Anda di halaman 1dari 10

Nama : M.

Atmam Erly
Kelas : X.2
Mapel/Materi : Bahasa Indonesia/Teks Anekdot Singkat

Peduli Lingkungan.

Di hari Minggu pagi yang cerah, di Balai Desa sedang ada penyuluhan terkait
dengan kebersihan sampah yang ada di lingkungan desa tersebut. Dalam
penyuluhan tersebut, kepala desa memberikan sebuah arahan mengenai sampah
plastik yang berdampak sangat buruk terhadap lingkungan.

“Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu, dalam membuang sampah jenis plastik alangkah


baiknya dibuang pada tempat yang tepat.” Ujar Kepala Desa.

“Karena sifat dari sampah plastik ini tidak dapat terurai dengan mudah, maka
saya sarankan Bapak dan Ibu sekalian perlu mendaur ulang dan memanfaatkannya
secara langsung.” Tambahnya.

Setelah acara usai, semua peserta diberikan hidangan berupa makanan dan
minuman dengan wadah berbahan dasar plastik. Para warga pun kemudian
berbondong-bondong mengumpulkan bekas sampah plastik tersebut dan dikemas
ke tas milik kepala desa.

Kepala Desa pun kebingungan dengan aksi para warganya, dan bertanya,
“Kenapa bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian memasukkan sampah tersebut ke dalam
tas saya?”

Warga pun berujar, “Tadi kan bapak sendiri yang menyampaikan kalau
sampah plastik sangat berbahaya dan tidak mudah terurai. Jadi, kami semua
mengumpulkan semua sampah tersebut supaya bisa di daur ulang.”

Mendengar hal itu, Kepala Desa langsung pamit dan pulang.

Nama : Kayla Kishavira Alexandria


Kelas : X.2
Mapel/Materi : Bahasa Indonesia/Teks Anekdot Singkat

Tikus

Alkisah, pada suatu hari terjadi migrasi tikus besar- besaran dari seluruh dunia. Ketika
mereka sampai pada satu gorong-gorong besar, mereka memperebutkan kekuasaan. Siapa
yang berhak tinggal dan menjadi pemimpin di tempat itu. Tikus pejantan yang besar saling
beradu argumen.

Seekor tikus dari Amerika dengan sombongnya berkata. "Kami tikus Amerika sangatlah
pintar. Buktinya kami bisa membuat perusahaan film yang terkenal di seluruh dunia."
(Disney Film dengan ikon Mickey Mouse)

Tikus pejantan dari Perancis tidak mau kalah, "Kalian lupa ya, kalau tikus dari Perancis itu
mahir memasak. Bahkan hasil masakannya puji oleh koki manusia yang terkenal." (Film
Ratatouille).

Dari ujung terowongan, tikus pejantan dari Thailand dengan santainya berkata, "Mari
kuceritakan satu hal, aku pernah jalan-jalan ke Indonesia. Ternyata di sana, pemerintahan
manusianya dipimpin oleh para tikus (koruptor)." Akhirnya kekuasaan para tikus pun
dipimpin oleh tikus dari Indonesia.

Nama : M. Izzan Dinilhaq


Kelas : X.2
Mapel/Materi : Bahasa Indonesia/Teks Anekdot Singkat

Reuni

Saat libur hari Minggu, beberapa anak Kampung Pasir berkumpul di pos ronda tempat
mereka main waktu kecil dulu. Sekarang mereka sudah terpisah karena meneruskan di SMA
yang berbeda.

Udin adalah anak orang berada dan terkenal sering sombong bicara, "Guys, di sekolahku ada
fasilitas panjat tebing, kolam renang, aula besar."

Arif yang anak orang tuanya PNS ikut menimpali. "Di sekolahku ada gelanggang olahraga
khusus yang dilengkapi AC."

Azmi yang orangtuanya bekerja serabutan ikut bicara dengan percaya diri. "Di sekolahku,
fasilitas olahraganya lengkap. Saking lengkapnya, tik-tikus aja sering terjun bebas dari atap
sekolah saat belajar. Mereka lagi belajar olahraga paralayang kan. Kalau lagi hujan, berasa
mandi di bawah shower."

Udin dan Arif merasa bersalah dan berkata, "Hebat banget, Mi. Sekolah kita aja kalah sama
sekolahmu."

"Iya dong." Timpal Azmi dibarengi tertawa lepas.

Nama : Alqiptia Octarina


Kelas : X.2
Mapel/Materi : Bahasa Indonesia/Teks Anekdot Singkat
Menghitung Keledai

Suatu hari Abu Ali pergi ke pasar dan membeli sembilan keledai. Dia pulang ke
rumah dengan menunggangi salah satu keledai, dan delapan ekor keledai lainnya
mengikuti di belakang.

Setelah beberapa saat, Abu Ali berkata pada dirinya sendiri, “Saya harus
memastikan semua keledai saya ada di sini.” Ia berbalik untuk menghitungnya.

“Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan. Oh! Di mana keledai yang
kesembilan?” Abu Ali panik.

Ia melompat turun dari keledainya, melihat ke balik bebatuan dan balik pepohonan.
Tapi tidak ada keledai yang tertinggal.

“Saya akan menghitungnya lagi,” kata Abu Ali. “Satu, dua, tiga, empat, lima, enam,
tujuh, delapan, sembilan. Oh, keledai yang kesembilan pasti sudah kembali.”

Abu Ali kembali menunggangi keledainya dan pergi.

Setelah beberapa saat, Ia menghitung keledainya lagi. Tapi jumlah yang dihitungnya
hanya ada delapan ekor keledai! Sekali lagi Ia melihat ke balik bebatuan dan balik
pepohonan. Tapi tidak ada keledai yang tertinggal.

“Saya akan menghitung lagi,” katanya, dan kali ini ada sembilan ekor.

Saat itu Abu Ali melihat temannya Musa sedang berjalan. “Musa,” panggilnya.
“Bantu saya menghitung keledaiku. Saya merasa selalu kekurangan satu ekor.
Kalau saya berhenti untuk menghitung ada berapa ekor, saya hanya melihat
delapan ekor saja. Tapi kalau saya turun dari keledai yang sedang ditunggangi lalu
mencoba berhitung, keledai yang kesembilan, dia ada lagi!”

“Saya justru bisa melihat ada sepuluh ekor keledai,” tawa Musa. “Dan keledai yang
kesepuluh namanya Abu Ali.”

Makna:

Dari contoh teks anekdot di atas dapat diketahui bahwa Abu Ali tidak pandai dalam
berhitung. Musa menganggap Abu Ali sebagai keledai karena ia tidak bisa
menghitung sesuatu yang sederhana. Hal yang bisa kamu pelajari dari teks anekdot
ini adalah untuk tidak naif dan polos, agar tidak merugikan diri sendiri.

Nama : Dewa Putra Anugrah


Kelas : X.2
Mapel/Materi : Bahasa Indonesia/Teks Anekdot Singkat
Assalamualaikum warahmatullahi wabarrahkatuh

Hai semuanya, apa kabar?


Perkenalkan nama saya Dewa yg suka cewe spek bidadari walau rai cak Iwak teri. Saat main
catur aku seri, Dan aku pun makan kari, Walau hari susah janganlah lupa untuk memberi,
Maka Disuatu Saat Kau akan bertemu bidadari
Itu cuma pemanis, kalo kurang manis pake gula, kalo liatin aku nanti diabetes Hahay

Ngomong ngomong kalian pernah Nahan berak pas disekolah?, nah pas nahan berak
ngapolah mau dikatain sok cool, Aku bukan ayanokoji coeg(Character Fiksi Yg Cool),
bukannya Marah malah keluar dikit (Tekencet) gegara ngurusinnya

Apalagi orang yang sibuk ngurusin kehidupan wong lain, lagi lesu diomongin kurang gizi, lagi
semangat diomongin Excited, dapat perhatian dikit diomongin caper, post sw tentang
kesenangan Kita diomongin alay, pas kuliat swnya Jedag jedug flashbang, Kacau

Setidakny pahamin bahwa sesungguhnya manusia mempunyai kebahagiaannya masing


masing, mungkin saja kebahagiaan dia: liat orang sengsara, dan jangan contoh orang yg kek
itu.
Kita harus paham bahwa manusia mempunyai Hati dan Kesenangan nya masing masing mau
itu dari lagu, Game, fiksi, seni, komputer ataupun olahraga. Jadi jangan sekali kali kau
merusak kebahagiaan orang lain, bukan masalah perasaannya saja namun masalah dosa juga

Baiklah itu saja yg ingin saya Sampaikan, aku tau itu cringe (minimal paksa ketawo la e)
Saya akhiri Wabilahitaufiq Wahidayah Wassalamualaikum warahmatullahi wabarrahkatuh

Nama : Aina Dea Aulia


Kelas : X.2
Mapel/Materi : Bahasa Indonesia/Teks Anekdot Singkat
Penjual Roti
Pada suatu hari, ada seorang penjual roti keliling dan kebetulan sedang ada di depan rumah,
kemudian teman saya si Komar memanggil si penjual roti tersebut. Tidak lama kemudian, si
penjual roti pun datang dan menghampiri kita yang sedang ngobrol-ngobrol manja di depan
rumah.

Komar: Ada Roti apa aja nih bang?

Penjual Roti: Wah banyak dek, ada berbagai macam rasa.

Komar: Oh, kalau yang ini rasa apa bang?

Penjual Roti: Yang itu sih rasa rambutan dek.

Komar: Kalau roti yang ini bang?

Penjual Roti: Kalau yang itu rasa stroberi dek, wah mantep tuh yang itu.

Komar: Hmm bentar, kalau yang ini gimana bang?

Penjual Roti: Itu rasa mangga dek.

Komar: Lah dari tadi saya nanya jawabannya malah nyebutin buah-buahan terus, rotinya
mana bang? Abang ini jualan apa sih? Roti atau buah? Enggak konsisten amat bang. Kalau
begini sih saya gak jadi beli deh bang.

Penjual Roti: Hening Kemudian si penjual roti tersebut kejang-kejang lalu pingsan mendadak.

Nama : Vallen Al Fairuz


Kelas : X.2
Mapel/Materi : Bahasa Indonesia/Teks Anekdot Singkat

Sikap Terburu-buru dalam Memasak

Suatu hari, seorang teman saya memutuskan untuk mengikuti kelas memasak online. Dia
sangat antusias tentang itu dan mulai berpikir bahwa dia akan menjadi seorang master chef
dalam waktu singkat.
Setelah beberapa minggu belajar, dia merasa percaya diri untuk mencoba resep yang lebih
sulit. Dia memilih untuk membuat souffle cokelat mewah yang terkenal. Semua langkah
sudah tercatat dengan baik, dia mengumpulkan semua bahan dan alat yang dibutuhkan, dan
mulai memasak dengan penuh semangat.

Namun, dalam prosesnya, dia kehilangan rasa percaya diri. Adonan souffle tidak naik dengan
benar, dan dia mulai panik. Teman saya mencoba semua trik yang dia pelajari selama kelas,
seperti menambahkan sedikit garam, memukul adonan dengan lebih keras, dan bahkan
berdoa kepada dewi kue. Sayangnya, souffle terus gagal naik.

Frustrasi dan hampir menyerah, teman saya akhirnya memutuskan untuk memanggil
instruktur kelas memasak dan meminta bantuan. Ketika dia menjelaskan masalahnya,
instruktur itu menjadi diam sejenak sebelum bertanya, “Sudah kah kamu membaca langkah
nomor satu dengan cermat?”

Teman saya merasa malu dan mengakui bahwa dia terlalu terburu-buru dan mungkin telah
melewatkan sesuatu. Kemudian, instruktur itu dengan lembut mengingatkan bahwa langkah
pertama adalah “membuka buku resep dan membeli souffle cokelat dari toko kue terdekat.”

Dalam kebingungan dan niat yang berlebihan, teman saya benar-benar menyia-nyiakan
waktu dan usahanya untuk mencoba membuat souffle sendiri, ketika dia bisa mendapatkan
yang sempurna dengan hanya membelinya.

Nama : Achmad Rakha


Kelas : X.2
Mapel/Materi : Bahasa Indonesia/Teks Anekdot Singkat

Ekstrakurikuler

Suatu hari, mengawali tahun ajaran baru, seorang guru melakukan sosialisasi
kepada siswa baru mengenai pentingnya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di
sekolah. “Anak-anak, selain kalian akan mendapatkan berbagai ilmu di sekolah ini,
kalian juga dapat mengikuti ekstrakurikuler.”

Ada banyak jenis ekstrakurikuler yang bebas dipilih, diantaranya seperti Pramuka,
PMR, PBB, basket, Rohis, paduan suara, drumband, dan masih banyak yang
lainnya.” jelas guru tersebut. Mendengar penjelasan guru itu, murid-murid pun
penasaran sehingga mereka bertanya ke guru tersebut. Benny, salah satu murid
yang ada di kelas itu bertanya, “Bu, memangnya apa gunanya ekstrakurikuler?”

Guru itu pun menjelaskan dengan detail, “Tentu saja banyak manfaatnya, di
antaranya melatih kedisiplinan, kepemimpinan, dan lain sebagainya.” “Termasuk
tambahan uang saku ya, Bu?” Anto pun menimpali. Ibu guru yang mendengarnya
hanya dapat tersenyum.

Makna:

Hal yang bisa kamu pelajari dari makna tersirat teks anekdot “Ekstrakurikuler”
adalah melakukan sesuatu tergantung niatnya. Tentu mendapatkan uang saku
tambahan bagi anak sekolah merupakan hal yang dapat membuat hati senang.
Namun, kamu harus mengetahui bahwa uang saku tambahan adalah uang yang
diberikan oleh orang tua untuk memenuhi kebutuhan tambahan. Sehingga, ketika
kamu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, sepatutnya kamu memahami kenapa kamu
ingin bergabung, dan uang saku tambahan yang diberi orang tuamu harus
digunakan sebaik mungkin sesuai kebutuhan.

Nama : Sulaiman Azis Saputra


Kelas : X.2
Mapel/Materi : Bahasa Indonesia/Teks Anekdot Singkat
Miskomunikasi Penuh Keajaiban

Suatu hari di sebuah kafe, seorang pria memesan secangkir kopi sambil duduk di sudut
ruangan. Dia sangat menginginkan kopi hitam tanpa gula. Setelah beberapa saat, pelayan
menyajikan secangkir kopi ke meja pria itu.

Pria itu langsung meminumnya dan dengan raut muka yang jijik berkata, “Maaf, tapi kopi ini
sangat manis. Saya memesan kopi hitam tanpa gula.”

Pelayan itu terkejut dan berkata, “Maaf sekali atas kesalahpahaman ini, saya akan langsung
mengganti pesanan Anda.”

Beberapa saat kemudian, pelayan itu kembali dengan secangkir kopi baru dan
meletakkannya di depan pria itu. Pria itu mencium aroma kopi dan tersenyum puas. Dia
mulai meminum kopi tersebut dengan perasaan senang.

Namun, setelah beberapa tegukan, dia menyadari kembali bahwa kopinya tetap sangat
manis. Dengan rasa frustrasi, dia memanggil pelayan itu lagi.

“Pelayan, saya memesan kopi hitam tanpa gula. Mengapa ini tetap begitu manis?”

Pelayan itu memandangnya heran dan berkata, “Maaf, namun kali ini saya benar-benar
memastikan bahwa kopi ini hitam tanpa gula. Tidak ada tambahan gula sama sekali.”

Pria itu terdiam untuk beberapa saat, lalu memandang pelayan itu dengan penuh
kebingungan.

“Tunggu dulu, apa Anda yakin kopi ini tanpa gula?”

Pelayan itu tersenyum dan berkata, “Oh, maafkan saya. Saya salah memberi penjelasan. Jadi,
sebenarnya kami sedang mengadakan promosi baru! Setiap pesanan kopi hitam tanpa gula
akan disajikan dengan sendok teh gula terpisah. Ini adalah ‘gula yang terpisah’ yang telah
Anda nikmati sepanjang waktu!”

Nama : M Abdullah Faza


Kelas : X.2
Mapel/Materi : Bahasa Indonesia/Teks Anekdot Singkat
Cara keledai Membaca Buku

Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin
menerimanya dengan senang hati. Namun, Timur Lenk memberi syarat, agar Nasrudin
mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua
minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.

Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu, ia memikirkan apa
yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan
menerima hadiah, namun jika tidak maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.

Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke
sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada
keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut dan
membuka sampulnya.

Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian si Keledai mulai
membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga
halaman terakhir. Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca
seluruh isi bukunya.

"Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya", kata Nasrudin. Timur
Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi
hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban, "Bagaimana cara mengajari keledai
membaca?" Nasrudin berkisah, "Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran
besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar
membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu. Kalau tidak ditemukan biji
gandumnya, ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia
terlatih membalik balik halaman buku itu".

"Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?" tukas Timur Lenk. Nasrudin
menjawab, Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman
tanpa mengerti isinya". Jadi, kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya,
berarti kita sebodoh keledai, bukan?" kata Nashrudin dengan mimik serius.

Anda mungkin juga menyukai