauh supaya
bisa merindukannya dan bagi gue pengantara selalu menjadi rumah itu.
Einstein pernah bilang kalau ada dua cara dalam melihat kehidupan-
yang satu adalah dengan berpikir kalau nggak ada yang namanya

20
keajaiban dan yang satunya lagi dengan berpikir kalau semua memang
adalah keajaiban. Gue pernah menjalani cara yang kedua. Semua yang
gue lakukan harus menjadi bentuk keajaiban supaya orang lain bisa
memilih cara yang sama dengan melihat kehidupan mereka dan hanya
desain yang bisa memberikan keajaiban itu kepada gue. (Halaman 16)

“Maksud aku, it’s nice having someone like you with me. Aku ga
bohong, kamu salah satu orang terbaik yang pernah aku temuin di
hidup aku,”(Halaman 435)
b. “Gue” Tokoh Tambahan
Dalam sudut pandang ini tokoh ―Gue‖ muncul bukan sebagai tokoh
utama, melainkan sebagai tokoh tambahan, first-person peripheral.
Tokoh ―Gue‖ hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedang
tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian ―dibiarkan‖ untuk
mengisahkan sendiri bagaimana pengalamannya.
Bukti kutipan :
Lando :
" Siapa yang mau nerima mantan napi kayak gue? SMA aja nggak
lulus. CV gue langsung dilewatin, bahkan sebelum melihat portofolio
gue. Orang buka lowongan kerja biar tulisannya maju bukan buat
terima orang-orang kriminal Yang berpengalaman dan nggak sekolah
kayak gue" (Halaman 49)

Caroline :
"Eh,Reg ,gue denger dari anak-anak lo putus sama Yasa ?"
(Halaman 85)

Regina:
" gue capek terus-menerus disalahkan atas dan tidak bahagiaan lo. Gue
pengen urusan kita selesai. Gue dan lo bisa sama-sama pergi ke jalan
kita masing-masing tanpa ada cerita yang masih belum selesai tanpa
ada perasaan bersalah dia mau kita hidup tanpa ada satu sama lain
yang ambil bagian di dalamnya tanpa ada edwin tanpa ada yasa. Gue

21
pengen bebas dari lo dan gue yakin lo menginginkan hal yang sama
tar." (Halaman 233)

Pak Santos :
" saya tahu Tara kamu tidak pernah bisa melihat catur dengan cara
yang sama lagi setelah Edwin meninggal saya mengenal kamu terlalu
lama untuk percaya, anak yang sudah saya titipkan mimpi saya dan
berusaha keras untuk mewujudkannya selama 10 tahun itu bisa tetap
baik-baik saja setelah kehilangan sahabat seperjuangannya. Tapi saya
tidak berbuat apa-apa untukmu karena saya bodoh dan Saya hanya
memikirkan sakit hati saya karena mereka dikhianati kamu saat itu.
Tapi sekalipun kamu meninggalkan saya sampai detik ini saya masih
berharap kamu akan membuka hatimu lagi untuk catur "
(Halaman 234)

2. Sudut Pandang Orang Kedua( "Lo")


Pada sudut pandang orang kedua, penulis adalah narator yang sedang
berbicara kepada kata ganti ―kamu‖ dan menggambarkan apa yang
dilakukan ―kamu‖ "Lo" atau ―kau‖ atau ―anda‖.Pembaca diperlakukan
sebagai pelaku utama sehingga membuatnya menjadi merasa dekat dengan
cerita karena seolah menjadi tokoh utama
Bukti kutipan :
" kamu tahu kalau hubungan kita diterusin itu cuma nyakitin kamu" gue
menatap matanya tanpa emosi ."Bukannya kamu yang selalu bilang yas
?kamu pacaran sama orang paling egois yang nggak pernah pikiran kamu
aku cuma mikirin diri sendiri aku sendiri. aku lebih mikirin kebahagiaan
aku tanpa pernah peduli gimana perasaan kamu." (Halaman 98)

"Lo nguping? " (Halaman 101)

3. Sudut pandang orang ketiga tunggal (“Dia”)


Pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang persona ketiga,
gaya ―dia‖, narator adalah seseorang yang berada di luar cerita yang
menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata ganti;

22
ia, dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap
atau terus menerus disebut, dan sebagai variasi dipergunakan kata ganti.
Hal ini akan mempermudah pembaca untuk mengenali siapa tokoh yang
diceritakan atau siapa yang bertindak.Sudut pandang ―dia‖ dapat
dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan tingkat kebebasan dan
keterikatan pengarang.
Bukti kutipan :
Diantara yang lain Aslan-lah yang paling gak setuju ketika gue
mengambil keputusan. (Halaman 20)
"Meong! " dan kenalin ini Nonong dia bukan pelawak perempuan yang
ada di Opera Van Java bukan juga Ibu ikuti tangga tukang gosip di rumah
sebelahku melainkan seekor kucing anggora abu-abu yang selalu menatap
manusia dengan remeh seolah berkata i am a queen” (Halaman 25)

4. Sudut Pandang Orang Ketiga Jamak


Penulis menuturkan cerita berdasarkan persepsi atau kacamata kolektif.
Penulis akan menyebut para tokohnya dengan menggunakan kata ganti
orang ketiga jamak; ―mereka‖.
Bukti kutipan :
Mereka memegang 80% saham perusahaan yang mencakup penyediaan
gedung kantor beserta fasilitasnya, daftar kerjasama dengan banyak
perusahaan besar dan gaji menjanjikan untuk 4 orang yang sudah
mengabdi untuk penyentara selama 3 tahun terakhir. Dan itu semua
adalah sesuatu yang gak pernah bisa gue lakuin sebagai pendiri
perusahaan ini (Halaman 18)

" di tempat lain Ratu bisa hidup untuk dirinya sendiri dan raja bisa tetap
hidup karena dirinya sendiri. Ratu dan raja cuma perlu sama-sama saat
mereka di papan catur titik di tempat lain Mereka bisa jalanin hidup
masing-masing. " (Halaman 14)

3.2.3. Alur Novel


Novel Lukacita ini menggunakan alur campuran, karena ceritanya tidak
diceritakan secara maju atau mundur namun diselingi dengan alur maju dan

23
mundur. Novel ini menceritakan kehidupannya saat Utara berjuang untuk
menjauh dari catur dan mencoba hal lainnya dan kisah masalalu saat Utara
masih menjadi anggota Percasi , masih berhubungan dengan mantan pacarnya
bernama Yasa serta saat masih berteman baik dengan sahabatnya Regina dan
Edwin . Novel diawali dengan cerita peristiwa awal Utara keluar dari Percasi
dengan alur mundur, kemudian dilanjutkan dengan perjuangan Utara saat
bekerja di pengantara dan perjuangan untuk memaafkan dirinya sendiri
menggunakan alur maju.
Jenis Alur Kutipan Kalimat Halaman
Alur Mundur Di depan gedung sekolah Novel Lukacita halaman
Agustus 2017, 7
gue dulu, ada seseorang
yang disebut Abang Safari.
Setiap Minggu, pasti adaaa
aja binatang yang dia jual
digerobak kayu dengan cat
warna-warni mentereng.
Alur Mundur Alden Keva Setrayasa. Novel Lukacita halaman
Juli 2012, 124
Nama yang indah. Dari awal
sampai pertengahan 2012,
gue hanya sering mendengar
Gigi menyebut namanya.
Alur Mundur ―Tar, udah siap, kan?‖ gue Novel Lukacita halaman
Januari 2013, 130
masih inget bagaimana suara
berat Edwin membuyarkan
lamunan gue hari itu.
Alur Mundur Malam itu, 22 Februari Novel Lukacita halaman
22 Februari 2013, 139
2022.
Malam minggu yang seperti
biasanya selalu dihabiskan
di rumahnya.
Alur Mundur Saat itu sudah malam ketika Novel Lukacita halaman
26 Februari 2013, 143
gue samapai di rumah sakit
Adisoebroto, Jakarta. Dan
Gue dihadapkan pada lorong

24
panjang yang gelap, dengan
seseorang yang terduduk
lemas.
Alur Maju Dari tahun ke tahun, gue Novel Lukacita halaman
Juli 2017, 146
selalu menjalani kehidupan
seperti ini dengan Yasa.
Pertengkaran demi per-
tengkaran, tangisan demi
tangisan, luka demi luka.
Dengan semua perasaan
seperti itu, dengan semua
rutinitas itu, Gue menjalani
tahun-tahun kehidupan yang
selalu sama.
Alur Maju Setiap malam, Gue berharap Novel Lukacita halaman
Februari 2019, 154
bisa tidur dengan nyenyak,
bukan telentang menatap
langit-langit kamar dengan
pikiran kosong seperti ini.
Alur Maju Ada yang bilang, beda pacar Novel Lukacita halaman
Januari 2020, 295
beda juga cara pandang lo
soal cinta dan perasaan.
Berulang kali membangun
hubungan, gagal, dan
membangun lagi, Gue
cuman heran kenapa baru
terasa berubahnya sekrang.
Alur Mundur Semua kejadin itu masih Novel Lukacita halaman
Juni 2017, 325
jelas diingatan Gue. ―Gue
pengen banget ketemu sama
nyokap Gue lagi , Jav.
―Akhirnya dia mengatakan
keinginannya untuk pertama

25
kali.
Alur Maju Pikiran Gue kacau samapi Novel Lukacita halaman
Februari 2020, 338
Gue hanya terus diam
didalam kamar. Gue.
Melihat jam yang sudah
menunjukkan pukul 10, dan
Gue sama sekali nggak
berniat untuk kembali ke
Pasar Baru.
Alur Maju Satu bulan. Dari semua Novel Lukacita halaman
Maret 2020, 345
alasan Gue bertengkar atau
marah, Gue nggak pernah
tahu kalau alasannya adalah
Javier menghilang seperti
ini. Satu bulan di Rusia, Gue
nggak bisa sepenuhnya
focus karena sama sekali
nggak ada telepon dari
Javier.
Alur Maju ―And we have Paramayoga Novel Lukacita halaman
2022 408
now in line. She is using
Sicilian Defense as her
strategy against Milanova.
It’s been years we missed a
brave strategy like this.‖ Ini
pertandingan terakhir Ama-
teur Chess Championship di
Moskow, Rusia, dan setelah
mempersiapkan diri setahun
terakhir, gue nggak me-
nyangka gue akan me-
rindukan suara komen-tator
seperti ini.
Tabel 2.1 Alur Campuran

26
3.2.4. Latar
 Latar Tempat
Latar Tempat Kutipan Kalimat Halaman
Pementasan Seni Dia menjemput gue Novel Lukacita halaman
Mahakata langsung dari kantor pusat 13
Percasi di Senayan untuk
membawa gue ke sebuah
tempat pementasan seni
bernama Komunitas
Mahakata yang berada
tepat di sebelahnya. Di
tempat ini ada sebuah
ruangan di lantai 4 berupa
bioskop mini yang selalu
menjadi tempat memutar
film-film kesukaannya,
termasuk filmnya sendiri-
film yang tahun ini
berhasil mendapat banyak
penghargaan, baik nasio-
nal maupun internasional.

Kantor Pengantara Di tengah kerumunan Novel Lukacita halaman


orang yang mengisi kantor 17, 71, 89
ini, gue melihat empat
orang sedang duduk
berhadapan di tempat yang
kelak akan kami sebut
ruang diskusi.

Gue selalu datang ke


kantor Pengantara paling
pagi, dan itu karena

27
terbiasa.

Sampai di lantai 4, kantor


juga gelap. Tapi ternyata
ruang meeting masih
nyala.
Bali Walaupun bersama Anna Novel Lukacita halaman
di Bali, gue bisa bergelung 31
dengan kamera itu dari
pagi hingga ketemu pagi
lagi, menyusuri Nusa
Penida sampai ke Ubud
hingga Anna terusik
dengan sikap cuek gue.
Bandara Soekarno- Besoknya gue sampai di Novel Lukacita halaman
Hatta Soekarno-Hatta sekitar 33
pukul 6 sore.
Di dalam mobil Gue langsung tersentak Novel Lukacita halaman
Javier mendengar pintu belakang 34
mobil gue terbuka dan
tertutup dengan kencang.
Ruang meeting Pokoknya keadaan ruang Novel Lukacita halaman
meeting ini sangat tegang 40
dan nggak enak.
Lapangan Basket ―Lo inget Lando kan, Novel Lukacita halaman
Jav?‖ Dari ujung lapangan 47
basket, gue bisa melihat
sesosok cowok yang Aslan
maksud.
Ruangan Javier Lando membuka pintu Novel Lukacita halaman
ruangan gue dan mem- 51, 63, 158
bantingnya dengan marah.

28
Dia ikut masuk ke ruangan
gue dan kami berdua bisa
saling tatap tanpa ada ke-
tegangan seperti kemarin.

Gue semakin panik karena


ruang meeting mulai
penuh dan langsung me-
lengos ke ruangan Javier.
Ruang sebelah Tapi, ketika gue baru Novel Lukacita halaman
Mushola keluar dari toilet, gue 67
nggak sengaja melewati
ruang kecil di sebelah
mushola.
Kamar Utara Sesampainya di rumah gue Novel Lukacita halaman
langsung ke kamar, ngak 78, 402
mengindahkan Mami yang
menyiapkan makan malam
sambil terpana melihat gue
yang sunyi.

Dia duduk di atas kasur


gue ketika gue mulai
melipat beberapa baju sisa
yang harus gue bawa
semua ke sana.
Bar Atelier Setiap ke Atelier, pikiran Novel Lukacita halaman
gue pasti seketika mem- 83, 213, 244,
buka ruang sendiri untuk
bersenang-senang.

―Loh tumben sendirian,


Jav? Anak-anak lain

29
mana?‖ Perkiraan gue
benar. Pasti jam segini
Regina stand by di Atelier.

Malam itu sebelum ke


rumah Tara, gue mampir
bentar ke Atelier.
Monas Nggak ada obrolan yang 95
berlanjut karena kami
sudah sampai ke tempat
tujuan. Monas. Pada Sabtu
pagi, benyak orang yang
berpergian ke Monas
untuk jogging, foto-foto,
atau sekadar berpiknik dan
ngbrol-ngobrol dengan
keluarga.
Mobil Javier Gue langsung tersentak Novel Lukacita halaman
mendengar pintu belakang 34, 109, 173, 284
mobil gue terbuka dan
tertutup dengan kencang.

Sambil berpikir, gue


memiliki sedikit waktu
untuk mengamati mobil
sedan hitam Audi jenis A3
yang dipenuhi warna
merah gelap di setiap kulit
jok mobilnya.

Sampai kami selesai


makan dan masuk ke
dalam mobilnya, per-

30
tanyaan itu nggak pernah
bisa gue jawab.

Gue sampai meminggirkan


mobil, persis kayak pas
berantem biasa sama
cewek-cewek yang pernah
gue pacarin sebelumnya.
Pasar Baru Jadi, gue bingung banget Novel Lukacita halaman
kenapa di siang bolong 109, 203, 298, 313, 338,
seperti ini, dia malah 386, 389,
ngajak gue ke sebuah
pasar modern di daerah
Jakarta Pusat.

―Kalau gue jalan-jalan


keliling boleh nggak?‖
Gue juga mulai terbiasa
untuk selalu menemaninya
setiap minggu ke Pasar
Baru.

Kebetulan di Pasar Baru


ada sebuah galeri fotografi
kecil bernama Antara, dan
pas banget karena itu
Jumat malam, gue mem-
bawanya ke sana karena
ada pameran tahun baru.

Nggak heran ternyata


banyak banget orang yang
berlalu lalang di Pasar

31
Baru.

Saat menyusuri jalanan


Metro Pasar Baru yang
ramai sekaligus sepi
karena pedagang mulai
menutup dagangannya,
gue melihatnya masih
duduk di atas bangku
plastik yang biasa dia
duduki ketika menunggu
gue foto-foto atau
mengobrol dengan Pak
Har, tepat di depan Toko
Melati.

Keesokan harinya, gue


sengaja datang lebih pagi
ke Pasar Baru, dan di sana
gue mendapati Pak Har
sudah memulai lukisan
pertamanya pagi ini.

Pagi hingga sore hari itu,


gue banyak menatap
sekeliling gue di Pasar
Baru tanpa sibuk dengan
kamera analog gue.
Kafe Ritus Heran, padahal jarak dari Novel Lukacita halaman
rumahnya ke sini deket 114, 290, 339
banget, tapi sepertinya dia
nggak pernah mengun-
jungi daerah Pasar Baru

32
dan Gedung Filatelli
sampai-sampai dia terpe-
rangah pas gue ajak ke
Kafe Ritus.

Malam lain bersama Javier


di Kafe Ritus.

―Kafe Ritus itu tenang


banget, ya.‖ Gue men-
dengar suaranya memecah
keheningan.
Gedung Percasi Gue tertegun mendapati Novel Lukacita halaman
suara lain yang muncul di 126, 131, 228.
gedung Percasi sepagi ini,
pukul 6.

Kami berada di balkon


lantai 2 gedung Percasi
menjelang sore, melihat
lalu lalang jalanan
Senayan yang padat me-
rayap pada jam pulang
kantor.

Entah apa yang membuat


gue datang ke tempat ini
sekarang. Percasi sepi
setiap malam. Cuma ada
ruangan ini dan gue.
Rumah Yasa Malam minggu yang Novel Lukacita halaman
seperti biasanya selalu 139, 225
dihabiskan dirumahnya.

33
Rumah Yasa. Bersama
ayahnya, Yessi, dan
tentunya, bundanya…
Tante Rahmi.

Malam itu dari Atelier,


gue langsung bergegas ke
rumah Yasa.
Rumah Sakit Saat itu sudah malam Novel Lukacita halaman
Adisoebroto ketika gue sampai di 143
Rumah Sakit Adisoebroto,
Jakarta.
Hotel Santika Gue sengaja nggak Novel Lukacita halaman
Bandung memberi tahu Yasa kalau 148
hari itu gue batal latihan
dan justru pergi ke Hotel
Santika di daerah Bandung
seorang diri, untuk datang
ke acara screening filmnya
yang terakhir sebelum
resmi dirilis akhir tahun
ini.
Bakmi GM Jalan Anehnya, gue nggak Novel Lukacita halaman
Sunda pernah tahu kalau ada 167
Bakmi GM di Jalan Sunda
yang berseberangan lang-
sung dengan Gedung
Sarinah.
Kamar Javier Gue masuk ke kamar dan Novel Lukacita halaman
membanting tubuh gue ke 180, 306, 338
kasur.

Kamar ini berwarna hitam

34
putih, tapi ada beberapa
barang yang didominasi
warna merah.

Pikiran gue kacau sampai


gue hanya terus diam di
dalam kamar.
Rumah Utara Iya, gue lagi di depan Novel Lukacita halaman
rumahnya-rumah Tara. 189, 233, 240

Pada hari yang mendung,


gue nggak pernah ber-
harap kedatangan tamu
dirumah gue yang yang
kosong.

Entah apa yang membuat


gue dengan cepat berlari
ke luar rumah cuma untuk
mendapatinya sudah ber-
diri di depan rumah gue.
Rumah Pengantara ―Rumah Pengantara.‖ Novel Lukacita halaman
Dengan santai Javier 191, 341
menyalakan lampu-lampu
yang ada di rumah itu.

Keesokan harinya, gue


membawanya ke Rumah
Pengantara.
Rumah Pak Santos Rumahnya sangat se- Novel Lukacita halaman
derhana. Di salah satu 210
sudutnya, gue bisa melihat
foto-foto dirinya dan Tara

35
yang memenuhi dinding.
Kos Caroline Dia terus menggerutu Novel Lukacita halaman
hingga sampai kekosnya, 245
Teater Saat pintu teater terbuka, Novel Lukacita halaman
gue nggak bisa meng- 265
hentikan senyum penuh
harap, sambil memanggil
namanya, ―Tar---―
TPU Karet Dengan tenang gue Novel Lukacita halaman
berjalan menyusuri TPU Novel Lukacita halaman
Karet, menuju pusara 271
Tante Rahmi yang masih
gue ingat betul arahnya
karena setiap tahun gue
pasti ke sini.
Rumah Javier Kejadian itu terus berkutat Novel Lukacita halaman
di kepala gue sehingga 305, 320
saat sekarang memasuki
rumahnya, gue hanya
menatap punggungnya
yang berjalan lebih dulu di
hadapan gue.

Sesampainya di rumah,
gue langsung berlarian
keluar dari mobil gue
cuma untuk mendapati
pintu rumah kami terbuka,
dan terdengar teriakan
Papa yang menggelegar.
Rumah Pak Har Rumah ini terlihat Novel Lukacita halaman
kesepian karena nggak ada 315
orang lain yang menem-

36
patinya selain Pak Har.
Ruang Psikiater Beberapa bulan setelah- Novel Lukacita halaman
nya, gue mencoba ke 330
psikiater.
Rusia Satu bulan di Rusia, gue Novel Lukacita halaman
nggak bisa sepenuhnya 345, 408
fokus karena sama sekali
nggak ada telepon dari
Javier.

Ini pertandingan terakhir


Amateur Chess Champ-
ionship di Moscow, Rusia,
dan setelah mempersiap-
kan diri se-tahun terakhir,
gue nggak menyangka
akan merindu-kan suara
komentator seperti ini.
Mobil Aslan Dia menyetir mobilnya Novel Lukacita halaman
sambil menurunkan jen- 349
dela supaya asap vape
beterbangan dengan angin
luar yang segar.
Puncak Udara khas Puncak yang Novel Lukacita halaman
agak gue rindukan karena 353
dulu gue cukup sering ke
sini kalau Papi atau Mami
mengajak berlibur.
Kamar vila Dengan agak gondok gue Novel Lukacita halaman
masuk ke kamar cuma 355, 368,
untuk melepas tas berisi
baju yang gue bawa
seadanya.

37
Gue terkejut ketika pintu
kamar terbuka, padahal
pelan.
Bale-bale kebun teh Dan gue menemukan dia. Novel Lukacita halaman
Duduk di sebuah bangku 357, 428, 433-434,
bambu di bale-bale,
dengan penerangan se-
adanya dari lampu
gantung, sedang mengisap
rokoknya sambil menatap
hamparan kebun teh yang
gelap dan agak berkabut.

Tante menepuk pundak


gue pelan untuk terakhir
kali sebelum gue berjalan
kea rah bale-bale yang
langsung menghadap ke
hamparan kebun teh.

Kayaknya memang udah


khas banget banget di sini,
gue akan keluar dari
kamar dan celingak-
celinguk mencari se-
seorang yang entah kenapa
gue yakini sekarang lagi
nggak ada di kamarnya,
melainkan di bale-bale
vila untuk menunggu
matahari terbit. Dia nggak
terlihat terkejut sama
sekali melihat kedatangan

38
gue.
Ruang ICU Tapi kenapa ketika Novel Lukacita halaman
akhirnya masuk ke 391
ruangan ICU dan me-
lihatnya masih tergeletak
dengan selang oksigen di
hidungnya, gue cuma diam
dan nggak bicara sama
sekali?
Taman Kompleks Gue terus berlari dan Novel Lukacita halaman
Rumah Utara membiarkan daun-daun di 404
taman kompleks rumah
gue itu bergesekkan de-
ngan kaus gue.
Rumah Enzo ―Masuk,‖ ujarnya pendek Novel Lukacita halaman
sebelum melengos masuk 415
ke dalam rumahnya, di-
ikuti gue.
Pameran Foto Pada akhirnya, Enzo Novel Lukacita halaman
Javier menepati janjinya untuk 417
datang ke pameran foto
gue keesokan hari.
Vila Keluarga Dan tanpa terasa, kami Novel Lukacita halaman
Javier sudah sampai di vila 423, 427, 439
dengan masih mening-
galkan banyak cerita.

Menjelang sore, udara di


vila terasa semakin segar.

Hari-hari biasa seperti saat


gue akan bangun lebih
dulu sebelum dia, lalu gue

39
akan duduk di sofa yang
berhadapan dengan tele-
visi untuk menyalakan
film Lion King.
Tabel 2.2 Latar Tempat

 Latar Waktu
Latar Waktu Kutipan Kalimat Halaman
Pagi Hari Pagi ini adalah hari yang Novel Lukacita halaman 8,
terlalu baik untuk me- 30, 71, 89, 99, 126, 149,
nyambut sebuah per- 271
pisahan.

―Sudah jam 10 pagi dan


kamu masih tidur? Mas
sudah tunggu satu jam
dari tadi. Minum-minum
lagi kamu kemarin?‖

Gue selalu datang ke


kantor Pengantara paling
pagi, dan itu karena
terbiasa.

Jadi, meskipun gue masih


ngantuk dan teler karena
sisa-sisa hangover kema-
rin, gue tetap meluncur ke
gedung Nota Group pada
Sabtu pagi.

Pada pagi hari yang cerah


itu, Yasa pergi lebih dulu
meninggalkan gue.

40
Gue tertegun mendapati
suara lain yang muncul di
gedung Percasi sepagi ini,
pukul 6.

―Maaf ganggu pagi-pagi,


tapi… lo bisa turun ke
lobi sekarang?‖

Biasanya dia nggak


pernah datang sepagi ini-
pukul 7.
Siang Hari Jadi, gue bingung banget Novel Lukacita halaman
kenapa di siang bolong 109, 156,
seperti ini, dia malah
mengajak gue ke sebuah
pasar modern di daerah
Jakarta Pusat.

Menjelang jam makan


siang, seperti biasa bos
kami baru akan me-
munculkan batang hidung-
nya di kantor.
Sore Hari Besoknya gue sampai di Novel Lukacita halaman
Soekarno-Hatta sekitar 33, 77, 112, 131, 312, 341
pukul 6 sore.

Sore itu, gue pulang dari


kantor dengan hati yang
lebih berat daripada
biasanya.

41
Siang itu berlalu begitu
saja menjadi sore yang
tiba-tiba menjadi gelap.

Kami berada di balkon


lantai 2 gedung Percasi
menjelang sore, melihat
lalu lalang jalanan
Senayan yang padat
merayap pada jam pulang
kantor.

Sekarang msasih sore, sih.

Keesokan harinya, gue


membawanya ke Rumah
Pengantara.
Malam Hari ―Malam ini kita me- Novel Lukacita halaman
nyambut anggota baru ke 18, 21, 82, 89, 139, 142,
keluarga besar Nota 179, 187, 239, 244
Group.‖

Di malam yang ramai ini,


gue mengubur harga diri
dan cita-cita gue sedalam
mungkin.

―Tara! Mau ke mana


kamu? Ini sudah malam!‖

Sepanjang malam itu, gue


terjebak dalam pikiran gue
sendiri.

42
Malam minggu yang
seperti biasanya selalu
dihabiskan dirumahnya.

Saat itu sudah malam


ketika gue sampai di
Rumah Sakit Adisoebroto,
Jakarta.

Malam ini gue menunggu


hingga dia benar-benar
menghilang dari pandang-
an gue.

Nyatanya sampai malam


tiba, gue masih telentang
di atas kasur dan
memikirkan hal yang
sama.

Tapi kemudian HP gue


bergetar pada pukul 23.45
malam dan ketika
mengangkatnya, gue lang-
sung mendengar suara
paraunya berkata, ―Ke-
luar. Gue udah di depan
rumah lo.‖

Malam itu sebelum ke


rumah Tara, gue mampir
sebentar ke Atelier.

43
Bulan Lalu Sayangnya, gue nggak Novel Lukacita halaman
sempat menonton film itu 13
saat pertama kali dita-
yangkan karena harus
berangkat ke Tromso
bulan lalu.
Hari Senin Ketika akhir pekan lewat Novel Lukacita halaman
dan Senin yang selalu 19
dibenci para pekerja
kantoran datang, gue pergi
ke kantor baru Pengantara
cuma untuk mendengar
betapa riuhnya orang-
orang yang berada di
dalamnya
Esok Hari Besoknya gue sampai di Novel Lukacita halaman
Soekarno-Hatta sekitar 33, 62, 89, 264
pukul 6 sore.

Keesokan harinya, para


perwakilan Rodecton itu
kembali ke Pengantara
untuk mengucapkan maaf.

Makanya tanpa ragu gue


menunggunya keesokan
hari di tempat yang selalu
menjadi kenangan untuk
kami berdua.
Hari Sabtu Jadi, meskipun gue masih Novel Lukacita halaman
ngantuk dan teler karena 89, 95
sisa-sisa hangover ke-
marin, gue tetap meluncur

44
ke gedung Nota Group
pada Sabtu pagi.

Pada Sabtu pagi, benyak


orang yang berpergian ke
Monas untuk jogging,
foto-foto, atau sekadar
berpiknik dan ngbrol-
ngobrol dengan keluarga.
22 Februari 2013 Malam itu, 22 Februari Novel Lukacita halaman
2013. 139
Tabel 2.3 Latar Waktu

 Latar Suasana
Latar Suasana Kutipan Kalimat Halaman
Sedih Seperti yang sudah-sudah, Novel Lukacita halaman
gue memilih kata maaf 15, 146, 193, 224, 235,
untuk mengakhiri hubung- 273, 317
an kami.

Dari tahun ke tahun, gue


selalu menjalani ke-
hidupan seperti ini dengan
Yasa. Pertengkaran demi
pertengkaran, tangisan de-
mi tangisan, luka demi
luka.

―Tapi waktu kita udah


bisa gapai mimpi itu…
nggak ada… nggak ada
yang bisa bikin kita
bahagia.‖ Gue tiba-tiba
jadi sedih.

45
Kalau bukan hancur,
apalagi namanya hati gue
sekarang? Nggak ada.

Gue terus menangis


sampai kaki gue lemas
dan gue harus menunduk
karena sakit yang mendera
dada gue.

Mendadak gue merasa


sedih. Sedih banget
sampai air mata gue
hamper keluar, tapi
dengan menelan ludah,
gue bisa sedikit me-
nahannya.

Sejenak, hati gue jadi


terasa perih.
Haru ―Apa kamu lupa senyum Novel Lukacita halaman
dan air mata kamu saat 235, 253, 342
akhirnya kamu berhasil
naik ke podium dan
bernyanyi ‗Indonesia
Raya‘? Apa kamu lupa
betapa bahagianya kamu
saat akhirnya kamu bisa
menang setelah 10 tahun
berusaha?‖

Tanpa sadar gue menangis

46
begitu kencang, sangat
kencang sampai tersedu-
sedu sehingga Javier
hanya bisa tertegun
menatap kemalangan ini.

―Gue kan terharu!‖


Sambil tertawa dia ikut
menghapus air matanya.
Senang Gue beneran senyum lebar Novel Lukacita halaman
karena nggak bisa me- 37, 278, 288
nahan kelucuan hari ini.

Hati gue terasa hangat


karena jauh di lubuk hati
yang terdalam, gue setuju
dengan semua perka-
taannya.

Dengan senang gue


mengambil tiket itu dari
Pak Santos, dan beliau
hanya bisa tertawa dengan
bangga sambil menepuk
pundak gue.
Bahagia Tahan senyum ternyata Novel Lukacita halaman
susah, ya. Gue males aja 62, 164, 206, 313, 341
kalau dia tau gue lagi
senyum-senyum padahal
kemarin gue maki-maki
dia sampai capek,

Jelas gue cengar-cengir,

47
soalnya hari ini gue
bangga banget sama diri
sendiri.

―Perasaan gue nggak


pernah lihat lo sebahagia
ini.‖

Rasanya luar biasa bisa


bahagia dengan catur
tanpa harus khawatir
dengan apa yang terjadi
esok, dan apa yang orang
terdekat pikirkan dan
rasakan tentang gue.

Matanya bersinar,
bibirnya sedikit terbuka,
dan gue bisa melihat
betapa bahagianya dia
yang melihat foto yang
memang gue abadikan
beberapa waktu lalu.
Kecewa Duh, kok gue jadi bete Novel Lukacita halaman
sendiri? Perasaan kemarin 162, 212, 222, 225, 239,
dia yang memberi gue 308
semangat dan meyakinkan
gue kalau gue bisa, tapi
sekarang dia malah
kelihatan nggak peduli
dan nggak mengapresiasi
gue sama sekali.

48
―Saya mungkin memang
kecewa dengan Tara.
Tapi, saya tidak pernah
membencinya.‖

Gue menoleh ke arah Tara


yang melambai-lambai
dari kejauhan, agak
kecewa karena harus
berpisah denga Yasa.

Gue nggak bisa menyem-


bunyikan rasa kesal dan
kecewa.

Entah kenapa jawaban itu


agak menimbulkan suara
gaduh di hati yang
sebagian besar karena
teriakan kecewa.

Dan bohong juga kalau


gue bilang, gue nggak
kecewa karena sampai
detik ini pun dia masih
belum terbuka.
Marah ―Kalau kamu nganggur Novel Lukacita halaman
dan nggak dapat peker- 13, 147, 207, 209, 329
jaan, orang-orang bakal
nyukurin kamu! Nggak
malu kamu? Apa nanti
kata Oma? Tante Rita juga
pasti akan ketawain Mami

49
gara-gara kamu!‖

―Asian Championship
terus yang ada di otak
kamu! Nggak cukup apa
kamu menang berulang
kali?‖ bentak Yasa lagi
sambil menyetir, dan yang
gue sadari, laju mobil itu
jadi semakin kencang.

Gue teriak dengan suara


serak, dan entah kenapa
mata gue tiba-tiba basah.

Gue nggak tahu kenapa


gue semarah ini.

Gue berteriak seperti


orang gila, mengundang
banyak mata dari orang-
orang yang mengelilingi
mobil gue.
Kesal Jangankan Aslan atau Novel Lukacita halaman
anak Pengantara lain yang 41, 211, 214, 220, 224,
bekerja keras sampai 227, 326,
lembur untuk menyele-
saikan presentasi pertama
proyek ini, gue yang
kerjaannya cuma fotokopi
juga emosi mendengar
caranya bicara.

50
Gue mengepalkan tangan,
nggak terima dengan
tuduhan itu, tapi gue
memilih diam, nggak ikut
terpancing emosi karena
keadaan pasti akan
menjadi runyam kalau gue
melakukannya.

Tapi gue pastikan, dia


sangat terlihat kesal
sampai-sampai harus
sedikit menaikkan nada
bicaranya.

Ya, kejadian itu sangat


menyebalkan, dan seha-
rusnya bisa menjadi
alasan kuat untuk mem-
benci Yasa.

Gue nggak bisa


menyembunyikan rasa
kesal dan kecewa.

Kedua tangannya me-


ngepal seperti hendak
memukul sesuatu dan
giginya bergemeretak kuat
hingga urat-urat dileher-
nya terlihat dan mukanya
seketika memerah me-
nahan amarah.

51
Gue menggertakkan gigi
dan berusaha menahan
emosi karena ingat betapa
Enzo sangat bekerja keras
untuk mencarinya selama
ini.
Galau Kenapa masih ada Novel Lukacita halaman
perasaan gue yang tersisih 19, 33, 61
karena keadaan ternyata
berbeda dengan apa yang
gue kira.

Gue mengeluh dalam hati.


Susah amat sih hidup gue?

Hati gue risau. Dan ini


mungkin yang selalu
membuat gue nggak
nyaman kembali ke kantor
dan ingin pergi sejauh
mungkin.
Menyesal Tapi semuanya udah ter- Novel Lukacita halaman
lambat, Tar. Gue nggak 198, 212, 263
bisa mengubah keputusan
ini karena takdir udah
menunjukkan kalau gue
nggak punya alasan lagi
untuk bertahan di
Pengantara.

Mata Pak Santos mene-


rawang, penuh kesedihan
yang nggak bisa dia ubah.

52
Luar biasa besarnya sesaal
yang gue rasakan
sekarang hingga gue
nggak ingin melakukan
hal lain kecuali bertemu
dengannya, meminta maaf
sampai dia memaafkan
gue.
Bingung Apa dia punya stalker Novel Lukacita halaman
yang buntutin gue 33, 35, 187, 285
kemana-mana, ya? Kok
bisa-bisanya dia tahu gue
nginep di mana dan sama
siapa?

Gue makin bingung.


Anehnya, dia juga sama
bingungnya dengan gue.

Bentar, ngapain y ague


pikirin? Gila, udah jam
segini dan gue masih
bengong? Dari pagi gue
beneran begini doing di
atas kasur?

Gue kebingungan saat dia


mengulurkan sebelah
tangan, mita gue balas.
Terkejut Mata gue langsung Novel Lukacita halaman
terbelalak lebar, lupa 29, 34, 45, 193, 211
dengan kantuk ketika

53
mendapati sesosok cowok
yang sedikit lebih pendek
berdiri, lengkap dengan
jas fit-to-body dan dasi
bermotif garis asimetris
berwarna senada.

Saking kagetnya, gue


sampai nggak bisa
berkomentar dan hanya
memutar tubuh untuk
menatap sosok yang
sedang duduk tanpa dosa
di belakang.

Karena gue terlalu sibuk


bengong mencerna keja-
dian barusan, gue terkejut
setengah mati ketika dia
tiba-tiba muncul di depan
meja gue.

Gue tersentak. Bukan


hanya karena gue kaget
dia akan mengajak gue
bicara seolah nggak ada
yang terjadi seminggu
lalu.

Mata Pak Santos terbuka


lebar. Napasnya tertahan
dan dia terlihat menahan
napasnya sebelum meng-
embuskannya dengan

54
berat.
Gugup Anak-anak Pengantara Novel Lukacita halaman
juga terlihat lebih gugup, 39, 161, 189
nggak sesantai biasanya.

Gue merasa sangat ter-


tekan sampai tangan gue
gemetar.

Tapi ternyata, lihat dia


berpenampilan kayak gini
justru buat gue sedikit
menelan ludah, gugup
tiba-tiba.
Khawatir Pertama kali sejak Novel Lukacita halaman
mengenalnya, gue melihat 304, 315, 346
kedua tangan Javier
gemetar memegang setir
dan napas menderu.
Ketimbang terkejut deng-
an kejadian itu, gue justru
lebih mengkha- watirkan
keadaannya.

Tampangnya yang datar


itu berubah menjadi
khawatir.
Sangat khawatir sampai
seingat gue, gue nggak
pernah melihatnya se-
khawatir itu.

Raut wajah Bang Jul

55
sedikit berubah melihat
mimic khawatir gue, tanda
kalau dia tahu ada yang
nggak beres dibalik
ekspresi wajah gue ini dan
itu berhubungan dengan
sahabatnya.
Sepi Semuanya kosong. Sama Novel Lukacita halaman
seperti biasa. 186, 315

Rumah ini terlihat


kesepian karena nggak
ada orang lain yang me-
nempatinya selain Pak
Har.
Ramai Pak Har juga ikut Novel Lukacita halaman
menonton dengan yang 206
lain sehingga malam itu di
Pasar Baru, ada
kerumunan ramai yang
mengelilingi kami.
Romantis Dan untuk pertama kali, Novel Lukacita halaman
tatapan itu dengan dalam 178
masuk dan memenuhi diri
gue. ―Cantikan lo.‖
Tegang Pokoknya keadaan ruang Novel Lukacita halaman
meeting ini sangat tegang 40, 322
dan nggak enak.

Teriakan itu jadi


teriakannya yang paling
keras dan membahana
seisi rumah.

56
Panik Karena panik, tanpa ragu Novel Lukacita halaman
gue langsung mengambil 158
dokumen itu dan hanye
membacanya sekilas se-
belum menandatangani-
nya.
Bergurau ―Ndak capek, Tar, kamu Novel Lukacita halaman
punya galak kayak Javi? 314, 439
Pacar" Pak Har ber-
celoteh. "Saya kira kamu
cuma bertahan seminggu
sama Javier Kalau saya
mah sehari dua hari juga
langsung kabur."
"Yee, dikira gue nggak
bakal kabur apa kalau
punya cewek kayak
bapak," balas Javier lagi,
nggak mau kalah.

"Javi... Javi. Udah tua


bangka kok nontonnya
masih Lion King,sih"
Papa kemudian duduk
Sofa lain sebelah kanan.
Sedangkan Tara mengulas
senyum tepat di samping
gue. Persis seperti yang
gue bayangkan.
"Iya, emang nggak ada
film lain apa, sih?" Mas
Floda mengerutkan kening
melihat televisi.

57
Ragu Kaki gue mendekat ragu, Novel Lukacita halaman
tapi tetap melangkah. 144
Berat tapi tetap cepat
karena ketika kedua
matanya yang kosong
mendekati sosok gue yang
gue ingin lakukan yang
berada di dekatnya
memeluknya searah yang
gue bisa.
Tabel 2.4 Latar Suasana

3.2.5. Tokoh dan Penokohan


No. Tokoh Penokohan Kutipan Kalimat Halaman
(Watak)
1. Utara Protagonis Penakut: Novel
Parmayoga Penakut, tidak "Karena gue nggak seberani Lukacita
percaya diri, lo! Gue nggak seberani itu Halaman
terbuka, pekerja untuk ambil keputusan demi 207, 76, 90
keras, rendah hati, kepentingan sendiri. Karena dan 274
dan pemaaf. asal lo tahu, gue nggak suka
sama diri gue! Gue benci
sama diri gue sendiri!"

Tidak percaya diri:


"T-tapi saya... beneran
nggak bisa, Pak. Saya nggak
mau jadi project manager,
saya rasa saya nggak akan
mampu."

Pekerja keras:
Dia nggak pulang cuma
untuk pelajarin ini? Raut

58
wajahnya serius sampai
keningnya berkerut, dan dia
memang terlihat kalut
sambil menatap tulisan di
papan itu dengan frustrasi.

Pemaaf:
Dari semua maaf itu, maaf
kali ini terdengar begitu
tulus. Bukan karena selama
ini maafnya nggak tulus,
tapi karena gue tahu...
sekarang gue bisa menerima
maaf itu dengan tangan
terbuka.
2. Javier Killian Protagonis Angkuh dan Arogan: Novel
Sjahlendra Angkuh, arogan, "Hahahahaha," dia sampai Lukacita
keras kepala, melihat ke atas sebelum halaman 76,
egois, percaya kembali melihat gue lagi, 317, 161, 50
diri, peka "gue lagi ngomong sama
terhadap sekitar, anak SD ya, yang nggak
dapat dipercaya, tahu bisanya apa?"
peduli sesama, "Kalau lo nggak tahu apa
dan ambisius. yang lo bisa dan cuma tahu
cara main catur, ngapain lo
sok-sokan ngundurin diri?"

Keras kepala:
"Dia keras kepala,
menyebalkan, kadang saya
pikir dia ndak pernah bisa
menghargai perasaan orang
lain, tapi semakin lama saya

59
mengenalnya... Javier itu..."

Peka terhadap sekitar:


Gue merasa sangat tertekan
sampai tangan gue gemetar.
"S-saya hari ini akan—"
"Tara ini project manager
kalian." Gue terkejut ketika
suara khas Javier memotong
dengan lugas sampai semua
orang di ruang meeting
menoleh ke arahnya. "Dia
baru beberapa bulan kerja di
sini, dan ini adalah
presentasi pertamanya, jadi
wajar banget dia gugup.
People should get nervous
to give their best right?"

Peduli sesama :
―Gua mau. Gua mau nerima
orang kayak lo di perushaan
gue.‖ Hari itu gue nggak
penah seyakin itu akan
sesuatu. Gue dan Aslan
sudah sama-sama hopeless
karena merasa Pergantara
hanyalah sebuah mimpi
nggak realistis yang nggak
akan pernah tercapai. Tapi
pelan-pelan , kami
menemukan nyawa
Pergantara dengan orang-
orang yang ditolak

60
dikehidupan sosial dan
nggak punya tempat untuk
bernaung dan berkarya lagi.
3. Alden Keva Protagonis Pemarah: Novel
Setrayasa menuju Antagonis Ketika di mobil Yasa, yang Lukacita
Ambisius, egois, tersisa tinggal teriakan dan halaman
pemarah, tidak pukulan kencang pada 145, 147,
peka kreatif, tidak setirnya karena kesal 148
setia, dan dengan gue.
pembohong.
Tidak peka :
Yasa. Gue kehilangan dia.
Dan buruknya, Dia nggak
pernah menyadari itu.

Egois :
―Iya Yas. Tapi Pak Tahrir
bilang aku harus latihan
dulu, karena Asian
Championship, ―
―Asian Championship terus
yang ada di otak kamu !
Nggak cukup apa kamu
menang berulang kali?‖

Tidak setia: Yasa... dan


Gigi. Tangan mereka bertaut
dan enggan lepas.
4. Angkasa Protagonis Pekerja keras dan Novel
Rolando Pekerja keras, bertanggung jawab : Lukacita
tegas, cerdas, ―Saya berpengalaman.‖ halaman 62,
sabar, pemberani, Nada berbicaranya sangat 64
dan peduli berbeda , penuh percaya

61
keluarga. diri.
―Pengalaman saya di bidang
ini sudah 7 tahun dan Kalau
anda bicara kode etik
perusahaan Ya saya setuju
kalau seorang Project
Manager tidak boleh punya
track record buruk di
perusahaan.‖ dengan
senyum Lando menatap
bapak-bapak yang namanya
nggak penting tadi. ― tapi
saya dan masa lalu saya di
luar perusahaan ,itu urusan
saya. Di sini saya mewakili
pergantara dan kalau
perusahaan saya sudah
mempercayai saya bukan
hak atau tanggung jawab
perusahaan anda untuk ikut
campur masa lalu saya.

Peduli keluarga dan terbuka:


―Mukul mantan pacar
kakaknya sampai kakinya
patah Katanya sih cacat
kakinya jadi pengkor gitu.‖
―Kakak gue dipaksa nikah
sama mantan pacar nggak
gue sangka waktunya akan
tiba dan itu hari ini. Ketika
Lando bisa kembali
membuka luka lamanya,
tapi kakak gue nggak mau

62
karena saat itu dia masih
jadi tulang punggung
keluarga dan Dia pengen
gue bisa lanjut sekolah dan
itu yang bikin mantan
pacarnya marah banget dan
Hampir...‖
5. Gabriel Aslan Protagonis Tertutup: Novel
Sinaga Dingin, tertutup, Gue paling nggak bisa Lukacita
cuek namun dekat dengan Aslan karena halaman
peduli, dan tegas. dia yang paling sulit 347, 349
dijangkau.

Cuek namun peduli :


―Gue minta alamatnya
boleh ?‖
―Gue anter aja.‖Barulah
Aslan menoleh kearah gue.
Dengan matanya yang
begitu khawatir.‖
6. Julian Protagonis Pengertian: Novel
Rorempandey Bertanggung "Jav, tapi kan Tara masih Lukacita
(Bang Jul) jawab, pengertian, baru banget. Belum ada halaman 74
pekerja keras, dan sebulan kerja di kita."
peduli sesama. Untungnya Bang Jul juga
mengemukakan pendapat,
yang dienyahkan dengan sia
sia oleh Pak Javier
7. Rumi Protagonis Pengertian: Novel
Ceria, jenaka, Cuma Rumi yang masih Lukacita
teliti, dan berusaha menenangkan gue, halaman 77,
pendengar yang "Sabar ya, Kak. Bang Javi 24
baik. emang gitu orangnya, nanti

63
lama-lama lo juga biasa,
kok."

Ceria dan Lawak :


Di sini ada anak kuliah yang
kemanapun selalu
membawa Tabloid gaul
tabloid keluaran era 2000-
an yang udah nggak keluar
lagi versi icetaknya .
―Dapat taloid Gaul di mana
rumi ?‖
―Di tukang loak.‖ suaranya
cempreng seperti anak kecil
dan gaya bicaranya selalu
menggebu-gebu sampai
kadang gue ikutan capek
mendengarnya.
8. Regina Alila Protagonis Mudah bergaul: Novel
menjadi Tanpa harus membangun Lukacita
Antagonis adaptasi baru, gue bisa halaman
Mudah bergaul, bergaul dengan baik di 218,
ceria, berani, iri sekolah. 224,225,226
hati, pendendam,
egois, pemarah Iri hati:
dan licik. Kebersamaannya dengan
Tara membuat gue sangat
membenci diri sendiri.

Pendendam:
Saat melihat Tara berjalan,
gue selalu berharap juga
bisa melihatnya jatuh.

64
Pemarah:
Gue meninggikan suara
sambil mendongak dan
mendorong tubuhnya keras.

Licik:
"Harusnya aku hamil aja
waktu itu biar kamu sadar
kita udah ngapain aja waktu
Tara nggak ada!"
9. Mas Floda Protagonis Peduli keluarga: Novel
Peduli keluarga, "Rumah kontrakan Enzo Lukacita
penyayang, sudah dibeli atas nama halaman 31,
pintar, kamu. Mas sudah bilang 32
berwibawa, sama pemiliknya untuk
pekerja keras dan rahasiakan ini. Uang yang
tegas. kamu titipkan untuk uang
semesteran Enzo juga sudah
Mas urus. Semua yang
kamu mau sudah Mas
lakukan, dan sekarang
giliran kamu yang nurut."

Berwibawa:
"Mas nggak mau lihat kamu
hidup begini. Liburan sama
perempuan. Pergi ke sana
kemari sama perempuan
yang berbeda. That's not
you."

Tegas:
"Lusa pengantara akan

65
meeting konsep pertama
dengan Rodecton, dan kamu
tahu Rodecton adalah
perusahaan pengembang
yang paling penting untuk
Nota Group. Jadi, jangan
biarin tim kamu hadapi
mereka sendiri."
10. Clemenzo Tritagonis Pendendam: Novel
Keras kepala, "Waktu lo kasih uang ke Lukacita
pendendam, tidak nyokap gue supaya nggak halaman
mudah hubungin gue, itu udah 321,322,
memafkan, sangat jelas, lo egois dan 432
pemarah, egois, nggak pernah mikirin
dan humoris . perasaan gue!‖

Pemarah:
Mata Enzo memerah, penuh
amarah.

Egois :
―Nggak ada yang minta dia
berkorban untuk saya!‖
―Kakakmu buta warna
karena kamu !‖ Teriakan
Papa menjadi tanda kalau
semuanya sudah terlmbat.

Humoris :
―Duh rusuh banget sih lo!‖
ujar Enzo kesal dan Javier
cuman tersenyum sedikit
dengan tampang sengak.

66
―Lo berdua ngomongin gue
kaan ?‖tuduhnya.
―dih , geer banget,‖
celetukan gue dan enzo
langsung menatap gue stuju.
11. Edwin Protagonis, Peduli teman : Novel
Wisageni Mudah ―Lo itu udah berusaha Lukacita
bersosialisasi, sebaik mungkin selama ini halamana
peduli teman, dan kerja keras lo nggak akan 136, 232
mudah menyerah mengkhianati hasil kok
atau putus asa. Edwin dan ucapan
positifnya nenek selalu apa
menenangkan hati gue.‖

Sesuai perkiraan Edwin


berhasil mengalahkan
juarakan atlet lain di babak
pertama lalu Edwin
berhadapan dengan Gigi dan
berhasil sebagai pemenang
sekarang tinggal gue dan
Edwin.

Mudah Menyerah :
―Edwin bunuh diri bukan
karena lo dan orang tua lo,
tapi karena bokapnya.‖

12. Papi Utara Tritagonis Egois, pemarah, dan Novel


Egois, pemarah, pemaksa: Lukacita
pemaksa, dan "Papi kasih tahu, hidup itu halaman 12,
tidak peka atau tidak mudah. Hidup itu sulit, 401
tidak pengertian Tara! Kalau begini saja

67
kamu sudah menyerah,
bagaimana nanti? Kamu
sendiri sadar, tidak ada hal
lain yang becus kamu
lakukan selain catur!"

Tidak peka atau tidak


pengertian: "Kenapa sih,
Tara? Kenapa susah sekali
buat atur kamu?" Tentu Papi
akan berkeras hati soal ini.
13. Mami Utara Tritagonis Egois, pemarah, dan Novel
Egois, pemarah, pemaksa: Lukacita
pemaksa, dan "Kalau kamu nganggur dan halaman 12,
tidak peka atau nggak akan dapat pekerjaan, 402.
tidak pengertian orang-orang bakal nyukurin
kamu! Nggak malu kamu?
Apa nanti kata Oma? Tante
Rita juga pasti akan
ketawain Mami gara-gara
kamu!"

Tidak peka atau tidak


pengertian:
"Kami pikir selama ini
kamu baik-baik aja, kami
pikir—"
14. Samuel Protagonis Berwibawa: Novel
Sjahlendra Tegas, Katakanlah, ada sedikit saja, Lukacita
( Papa Javier ) berwibawa, rasa kagum gue padanya. halaman 58,
sedikit pemarah, ―Saya bukan ayah yang 59, 310
bertanggung baik. Seumur hidup saya
jawab, dan tidak pernah Tanya kepada

68
penyayang anak-anak saya mereka ada
keluarga. ujiam atau sudah
mengerjakan pekerjaan
rumah. Saya jarang Tanya
kabae mereka. Ngobrol juga
hanya sesekali kalau saya
sedang tidak dinas. Jadi,
saya tidak pernah
mengharapkan anak-anak
saya untuk pedulu dan
menghormati saya seperti
Tuhan. Terserah mereka
mau menggangap saya apa,
saya kasih kebebasan untuk
mereka nila. Saya tidak
ingin hidup dengan cinta
dan hormay yang palsu.‖

Sedikit pemarah:
Papa begitu geram, terlihat
dari bagaimana kedua
tangannya mengepal erat
dengan tatapan yang tajam
pada sang anak.

Penyayang keluarga:
Bokap nggak pernah
memaksa anak-anaknya
untuk harus masuk ke
universitas negeri atau
universitas tertentu, seperti
saudara-saudaranya yang
lain, yang setiap pertemuan
keluarga selalu

69
memamerkan anak-anaknya
seperti memamerkan
barang.
15. Mama Javier Protagonis Penyayang : Novel
Penyayang, Dulu, Mama sering bacain Lukacita
sabar, pengertian, dongeng sebelum gue dan halaman
pemaaf, lemah Mas Floda tidur. 331,
lembut dan penuh 333,425
kasih saying. Pemaaf :
Gue kira akan berat rasanya
untuk menerima Enzo
dikeluarga ini. Tapi seiring
kebersamaan ini , Gue
merasa keberatan itu jadi
semu. Sebab perlahan, gue
merasa Mama atau Mas
Floda menjauhi Enzo .
Meski sebelumnya terlihat
sulit menerima, Mama justru
sangat menyayanginya. Ada
saat ketika Mama lebih
saying Enzo ketimbang Gue
karena Enzo jauh lebih
penurut.

Lemah lembut :
―Eh , si Papah . Ini temennya
Javi.‖Gue sempat bergidik
waktu si Tante tiba-tiba
mengusap punggung gue
dan tersenyum ramah.
16. Pak Har Protagonis Humoris: Novel
Pekerja keras, "Jadi, Tara ini apa toh? Lukacita

70
humoris, terbuka, Anak baru Pengantara? halaman
dan bijaksana. Anak lama? Anak... 111,
Anaknya sopo?" gurau Pak 388,389
Har, mencairkan suasana.

Bijaksana :
" lagi pula pergantara yang
kamu perjuangkan Bukan
pergentara Yang Sekarang..
kamu yang paling tahu
pergantara seperti apa yang
kamu rindukan dulu itu. "
Pak Har menatap gue
tersenyum "Jadi kalau
memang harus Relakan yang
ini apa salahnya."
"Kalau saat ingin ke
tujuanmu kamu salah jalan
ya ndak apa-apa atau pulang
dulu terus berpikir deh pikir
rencana untuk pilih jalan
yang benar supaya tidak
nyasar lagi." Pak Har masih
melanjutkan lukisannya
"daripada terus jalan dan
muter-muter makin nyasar
nanti jalan pulang aja nggak
tahu gimana ya kalau nanti
nambah menyasar piye "
17. Pak Santos Protagonis Inspiratif: Novel
Hanggarnarum Inspiratif, tegas, "Tara. Jangan buat masa lalu Lukacita
pemaaf , peduli, kamu terus menyakiti masa halaman
dan sabar. depanmu. Dan jangan buat 212, 236

71
orang lain membuat kamu
membuang mimpi yang
selama ini kamu
perjuangkan, mimpi yang
kamu kejar, mimpi yang
membuat kamu bahagia."

Pemaaf:
"Saya mungkin memang
kecewa dengan Tara. Tapi,
saya tidak pernah
membencinya."
18. Pak Sudibjo Antagonis Sombong & angkuh: Novel
Sombong, "Untuk proyek marketing Lukacita
angkuh, asal yang dibikin anak bau halaman 41,
bicara, pemarah, kencur, boleh lah." 42 , 43.
dan tidak mau
kalah. Asal bicara:
"Hebat juga ya napi tiba-
tiba bisa jadi project
manager begini."

Pemarah:
Di sisi lain, Pak Sudibjo
sungguh terlihat kesal
dengannya.

Tidak mau kalah:


"Lah, ini kan saya
ngomongin kerjaan juga?
Hak saya toh untuk
berkomentar soal project
manager dari proyek yang

72
akan dikerjakan? Salahnya
di mana?"
19. Arina Nota Protagonis ―Malam ini kita menyambut Novel
Pekerja keras, anggota baru ke keluarga Lukacita
pengertian, besar nota group‖ yang halaman 18
bijaksana dan bicara di atas podium itu
wanita karier namanya Arita nota sepupu
gue yang nggak hanya
cerdas tapi juga cerdik
sehingga dipercaya keluarga
besar kami memimpin
perusahaan penerbangan dan
pariwisata sebesar Nota
Group. ―Welcome to our
Legacy pergantara‖ dia
mengangkat gelasannya
yang mengantar gue dengan
senyum . Semoga kita bisa
membangun kerjasama yang
baik untuk perusahaan kita
20. Caroline Tritagonis ― Kok pulang,‖ Caroline Novel
Subiakto Manja, sombong, udah mulai mabuk kelihatan Lukacita
tidak sopan dari tetapan dan cara halaman
santun dan tidak ngomong ―Ini baru jam 245
pengertian. 11.00 kamu aja baru datang
kita ya kamu tuh kenapa sih
aneh banget aku nggak enak
kan sama Regina sama yang
lain .‖sepanjang jalan
Caroline terus menggerutu
nggak terima karena gue
langsung mengantar dia
pulang secepatnya ―jawab

73
jawab dong‖ dia terus
menggerutu hingga sampai
ke kosnya dan gue nggak
tahu udah berapa banyak
tekuila yang dia minum.
Karena sekarang dia tertawa
sendiri dilepas harusnya
sembarangan dan tiba-tiba
menyerang gua lagi dan
mencium gue dengan paksa .
21. Tante Rahmi Protagonis Suara gue serak karena gue Novel
(Mama Yasa) Perhatian, pun terpukul. Karena baru Lukacita
penyayang, tadi pagi juga, Tante Rahmi halam 144
suportif, dan masih menyuruh gue untuk
peduli keluarga. tidur disampingnya, lalu
mengobrol tentang banyak
hal, sebagian besar tentang
Yasa.
22. Ayah Yasa Protagonis ―Yasa masih didepan ruang Novel
Lukacita
Penyayang ICU . Dia nggak mau
halaman
keluarga diganggu dan cuman mau 143
sendiri. Lebih baik kamu
langsung kesana.‖ Ayahnya
dan Yesi sudah menunggu di
Lobi, bersiap untuk
mengurus pemakaman dan
mengabari kerabat terdekat
23. Yessi (Adik Protagonis Dan gue nggak berbohong . Novel
Yasa) Riang dan ceria. Gue lebih bahagia bisa Lukacita
melihatnya tertawa karena halaman 140
pertengkaran kekanak-
kanakan antara ayahnya dan
Yessi adiknya disbanding

74
berpergian ke mal ata café

24. Ibu Enzo Antagonis Egois: Novel


Egois, "Ya kecuali dia mau repotin Lukacita
dirinya sendiri dan mau halaman 326
tambahin pemasukan saya,
saya sih dengan senang hati
banget."
25. Deri (Pemilik Protagonis Ramah : Novel
Lukacita
Kafe Ritus) Jenaka dan ―Eh Jav tumben lo kesini
halaman
ramah. lagi.‖ ―Dan tumben banget 114, 115
bawa teman .‖

Jenaka :
―Mau minum apa lo?‖
―kirain pesan strawberry
milkshake.‖ Dengan polos
dia senyum kearah gue.
26. Bi Ratih Protagonis ―Loh mas? Tumben udah Novel
Santun, lembut, pulang jam segini.‖Seorang Lukacita
dan ramah. asisten rumah tangga udah halaman 305
cukup tua menyambut
kedatangan kami dengan
binging.
27. Pak Udin Protagonis ― Hahaha, iya.. tahu tuh. Novel
Lukacita
Santun dan Kalau kesini malam-malam
halaman 347
ramah. jarang tidur. Cuma diem aja
dibale-bale kebun sampe
pagi . Nunggu matahari
terbit katanya.‖
―Tadi sih Mas Javi bilang
Mba Tara makan aja, sama
tidur duluan. Nggak usah

75
nungguin dia hehe.‖
―Saya duluan ya Mba mau
balik dulu ke rumah, sudah
malam‖
28. Bapak-bapak Protagonis ―P-Prama.. Yoga kan? Novel
Pasar Baru Jenaka, ramah, ―Utara Pramoyaga yang Lukacita
dan suportif. menang Ase‖ halaman 204
―Ayo main! Ayo main, kita
coba Sicilian Defense yang
kamu jago itu?‖
29. Ayah Edwin Antagonis ―Edwin bunuh diri bukan Novel
Egois, pemaksa, karena lo dan orang tua lo, Lukacita
dan pemarah. tapi karena bokapnya.‖ halaman 232
―Edwin nggak pernah
bahagia sama catur. Kalau
sampai sekarang lo masih
mikir catur itu hidupnya
Edwin , lo salah. Edwin
main catur justru karena
paksaan bokapnya.‖
30. Psikiater Protagonis Pertanyaan psikiater setelah Novel
Lukacita
Pengertian. 30 menit bicara masih
halaman 331
relevan. Sampai pertanyaan
itu beranjak ke ―Apa yang
paling kamu ingat dimasa
kecil kamu dulu ?‖

31. Milanova Protagonis Permainan selesai dengan Novel


Ramah dan riuhnya suara penonton dan Lukacita
Suportif. komentator. Milanova tanpa halaman 409
ragu mengulurkan tangannya
dan memeluk gue hangat
―Congratulationd and

76
welcome back, Paramayoga
. You deserve it”
Tabel 2.5 Tokoh dan Penokohan

 Tokoh Pada Novel yang Tidak Terdapat Dialog


No. Tokoh Kutipan Kalimat Halaman
1. Bu Firda Gue menatap mereka sekali lagi , terutama Novel
bu Firda karena entah kenapa wajahnya Lukacita
terasa sangat familiar. halaman 146
2. Pak Reno Ada juga dua orang perwakilan tim Novel
keuangan Nota Grup yang turut Lukacita
hadiryang satu laki-laki bernama Pak halaman 146
Reno , dan seorang wanita paruh paya
berkecamata bernama Bu Firda yang
warna rambutnya mengingatkan Gue pada
warna jerami.
3. Lina dan Afif Dan sekarang tepat ditahap kualifikasi Novel
menuju Asian Championship , Gue akan Lukacita
berhadapan dengan mereka berdua , dan halaman 347
dua atlet catur lainLina dan Afif.
4. Mas Dave Ayahnya dan Yesi sudah menunggu di Novel
lobi, bersiap untuk mengurus pemakaman Lukacita
dan mengabari kerabat terdekat. Kakak halaman 143
sulungnya Mas Dave , juga sudah dalam
perjalanan untuk pulang ke Jakarta mala
mini.
5. Bang Jay Seperti gedung hotel pada umumnya, ada Novel
dua lift yang bersebelahan yang bisa Lukacita
digunakan para pengunjung.Kebetulan, halaman 147
gue menggunakan yang sebelah kiri. Di
lobi gue nggak sengaja bertemu
denganBang Jay, produser film Yasa Dia
terlihat sangat terkejut dengan kedatangan
gue.

77
6. Giandra Avathara Tiga orang perwakilan Avathara Group Novel
sangat berbeda dengan kami yang cuma Lukacita
memakai baju nongkrong di kafe. Giandra halaman 160
Avathara yang merupakan managing
director Avathara berkemeja lengkap.
Tabel 2.6 Tokoh yang Tidak Terdapat Dialog

3.2.6. Amanat
Amanat yang terkandung dalam novel ini adalah Tidak apa untuk mengakui
kekurangan diri. Tidak apa untuk memiliki kekurangan. Merupakan hal yang
wajar jika memiliki kekurangan. Terima saja, dan jangan salahkan dirimu
sendiri oleh karena itu. Sebab, orang lain yang kamu nilai memiliki kehidupan
yang indah pun, sama denganmu. Mereka tidak sempurna. Mereka juga
memiliki kekurangan. Sebagai orang tua, sebaiknya kita memperlakukan anak
kita sebagaimana kita ingin diperlakukan. Begitu juga halnya kita harus
memperlakukan orang lain disekitar kita. Jangan sampai, perlakuan buruk
yang kamu dapatkan pada masa lalumu menjadi senjata yang menghancurkan
kehidupan orang lain, dengan alasan dahulu anda juga diperlakukan begitu.
Ingat juga, apakah dahulu anda menyukai jika diperlakukan seperti itu? .
Sebagai orang tua, harus mempunyai batasan. Batasan untuk membimbing,
bukan mengatur dan membuat scenario atas kehidupan anakmu. Setiap orang
harus memiliki harapan. Setiap orang pasti memiliki target tertentu. Namun,
jangan sampai harapan tersebut membebani dirimu sendiri. Tak apa jika hidup
terkadang tidak sesuai dengan ekspetasi.
“Tara. Jangan buat masa lalu kamu terus menyakiti masa depanmu. Dan
jangan buat orang lain membuat kamu membuang mimpi yang selama ini
kamu perjungkan , mimpi yang kamu kejar, mimpi yang membuat kamu
bahagia.”- Pak Santos (Lukacita halaman 236)

3.3 Unsur Ekstrinsik


a. Latar Belakang Penulis
Valerie Patkar mulai dikenal sebagai salah satu penulis muda berbakat setelah
merilis novel Claires, Nonversation, dan salah satunya adalah Lukacita. Claires
adalah karya pertamanya yang dirilis tahun 2018 dan menjadi national best seller.

78
Lewat Claires, Valeie bertekad untuk terus berkarya dan memberi pesan pada
pembaca , bahwa semua hal kecil disekitar mereka memiliki arti yang tidak hanya
sederhana. Valerie Patricia Karina atau Valerie Patkar berusia 26 tahun, namun ia
sudah merilis sebuah novel berjudul Claires dan langsung jadi best seller. Walau
kuliah dijurusan teknik pertambangan, gadis ini memang senang menulis dan
menjadikannya hobi. Berawal dari hobi, kini ia telah menelurkan karya pertama.
Velerie kini sibuk bekerja sebagai creative manager dan freelance engineer.
Berawal dari aplikasi wattpad, novel pertamanya, Claires,menjadi salah satu
novel best seller yang menarik perhatian, terutama bagi para fans EXO alias EXO-L .
Novel dan cerita fiksi yang biasa disebut fanfiction karya Valerie memnag memiliki
visualisasi untuk setiap karakternya. Kebanyakan, Valerie menggunakan wajah-
wajah anggota EXO dan tentunya akan membuat para fans EXO semakin
menyukainya. Dalam bukunya, Valerie tidak hanya menyuguhkan romansa semata.
Ia selalu mempunyai pesan-pesan tersendiri dari karya-karya nya tersebut terutama
untuk para pemuda saat ini.Lewat karyanya, Valerie Patkar percaya semua kejadian
kecil disekitar kita memiliki makna, dan semjua orang disekitar kita berharga.

b. Keadaan Sosial Budaya Pengarang dan Pengaruhnya terhadap Karya Sastra itu
Diciptakan
Valerie Patkar, perempuan kelahiran 4 Februari 1995 ini merupakan salah satu
penulis produktif muda Indonesia yang berhasilkan menghasilkan karya-karya best
seller yang memikat para pemuda. Perempuan ini biasa menulis dipagi hari sesudah
tidur atau sebelum bangun tidur. Selain itu, Valerie merupakan salah satu penggemar
boy band korea bernama EXO. Oleh karena itu keadaan ini menjadi salah satu alasan,
setiap tokoh yang digambarkan dalam novel Lukacita ini merupakan visualisasi dari
anggota EXO, salah satunya adalah Javier yang divisualisasikan sebagai Baekhyun-
EXO dan Yasa divisualisasikan sebagai Sehun-EXO.
Valerie Patkar mengungkapkan bahwa dirinya gemar mengeksplorasi tempat-
tempat baru, misalnya mengeksplorasi ke tempat pinggiran jalan, pasar kue subuh,
dan jalan pasar lainnya. Hal ini memiliki pengaruh pada setiap novel yang ia
ciptakan, salah satunya pada novel Lukacita ini. Pada novel Lukacita ini banyak
menggunakan latar tempat yang berada disekitar Jakarta dan nyata adanya, seperti
Pasar baru, Gedung Percasi , Monas , Bakmi GM ,dan kafe Ritus. Setiap tempat yang

79
dideskripsikan dalam novel ini juga memiliki kemiripan yang persis seperti apa
adanya saat ini. Salah satu bukti yang tertera dalam novel adalah :
Heran, padahal jarak dari rumahnya ke sini deket banget, tapi sepertinya dia nggak
pernah mengunjungi daerah Pasar Baru dan Gedung Fikatelli sampai-sampai dia
terperangah pas gue ajak ke Kafe Ritus. Kafe bergaya zaman Belanda yang
dekorasinya didominasi warna putih, juga sedikit warna merah dan warna kayu.

63

Gambar 3.1 Kafe Ritus


Anehnya , gue nggak pernah tahu kalau ada Bakmi GM di Jalan Sunda yang
berseberangan langsung dengan Gedung Sarinah.

Gambar 3.2 Bakmi GM

Selain itu, tidak jarang hasil foto-foto dari eksplor yang dilakukan oleh Valerie Patkar
disisipkan dalam setiap pergantian sub bab dalam novel Lukacita ini. Valerie mengaku juga
menyukai film-film festival. Hal ini juga yang melatarbelakangi salah satu karakter dalam
novel Lukacita ini memiliki kemampuan untuk memproduksi film-film festival, yaitu Yasa.

80
c. Nilai-nilai yang terkandung dalam Novel
1) Nilai Sosial
“Kamu ndak apa-apa tah bantuin Bapak begini ?”ini udah kesekian kalinya Pak
Har bertanya hal yang sama.Padahal gue malah senang bisa jalan-jalan ke area
perumahan di Jalan Pintu Air yang padat. “Beneran,Pak, ngak apa-apa. Saya
malah seneng bisa jalan-jalan.”
Pada kutipan diatas, terdapat nilai sosial yang diambil. Nilai sosial tersebut adalah
sebagai mahluk sosial sudah seharusnya kita memiliki kepekaan terhadap orang lain
dan saling membantu sesame.
2) Nilai Moral
“Loh,kenapa temanmu ?” Pak Sudibjo melirik Aslan yang sudah sampai pada
batas kesabarannya. “Bener toh kamu itu mantan napi ? pernah dipenjara kan
karena mukul orang sampai cacat?”. Rasa terkejut gue sudah nggak terbendung
lagi saat itu. Namun yang gue pikirkan malah Lando. Lando dan persaannya ketika
mendengar kalimat menyakitkan itu. Entah yang dibilang barusan bener atau
nggak, tidaklah etis kalau orang tua seperti dia mengucapkan kalimat barusan
kepada orang lain, apalagi klien kerjanya.

Nilai moral dari kutipan diatas adalah sebagai manusia sudah seharusnya kita
memiliki kesabaran dan bisa mengkontrol emosi terutama terhadap orang yang
lebih tua, dan tidak ada artinya apabila kita menanggapi orang-orang seperti pak
Sudibjo diatas. Karena kesabaran yang dimiliki seseorang memiliki pengaruh kuat
terhadap ketenangan hati.
3) Nilai Agama
Dua tahun gue berusaha meyakinkan diri bahwa semua yang terjadi dimasa lalu
nggak ada artinya dengan semua doa dan dukungan yang gue dapet dari orang-
orang yang masih percaya gue.

Pada kutipan diatas terdapat nilai agama bahwa sebuah doa dan dukungan sangatlah
berarti dalam sebuah kehidupan dan setiap usaha serta doa harus berjalan dengan
seimbang. Doa tanpa usaha adalah suatu hal yang sia-sia sementara usaha tanpa doa
menandakan kita sebagai manusia yang sombong.

81
4) Nilai Budaya
“Lo bisa mulai dari Manggarai atau Flores. Pokoknya lebih banyak ambil gambar
dari bagian timur dulu. Nanti kita bikin dokumen kerja sama juga sama
Kemenparekaf,” usulnya santai. “ Oh, kita juga bisa ajak kerja sama beberapa
penyair untuk bikin vidio yang lebih estetik dan kasih pesan filosofis yang bagus
soal Indonesia videonya naik sekalian buat hari kemerdekaan kan?”

Pada kutipan diatas terdapat nilai budaya yang menyampaikan bahwa Indonesia
adalah bangsa yang besar dengan kekayaan yang sangat melimpah didalamnya.
Kekayaan budaya Indonesia perlu dilestarikan agar tidak punah dan menghilang,
terbentur era globalisasi yang semakin keras setiap harinya. Kutipan tersebut
memberikan sebuah solusi untuk menarik minat masyarakat Indonesia dan
meningkatkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap tanah air Indonesia, dapat
dilakukan melalui penyampaian vidio dan dibagikan lewat sosial media.
5) Nilai Pendidikan
“Di atas universitas swastwa, masih ada universitas negeri. Tapi di atas
universitas negeri, masih ada universitas lain yang kalau kamu bandungkan mggak
akan selesai-selesai. Hari ini kamu masuk ITB , besok ada orang lain yang masuk
Nanyang University di Singapura. Besoknya kamu masuk Nanyang , lusa kamu
ketemu dengan orang yang masuk Harvard. Selalu akan ada yang lebih baik kalau
kamu ingin jadi seperti orang lain.”

Pada kutipan diatas terdapat nilai pendidikan yang menyampaikan bahwa ketika
kita selalu membandingkan diri kita dengan orang lain tidak aka nada habisnya,
karena selalu akan ada yang lebih baik kalau kita ingin jadi seperti orang lain.
Buaknnya akan menjadi beban ketika kita harus mengkategorikan diri hebat atau
nggak hebat Cuma dari mana kita masuk unviersitas, karena sejatinya setiap
manusia mempunya jalan hidupnya, suksesnya, dan ceritannya sendiri.

3.4. Gaya Bahasa


1. Majas Personifikasi
Emosi menelusur di setiap penggalan kata gue, dan Mas Floda begitu setia
mendengarkan tanpa bantahan. (halaman 31)

82
Kutipan kalimat di atas menggunakan majas personifikasi karena
mengungkapkan sebuah emosi dapat ditemukan pada setiap kata yang diucapkan
Mas Floda.
2. Majas Metafora
“Kita bukan berada di papan catur lagi, dan artinya… “ Gue mengembuskan
napas untuk melanjutkan, “Kamu bukan Raja aku lagi.” (halaman 14)

Iya, jangan maju lagi, cari papan catur kamu yang lain. Karena meskipun kamu
tetap Raja-nya, aku bukan bidak Ratu kamu lagi. (Halaman 99)

Kutipan di atas merupakan majas metafora karena mengungkapkan persamaan


antara hubungan Utara dan Yasa bagaikan bidak catur yang mana terdapat Raja
dan Ratu.
3. Majas Sarkasme
“Gue lagi ngomong sama anak SD ya, yang nggak tahu bisanya apa?”
“Kalau lo nggak tahu apa yang lo bisa dan cuma tahu cara main catur, ngapain
lo sok-sokan ngundurin diri?‖ (Halaman 76)

Pada kutipan kalimat di atas merupakan majas sarkasme karena berisi ungkapan
sebagai bentuk sindiran yang keras dan tidak menyenangkan untuk didengar.
4. Majas Alusi
“Udah lama banget kita nggak ke sini lagi,” ujarnya. Biasanya saat datang
berdua, kami akan makan di Lenggang Jakartaderetan jajanan dan pedagang
kaki lima, yang menjadi tempat makan di daerah Monas. Namun sekarang kami
duduk di bangku publik yang menghadap langsung ke tugu. (Halaman 96)

Kutipan kalimat di atas merupakan majas alusi karena mengungkapkan suatu


peristiwa atau tentang tokoh secara tidak langsung berdasarkan pengetahuan atau
pendapat yang dimiliki oleh pengarang yaitu terkait tugu monas.
5. Majas Hiperbola
Gue terus menangis sampai kaki gue lemas dan gue harus menunduk karena sakit
yang mendera dada gue. (Halaman 235)

83
Kutipan kalimat di atas merupakan majas hiperbola karena penggunaan kata yang
dilebih-lebihkan dan berguna untuk menarik perhatian pembaca dalam sebuah
karya.
6. Majas Simile
“Pion itu bidak yang paling berani di catur. Dia emang kecil dan sering
dianggap nggak berarti, tapi langkah pion pasti selalu maju. Dia nggak pernah
mundur.” “Jadi, lo juga harus kayak gitu. Berani.” (halaman 128)
Kutipan di atas menggunakan majas simile karena pada kelimat tersebut
membandingkan dua hal yang dianggap sama ditandai dengan kata ―kayak‖ serta
dijelaskan secara eksplisit.

3.5 Biografi Penulis

Gambar 3.3 Valerie Patkar


Nama Valerie Patkar rasanya sudah semakin dikenal di kalangan penulis maupun
pembaca novel populer. Tidak mengherankan, karena perempuan kelahiran 4 Februari
1955 ini telah menerbitkan karya-karyanya sejak 2018 di Bhuana Sastra, imprint fiksi dari
Penerbit Bhuana Ilmu Populer. Valerie Patricia Karina atau Valerie Patkar berusia 26
tahun saat ini. Walau kuliah dijurusan teknik pertambangan, gadis ini memang senang
menulis dan menjadikannya hobi. Berawal dari hobi, kini ia telah menelurkan karya
pertama. Velerie kini sibuk bekerja sebagai creative manager dan freelance engineer.
Valerie Patkar dikenal sebagai salah satu penulis Wattpad yang sukses membukukan
ceritanya. Buku perdananya yang berjudul Claires, kini sukses terpajang di deretan buku
yang masuk deretan best seller. Namun sebelum dikenal lewat Wattpad, Valerie Patkar
ternyata punya cerita unik di balik karirnya sebagai penulis. Pasalnya, penulis yang lahir
pada tahun 1995 itu mengawali karir menulisnya dari platform Ask.fm. Berawal dari
wattpad, novel pertamanya, Claires, menjadi salah satu novel best seller yang menarik

84
perhatian, terutama bagi para fans EXO alias EXO-L. Novel dan cerita fiksi yang biasa
disebut fanfiction karya Valerie memang memiliki visualisasi untuk setiap karakternya.
Kebanyakan, Valerie menggunakan wajah-wajah member EXO dan tentunya akan bikin
kalian para fans EXO makin baper. Valeie bertekad untuk terus berkarya dan memberi
pesan pada pembaca , bahwa semua hal kecil disekitar mereka memiliki arti yang tidak
hanya sederhana.
Dalam bukunya, Valerie tidak hanya menyuguhkan romansa semata. Ia selalu
mempunyai pesan-pesan tersendiri dari karya-karya nya tersebut terutama untuk para
pemuda saat ini.Lewat karyanya, Valerie Patkar percaya semua kejadian kecil disekitar
kita memiliki makna, dan semjua orang disekitar kita berharga.

85
BAB IV

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dari penelitian ini dapat
disimpulkan ,Novel merupakan salah satu karya sastra yang populer. Novel adalah
salah satu hiburan dalam jenis bacaan bagi para pembacanya. Novel pada masa kini,
sudah banyak yang tidak menggunakan bahasa baku dan sastra untuk mencapai nilai
estetika. Namun, bukan berarti novel masa kini tidak memperhatikan nilai estetika
dalam penulisan, hanya para pengarang sudah banyak yang menggunakan bahasa
ringan dengan tema dan cerita yang variatif. Perkembangan novel pada masa kini
tidak lepas dari peran jenis-jenis novel dari aliran realisme, surealisme, naturalisme,
absurdisme, romantisme dan lain lain. Dengan adanya aliran-aliran tersebut, novel
masa kini bisa memadukan cerita dari setiap aliran tersebut sehingga menyajikan
cerita yang beragam.
Didapatkan simpulan sebagai berikut. Tema dalam novel mengenai perjuangan,
persahabatan, kekeluargaan dan percintaan. Perwatakan tokoh dalam cerita ini
mempunya watak yang berbeda sehingga membuat novel ini menarik untuk dibaca.
Alur yang terdapat dalam novel Lukacita ini adalah alur campuran. Latar yang
terdapat dalam novel Lukacita ini adalah latar tempat, latar waktu, latar suasana.
Sudut pandang yang terdapat dalam novel ini menggunakan sudut pandang orang
pertama Aku dan Gue , sudut pandang orang kedua Lo dan Kamu, sudut pandang
orang ketiga tunggal Dia dan sudut pandang orang ketiga jamak adalah mereka.
Amanat yang terdapat dalam novel Lukacita karya Valeria Patkar adalah bahwa
Tidak apa untuk mengakui kekurangan diri. Tidak apa untuk memiliki kekurangan.
Merupakan hal yang wajar jika memiliki kekurangan. Terima saja, dan jangan
salahkan dirimu sendiri oleh karena itu. Sebab, orang lain yang kamu nilai memiliki
kehidupan yang indah pun, sama denganmu. Mereka tidak sempurna. Mereka juga
memiliki kekurangan.

3.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyampaikan beberapa
saran yang diharapkan bisa memberikan manfaat bagi siswa, pengajar dan peneliti
selanjutnya, yaitu sebagai berikut:

86
1. Setiap Siswa dan Siswi diharapkan mampu membaca dan meningkatkan minat
membaca novel. Tidak hanya membaca saja, namun juga dapat memahami dan
menjelaskan karakter-karakter yang terdapat dalam novel tersebut. Siswa juga
diharapkan mendapatkan pembelajaran moral dari pesan yang disampaikan oleh
novel tersebut.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan analisis novel yang lebih
lengkap dan lebih detil dengan dibatasi nilai-nilai pendidikan dan disesuaikan
dengan kurikulum pembelajaran .
3. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi pembelajaran Bahasa
Indonesia terutama dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik
sebuah novel.

87
LAMPIRAN COVER NOVEL

88
LAMPIRAN DATA DIRI

Nama Lengkap : Nazwa Amelia Az-zahra


Nama Panggilan : Nazwa
Kelas : XII MIPA 1

Tempat Tanggal Lahir : Kota Bekasi, 05 Mei 2005


Alamat : Kp. Poncol, Jln. Andini Sakti
e-Mail : nazwaamelia699@gmail.com
Nomor Telepon : 085811937499
Hobi : Menggambar dan Melukis
Motto Hidup : Kuncinya adalah Segera bukan Sempurna

89

Anda mungkin juga menyukai