Disusun Oleh:
SEMESTER 4
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Ilm al-Bayan, dengan judul Isti’aroh Murasyahah,
Mujarradah, Muthlaqah, Tamtsiliyyah.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami pada
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
A. ISTI’AROH MUROSYAHAH.............................................................................................6
a. Pengertian Istiaroh Murosyahah...........................................................................................6
BAB III............................................................................................................................................9
PENUTUP.......................................................................................................................................9
KESIMPULAN............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bertitik tolak dari hal tersebut maka penulis tertarik untuk memuat salah satu
bagian dari balaghah tersebut yaitu pembagian isti’aarah kepada murasysyahhah,
mujarradah,dan muthlaqah. Penulis menyadari didalam makalah sangat jauh dari
kesempurnaan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian sangat
diharapkan sebagai kontribusi merevisi makalah ini.
B. Rumusan Masalah
A. ISTI’AROH MUROSYAHAH
1
Maman Dzul Iman, Buku Pintar Untuk Memahami Balaghah, Yogyakarta: Deeppublish, 2016, hal: 127
رأيت أسد له لبد
“saya melihat orang pemberani (laksana singa) yang memiliki rambut tebal.”. Lafazh “
”أسدyang menggunakan makna lelaki pemberani, disertai lafazhh “لبد ه22 2 " ل yang artinya
memiliki rambut tebal, hal itu sesuai dengan musta’ar minhu singa.
Contoh 3 dalam firman Allah SWT dalam Q.S. Al Baqarah ayat 16:
Penggunaan kata رتوا22 2 اش (membeli) pada ayat di atas, merupakan bentuk isti’arah
(pinjaman) yang kata tersebut berposisi sebagai musta’ar minhu (kata yang
dipinjami)/musyabbah bih (yang diserupai) untuk kata 2تبدلوا22 2 اس yang berarti ‘menukar”
berposisi sebagai musta’ar lahu (kata yang dipinjamkan) /musyabbah (yang diserupakan) yang
disertai/diikuti oleh lafadz yang cocok/sesuai dengan musyabbah bih/ musta’ar minhu,
B. ISTIAROH MUJARRODAH
a. Pengertian Istiarah Mujarrodah.
Istiarah Mujarrodah adalah istiarah yang didalamnya disebut mulaim musyabahah. Ali al
Jarim dan Musthafa Amin dalam bukunya Balaghoh Al Wadhihah mendefinisikan istiarah
Mujarrodah yaitu:
2
Mamat Zaenudin & Yayan Nurbayan, pengantar ilmu balagoh, Bandung : refika aditama, 2017, hal : 37
3
Ibid, hal 127
االستعارة المجردة هي ما ذكر معها مإلم المشبهة
Artinya: Istiarah Mujarrodah adalah Istiarah yang didalamnya disebut mulaim Musyabahah.4
Dalam istilah lain, Isti’arah Mujarrodah ialah isti’arah yang disertai dengan kata-kata yang cocok
bagi musyabbah.
Contoh:
Maksudnya adalah ada orang yang seperti singa. Kata “memperbaiki sepeda” pantas dan cocok
bagi musyabbah yaitu orang berani. Isti’arah seperti ini dinamakan mujarradah.5
ق قِرطَا ِس ِه
َ ب قَلَ ُمهُ ِمن َد َواتِ ِه أو َغنَّى فَو َ َكانَ فُالَ ٌن َأكت
َ ََّب الن
َ اس إ َذا َش ِر
“Fulan adalah orang yang paling hebat tulisannya, ketika pena-nya minum tinta dan menari di
atas kertasnya”
Pada bait ini, terdapat isti’aroh mujarrodah, yakni terdapat kata-kata yang relevan dengan
musyabbah, yaitu kata ‘dawaatihi’ dan ‘qirthasihi’. Karinahnya qalam (minum dan menari).
C. ISTI’ARAH MUTHLAQOH
4
Jarim Ali – al dan Amin Musthafa, Balaghoh al Wadhihah
5
http://azarasidi.blogspot.com/2011/12/pembagian-isti'aarah-kepada-mursyahah-mujarradah-dan-
muthlaq.html,7;05
bih/musta’arminhu dan musabbah/musta’arlahu) ataupun disertai lafadz yang sesuai
dengan keduanya6
Ali al Jarim dan Musthafa Amin dalam bukunya al Balaghah al Wadhihah
mendefinisikan isti'arah Muthlaqoh sbb:
ِ اَِإْل ستِعارةُ الْمطْلَ َقةُ ِهي ماخلَت ِمن مالَِئم
ات الْ ُم َشبَّ ِه بِِه اَ ِو الْ ُم َشبَّ ِه َ ُ ْ ْ َ ََ ُ ََ ْ
artinya: Isti’arah Muthlaqah adalah isti’arah yang tidak disebut di dalamnya baik mulaim
musyabahah maupun mulaim muyabbah bih.
خطب األسد
Kata majazi pada contoh diatas adalah al-asad yang arti hakikinya adalaah singa, yang
dimaksud adalah khotib. Alaqahnya sama sama berani, yang menjadi qarinahnya adalah khotoba.
6
kulliyatul mualliminal islamiyah, albalagoh fi ilmibayan, ponorogo: Darussalam pres, hal 90
Pada potongan ayat di atas terdapat ungkapan majaz yaitu kata ""ينقضون. Kata tersebut
bermakna menyalahi yang diserupakan dengan ""يفتحون yang bermakna ‘membuka tali’.
D. ISTI’ARAH TAMTSILIYYAH
a. Pengertian Istiarah Tamtsiliyyah
Ali Jarim dan Mathafa Amin dalam bukunya al Balaghah al Wadhihah mendefinisikan
isti'arah tamtsiliyyah :
"Isti'arah Tamtsiliyyah adalah ungkapan / kalimat/ tarkib yang digunakan bukan pada
tempatnya karena ada alaqah serta qarinah yang mencegah dari makna sebenarnya"
Artinya : "Sesungguhnya engkau tidak akan memetic anggur dari pohon duri yang
engkau tanam."
Ungkapan َب
َ العن
ِ ك َّ َك اَل تَجْ نِي ِمن
ِ ْوŠالش َ َّ ِإنsama sekali tidak ditunjukan kepada seseorang
yang sedang menanam duri sementara dia berharap dapat memetic atau menghasilkan anggur.
Akan tetapi ungkapan itu ditunjukan kepada seseorang yang selalu berbuat keburuka, kemudian
mengharap balasan baik.
Situasi atau kondisi obyektif seseorang yang melakukan keburukan namun mengharap
balasan kebaikan, merupakan qarinah / penyebab yang menghalangi ungkapan tersebut dari arti
yang sebenarnya menjadi arti bukan sebenarnya.
ٍ َأ َسا
Contoh 3 : س هٌ َو يٌ ْبنِي قُصُوْ رًا بِ َغي ِْر
Istiaroh mutlaqoh artinya terlepas dari mula’im baik untuk musyabbah maupun untuk
musyabbahbih.
Lafadz yang menjadi qorinah dalam istiaroh tidak boleh di anggap sebagai mula’im,
adanya mula’im setelah sempurna istiaroh.
DAFTAR PUSTAKA
Iman, Maman Dzul. Buku Pintar Untuk Memahami Balaghah. Yogyakarta: Deeppublish, 2016.
Nurbayan, Yayan dan Mamat Zaenudin. Pengantar Ilmu Balagoh. Bandung : refika aditama,
2017.
http://azarasidi.blogspot.com/2011/12/pembagian-isti'aarah-kepada-mursyahah-mujarradah dan
muthlaq.html,7;05