PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai umat Islam, Kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari al-
Quran dan sunnah sebagai dua sumber utama ajaran Islam yang harus Kita pegang
teguh. Tentunya, Kita tidak mungkin memahami kedua sumber itu kecuali setelah
mengetahui kaedah-kaedah bahasa Arab, khususnya ilmu Sharaf dan Nahwu. Karena
Islam masih mempunyai pandangan bahwa belajar bahasa Arab itu sulit. Sehingga
banyak juga yang merasa malas untuk mempelajari kaedah-kaedah bahasa Arab.
Penulis berinisiatif membuat makalah ini yang membahas mengenai pembagian salah
satu cabang dari fiil. Sebab kedudukan dan pengaplikasiannya yang belum banyak
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang Penulis angkat pada makalah ini adalah sebagai
berikut:
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pembagian fiil berdasarkan shigatnya terbagi menjadi tiga, yaitu: fiil madhi,
1. Fiil madhi, yaitu kata yang menunjukkan suatu kejadian (perbuatan) yang telah
lampau.
2. Fiil Mudhari, yaitu kata yang menunjukkan suatu kejadian (perbuatan) yang sedang
tsulatsi mujarrad adalah fiil yang seluruh huruf madhinya adalah huruf asli (tanpa
tambahan).
Cara pembentukan fiil mudhari dari fiil tsulatsi mujarrad adalah dengan
menambahkan salah satu huruf mudhara’ah pada awal fiil mudharinya dan mengubah
harakat ‘ain fiilnya pada fiil mudhari dari harakat sebelumnya pada fiil madhi.2
1
Imam Saiful Mu’minin, Kamus Ilmu Nahwu dan Sharaf (Jakarta: Amzah, 2008) h. 187.
2
Hadi Nahar, as-Sharfu al-Wafi (Urdun: Modern Book World, 2010), h. 285.
2
Huruf mudhara’ah adalah huruf yang menjadi ciri khas dari fiil mudhari.
Huruf mudhara’ah tersebut berupa huruf hamzah ()أ, nun ()ن, ya’ ()ي, dan ta’ ()ت,
ُ نَأَيatau َأَتَ ْينatau نَأْتِ ْي.3
yang biasa disebut أنيت, atau ْت
َ ( َكتtelah menulis)
Contoh fiil madhi : َب
جمع مثنى مفرد
Keterangan
(>3) (2) (1)
Orang ketiga (pa) ب
ِ لِلغَائ َيَ ْكتُبُوْ ن يَ ْكتُبَا ِن ُيَ ْكتُب
Orang ketiga (pi) لِلغَائِبَ ِة َيَ ْكتُ ْبن تَ ْكتُبَا ِن ُتَ ْكتُب
Orang kedua (pi) لِل ُم َخاطَبَ ِة َتَ ْكتُ ْبن تَ ْكتُبَا ِن تَ ْكتُبِي َـْن
Orang pertama لِل ُمتَ َكلِّ ِم ُنَ ْكتُب ُأَ ْكتُب
Huruf Mudhara’ahnya
mudhara’ahnya saja.
Contoh: َاو ْن ِ يُ َع, يَتَقَ َّد ُم – تَقَ َّد ْم
ِ اونُ – ع
Apabila setelah huruf mudhara’ahnya sukun, maka ditambah hamzah
3
Muhammad Muhyidin Abdul Hamid, Ilmu Nahwu (Jogjakarta: Media Hidayah, 2010), h. 123
3
‘ain fiilnya berharakat kasrah atau fathah ْاِ ْفتَح يَ ْفتَ ُح
Kecuali pada wazan ( ) أَ ْف َع َل, hamzah qata’ah yang dihilangkan pada fiil
Mulia ََشرُف
*Fiil yang berwazan فَ ُع َل – َي ْف ُع ُلmenunjukkan makna perangai atau tabiat yang tetap
Diketahui bahwa sighat fiil tsulatsi mujarrad ditentukan oleh harakat ‘ain
Membuka ْ اِ ْفتَح- فَتَ َح – يَ ْفـتَ ُح ْاِ ْف َعل يَ ْف َع ُل فَ َع َل
Duduk َ ََجل
ْس – يَجْ لِسُ – اِجْ لِس ْاِ ْف ِعل يَ ْف ِع ُل
4
Mengetahui َعلِ َم – يَ ْعلَ ُم – اِ ْعلَ ْم ْاِ ْف َعل يَ ْف َع ُل فَ ِع َل
Apabila terdapat fiil yang huruf awalnya ( )وdan ‘ain fiilnya berharakat kasrah
pada fiil mudharinya, maka dihapus fa’ fiilnya pada fiil mudharinya.
Meyakini ُ ِيَث
ق َ ََوث
ق
Dan seperti itu pula apabila terdapat fiil yang ‘ain fiilnya berharakat fathah
pada fiil mudharinya dan lam fiilnya merupakan huruf halqah ( خ, غ, ح, ع, ه, )أ.
tersebut.
5
Yang dihilangkan huruf awalnya pada fiil mudharinya, dihilangkan pula pada
fiil amarnya.
Meletakkan ض ْع
َ ض ُع
َ َي ض َع
َ َو
Berjanji ِع ْد يَ ِع ُد َو َع َد
1. Bina Lafif Mafruq, adalah fiil yang di dalamnya terdapat dua huruf ‘illat yang
)Menempati/memenuhi( ي–ف
ِ َِوفَى–يَف
ِ - َوقَى– يَقِي
)Kuat( ق
2. Bina Ajwaf, adalah fiil yang ‘ain fiil pada fiil madhi dan mudharinya adalah alif,
Bina ajwaf sendiri terbagi menjadi dua macam, yaitu ajwaf waw dan ajwaf ya’.
Berikut penjelasannya:
Ajwaf waw, adalah apabila wazan fiil mudharinya ( ) يَ ْف ُع ُل, dan huruf alif pada
Ajwaf ya’, adalah apabila wazan fiil mudharinya ( ) يَ ْف ِع ُل, dan huruf alif pada
)Berburu( ص ْي ُد
ِ َ ي- صا َد
َ
6
)Menjual(ُ يَبِ ْيع- بَا َع
Fiil bila ditinjau dari segi fa’ilnya (pelakunya) terbagi menjadi dua, yaitu:
2. Fiil majhul, yaitu fiil yang menghilangkan failnya karena suatu tujuan. Adapun
a. Apabila terdapat fiil madhi yang tidak mu’tal dan tidak didahului hamzah washal
dan ta’ zaidah, maka huruf pertamanya dibaca dhammah dan huruf sebelum
Ditulis َ ُِكت
ب Menulis َ َكت
َب
b. Apabila didahului oleh hamzah washal, maka didhammah huruf pertama dan
ketiganya.
4
Mustafa al-Ghalayaini, Jamiud Durisil Arabiyah (Beirut: Darul Hadits, 1973) h. 251.
7
Dihancurkan َ ِأُ ْنطُل
ق Menghancurkan َ َاِ ْنطَل
ق
c. Apabila didahului ta’ zaidah, maka dhammah huruf pertama dan keduanya.
d. Apabila maad (panjang) ‘ain fiilnya seperti ( بَا َع, ) قَا َل, maka bentuk fiil majhulnya
Ditulis َ ُِكوْ ت
ب Menulis َ َكات
َب
Untuk membentuk fiil mudhari majhul dari fiil mudhari ma’lum, maka
ُ يُبَا
ع يَبِ ْي ُع
8
3. Membentuk Fiil Amar dari fiil majhul
Adapun fiil amar, selamanya tidak bisa menjadi majhul. Fiil amar tidak dapat
4. Adapun fiil majhul dari wazan fiil tsulatsi semuanya berbentuk wazan
( ) فُ ِع َل – يُ ْف َع ُل
َ يُ ْن
ص ُر ِ ُن
ص َر
ب
ُ ض َر
ْ ُي ض ِر َب
ُ
َار ُك
َ يُش يُفَا َع ُل
ُسن
َ يُ ْح يُفَ َع ُل
َ يُتَد
َار ُك يُتَفَا َع ُل
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
9
Pembagian fiil berdasarkan shigatnya terbagi menjadi tiga, yaitu: fiil madhi,
fiil mudhari dan fiil amar. Fiil madhi, yaitu kata yang menunjukkan suatu kejadian
(perbuatan) yang telah lampau. Fiil Mudhari, yaitu kata yang menunjukkan suatu
kejadian (perbuatan) yang sedang berlangsung dan yang akan datang. Sedangkan fiil
Cara pembentukan fiil mudhari dari fiil tsulatsi mujarrad adalah dengan
menambahkan salah satu huruf mudhara’ah pada awal fiil mudharinya dan mengubah
harakat ‘ain fiilnya pada fiil mudhari dari harakat sebelumnya pada fiil madhi. Huruf
mudhara’ah adalah huruf yang menjadi ciri khas dari fiil mudhari. Huruf mudhara’ah
tersebut berupa huruf hamzah ()أ, nun ()ن, ya’ ()ي, dan ta’ ()ت.
Fiil bila ditinjau dari segi fa’ilnya (pelakunya) terbagi menjadi dua, yaitu: Fiil
ma’lum, fiil yang menyebutkan fa’ilnya di dalam kalimat. Fiil majhul, yaitu fiil yang
Fiil amar selamanya tidak bisa menjadi majhul. Fiil amar tidak dapat
DAFTAR PUSTAKA
Mu’minin, Imam Saiful. 2008. Kamus Ilmu Nahwu dan Sharaf. Jakarta:
Amzah.
Nahar, Hadi. 2010. as-Sharfu al-Wafi. Urdun: Modern Book World.
10
Hamid, Muhammad Muhyidin Abdul. 2010. Ilmu Nahwu. Jogjakarta: Media
Hidayah.
11