Anda di halaman 1dari 8

Ringkasan Kaidah Pelajaran keempat :

1. Kata preposisi dalam bahasa arab (Huruf Jar).


A. Pengertian dan Makna.
Huruf jar adalah huruf yang menjadikan kata yang jatuh setelahnya menjadi majrur.
Yang dimaksud dengan majrur disini adalah berharokat kasroh.
Dalam bahasa arab terdapat istilah khusus untuk menyebutkan keadaan "Akhir
Harokat" suatu kata. Sebagai penuntut ilmu bahasa arab wajib mengetahui istilah
tersebut. Berikut rinciannya :
1. Harokat fathah (Manshub).
2. Harokat dhommah (Marfu').
3. Harokat kasroh (Majrur).
B. Macam-macam huruf jar.
Jumlah huruf jar yang terdapat dalam bahasa arab adalah 20 huruf.
Yaitu :

Dalam pelajaran kita yang keempat ini, penulis -rohimahullah- ingin menjelaskan
kepada kita beberapa contoh dan fungsi huruf jar dalam sebuah kalimat.
Diantara huruf jar yang dikenalkan oleh penulis -rohimahullah- kepada kita adalah :

1. )‫ (في‬di/di dalam
Contoh kalimat :

"Ath-thoolibu fil gurfati"


Artinya : "Pelajar di dalam ruangan"
Penjelasan kaidah : coba sekarang kita perhatikan kata (‫)الغرفة‬, bukankah harokat
akhirnya kasroh? Kenapa? Jawabannya : iya berharokat kasroh atau istilahnya
"majrur", karena kata (‫ )الغرفة‬dimasuki oleh huruf jar (‫)في‬.

1
2. ‫ على‬: atas/di atas
Contoh kalimat :

"Al-Kitaabu 'alal maktabi"


Artinya : "Buku di atas meja"
Penjelasan kaidah : Kita perhatikan kata (ِ‫)المكتة‬, kata ini berharokat kasroh "majrur"
disebabkan oleh huruf jar yang masuk padanya yaitu (‫)على‬.

3. ‫ إلَى‬: ke
Contoh kalimat :

"Dzahaba Ammarun ilal fashli"


Artinya : "Ammar pergi ke kelas"
Penjelasan kaidah : kata (ِ‫ )الفَصل‬berharokat kasroh "majrur" disebabkan oleh huruf
jar (‫ )إلى‬yang masuk padanya.

4. ‫ ِمن‬: dari
Contoh kalimat :

"Khoroja 'Abbasun minal hammaami"


Artinya : "Abbas keluar dari kamar mandi"
Penjelasan kaidah : kata (ِ‫ )الح ّمام‬berharokat kasroh "majrur" disebabkan oleh huruf
jar (‫ )من‬yang masuk padanya.

2
2. Isim Istifham ( َ‫)أين‬
Terjemah dari kata (َِ‫ )أين‬adalah "dimana".
Kata tanya ini digunakan untuk menanyakan keberadaan suatu tempat.
Contoh :

"Aiyna Muhammadun?"
Artinya : "Dimana Muhammad?"
Jawabannya :

"Muhammadun fil baiti"


Artinya : "Muhammad di dalam rumah."

Contoh :

"Aiynas saa'atu?"
Artinya : "Dimana jam?"
Jawabannya :

"As-saa'atu 'alas sariiri"


Artinya : "Jam di atas tempat tidur"

3. Membedakan isim mudzakkar dan isim muannats.


A. Pengertian isim mudzakkar dan isim muannats.
1. Isim mudzakkar adalah kata yang menunjukan jenis laki2.
2. Isim Muannats : kata yang menunjukan kepada jenis perempuan.

3
B. Macam-macam isim mudzakkar.
Isim mudzakkar terbagi 2 :
1. Isim mudzakkar haqiqi : kata yang menunjukan lelaki secara hakikatnya, yaitu
semua kata yang menunjukan pada manusia dan hewan. Karena, manusia dan hewan
sudah jelas jenis kelaminnya.
Contoh :

(Abbas, Ali, Hamzah, Ayam jantan, Kucing, Anjing)

Semua kata di atas sudah jelas menunjukan laki2.


B. Isim Mudzakkar majaazi : setiap kata yang menunjukan makna lekaki selain dari
manusia dan hewan, contohnya seperti untuk benda mati.
Cara mengetahuinya adalah dengan mengetahui ciri2 isim muannats yang akan di
jelaskan berikutnya.

C. Macam-macam isim muannats.


A. Muannats Haqiqi : kata yang menunjukan pada jenis perempuan secara
hakikatnya, yaitu kata yang menunjukan pada manusia dan hewan.
Contoh :

(Aisyah, Zainab, Fatimah, Ayam betina, Unta betina)


Semua kata di atas menunjukan pada jenis manusia dan hewan yang sudah jelas
menunjukan perempuan.

B. Muannats majaazi : kata yang menunjukan makna perempuan selain pada


manusia dan hewan.
Cara mengetahuinya adalah dengan melihat kepada ciri-cirinya.

Apa sajakah ciri-ciri isim muanntas?

4
Ciri-ciri isim muannats yang kita dapati dalam pelajaran ini baru satu saja, yaitu :
1. Kata yang diakhiri oleh "taa marbuutoh" (‫ )ة‬atau (‫)ىة‬.
Contoh :

(Mobil, Penghapus, Papan tulis, Tas, Jam)


Semua kata di atas diakhiri oleh taa marbutoh )‫ِ(ىة‬،)‫(ة‬. Sehingga semua kata diatas
digolongkan kepada jenis isim muannats.
Perlu kita ketahui kata (‫ )بَيت‬bukan termasuk isim muannats, karena
huruf akhirnya "taa maftuhah" bukan "taa marbutoh".
Insyaallah penjelasan ciri-ciri isim muannats akan dibahas secara terperinci dalam
pelajaran keenam.

4. Isim Dhomir
A. Pengertian dan Macam-macam Dhomir.
Yang dimaksud dengan "Dhomir" dalam bahasa arab adalah kata ganti, baik
itu kata ganti yang digunakan untuk manusia atau selainnya.

Dalam bahasa arab kata ganti (dhomir) terbagi menjadi 3 bagian :


1. Dhomir munfashil (kata ganti yang berdiri sendiri).
2. Dhomir muttasil (kata ganti yang bersambung).
3. Dhomir mustatir (kata ganti yang tersembunyi).

Insyaallah akan dibahas kembali penjelasannya secara terperinci mulai dari pelajaran
kesepuluh. Adapun mengenai "dhomir mustatir" baru akan kita dapatkan
penjelasannya pada jilid 2 dari kitab durusullughoh arobiyyah ini.
Kata ganti (dhomir) yang kita pelajari dalam pelajaran ini baru 2 kata saja,
yaitu :

1. (‫ُو‬
َ ‫ )ه‬Artinya : (Dia) buat laki2.

2. (‫ ) ِه َي‬Artinya : (Dia) buat perempuan.

5
Contoh kalimat :

"Aiynas saa'atu?"
Artinya : "Dimana jam?"
Keterangan : Kata (‫ )الساعة‬adalah isim muannats, sehingga kata ganti (dhomir) yang
tepat adalah (‫)هي‬.
Maka, jawaban yang benar dari soal di atas adalah :

"Hiya 'alas sariiri"


Artinya : "Dia di atas meja"

Contoh lain :

Keterangan : Kata (ِ‫ )الكتاب‬adalah isim mudzakkar, sehingga kata ganti (dhomir) yang
tepat untuk kata tersebut adalah (ِ‫)ه َو‬.
Sehingga jawaban yang tepat dari soal diatas adalah :

"Huwa 'alal maktabi"


Artinya : "Dia di atas meja"

5. Mengenal kata yang tidak boleh di tanwin.


Dalam pelajaran ini penulis -rohimahullah- mengenalkan kepada kita sebuah kata
yang secara asalnya tidak menerima tanwin yaitu adalah :
- Seluruh Nama Perempuan yang lebih dari 3 huruf.
Contoh :

Dibaca : “Zainabu, „Aaisyatu, Khodiijatu.”


X salah kalau kita baca : “Zainabun, 'Aaisyatun, khodiijatun.”

6
Insyaallah penjelasan isim yang tidak menerima tanwin akan terus kita jumpai pada
pelajaran yang lainnya, puncaknya adalah pada pembahasan pelajaran terakhir dari
buku durusullughoh jilid 1 ini.

Demikianlah pembahasan ringkasan materi pelajaran keempat yang bisa penulis


sampaikan.

Semoga bermanfaat dan bisa dipahami.


Baarokallahu fiikum jamii'an.
Penulis : Bima Abdul Aziz, Lc

7
8

Anda mungkin juga menyukai