“Nggak mau! Aku mau digandeng mas Kalundra.” Jawab Nara dengan
suara lucunya.
“Umik aja, nanti kalo abi jatuh ada yang nangkep.” Balas Nara.
“Abi kan kecil, nanti kalo nana jatuh Abi nggak bisa cepet-
cepet nyelametin Nara.” Mata Nara kian membulat, semakin
menggemaskan.
“Anakku semakin jauh sama aku sayang, gimana dong? Sedih aku
sayang.” Rengek Rama kepada Elvina.
“Bukan gitu, Nara takut membebani Abi aja. Dia masih deket-
deket kok, Cuma kadang takut menyakiti Abi.” Sanggah Elvina,
membesarkan hati suaminya.
“Dingin Nara, kita main yang lain aja!” Rumah salju bukanlah
target Kalundra.
“Tapi, Nara mau mas!” Tegas Nara.
“Uangnya Abi cukup mas Kalundra. Mau kan nemenin Nara?” Rama
menengahi perdebatan kedua anaknya.
“Iya mas, cukup kok, mau main apa aja di sini insyaallah juga
cukup.” Elvina meyakinkan.
“Yuk main, umik juga mau masuk ke ruangan bersaju. Mau bikin
snowman, biar kaya elsa yang punya olif.” Elvina menggandeng
Nara meenuju rumah salju.
Kalundra bersenandung.
“Kaya udah akrab saja sama Nicholas, pake manggil Nicho Nicho
segala.” Sewot Rama.
“Lah, dia kan mantan pacarku. Jelas aku pernah akrab.” Sanggah
Elvina.
“Hmmm, iya juga ya. Kaya gitu nanti jadi pacaran beneran nggak
ya? Bang Nicho kan belum bisa move on dari aku.” Elvina
semakin absurd.
“Kayanya Ariel tatum juga belum bisa move on dari aku sayang.”
Balas Rama.