Anda di halaman 1dari 40

PENINGKATAN KESEHATAN BAYI DAN KELUARGA

MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN OPTIMAL


PERKEMBANGAN BIOLOGIS
Tidak ada waktu dalam hidup yang perubahan fisik dan pencapaian perkembangannya begitu
dramatis seperti yang terjadi selama masa bayi. Semua system tubuh utama mengalami maturasi
(kematangan) progresif dan pada saat yang sama terjadi perkembangan keterampilan sehingga
dengan cepat memungkinkan bayi berespon dan menghadapi lingkungan. Penguasaan
keterampilan motoric halus dan kasar ini terjadi dengan urutan teratur dari kepala ke kaki dan dari
pusat ke perifer (sefalokaudal-proksimodistal).

Perubahan Proporsional

Selama tahun pertama, pertumbuhan terjadi sanagt cepat terutama selama 6 bulan pertama.
Bayi memperoleh pertambahan berat badan 680 g (1,5 lb) per bulan sampai 5 bulan, ketika berat
badan lahir paling tidak sudah 2 kali berat lahirnya. Berat rata-rata anak usia 6 bulan adalah 7,26
kg (16 lb). Pertambahan berat badan kemudian melambat selama 6 bula kedua.Pada usia 1 tahun,
berat badan bayi sudah 3 kali berat badan lahir, dengan berat lahir rata-rata 9,75 kg. Bayi yang
mendapat ASI sampai lebih dari usia 4-6 bulan secara khas lebih ringan dari bayi yang mendapat
susu botol, namun lingkar kepala lebih dari cukup. (Lawrence and Lawrence, 2011). (Lihat
Family-Centered Care box,p,280).

Tinggi badan bertambah 2,5 cm (1 inchi) setiap bulan selama 6 bulan pertama dan kemudian
melambat selama 6 bulan kedua. Pertambahan panjang terjadi dalam lonjakan tiba-tiba, bukan
dengan pola lambat dan bertahap.Tinggi rata-rata badan adalah 65 cm (25,5 inchi) pada 6 6 bulan
dan 74 cm (29 inchi) pada 12 bulan. Pada usia 1 tahun panjang badan bayi telah bertambah paling
tidak 50 % dari panjang badan lahir. Penigkatan ini terutama terjadi pada batang tubuh, bukan
tungkai dan turut memberi ciri fisik pada bayi (lihat Fig.10-8,A).

Pertumbuhan kepala juga cepat dan sebuah penentu yang penting dari pertumbuhan otak.
Lingkar kepala bertambah sekitar 2 cm (0,75 inchi) setiap bulan dari lahir sampai 3 bulan, 1 cm
(0,4 inchi) setiap bulan dari usia 4 sampai usia bulan dan 0,5 cm (0,2 inchi) setiap bulan selama 6
bulan kedua. Ukuran kepala rata-rata adalah 43 cm (17 inchi) pada pada usia 6 bulan dan 46 cm
(18 inchi) pada usia 12 bulan. Pada usia 1 tahun, ukuran kepala telah meningkat sampai hampir 33
%. Penutupan sutura krnial juga terjadi, dengan fontanella anterior menutup pada usia 12 sampai
18 bulan (rat-rata terjadi pada usia 14 bulan).

Sangat penting untuk dicatat bahwa faktor-faktor genetik, metabolisme, lingkungan dan nutrisi
sangat kuat mempengaruhi pertumbuhan bayi; dengan demikian penjelasan sebelumnya adalah
hanya pedoman umum. Gunakan grafik pertumbuhan yang sesuai mencerminkan bobot untuk
panjang dan lingkar kepala di setiap kasus untuk menetukan parameter pertumbuhan yang tepat.
Grafik pertumbuhan berdasarkan WHO terbit pada tahun 2006 direlomendasikan sebagai referensi
grafik pertumbuhan pada anak usia 0 sampai 24 bulan karena mereka mewakili parameter
pertumbuhan pada bayi menyusui di seluruh dunia (Grummer-Strawn, Reinold, Krebs, et al,
2010).

Pertambahan ukuran kepala mencerminkan pertumbuhan dan diferensiasi system saraf. Pada
akhir tahun pertama, berat telah bertambah sekitar dua setengah kalinya. Kematanagn otak
diperlihatkan dalam pencapaian perkembangan yang dramatis selama bayi (lihat Table 10.3).
Refleks prmitif diganti dengan gerakan volunteer yang bertujuan dan muncul reflek baru yang
mempengaruhi perkembangan motoric. (Box 10-1 dan Fig. 10-1).

Kotak 10.1 Refleks Neurologi yang terjadi selama bayi


Labirint Righting- Bayi dalam posisi tengkurap atau terlentang mampu mengangkat kepala,
muncul pada usia 2 bulan, terkuat pada usia 10 bulan.
Neck Righting-Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan kesalah satu sisi; bahu dan batang
tubuh membalik kearah tersebut, diikuti dengan pelvis; muncul pada usia 3 bulan, usia 24
sampai 36 bulan.
Body Righting- sebuah modifikasi dari refleks meluruskan leher dimana memutar pinggang
dan bahu ke satu sisi menyebabkan semua bagian badan mengikuti, muncul pada usia 6 bulan,
sampai 24 hingga 36 bulan.
Otolith Righting- Jika badan bayi yang tegak ditengadahkan, kepala kepala kembali tegak,
posisi tegak; muncul pada 7 hingga 12 bulan, bertahan tanpa batas waktu.
Landau-Ketika bayi dalam posisi tengkurap mendatar, kepala diangkat dan kaki dan tulang
belakang dipanjangkan, muncul pada usia 6 hingga 8 bulan, berlangsung selama 12 bulan
hingga 24 bulan.
Parasut-Ketika bayi dalam keadaan posisi tengkurap mendatar dan tiba tiba didorong
kebawah, tangan dan jari diluruskan kedepan seolah olah untuk melindungi dari jatuh (lihat
gambar 10-1) muncul pada usia 7 hingga 9 bulan, bertahan tanpa batas.
Gambar 10.1 Refleks Parasut. (Foto oleh Paul Vincent Kuntz, Texas Children’s Hospital, Houston)
Dada memperlihatkan kontur yang lebih dewasa, dengan diameter lateral menjadi lebih besar
dibadingkan diameter anteroposterior. Lingkar dada kurang lebih sama dengan lingkar kepala
pada akhir tahun pertama. Jantung tumbuh kurang cepat dibandingkan sisa bagian tubuh lain.
Berat jantung biasanya 2 kali lipat berat jantung lahir pada usia 1 tahun dibandingkan berat
badan tubuh yang bertambah 3 kali selama periode yang sama . Ukuran jantung masih tetap
besar dibandingkan dengan rongga dada; lebar jantung sekitar 55% lebar dada.
Kotak 10-2 Karakteristik Perkembangan Utama Penglihatan
Lahir
Ketajaman penglihatan 20/100 sampai 20/400
Ada refleks pupil dan kornea (kedipan)
Mampu memfiksasi pada objek bergerak dalam rentang 450 Bila dipegang sejauh 20 sampai 25 cm (8
sampai 10 inchi)
Tidak dapat mengintegrasikan gerakan kepala dengan mata dengan baik (reflex mata boneka-mata
tertinggal dibelakang bila kepala dirotasikan ke salah satu sisi), Perhatikan bahwa adanya reflex ini di
masa anak-anak adalah abnormal dan dapat mengindikasikan masalah).

4 minggu
Dapat mengikuti dalam rentang 900
Dapat melihat orang tua secara terus menerus pada saat dia berbicara dengan bayi
Kelenjar air mata mulai berfungsi
Ketajaman penglihatan hyperoptic karena bayi mempunyai bola mata spheric yang lebih sedikit dari
orang dewasa.

6 sampai 12 minggu
Mempunyai penglihatan perifer sampai 1800
Penglihatan binocular dimulai usia 6 minggu dan berbentuk dengan baik pada usia 4 bulan
Konvergensi pada objek pada objek dekat dimulai pada usia 6 minggu dan berkembang baik pada usia
3 bulan.
Refleks mata boneka hilang

12 sampai 20 minggu
Mengenali botol susu
Mampu memfiksasi pada hambatan 1,25 cm (0.5 inchi)
Melihat pada tangan saat duduk atau berbaring miring
Mampu mengakomodasi objek dekat

20 sampai 28 minggu
Menyesuaikan postur untuk melihat objek
Mampu mengamankan mainan yang jatuh
Mengembangkan warna kesukaan untuk kuning dan merah
Mampu mendiskriminasikan antara bentuk geometric sederhana
Menyukai rangsang visual kompleks
Mengembangkan koordinasi mata-tangan

28 sampai 44 minggu
Dapat memfiksasi pada objek yang sangat kecil
Persepsi kedalaman mulai berkembang
Kurangnya penglihatan binocular menunjukkan strabismus

44 sampai 52 minggu
Ketajaman penglihatan: 20/40 sampai 20/60
Kehilangan penglihatan dapat berkembang bila ada strabismus
Dapat mengikuti objek yang bergerak dengan cepat
Pengukuran dari ketajaman penglihatan berbeda menurut prosedur pemeriksaan (lihat judul 4)

Perubahan Sensori

Selama masa bayi, ketajaman penglihatan mengalami peningkatan secara bertahap dan fiksasi
binocular ditetapkan, Kotak 10-2 Daftar ciri perkembangan utama dari penglihatan selama masa
bayi. Fiksasi secara binakular dari 2 gambar nyata ke dalam 1 foto fusi serebral. Mulai berkembang
pada umur 6 minggu dan seharusnya ditetapkan dengan baik pada umur 4 bulan (lihat Gambar 10-
2). Kekurangan hasil penglihatan binocular pada strabismus dan harus dideteksi degan cepat untuk
menghindari kebutaan permanen. Kedalaman persepsi/pandangan (stereopsis) mulai berkembang
pada usia 7 sampai 9 bulan tetapi dapat terjadi lebih awal sebagai mekanisme keselamatan bawaan.
Rata-rata usia 7 bulan, refleks parasut muncul dan dapat menjadi respon perlindungan dari jatuh
(lihat gambar 10-1 dan kotak 10-1).

Foto 10-2 Bayi usia 3 bulan berfokus pada penglihatan objek dan meraih kepada objek tersebut.
(Foto oleh Paul Vincent Kuntz, Texas Childrens Hospital, Houston).
Bayi memiliki sebuah penglihatan pilihan utuk melihat wajah manusia, pilihan ini juga
memiliki sebuah urutan perkembangan. Pada usia 6 minggu bayi lebih tertarik sebuah gambar
wajah dengan mata daripada wajah tanpa mata. Pada usia 10 minggu bayi lebih tertarik pada
sebuah gambar dengan 2 mata dan alis memberikan lebih banyak respon, dan usia 20 minggu
gambar mulut juga diperlukan. Pada usia 6 bulan bayi merespon ekspresi wajah dan dapat
membedakan antara wajah yang sudah biasa dilihat dan wajah yang asing. Hal ini adalah saat
kecemasan perpisahan mulai terjadi (lihat p.425).

Dengan mielinasi yang bertahap dari saluran pendengaran ,respon spesifik dari penempatan
suara menggantikan respon umum neonatus. Kotak 10-3 daftar dari ciri perkembangan utama dari
pendengaran. (Untuk diskusi selanjutnya tentang perkembangan pendengaran, indera penciuman,
rasa dan sentuhan, lihat Bab 7).

Maturasi Sistem

Sistem organ lain juga berubah dan tumbuh selama masa bayi. Kecepatan respirasi melambat
dengan alasan yang tidak diketahui (lihat bagian dalam sampul belakang) dan relative stabil.
Pergerakan respirasi masih tetap pernafasan abdomen. Beberapa faktor mempresdisposisikan bayi
ke masalah respirasi yang lebih berat dan akut. Dekatnya trakea ke bronkus dan struktur
percabangannya dengan cepat menghantarkan agen infeksi dari satu lokasi anatomis ke lokasi
lainnya. Tuba eustachius yang pendek dan lurus berhubungan rapat dengan telinga, sehingga
memungkinkan infeksi naik dari faring ke telinga tengah. Selain itu, ketidakmampuan system imun
untuk menghasilkan immunoglobulin A (IgA) pada lapisan mukosa memberi perlindungan
melawan infeksi yang lebih sedikit selama masa bayi dibandingkan selama masa anak-anak
selanjutnya. Kemampuan saluran pernafasan untuk menghasilkan lendir berkurang, mengurangi
kelembapan inspirasi dalam volume luas.

Meskipun lumen trakea dan bronkus sudah besar pada masa bayi, itu tetap kecil jika
dibandingkan dengan total ukuran paru, mempertahankan kekebalan yang tinggi pada volume
udara yang terhirup. Jalan nafas yang kecil dengan mudah tersumbat oleh edema, lendir atau benda
asing. Tulang rusuk yang fleksibel memiliki elastisitas yang kurang dan selama gangguan
pernafasan, kerja pernafasan meningkat. Selain itu, volume ruang hampa (yaitu, jumlah udara yang
dibutuhkan untuk mengisi saluran pernafasan setiap bernafas) adalah besar, mengaharuskan bayi
bernafas sekitar 2 kali lebih cepat daripada orang dewasa untuk menyediakan jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh tubuh.
Kotak 10-3 Karakteristik Perkembangan Utama Pendengaran
Lahir
Berespon terhadap bunyi keras dengan refleks jejak
Berespon terhadap suara manusia yang lebih siap daripada bunyi lain
Menjadi tenang dengan bunyi bernada rendah, seperti nia bobok, metronome, atau denyut
jantung

8 sampai 12 Minggu
Memalingkan kepala kesamping bila bunyi dibuat setinggi telinga

12 sampai 16 Minggu
Melokalisasi bunyi dengan memalingkan kepala kesamping dan melihat kea rah yang sama

16 sampai 24 Minggu
Melokalisasi suara dengan memalingkan kepala kesamping dan kemudian melihat ke atas atau
kebawah

24 sampai 32 Minggu
Melokalisasi bunyi dengan memalingkan kepala dalam arah melengkung.
Berespon pada nama sendiri

32 sampai 40 Minggu
Melokalisasi bunyi dengan memalingkan kepala secara diagonal dan langsung kearah bunyi.

40 sampai 52 Minggu
Mengetahui beberapa kata dan artinya, seperti “tidak”, dan nama anggota keluarga
Belajar untuk mengendalikan dan menyesuaikan respon sendiri pada bunyi, seperti mendengar
bunyi untuk terjadi lagi

Selama pertumbuhan bayi, kecepatan jantung melambat (lihat bagian dalam sampul belakang)
dan iramanya sering aritmia sinus (kecerasi). Tekanan sistolik meningkat selama 2 bulan pertama
akibat peningkatan kemampuan ventrikel memompa darah ke sirkulasi sistemik. Tekanan diastolic
menurun selama 3 bulan pertama, kemudian secara bertahap meningkat sampai mendekati nilai
tekanan diastolic saat lahir. Fluktuasi tekanan darah terjadi selama berbagai keadaan aktifitas dan
emosi.

Perubahan hemopoietik yang bermakna terjadi selama 1 tahun pertama. Hemoglobin fetal
(HgbF) sudah ada selama 5 bulan pertama, dengan hemoglobin dewasa meningkat secara mantap
selama pertengahan masa bayi. Hemoglobin fetal mengakibatkan pendeknya ketahanan hidup sel
darah merah (SDM) sehingga menurunkan jumlah SDM. Akibat umum yang terjadi pada usia 3
sampai 6 bulan adalah anemia fisiologis. Tingginya kadar hemoglobin fetal diperkirakan menekan
produksi eritropoietin, suatu hormone yang dilepaskan oleh ginjal yang menstimulasi produk
SDM.

Cadangan besi maternal selama 5 sampai 6 bulan pertama dan secara bertahap menurun yang
juga mengakibatkan penurunan kadar hemoglobin sampai akhir 6 bulan pertama. Adanya anemia
fisiologis tidak dipengaruhi oleh pasokan besi yang adekuat. Akan tetapi apabila eritropoiesis
terstimulasi, pasokan zat besi diperlukan untuk pembentukan hemoglobin.

Proses pencernaan masih immature saat kelahiran. Meskipun bayi baru lahir cukup bulan
memiliki beberapa keterbatasan dalam fungsi pencernaan, penelitian menunjukkan bahwa ASI
memiliki sifat-sifat yang sebagian mengimbangi penurunan aktivitas enzymatic pencernaan,
sehingga memungkinkan bayi untuk menerima nutris optimal selama beberapa bulan pertam
kehidupan (Lawrence dan Lawrence, 2011). Enzim amylase hadir dalam jumlah kecil namun
biasanya memiliki sedikit efek kecil pada bahan makanan karena makanan yang tinggal dimulut
hanya sebentar. Pencernaan lambung diperut terjadi terutama terdiri atas aksi asam hidroklorid dan
renin, suatu enzim yang beraksi secara spesifik pada kasein dalam susu untuk membentuk
curd/gumpalan semi solid partikel susu. Curd/gumpalan menyebabkan susu tertahan didalam
lambung cukup lama untuk memungkinkan terjadinya pencernaan.

Digesti juga berlangsung didalam duodenum, tempat enzim pancreas dan empedu memulai
memecah protein dan lemak. Sekresi enzim pancreas amylase yang diperlukan untuk pencernaan
karbohidrat kompleks, masih kurang sampai sekitar bulan ke 4 sampai ke 6 kehidupan. Lipase juga
terbatas, dan bayi belum mencapai kadar absorbsi lemak orang dewasa sampai ia berusia 4 sampai
5 bulan. Tripsin disekresi dalam jumlah yang cukup untuk mengatabolisme protein menjadi
polipeptida dan beberapa asam amino.

Immaturitas proses cerna tampak jelas dalam feses. Selama masa bayi, makanan padat (misal;
kacang,wortel,jagung, dan kismis) masuk didalam feses tanpa dipecah secara sempurna. Sejumlah
serat yang berlebihan sering kali menyebabkan anak mengeluarkan feses yang banyak. Selama
masa bayi lambung membesar untuk mengakomodasi volume makanan yang lebih banyak. Pada
akhir tahun pertama bayi mampu menoleransi 3 kali makan per hari dan sebotol susu di sore hari
serta mungkin mengalami 1 atau 2 kali buang air besar setiap hari. Akan tetapi, berbagai jenis
iritasi lambung menyebabkan bayi sangat rentan mengalami diare, muntah, dan dehidrasi.
Hati merupakan organ gastrointestinal paling immature sepanjang masa bayi. Kemampuan
mengonjugasi bilirubin dan mensekresi cairan empedu baru tercapai setelah beberapa minggu
pertama kehidupan. Akan tetapi kapasitas untuk glukoneugenesis, pembentukan protein plasma
dan masih relative immature selama tahun pertama kehidupan.

Maturasi reflek mengulum, mengisap, dan menelan serta erupsi gigi parallel dengan perubahan
dalam saluran gastrointestinal dan mempersiapkan bayi untuk dikenalkan dengan makanan padat.

Aktivitas mengisap dapat terjadi dalam rahim sejak usia 15 sampai 18 minggu. Gerakan mulut
yang lemah dan tidak teratur dapat dicatat pada usia kehamilan 27 sampai 28 minggu. Pematangan
sempurna dari menghisap dan menelan dan pola pernafasan biasanya disinkronkan pada usia 36
hingga 38 minggu meskipun beberapa penyesuaian menghisap dan menelan terlihat pada usia 32
sampai 34 minggu (Blackburn,2013). Menyedot terbagi menjadi nutrisi dan non nutrisi, yang
terakhir diamati pada bayi dari segala usia dan dilaporkan terutama untuk tujuan memenuhi
kebutuhan dasar. Di sisi lain, menghisap nutrisi memiliki tujuan utama sebagai asupan makan.
Menyusui adalah istilah yang sering digunakan untuk pemberian ASI.(Lawrence and Lawrence,
2011), namun penggunaan istilah ini bervariasi diantara berbagai sumber.

Menelan (deglutision) adalah kemampuan untuk mengumpulkan makanan (bolus) da


mendorongnya ke kerongkongan. Selama bayi (visceral) refleks menelan makanan terletak pada
alur dangkal di bagian atas (dorsum) lidah.Saat lidah ditekan keatas langit-langit mulut, ASI
mengalir secara gravitasi ke lidah yang miring dan sepanjang sisi mulut dengan alur lateral antara
lidah, pipi dan bantalan gusi. Saat bolus bergerak kebawah, dinding posterior faring maju ke depan
untuk menggeser langit-langit lunak. Proses menelan ini efisien untuk cairan tetapi tidak untuk
makanan padat.

Ketika bayi tumbuh, proporsi lidah menjadi lebih kecil di dalam rongga mulut dan mencapai
motilitas yang lebih besar, otot orofasial berkembang dan gigi akan tumbuh. Akibatnya, refleks
menelan dewasa (somatic) berbeda secara signifikan. Lidah tetap berada dibelakang gigi seri
sentral, dan mandibular tidak lagi mendorong kedepan. Dorsum lidah kurang cekung dan tetap
lebih tinggi dan sejajar, tidak condong, terhadap langit mulut. Alur lateral tidak ada karena erupsi
gigi. Tekanan lidah dan gerakan melawan palatum durum mendorong bolus kembali ke faring.

Bayi yang sehat juga menunjukkan refleks khusus yang disebut menelan Santmyer. Ketika
hembusan udara diarahkan ke wajah, bayi akan menunjukkan refleks menelan (Khan dan
Orenstein,2011). Refleks ini mungkin berguna dalam pemberian sejumlah kecil cairan atau obat-
obatan tetapi dianjurkan dengan hati-hati untuk mencegah aspirasi.

Sistem Imunologis mengalami berbagai perubahan selama tahun pertama. Bayi cukup bulan
menerima sejumlah IgG maternal secara bermakna, yang sekitar 3 bulan memberikan imunitas
melawan antigen yang pernah dihadapi ibunya. Setelah lahir, kadar IgG secara bertahap menurun
dari ibu. IgG dikatabolisme, dan bayi baru lahir menghsilkan IgG terbatas. Level IgG terendah
terjadi sekitar usia 4 sampai 6 bulan, level tetap rendah hingga sekitar 6 bulan (Blackburn, 2013).
Bayi mencapai sekitar 40% dari level IgG orang dewasa pada usia 1 tahun; oleh karena itu, selama
usia 6 bulan pertama hingga usia 12 bulan bay, beresiko tinggi terhadap infeksi. Sejumlah IgM
yang signifikan telah diproduksi pada saat lahir, secara spesifik menurun, membatasi terhadap
pathogen tertentu. Kadar IgM pada orang dewasa dicapai pada usia 9 bulan sampai 12 bulan.
Produksi IgA, IgD dan IgE jauh lebih bertahap, dan kadar maksimalnya tidak tercapai sampai masa
kanak-kanak awal.

Olisakarida prebiotic yang ditemukan dalam ASI menghasikan bacteri perbiotik seperti
bifidobakteria dan lactobasili, yang mana terjadi dalam sitmulasi sintesis dan sekresi dari IgA
sekretori (sIgA). IgA sekretori hadir dalam jumlah besar pada colostrum; IgA memberikan
perlindungan pada selaput lender saluran pencernaan (Blackburn,2013; Lawrence and
Lawrence,2011) dan juga banyak bateri lain, seperti Escherichia coli, dan virus, seperti rubella,
polivirus dan enteovirus. Perkembangan pada sebagian jaringan mukosa limfoid terjadi selama
masa bayi; pada bagian ini, system tersebut diyakini mencegah kolonisasi dan perjalanan bacteri
melewati saluran mukosa bayi (Lawrence and Lawrence,2011). Fungsi dan jumlah limfosit-T,
limfokin, interferon-γ, interleukin, tumor necrosis faktor- α dan komplemen berkurang pada awal
masa bayi, sehingga mencegah respon optimal terhadap bakteri dan virus tertentu. Produksi IgA
dan Immunuglobulin D dan E (IgD dan IgE) jauh lebih bertahap, dan tingkat maksimum tidak
tercapai sampai masa kanak-kanak awal. Probiotik mungkin memiliki peran penting dalam
membantu saluran pencernaan membentuk kolonisasi bakteri yang “baik” dalam usus untuk
mencegah penyakit, termasuk diare yang disebabkan oleh antibiotic dan kemungkinan gastritis
Helicobacter pylori (Thomas,Greer,American of Pediatrics,et al,2010).

Ada bukti bahwa vernics caseosa, zat putih, berminyak yang melapisi tubuh bayi dan sering
ditemukan dalam lipatan aksila dan pangkal paha, memiliki immunologis bawaan yang berfungsi
melindungi bayi baru lahir dari infeksi (Narendran and Hoath,2006). Vernics juga memiliki peran
dalam menjaga integritas stratum corneum dan memfasilitasi perkembangan mantel asam
(Hoath,Pickens, and Visscher,2006). Epidermis bayi baru penuh akan mengalami pematangan
selam bulan pertama kehidupan; kulit bayi yang baru lahir bertindak sebagai penghalang infeksi,
membantu dalam pengaturan suhu dan mencegah kehilangan cairan transepidermal pada bayi
cukup bulan.

Selama masa bayi, termoregulasi menjadi lebih efisien; kemampuan kulit untuk berkontraksi
dan otot untuk menggigil sebagai respon terhadap dingin mengalami peningkatan. Kapiler perifer
berespons terhadap perubahan suhu lingkungan untuk mengatur kehilangan panas. Kapiler
berkonstriksi sebagai respon terhadap dingin, mempertahankan suhu inti tubuh, dan menurunkan
kemungkinan kehilangan panas evaporative dari permukaan kulit.kapiler akan berdilatasi sebagai
respon terhadap panas yang menurunkan suhu tubuh internal melalui evaporasi, konduksi dan
konveksi. Mengigil (thermogenesis) menyebabkan otot dan serabut otot berkontraksi,
menghasilkan panas metabolic, yang disebarkan keseluruh tubuh. Peningkatan jaringan adipose
selama 6 bulan pertama melindungi tubuh terhadap kehilangan panas.

Terjadi pergeseran cairan tubuh total. Pada saat kelahiran 78% berat badan bayi adalah air, dan
terdapat kelebihan cairan ekstraselular (CES). Karena persentase cairan tubuh berkurang, jumlah
CES juga berkurang-dari 44% pada saat cukup bulan menjadai 20% pada saat dewasa. Proporsi
CES yang tinggi, yang tersusun atas plasma darah, cairan interstisial, dan limfe, mempredisposisi
bayi kearah kehilangan cairan tubuh total secara lebih cepat dan, pada akhirnya dehidrasi.
Kehilangan 5% hingga 10% dari berat lahir awal bayi baru lahir dalam 5 hari pertama kehidupan
dikaitkan dengan kontraksi kompartemen CES, peningkatan fungsi tubulus ginjal, dan laju filtrasi
glomerulus yang meningkat dengan cepat ( Blackburn, 2013).

Kematangan struktur ginjal juga mempredisposisi bayi untuk mengalami dehidrasi. Maturitas
ginjal yang sempurna terjadi selama paruh terakhir tahun kedua, ketika epitel kuboid glomerulus
menjadi datar. Sebelum waktu tersebut, kemampuan filtrasi glomerulus sangat kecil. Urin sering
dikeluarkan dan memiliki berat jenis speifik yang rendah (1.008 to 1.012). Pada kebanyakan bayi
memproduksi dan mengeluarkan urine sekitar 15 hingga 60 ml/kg/24 jam dan pengeluaran kurang
dari 0.5 ml/kg/jam dalam waktu 48 jam setelah lahir yang dianggap oliguria (Blackburn, 2013).

Sistem endokrin dikembangkan secara memadai saat lahir, tapi fungsinya belum matang.
Keterkaitan semua organ endokrin memiliki efek besar pada fungsi satu kelenjar. Kurangnya
kontrol homeostatis karena berbagai defisiensi fungsional membuat bayi sangat rentan terhadap
pengikatan cairan dan elektrolit, kadar glucose, dan metabolisme asam amino. Misalnya,
kortikotropin (hormone adenokortikotropik [ACTH] diproduksi dalam terbatas pada masa bayi.
ACTH bekerja pada korteks adrenal untuk menghasilkan hormone mereka, terutama
glukokortikoid dan aldosterone. Karena mekanisme umpan balik antara ACTH dan korteks adrenal
belum dihasilkan selama masa bayi, jauh lebih sedikit toleransi untuk kondisi stress yang
mempengaruhi cairan dan elektrolit dan metabolism lemak, protein, dan karbohidrat. Selain itu,
meskipun pulau-pulau Langerhans menghasilkan insulin dan glucagon selama janin dan bayi awal
kadar glukosa darahcenderung tetap labi, terutama dalam kondisi stress.

Perkembangan Motorik Halus

Perilaku motoric halus meliputi penggunaan tangan dan jari jari dalam tindakan
(menggenggam) suatu benda. Penggenggaman terjadi selama 2 sampai 3 bulan pertama sebagai
refleks dan secara bertahap menjadi volunter. Pada usia 1 bulan, tangan secara dominan dalam
keadaan tertutup, dan pada 3 bulan lebih banyak terbuka. Mulai usia ini, bayi memperlihatkan
keinginan menggemgam setiap benda, namun mereka “menggemgam” benda tersebut lebih
dengan mata dibandingkan dengan tangan. Bila kerincingan diletakkan di tangan bayi akan secara
aktif memegangnya. Pada usia 4 bulan bayi memperlihatkan pellet kecil dan tangan, kemudian
melihat dari benda ke tangan dan dari tangan ke benda. Pada usia 5 bulan bayi sudah bisa
menggenggam benda secara volunter.

Secara bertahap genggaman tangan (menggunakan seluruh tangan) diganti dengan genggaman
cubit (menggunakan jempol dan telunjuk). Pada usia 8 sampi 9 bulan bayi menggunakan
genggaman cubit kasar (Foto 10-3), dan pada usia 10 bulan genggaman cubit sudah cukup kuat
untuk memungkinkan bayi mengambil kismis dan makanan lainnya. Pada usia 11 bulan bayi telah
berkembang menjadi genggaman cubit halus (Foto 10-4).

Pada usia 6 bulan, bayi telah mengembangkan keterampilan manipulative. Mereka memegang
botol, menggenggam kaki dan menarinya ke mulut, dan memakan biscuit mereka sendiri. Pada
usia 7 bulan mereka dapat mamindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain, menggunakan satu
tangan untuk menggenggam, dan memegangi kubus pada masing-masing tangan secara
bersamaan. Mereka menikmati benda-benda yang menggantung dan akan mengeksplorasi bagian
bergerak sari suatu mainan.
Foto 10-3 Genggaman cubit kasar pada 8 sampai 10 bulan ( Foto oleh Paul Vincent /kuntz,
Texas Children’s Hospital, Houston)

Foto 10-4 Genggaman cubit rapi pada usia 11 bulan (Foto oleh Paul Vincent /kuntz, Texas
Children’s Hospital, Houston)

Pada usia 10 bulan dapat dengan sengaja melepas suatu benda dan akan memberikannya
kepada seseorang. Pada usia 11 bulan mereka dapat memasukkan benda kedalam wadah dan
senang memindahkannya. Pada usia 1 tahun, bayi berusaha membangun menara dari dua blok
namun gagal.

Perkembangan Motorik Kasar

Perilaku motorik kasar meliputi maturasi perkembangan dalam postur, keseimbangan kepala,
duduk, merangkak, berdiri, dan berjalan. Neonatus cukup bulan dilahirkan dengan beberapa
kemampuan untuk menahan kepala tegak dan secara refleksif mengasumsikan posisi leher tonik
postural ketika terlentang. Beberapa refleks primitive memiliki makna dalam hal perkembangan
keterampilan motoric kasar. Refleks yang tepat menimbulkan respon postural tertentu, terutama
dari fleksi dan extensi. Mereka bertanggungjawab untuk aktivitas motoric tertentu,seperti
berguling, dengan asumsi posisi merangkak, mempertahankan penyelerasan kepala-batang tubuh-
tungkai yang normal selama aktivitas. Refleks pengencangan leher , yang mengubah tubuh ke sisi
yang sama dengan kepala, memungkinkan anak berguling dari terlentang menjadi tengkurap.
Refleks lainnya, seperti otolith-righting dan labirint righting, memungkinkan bayi mengangkat
kepala (lihat Kotak 10-1).

Refleks leher tonic asimetrik, yang bertahan dari lahir sampai usia 3 bulan, mencegah bayi
berguling. Refleks leher tonik simetris, yang ditimbulkan dengan melenturkan atau
memperpanjang leher, membantu bayi mengamnil posisi merangkak. Ketika kepala dan leher
diperpanjang, kekuatan ekstensor ektremitas atas dan kekuatan fleksor ektremitas bawah menjadi
meningkat. Anak memanjangkan kedua lengan dan menekuk lutut. Karena kekuatan fleksor dari
ekstremitas bawah, bayi mungkin awalnya merangkak mundur sebelum merangkak maju. Refleks
ini menghilang ketika kematangan neurologis memungkinkan merangkak dengan benar terjadi
karena diperlukan gerakan ekstermitas yang mandiri.

Kontrol Kepala

Bayi baru lahir cukup bulan secara sementara dapat mempertahankan kepalanya di garis tengah
dan pararlel ketika kepalanya digantung secara ventral dan dapat mengangkat serta menegakkan
kepala dari stu sisi ke sisi lain ketika dalam posisi prone (tengkurap). (Lihat Foto 7-8). Hal ini
tidak bermasalah jika bayi berbaring tengkurap diatas bantal atau permukaan lunak; bayi tidak
memiliki control kepala untuk mengangkat kepalanya keluar dari cekungan suatu benda sehingga
ia beresiko mengalami sufokasi. (Lihat Sindrom Kematian Bayi Mendadak, Bab 11). Kepala yang
terkulai jelas terlihat ketika bayi ditarik dari posisi berbaring ke posisi duduk. Pada usia 3 bulan
bayi dapat mempertahankan kepalanya dengan baik diatas permukaan tubuhnya. Pada usia 4 bulan
bayi dapat mengangkat kepala dan bagian depan dadanya sekitar 900 diatas meja, menahan berat
badannya dilengan bawah. Kepala hanya sedikit terkulai ketika bayi ditarik dari posisi berbaring
ke posisi duduk, dan pada usia 4 sampai 6 bulan control kepala telah terbentuk dengan baik.(Foto.
10-5 dan 10-6).

Foto 10-5 Kontrol Kepala ketika ditarik ke posisi duduk. A, Kepala terjuntai total pada usia 1
bulan. B, Kepala terjuntai sebagian pada usia 2 bulan. C, Kepala hampir tidak terjuntai pada usia
4 bulan.
Foto 10-6 Kontrol kepala saat tengkurap. A, Bayi secara singkat mengangkat kepalanya pada usia
1 bulan. B, Bayi mengangkat kepala dan dada 900 dan menahan berat badannya pada lengan bawah
pada usia 4 bulan. C, Bayi mengangkat kepala, dada, dan perut bagian atas dan dapat menahan
berat badan pada tangan saat usia 6 bulan. Perhatikan bagaimana posisi ini memfasilitasi gerakan
berguling dari perut ke punggung.
Berguling

Bayi baru lahir dapt berguling secara tidak sengaja karna punggungnya membulat.
Kemampuan berguling secara sengaja dari posisi punggung ke perut terjadi pada usia 5 bulan, dan
kemampuan untuk berpindah dari punggung ke abdomen terjadi pada usia 6 bulan. Perlu
diperhatikan bahwa reflek parasut (lihat Foto. 10-1), yang membangkitkan respon protektif
terhadap jatuh, muncul pada usia 7 bulan.

Duduk

Kemampuan duduk mengikuti control kepala dan pelurusan punggung yang progresif
(Foto.10-7). Selama 2 sampai 3 bulan pertama, punngung membulat secara beraturan. Lengkung
konveks terbentuk sekitar usia 3 sampai 4 bualn, ketika control kepala terbentuk. Lengkung
konveks lumbal muncul ketika anak mulai duduk, pada usia sekitat 4 bulan. Karena kolumna
spinalis melurus, bayi dapat didudukkan. Pada usia 7 bulan bayi dapat duduk sendiri, condong
kedepan dengan disokong tangannya. Pada usia 8 bulan, dapat duduk dengan baik tanpa sokongan
dan mulai mengeksplorasi area sekitar mereka dalam posisi ini daripada dalam posisi berbaring.
Pada usia 10 bulan, bayi dapat melakukan maneuver dari posisi tengkurap ke posisi duduk.

Seorang bayi yang tidak menarik ke posisi berdiri pada usia 11 sampai 12 bulan harus
dievaluasi lebih lanjut untuk kemungkinan displasi perkembangan pinggul. (Lihat Bab 34.)
Meskipun bayi sangat bervariasi dalam hal pencapaian tonggak ini, mereka memberikan pedoman
untuk intervensi awal.
Foto 10-7 Perkembangan duduk. A, Punggung membulat secara sempurna, dan bayi tidak
memiliki kemampuan untuk duduk tegak pada usia 1 bulan. B, Pada usia 2 bulan, bayi
memperlihatkan control yang lebih besar; punggung tetap membulat, namun bayi dapat berupaya
untuk menarik punggungnya ke atas dengan sedikit control kepala. C, Punggung membulat hanya
diarea lumbal, dan bayi mampu duduk tegak dengan control kepala yang baik pada uisa 4 bulan.
D, Pada usia 7 Bulan, bayi dapat duduk sendiri dan bersandar pada tangan untuk skongan. E, Bayi
duduk tanpa disokong pada usia 8 bulan. Perhatikan Kemampuan memindahkan benda yang terjadi
pada usia 7 bulan. (Foto oleh Paul Vincent Kuntz, Texas Children’s Hospital, Houston).
Lokomosi

Lokomosi melibatkan pengenalan kemampuan menahan beban, mendorong kedepan pada ke


4 ekstremitas, berdiri tegak dengan sokongan, dan pada akhirnya berjalan sendiri (Foto.10-8).
Dengan mengikuti pola cephalocaudal, bayi usia 4 sampai 6 bulan mengalami peningkatan
koordinasi pada lengannya. Lokomosi awal terjadi ketika bayi mendorong diri mereka sendiri ke
belakang dengan mendorong memakai lengannya. Pada usia 6 sampai 7 bulan, bayi mampu
menahan seluruh berat badannya pada kedua tungkai mereka dengan bantuan. Merangkak
(mendorong ke depan dengan perut ke lantai) menjadi bergerak perlahan-lahan pada tangan dan
lutut (dengan perut terangkat dari lantai) pada usia 9 bulan. Pada usia ini bayi dapat berdiri sambil
memegangi furniture dan dapat menarik dirinya sendiri ke posisi berdiri, namun mereka tak
mampu melakukan manuver ke belakang dan bawah kecuali ketika jatuh. Pada usia 11 bulan bayi
dapat berjalan sambil memegangi furniture atau dengan kedua tangan dipegangi, dan pada usia 1
tahun mereka mampu berjalan dengan 1 tangan dipegangi. Sejumlah bayi berupaya melakukan
langkah mandiri pertama pada ulang tahun pertama mereka.
Foto 10-8 Perkembangan Lokomosi. A, Bayi menahan seluruh berat badan dengan kaki pada usia
7 bulan. B, Bayi dapat melakukan maneuver dari posisi duduk ke posisi berlutut. C, Bayi dapat
berdiri memegangi furniture pada 9 bilan. D, Saat berdiri, bayi mulai melangkah pada usia 10
bulan. E, Bayi merangkak dengan perut menyentuh lantai dan menarik dirinya sendiri ke depan,
dan F, mengendap pada tangan dan lutut pada usia 9 bulan.

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

Perkembangan Rasa Percaya (Erikson)

Fase I Erik Erikson (1963) (dari lahir sampai 1 tahun) terfokus pada membentuk rasa percaya
ketika mengatasi rasa tidak percaya. Rasa percaya yang berkembang adalah rasa percaya diri,
percaya orang lain, dan dunia. Bayi “percaya” bahwa kebutuhan makanan, kenyamanan,
rangsangan, dan asuhan mereka akan dipenuhi. Elemen krusial untuk pencapaian tugas ini adalah
kualitas hubungan orang tua (pemberi asuhan) dan anak dan asuhan yang diterima anak. Pemberian
makan, kehangatan dan perlindungan sendiri tidak cukup adekuat untuk pembetukan sensasi diri
yang kuat. Bayi dan orang tua harus bekerja sama dalam belajar untuk memenuhi kebutuhan
mereka dengan puas sehingga masing-masing memiliki peraturan mengenai frustasi. Jika
kecocokan ini gagal terbentuk, hasil akhir yang terjadi adalah rasa tidak percaya. Frustasi
meningkat dalam situasi dimana orang tua secara emosional belum matang dan tidak memahami
isayarat perilaku bayi karena fase perkembangan kepentingan diri nya sendiri.

Kegagalan mempelajari ‘pemuasaan lambat’ mengakibatkan rasa tidak percaya. Rasa tidak
percaya dapat disebabkan oleh frustasi yang terlalu kecil atau terlalu besar. Bila orang tua selalu
memenuhi kebutuhan anaknya sebelum anaknya memberi tanda, bayi tidak pernah belajar untuk
menguji kemampuannya mengontrol lingkungan. Bila keterlambatan terlalu lama, bayi akan
mengalami frustasi konstan dan pada akhirnya menyebabkan rasa tidak percaya kepada orang lain
dalam usaha memuaskan mereka. Oleh karena itu, konsistensi asuhan adalah esensial.

Rasa percaya yang diperoleh selama masa bayi memberi dasar untuk keberhasilan semua fase.
Kepercayaan memberi bayi perasaan nyaman dan aman secara fisik, yang membantu mereka
menghadapi situasi tidak dikenal dan tidak diketahui dengan rasa takut yang minimal. Erikson
telah membagi tahun pertama kehidupan menjadi dua tahap oral/sosial. Selama 3 sampai 4 bulan
pertama, asupan makanan adalah aktivitas sosial terpenting yang melibatkan bayi. Bayi baru lahir
dapat menoleransi sedikit rasa frustasi atau keterlambatan pemuasan. Narsisme primer (perhatian
total hanya pada diri sendiri) sedang pada puncaknya. Akan tetapi, karena proses tubuh seperti
penglihatan, gerakan motoric, dan vokalisasi menjadi lebih terkontrol, bayi menggunakan perilaku
lebih maju untuk berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, selain menangis, bayi dapat
mengangkat kedua tangannya untuk menunjukkan keinginannya digendong.

Modalitas selanjutnya melibatkan cara meraih orang lain melalui penggenggaman.


Menggenggam pada awalnya bersifat refleks, namun meski hanya sebuah refleks, menggenggam
memiliki makna sosial yang kuat bagi orang tua. Respon timbal balik dari genggaman anak adalah
pelukan dan sentuhan orang tua. Terdapat simulasi taktil yang menyenangkan bagi orang tua bayi.

Simulasi taktil sangat penting dalam proses total mendapatkan rasa percaya. Derajat
keterampilan menjadi ibu, jumlah makanan, atau lama menghisap tidak menentukan kualitas
pengalaman. Akan tetapi, sebaliknya, sifat total kualitas hubungan interpersonal mempengaruhi
pembentukan rasa percaya bayi.

Selama tahap kedua, terjadi modalitas menggigit yang lebih aktif fan agresif. Bayi belajar
bahwa mereka dapat memeluk apa pun yang menjadi milik mereka dan lebih dapat mengontrol
lingkungan mereka sepenuhnya. Selama tahap ini, bayi mungkin akan dihadapkan dengan salah
satu konflik pertama mereka. Bila bayi mendapat ASI, mereka segera belajar bahwa menggigit
menyebabkan ibu menjadi kecewa dan menarik payudaranya. Akan tetapi, menggigit juga
memberi pemuasan internal akibat rasa tidak nyaman dari gigi dan rasa kekuatan atau control.

Konflik ini dapat diselesaikan melalui berbagai macam cara. Ibu dapat menyapih bayi dari ASI
dan mulai memberi susu botol, atau bayi dapat menggigit pengganti “puting”, seperti dot dan
kembali mendapatkan kepuasan ASI. Penyelesaian konflik yang berhasil ini akan memperkuat
hubungan ibu-anak karena terjadi pada saat bayi megenali ibu sebagai orang lain yang paling
berarti dalam hidupnya.

PERKEMBANGAN KOGNITIF

Fase Sensorimotor (Piaget)

Teori yang paling banyak digunakan untuk menjelaskan kognisi, atau kemampuan utuk
memahami, adalah teori Piaget (1952). Periode dari lahir sampai 24 bulan dinamakan fase
sensorimotor dan tersusun atas enam tahap. Namun karena diskusi ini ditekankan pada usia sejak
lahir sampai 12 bulan, maka hanya empat bulan pertama yang akan didiskusikan. (Tael 10-1; lihat
Tabel 12-1 untuk tahap dari 13 sampai 24 bulan).
Selama fase sensorimotor bayi berkembang dari perilaku berdasarkan refleks ketindakan
sederhana berulang untuk meniru aktivitas. Tiga peristiwa krusial terjadi selama fase ini. Kejadian
pertama melibatkan perpisahan, yaitu bayi belajar memisahkan dirinya sendiri dari benda lain di
dalam lingkungan. Mereka menyadari bahwa orang lain selain dirinya sendiri mengontrol
lingkungan dan bahwa penyesuaian kembali mengenai hal-hal tertentu harus terjadi agar masing-
masing mengalami rasa puas. Konsep ini sesuai dengan konsep Erikson mengenai pembentukan
rasa percaya dan saling mengatur frustasi.

Pencapaian mayor kedua adalah penerimaan konsep keberadaan objek, atau penyadaran bahwa
benda yang tidak lagi ada dalam medan penglihatan sesungguhnya masih ada. Contoh khas dari
perkembangan keberadaan objek adalah ketika bayi mampu mendapatkan benda yang
diperhatikannya telah disembunyikan dibawah bantal atau dibelakan kursi (Foto. 10-9).
Keterampilan ini terbentuk pada sekitar usia 9 sampai 10 bulan, yang sesuai dengan keterampilan
lokomosi.

Pencapaian intelektual mayor terakhir pada periode ini adalah kemampuan untuk
menggunakan symbol atau representasi mental. Penggunaan symbol memungkinkan bayi untuk
berpikir mengenai benda atau situasi tanpa benar- benar mengalaminya. Pengenalan symbol adalah
permulaan pemahaman mengenai waktu dan ruang.

Foto 10-9 Bayi berusia 9 bulan mampu menemukan benda yang tersembunyi dibawah bantal.
(Foto oleh Paul Vincent Kuntz, Texas Children’s Hospital, Houston.)
TABEL 10-1 FASE SENSORIMOTOR SELAMA MASA BAYI
Tahap & Umur Perkembangan Kognitif Perilaku
1.Penggunaan Penggunaan reflek-reflek yang Kebanyakan reflektif
Refleks-refleks membentuk pola pengalaman (misalnya, menghisap,
(Lahir-1 Bulan) Benar-benar narsis (Egois) menelan, rooting,
menggenggam, menangis).
Toleransi sedikit sedikit atau
tidak sama sekali untuk
frustasi kepuasan tertunda.
2.Reaksi melingkar Penggunaan refleks secara berangsur- Mengenali wajah dan benda
primer angsur digantikan oleh aktivitas yand yang dikenal
(1-4 bulan) disadari. (misalnya,botol)
Menyadari sebab akibat yang terjadi Menunjukkan antisipasi
ketika pengulangan peristiwa sebelum makan
menyababkan satu stimulus Menunjukkan kesadaran
menghasilkan respon yang konsisten. tentang lingkungan yang
Gagasan awal tentang ruang temporal asing, mengindikasikan
waktu bayi menyadari perkembangan ingatan.
urutan kejadian yang teratur. Menemukan bagian tubuh
Memulai pemisahan diri dari orang lain. sendiri, bermain dengan
Belajar dari jenis interaksi antara objek tangan, jari, kaki.
atau individu, bukan dari objek itu Menjadi bosan ketika
sendiri. dibiarkan sebdiri.
Terlihat dalam aktivitas untuk Tidak menunjukkan
kesenangan aktivitas lebih dari hasil kecemasan pemisahan
kecuali keahlianpemberi
asuhan berbeda dari rutinitas
biasa.
3.Reaksi melingkar Aktivitas yang disengaja menggantikan Mengamankan objek dengan
sekunder aktivitas berulang yang tidak menarik tali.
(4-8 bulan) menghasilkan hasil yang diinginkan. Mencari benda yang telah
Awal dari objek yang permanen ketika jatuh.
objek berada diluar rentang persepsi. Menunjukkan kecemasan
Ide progresif dari waktu, kesadaran pemisahan.
sebelum dan sesudah dalam urutan Dapat mentolerir frustasi dan
peristiwa. keterlambatan gratifikasi.
Mampu meniru aktifitas dari beberapa Meniru suara dan gesture
acara. sederhana.
Selanjutnya pemisahan diri dari Menunjukkan minat pada
lingkungan. gambar cermin (Lihat
Ide kualitas dan kuantitas. Gambar 10-10).
Awal pengenalan symbol sebagai jenis Memulai kemandirian dalam
komunikasi. memberi makan sendiri.
Menunjukkan
ketidaksenangan jika
aktivitas terhambat.
Perkembangan bahasa
menarik perhatian dengan
metode menangis lainnya.
Menyadari bahwa orang tua
hadir walaupun tidak
dibidang visual.

4.Koordinasi skema Konsep kemajuan objek permanen, Aktif mencari objek


sekunder dan memulai penalaran intelektual. tersembunyi (Lihat Gambar
penerapannya pada Menghubungkan symbol dengan 10-19)
situasi baru peristiwa tetapi klasifikasi didasarkan Memahami makna kata-kata
(9-12 bulan) pada pengalamannya sendiri. dan sederhana.
Membedakan objek dari aktivitas terkait Mengetahui gesture (mis;
dan melihatnya sebagai objek. “bye..bye”, cium) memiliki
Membedakan produk akhir dari arti tertentu.
kemampuannya; upaya untuk Mampu menaruh benbenda
menghilangkan hambatan untuk dalam wadah.
mencapai tujuan. Bekerja untuk mendapatkan
mainan yang diluar
jangkauan.
Berusaha jauh dari orangtua
untuk menjelajahi sekitarnya.

Tahap pertama, dari lahir sampai 1 bulan, diindentifikasi dengan penggunaan refleks bayi.
Pada saat lahir, individualitas dan tempramen bayi diekspresikan dengan refleks fisiologis
mengisap, rooting, menggenggam dan menangis. Sifatrefleks yang berulang adalah permulaan
hunbungan antara suatu tindakan dan respon yang mengikutinya. Ketika bayi menangis karena
lapar, putting dimasukkan ke mulut, dan mereka mengisap, merasa puas, dan tidur. Mereka
menyerap pengalaman ini sambil menerima petunjuk auditori, taktil dan visual. Pengalaman
menerima pola tertentu ini, atau “meminta”, merupakan dasar untuk tahap selanjutnya.

Tahap kedua, reaksi sirkuler primer,menandai permulaan penggantian perilaku refleksi dengan
tindakan volunter. Selama periode 1 sampai 4 bulan, aktivitas seperti mengisap dan
mmenggenggam menjadi tindakan sadar yang menimbulkan respon tertentu. Permulaan
akomodasi tampak jelas. Bayi menerima dan dan mengadaptasi reaksi mereka terhadap lingkungan
dan mengenali stimulus yang menghasilkan respon. Sebelumnya, bayi akanmenangis sampai
putting dimasukkan kedalam mulut. Sekarang mereka menghubungkan puting dengan suara orang
tua. Mereka mengakomodasi kepingan informasi yang baru ini dan beradaptasi dengan
merendahkan tangisan ketika mereka mendengar suara-sebelum menerima puting. Hal yang terjadi
adalah penyadaran terhadap sebab akibat dan pengenalan urutan kejadian. Lingkungan
diikutsertakan dalam semua pengindraan dan dengan seluruh kemampuan motoric yang ada.

Tahap reaksi sirkular sekunder adalah lanjutan dari rekasi sirkular primer dan berlangsung
smpai usia 8 bulan. Pada tahap ini reaksi sirkular primer diulangi dan diperpanjang terhadap
respons yang terjadi. Menggenggam dan memegang sekarang menjadi enguncang, menghantam
dan menarik mengguncang dilakukan untuk mendengar suara, tidak hanya untuk kepuasan
mengguncang. Kualitas dan kuatitas suatu tindkan semakin jelas. Guncangan yang “lebih banyak”
atau “kurang” akan menghasilkan respons yang berbeda. Penyebab, waktu, tujuan yang disadari,
dan pemisahan dari lingkungan mulai terjadi.

Terjadi tiga proses perilaku manusia yang baru. Imitasi memerlukan diferensiasi tindakan
tertentu dari beberapa kejadian. Pada paru kedua tahun pertama, bayi dapat menirukan suara dan
gesture sederhana. Bemain menjadi nyata ketika mereka menikmati melakukan suatu tindakan
setelah mereka menguasainya. Sebagian besar waktu terjaga bayi diserap dalam permainan
sensorimotor. Afek (manifestasi emosi atau perasaan yang dikeluarkan) terlihat ketika mulai
mengembangkan sensasi keberadaan. Selam 6 bulan pertama bayi percaya bahwa benda hanya ada
selama mereka melihatnya secara visual. Dengan kata lain, bila keluar dari medan penglihatannya,
maka akan keluar dari pikiran. Afek terhadap benda eksternal menjadi nyata ketika benda terus
ada atua diingat meskipun telah ada diluar rentang persepsi. Keberadaan objek adalah komponen
kritis dari kelekatan hubungan orang tua-anak, dan terlihat dalam pembentukan ansietas terhadap
orang asing pada usia 6 sampai 8 bulan (halaman. 425)

Selama tahap sensorimotor keempat, koordinasi skema kedua dan penyerapannya kesituasi
baru, bayi menggunakan pencapaian perilaku sebelumnya terutama sebagai dasar untuk
menambah keterampilan intelektual baru kedalam kumpulan keterampilan merekayang semakin
banyak. Stadium ini angat transisional. Keterampilan motoric memungkinkan eksplorasi
lingkungan yang lebih besar. Mereka mulai menemukan bahwa menyembunykan benda bukan
berarti benda tersebut hilang namun dengan enyingkirkan halangan maka ia akan menemukan
benda tersebut. Iniliah yang menandai permulaan rasionalisasi intelektual. Lebih jauh lagi, mereka
dapat mengalami suatu kejadian dengan mengobservasinya, dan mereka mulai menghubungkan
simbol-simbol dengan kejadia ( mis. “da-dah” dengan “ ibu pergi bekerja”) namun klasifikasi ini
murni hanya miliknya sendiri. Pada tahap ini mereka belajar pada objek itu sendiri; ini
bertentangan pada tahap kedua, tahap ketika bayi belajar dari jenis interaksi antara benda dan
individu. Gerakan yang bertujuan lebih berkembang lagi sehingga kini bayi berusaha secara aktif
untuk memindahkan suatu penghalang yang menghalangi bayi ke tindakan yang diinginkan (tidak
diinginkan) ( Foto. 10-9). Apabila sesuatu menghalangi jalannya, mereka berusaha memanjatnya
atau mendorongnya. Sebelumnya suatu penghalang akan menyebabkan mereka menyerah untuk
berusaha mencapai tujuan yang diinginkan.

PERKEMBANGAN CITRA TUBUH

Perkembangan citra tubuh sejajar dengan perkembangan sensorimotor. Pengalaman kinestetik


dan taktil bayi adalah persepsi tubuh mereka yang pertama, dan mulut merupakan daerah utama
sensasi yang menyenangkan. Bagian lain dari tubuh yang merupakan objek kesenangan utama-
tangan dan jari untuk dihisap dan kaki untuk dimainkan. Karena kebutuhan fisik telah terpenuhi,
bayi merasa nyaman dan puas dengan tubuh mereka. Pesan yang disampaikan oleh pemberi asuhan
memperkuat perasaan ini. Misalnya, ketika bayi tersenyum, mereka menerima kepuasan emosional
dari orang lain yang membalas senyumannya.

Menerima konsep keberadaan objek adalah dasar pembentukan citra diri. Pada akhir tahun
pertama bayi mulai menyadari bahwa mereka berbeda dengan orang tuanya. Pada saat yang sama,
terdapat peningkatan ketertarikan terhadap bayangan mereka sendiri, terutama di cermin (Foto 10-
10). Pada saat keterampilan motoric terbentuk, bayi mempelajari bahwa bagian badan mereka
berguna; misalnya, tangan dapat membawa benda ke mulut, dan tungkai membantu mereka
bergerak ke lokasi yang berbeda. Semua pencapaian ini menyampaikan pesan kepada mereka
mengenai dirinya sendiri. Oleh karena itu, penting untuk menyampaikan pesan positif kepada bayi
mengenai tubuh mereka.
Foto 10-10 Bayi berusia Sembilan bulan menikmati banyangannya sendiri di cermin.

PERKEMBANGAN IDENTITAS GENDER

Identitas gender dilaporkan dimulai dalam rahim karena pengaruh hormonal yang tidak
sepenuhnya dipahami. Hormon tersebut dianggap mempengaruhi diferensiasi seksual otak.
Identitas gender seseorang sebagai laki-laki atau perempuan dikatakan ditetapkan pada usia 2
hingga tahun kehidupan (Bockting,2011). Penentuan akhir identitas gender dipengaruhi oleh
faktor lingkungan, biologis, dan sosial budaya. Saat lahir, anak diberi nama, dan orang orang
penting lainnya, terutama orang tua, bertindak dengan cara tertentu terhadap bayi karena jenis jenis
kelaminnya. Sentuhan sangat penting untuk perkembangan bayi dan memainkan peran utama
dalam perkembangan gender. Bayi memiliki kepekaan oral yang luar biasa yang bisa
dimanifestasikan melalui menghisap dan berbicara. Mereka menikmati kontak kulit dengan kulit
dan menjelajahi tubuh mereka sendiri untuk kesenangan. Bayu mampu menstimulasi diri sendiri
hingga orgasme; ereksi pada bayi laki-laki sering terjadi. Tanggapan orang tua terhadap
manifestasi awal seksualitas ini mempengaruhi sikap anak yang berkembang. Karena itu, respon
yang sehat dan penerimaan oleh orang tua adalah penting.
PERKEMBANGAN CITRA TUBUH

Perkembangan sosial bayi pada awalnya dipengaruhi oleh perilaku refleksifnya, seperti
menggenggam, dan pada bergantung terutama pada interaksi antara mereka dengan pemberian
asuha utama. Kelekatan kepada orang tua semakin nyata selama paruh kedua tahun pertama. Selain
itu, kemajuan berarti terjadi dalam komunikasi dan perilaku sosial. Bermain adalah agen sosialisasi
utama dan memberikan stimulasi yang diperlukan untuk belajar dari dan berinteraksi dengan
lingkungan.

Kelekatan

Pentingnya kontak fisik manusia kepada bayi tidak bisa ditekankan. Menjadi orang tua
bukanlah kemampuan instingtif, namun suatu proses yang harus dipelajari. Kelekatan orang tua
dan anak, yang dimulai sebelum kelahiran dan menjadi penting pada saat kelahiran (lihat Bab 7),
terus berlanjut selama tahun pertama. Pada diskusi mengenai kelekatan berikutnya, istilah ibu
digunakan dalam konteks luas meliputi pemberi asuhan konsisten yang paling banyak
berhubungan dengan bayi. Akan tetapi, dalam iklim sosial masyarakat yang sedang berubah dan
stereotip peran seks, orang ini mungkin saja seorang ayah, nenek atau anggota keluarga lainnya.

Studi mengenai kelekatan ayah/anak memperlihatkan bahwa terjadi tahap yang serupa dengan
kelekatan maternal dan bahwa ayah lebi terlibat dalam asuhan anak jika ibu bekerja (meskipun ibu
biasanya melanjutkan sebagian besar tugas pengasuhan bayi). Riset tambahan meperlihatkan
bahwa keadaan baru menjadi ayah yang tidak berpengalaman memiliki kemampuan yang sama
dengan ayah yang telah berpengalaman dalam mengembangkan kelekatan yang erat dengan bayi
mereka. Studi tentang ayah dari bayi yan beresiko tinggi menunjukkan bahwa ayah mengalami
perasaan cinta dan kasih saying terhadap keturunana mereka selama periode bayi baru lahir, dalam
satu studi ayah mengungkapkan perasaan cinta kasih saying yang lebih positif terhadap bayi baru
lahir ketika mereka dapat memiliki kontak fisik dengan erat seperti memegang anak
(Sullivan,1999). Ayah juga dilaporkan memiliki peran penting dalam penelitian yang mendukung
ibu pada periode perinatal; ayah dari bayi beresiko tinggi melaporkan kekawatiran tentang
keberadaan pasangannya selain status bayi yang sakit (Lundqvist dan Jacobson, 2003). Penelitian
menunjukkan bahwa ayah mengembangkan perasaan dengan keturunan mereka dan hubungan
mereka dengan bayi mereka adalah suatu faktor yang penting dalam kesejahteraan emosional ibu.
Dengan banyaknya keluarga dengan orang tua tunggal, seorang nenek (atau pengasuh penting
lainnya) dapat menjadi pengasuh utama. Penting bagi perawat untuk mengetahui bahwa
keterikatan orang tua bayi mungkin ada atau tidak pada situasi dimana peran pengasuh kurang
didefenisikan dengan baik oleh mereka yang terlibat.

Ketika bayi tidak diberikan tempat yang aman dan perawatan yang konsisten dan penuh kasih,
sebuah ikatan yang tidak aman berkembang; seperti bayi merasa tidak dapat percaya pada dunia
tempat mereka tinggal. Kelekatan yang tidak aman dapat menyebabkan kesulitan pertumbuhan
psikososial pada anak dan kesulitan tersebut dapat bertahan bahkan hingga dewasa. Depresi
maternal perinatal telah dikemukakan untuk mengubah perkembangan neuroendokrin janin dan
neonatal yang berdampak negative terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi (Miklush and
Connelly,2011).

Kelekatan mengalami kemajuan selama masa bayi, dengan anak semakin memiliki peran
bermakna. 2 komponen perkembangan kognitif yang diperlakukan untuk kelekatan : (1)
kemampuan membedakan ibu dari orang lain dan (2) pencapaian memahami keberadaan objek.
Keadaan proses ini mempersiapkan bayi untuk aspek kelekatan yang sama-sama penting-
perpisahan dari orang tua. Pemisahan-antar individu harus terjadi sebagai proses harmonis yang
sejajar dengan kelekatan emosi.

Selama pembentukan kelekatan dengan orang tua, bayi berkembang melalui 4 tahap berbeda
namun saling tumpang tindih. Selama beberapa minggu pertama, bayi berespon tanpa
membedakan setiap orang. Dimulai dari sekitar usia 8 sampai 12 minggu mereka menangis,
tersenyum, dan bersuara lebih kepada ibu dibandingkan orang lain namun tetap berespon terhadap
orang lain, baik sudah dikenal ataupun belum. Pada sekitar usia 6 bulan, bayi memperlihatkan
kesukaan yang lebih pada ibunya. Mereka lebih banyak mngikuti ibunya, menangis jika ditinggal
ibu, menikmati bermain bersama ibu, dan merasa paling aman dalam dekapan ibu. Pada usia
sekitar 1 bulan setelah menunjukkan kelekatan dengan ibunya, banyak bayi yang mulai terikat
dengan anggota keluarga lain, paling sering dengan ayahnya.

Bayi memperoleh perilaku perkembangan lainnya yang mempengaruhi proses kelekatan. Ini
meliputi (1) menangis, tersenyum dan bersuara berbeda (lebih baik ibu dibandingkan orang lain),
(2) orientasi motoric-visual (lebih memandang ke ibu, meskipun ia tidak dekat), (3) menangis
ketika ibu meninggalkan ruangan, (4) mendekat melalui lokomosi (merangkak, mengendap, atau
berjalan), (5) memeluk (terutama jika ada orang asing), dan (6) mengeksplorasi hal lain selain dari
ibu dan menggunakan ibu sebagai dasar keamanan.

Efek Pemisahan Berkepanjangan

Kelekatan dianggap sangat penting untuk perkembangan anak yang optimal sehingga banyak
peneliti telah mendokumentasikan efek pemisahan yang berkepanjangan dan pemisahan dini pada
bayi tanpa adanya orang tua pengganti yang baik. Beberapa peneliti paling terkenal tentang
deprivasi emosional telah dilakukan oleh Jhon Bowly, Jhon Robertson, dan Rne Spitz, Bowly
(1969)mempelajari efek pemisahan bayi dari ibu dan mencatat penurunan koqnitif dan fisik yang
parah, terutamajika kekurangan emosional terjadi selama 3 tahun pertama. Dia mengamati bahwa
penurunan progresif dapat ditangkap atau dicadangkan jika tidak ada lagi deprivasi emosional
berat yang berkepanjangan dimulai pada 2 tahun pertama dan berlangsung selama 3 tahun
menyebabkan efek permanen yang parah. Diantaranya adalah ketidakmampuan membentuk
kepercayaan; hubungan interpersonal yang erat; gangguan bahasa; dan kekurangan berfikir secara
abstrak. Robertson (1953) dan Bowly (1969) menemukan reaksi perilaku khas bayi yang dirawat
di rumah sakit dan dipisahkan dari ibu mereka. (Lihat Kekhawatiran Pemisahan, Bab 22.)

Spitz (1945) mempelajari efek dari deprivasi emosional anak-anak yang dibesarkan dirumah
atau lembaga pendiri. Bayi bayi dirawat oleh satu perawat yang memiliki tanggung jawab untuk 8
anak. Meskipun pengasuh mungkin adalah orang yang penuh kasih dan keibuan, ia tidak memiliki
waktu mencurahkan perhatian dan stimuli individu kepada setiap anak. Akibatnya, anak anak
mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan fisik, lebih rentan terhadap penyakit dan mengalami
penurunan demonstrasi perkembangan selama periode 2 tahun. Spitz menemukan bahwa anak
anak berkembang secara normal jika diberi perhatian satu-ke-satu oleh seorang ibu pengganti.

Meskipun penelitian ini merupakan contoh ekstrim dari anak anak yang dipelihara di
lingkungan yang pada dasarnya tanpa pengasuhan berkualitas tinggi, daripada pemisahan
sementara seperti penitipan anak, pertanyaannya tetap mengenai efek jangka panjang dari
pemisahan dan tekanan lain pada anak anak.

Gangguan kelekatan reaktif (RAD) adalah masalah psikologis dan perkembangan yang berakar
dari maladaptive atau ketiadaan kelekatan bayi-orang tua dan dapat menetap sampai masa kanak-
kanak (Zeanah and Gleason,2010). Bayi yang beresiko terkena RAD termasuk mereka yang telah
menjadi korban penganiayaan atau penelantaraan fisik atau seksual; bayi yang terpapar
alkoholisme orang tua, penyakit mental dan penyalahgunaan zat; dan bayi yang telah mengalami
ketiadaan pemberi perawatan primer yang tetap sebagai akibat dari pengasuhan, pelembagaan,
pengabaian orang tua, atau penahanan orang tua. RAD adalah bentuk keterikatan tidak aman yang
ekstrem. Secara historis, 2 pola RAD yang berbeda dijelaskan; pola penghentian yang ditarik
secara emosional dan pola tanpa pandang bulu (Zeanah and Fox, 2004). Baru baru ini Zeanah dan
Gleason (2010) mengusukan pengelompokan 2 subtipe ini ke dalam gangguan yang terpisah;
gangguan keterlibatan sosial masa kanak kanak dan gangguan kelekatan reaktif pada bayi atau
anak usia dini. Para peneliti ini mengemukakan bahwa anak anak yan mengalami perawatan yang
itdal memadai akan mengalami kelekatan yang parah. Tanda tanda RAD biasanya terlihat sebelum
usia 5 tahun pada bayi yang memiliki ikatan tidak aman dengan ibu atau pengasuh utama lainnya.
Anak dapat memanifestasikan perilaku seperti tidak pernah dimanja orang tua, gagal membuat
kontak mata dengan orang lain yang berarti, memiliki control impuls yang buruk, dan menjadi
dekstruktif terhadap diri sendiri maupun orang lain. Anak salah asuh atau yatim piatu sering
didiagnosis dengan gangguan kompleks ini. Tanpa intervensi dini, beberapa anak ini gagal
mengembangkan kesadaran dan menderita gangguan kepribadian antisosial yang dapat
mengarahkan mereka ke tindakan criminal. Anak anak dengan autisme atau gangguan
perkembangan perpasive lainnya memiliki perilaku berbeda dari mereka yang mengalami RAD
(Zeanah an Gleason,2010).

Berdasarkan temuan tersebut, perawat perlu menilai setiap keluarga dengan pemahaman
bahwa stress mungkin atau mungkin tidak berbahaya dan bahwa anak anak dapat beradaptasi
bahkan dalam kondisi buruk. Perawat mengevaluasi faktor faktor resiko individu yang
mempengaruhi kemampuan koping anak menggunakan alat alat seperti Kuesioner Temperamen
Bayi yang direvisi (lihat hal.429) untuk melihat ‘goodness of fit’. Ketika perpisahan orang tua
yang berkepanjangan terjadi, berusahalah untuk membantu keluarga memberikan pengganti
pengash yang cocok untuk anak. Individu yang hangat, responsive, dan interaktif dengan bayi
selama pemisahan dapat secara signifikan meminimalkan efek fisiologis dan perilaku. Perawat
harus menekankan plastisitas dan ketahanan anak dalam mengatasi masalah untuk meminimalkan
perasaan tanggung jawab dan rasa bersalah keluarga.

Ansietas Perpisahan

Antara usia 4 sampai 8 bulan, bayi berkembang melalui tahap pertama perpisahan individu dan
mulai memiliki kewaspadaan terhadapa diri dan ibu sebagai orang lain. Pada saat yang sama,
keberadaan objek berkembang, dan bayi menyadari bahwa orang tuanya bisa tidak ada. Oleh
karena itu, ansietas perpisahan berkembang dan dimanifestasikan melalui urutan perlaku yang
telah dapat diperkirakan.

Selama awal paruh kedua dari tahun pertama, bayi memberikan protes ketika diletakkan di
tempat tidur, dan sebentar kemudian mereka mereka menolak ibunya meninggalkan ruangan. Bayi
tidak menyadari ketidakhadiran ibu jika ia disibukkan dengan aktivitas. Akan tetapi, jika mereka
menyadari ketidakhadiran ibunya, mereka akan protes. Mulai dari titik ini, mereka menjadi sangat
waspada terhadap aktivitas ibunya dan selalu mengikutinya kemanapun. Pada usia 11 sampai 12
bulan, mereka mampu antisipasi kemungkinan kepergian ibunya dengan mengawasi perilakunya
dan mulai memprotes sebelum ibu meninggalkannya. Pada titik ini kebanyakan orang tua belajar
untuk menunda kewaspadaan anak mngenai kepergiannya sesaat sebelum meninggalkannya.

Ketakutan Terhadap Orang Asing

Karena bayi memperlihatkan kelekatan pada satu orang, mereka tentu saja tampak kurang
bersahabat dengan orang lain. Antara usia 6 sampai 8 bulan, ketakutan terhadap orang asing dan
ansietas terhadap orang asing menjadi semakin jelas dan berhubungan dengan kemampuan bayi
untuk membedakan antara orang dikenal dan tidak dikenal. Perilaku seperti memeluk orang tua,
menangis dan memalingkan muka dari orang asing sangat umum terjadi (Foto 10-11). Saran untuk
mengatasi rasa takut pada orang asing dan kecemasan pemisahan ada di p.429.

Foto 10-11 Ketakutan terhadap orang asing


meliputi memeluk orang tua dan memalingkan
muka dari orang asing.

Perkembangan Bahasa

Komunikasi verbal bermakna bayi pertama kali adalah menangis. Menangis adalah tanda
melipmeli
biologis menyampaikan pesan darurat dan menandakan ketidaknyamanan, seperti lapar. Akan
tetapi, menangis juga merupakan peristiwa sosial yang mempengaruhi perkembangan hubungan
orang tua-bayi-baik dengan ketidakhadirannya, yang biasanya memiliki efek positif pada orang
tua, maupun kehadirannya, yang dapat memicu respons negative atau emosional anak.

Dalam beberapa minggu pertama kehidupan, menagis memiliki kualitas refleksif dan sebagian
besar berhubungan dengan kebutuhan fisiologis. Bayi menangis selama 1 sampai 11/2 jam sehari
sampai usia 3 minggu, kemudian meningkat menjadi 2 bahkan 4 jam pada usia 6 minggu.
Menangis cenderung berkurang pada usia 12 minggu. Diperkirakan bahwa bertambahnya
frekwensi menangis tanpa alasan yang jelas selama beberapa bulan pertama mungkin berhubungan
dengan pengeluaran energy dan perubahan maturasi system saraf pusat. Selama akhir tahun
pertama, bayi menangis untuk menarik perhatian, dari ketakutan (terutama ketakutaan terhadap
orang asing), dan dari frustasi, biasanya sebagai respons terhadap perkembangan keterampilan
motoric mereka yang belum adekuat.

Barr (2012) mengusulkan bahwa peningkatan menangis pada bayi dalam beberapa bulan
pertama kehidupan (sering disebut kolik) adalah bagian dari perkembangan bayi normal; dia
menyarankan bahwa meskipun variabilitasnya dari bayi ke bayi, bayi menangis per hari meningkat
setiap minggu dan mencapai puncaknya pada bulan kedua kehidupan, pelahan-lahan surut pada
bulan ke empat atau kelima. Barr (2012) menggambarkan peristiwa transisi ini sebagai kurva
menangis normal dan lebih lanjut mencatat bahwa studi perbandingan menangis pada bayi dengan
dan tanpa kolik menggambarkan pola menangis yang sama sepanjang hari meskipun ada intervensi
orang tua; pola pola ini juga diamati diantara budaya budaya lain dan pada mamalia lain dimana
orang tua dengan cepat merespon bayi yang menangis dengan intervensi yang menenangkan.
Banyak orang tua menyatakan bahwa mereka dapat membedakan antara berbagai jenis tangisan
dan dari pesan pesan ini dapat menafsirkan kebutuhan bayi. Namun, menangis dapt menjadi
sumber tekanan akut bagi orang tua, terutama tangisan kolik yang tidakdapat disembuhkan (lihat
Bab 11.) Orang tua mendapat manfaat dari penjelasan tentang variasi tangisan diantara bayi dan
jaminan bahwa periode “kerewelan yang tidak dapat dijelaskan” adalah normal. Beberapa orang
tua mungkin perlu bimbingan dalam teknik hiburan, seperti memegang, membedong, memijat,
membelai, mengayun, berjalan atau merangsang menghisap.

Barr (2012) mengusulkan bahwa peningkatan menangis pada bayi beberapa bulan pertama
kehidupan (sering disebut kolik) adalah bagian dari perkembangan bayi normal; dia menyarankan
bahwa meskipun variabilitasnya dari bayi ke bayi, bayi menangis per hari meningkat setiap mingg
Vokalisasi yang terdengar selama menagis pada akhirnya menjadi suku kata dan kata kata (mis;
“mama” terdengar selama menagis keras). Bayi mulai membuat vokalisasi sejak usia 5 sampai 6
muinggu dengan membuat suara tenggorokan yang kecil. Pada usia 2 bulan, bayi mengeluarkan 1
suku kata seperti ah, eh, uh. Pada usia 3 sampai 4 bulan, ditambahkan konsonan n, k, g, p, dan b,
dan bayi mendekut, mengerang, dan tertawa keras. Pada usia 8 bulan mereka menirukan suara,
menambahkan konsonan t, d, dan w, dan menggabungkan suku kata (mis., “dada”), namun kata
kata nya tidak bermakna sampai usia 10 sampai 11 bulan. Pada usia 9 sampai 10 bulan, mereka
mulai memahami makna kata “tidak” dan mematuhi perintah sederhana. Pada usia 1 tahun mereka
dapat mengatakan 3 sampai 5 kata yang mengandung makna. Karena perkembangan bahasa
didasarkan pada ekspresif (yaitu, kemanpuan untuk membuat pikiran, ide, dan keinginan diketahui
orang lain) dan keterampilan receptive (yaitu, kemampuan untuk memahami kata kata yang
diucapkan), penting bahwa bayi terpapar pada pembicaraan ekspresif dan bahwa keterlambatan
dalam mencapai tonggak pencapaian dan dievaluasi dengan cermat untuk potensi gangguan
pendengaran. (Lihat Pemeriksaan Pendengaran Bayi Baru Lahir, Bab 7).

Perilaku Pribadi-Sosial

Perilaku pribadi sosial termasuk rangsangan respon pribadi anak terhadap lingkungan. Ini
adalah area yang paling dipengaruhi oleh rangsangan eksternal, tetapi, seperti dalam bidang
perilaku lainnya, ia mengikuti hokum perkembangan tertentu. Perilaku pribadi sosial menyiratkan
komunikasi dengan diri sendiri dan dengan orang lain. Ini memberikan dasar untuk penguasaan
keterampilan yang sukses seperti memberi makan, kontra fungsi tubuh, kemandirian, dan kerja
sama dalam bermain.

Bayi memiliki kemampuan untuk membentuk lingkungan mereka dan memperoleh respon
tertentu. Bayi batu lahir menunjukkan referensi visual diwajah manusia dan, sejak usia 1 minggu,
mulai kearah orang tua denagn penuh perhatian ketika dia berbicara kepada mereka. Ketika mereka
memandang wajah orang tua, kegiatan berkurang, kepala mereka tersentak naik dan turun dan
mulut mereka bergerak, hamper seolah olah mereka mencoba mengatakan sesuatu.

Pada usia 6 sampai 8 minggu senyum sosial dalam menanggapi rangsangan yang
menyenangkan hadir. Ini memiliki efek mendalam pada anggota keluarga dan membangkitkan
tanggapan lanjutan dari orang lain. Pada usia 3 bulan bayi menunjukkan minat besar pada
kegembiraan lingkungan ketika mainan diberikan, menolak dibiarkan sendiri, pengakuan yang
baru dari orang tua, dan demonstrasi kesenangan dengan memekik. Pada usia 4 bulan mereka
terawa keras dan menikmati rangsangan novel yang aneh.

Pada usia 6 bulan bayi sangat personal/pribadi. Mereka memainkan permainan mengintip ke
boo (ciluk baa) ketika kepala mereka disembunyikan kedalam handuk, menandakan keinginan
mereka diambil dengan mengulurkan tangan mereka, dan menunjukkan ketidaksenangan ketika
mainan dilepas atau wajah mereka dicuci. Mereka menunjukkan kemampuan mereka
mengendalikan lingkungan . akuisisi keterampilan motoric halus dan kasar memungkinkan lebih
banyak kemandirian dalam bergerak.

Pada paruh 2 tahun pertama bayi memahami disiplin sederhana, seperti arti kata “tidak” atau
komentar yang memahami. Mereka memahami ekspresi wajah yang berbeda dan peka terhadap
perubahan emosional pada orang lain. Imitasi berkembang selama waktu ini. Mereka meniru
tindakan dan suara oleh bayi usia 7 bulan, suara pada usia 8 bulan, dan permainan seperti pat-a-
cake (tepuk tangan) dan peek-a-boo (ciluk ba) pada usia 10 bulan.

Dari usia 11 bulan ke depan mereka semakin mandiri. Mereka belajar makan sendiri;
menggunakan jari, sendok, cangkir mereka (dengan banyak tumpahan); dan dapat membantu
berpakaian dengan meletakkan kaki untuk sepatu atau mendorong lengan melalui lengan baju.
Mereka tidak hanya memahami arti “tidak” tapi juga menggelengkan kepala untuk menunjukkan
“tidak”. Mereka dapat mengikuti arahan sederhana dan dengan senang hati melakukan aksi kepada
orang lain dan memperpanjang perhatian.

Bermain

Bermain selama masa bayi menunjukkan berbagai modalitas sosial yang terlihat selama
perkembangan kognitif. Aktivitas bayi terutama narsisme dan hanya berputar di sekitar tubuhnya.
Seperti telah didiskusikan dalam Perkembangan Citra Tubuh, bagian tubuh merupakan objek
pertama untuk bermain dan kesenangan.

Selama tahun pertama, bermain menjadi lebih canggih dan saling bergantung. Sejak lahir
sampai usia 3 bulan, respon bayi terhadap lingkungan bersifar global dan secara umum belum
dibedakan. Bermain dilakukan mandiri; kepuasan diperlihatkan dengan perilaku yang tenang (1
bulan), tersenyum (2 bulan), atau teriakan keras (3 bulan). Dari 3 sampai 6 bulan, bayi
memperlihatkan ketertarikan yang lebih diskriminatif terhadap stimulus dan mulai main sendiri
dengan kerincingan atau mainan lunak atau dengan orang lain. Lebih banyak interaksi yang terjadi
selama bermain. Pada usia 4 bulan mereka tertawa keras, memperlihatkan ketertarikan terhadap
mainan tertentu, dan menjadi terpesona ketika makan atau benda favorit diberikan kepada mereka.
Bayi mengenali bayangan dalam cermin, tersenyum kepada bayangan tersebut, dan melakukan
vokalisasi kepadanya.

Pada usia 6 bulan sampai 1 tahun, bermain melibatkan kerterampilan sensorimotor. Permainan
nyata seperti ciluk-ba dan tepuk tangan dimainkan. Pengulangan verbal dan imitasi gesture
sederhana terjadi sebagai respon untuk diperlihatkan. Permainan menjadi jauh lebih selektif, tidak
hanya dalam hal mainan tertentu, namun juga ”kawan bermain”. Meskipun bermain bersifat soliter
atau hanya satu sisi, bayi memilih dengan siapa ia akan berinteraksi. Pada usia 6 bulan sampai 8
bulan, mereka biasanya menolak bermain dengan orang asing. Orang tua sudah pasti selalu
menjadi favorit, dan bayi tau bagaimana menarik perhatian mereka. Pada usia 6 bulan, mereka
membentangkan lengannya agar digendong, pada usia 7 bulan mereka mulai batuk batuk untuk
memperlihatkan kehadirannya, pada usia 10 bulan menarik pakaian orang tuanya, dan usia 12
bulan memanggil nama orang tua. Hal tersebut memperlihatkan kemajuan hebat dari bayi baru
lahir yang memberi tanda kebutuhan biologis hanya dengan menangis untuk mengekspresikan
ketidakpuasan.

Stimulasi untuk pertumbuhan psikososial sama pentingnya dengan makanan untuk


pertumbuhan fisik. Pengetahuan mengenai tahapan perkembangan memungkinkan perawat
membimbing orang tua mengenai permainan yang tepat untuk bayi. Perawat tidak cukup hanya
meletakkan mobil diatas tempat tidur dan mainan didalam ruang bermain untuk perkembangan
sosial, emosional, dan intelektual anak yang optimal. Demikian juga, televise atau video direkam,
sebagian besar, tidak memberikan stimulasi sensorik yang tepat pada bayi, tidak meningkatkan
keterampilan bahasa, dan karenanya harus dibatasi pada anak anak dibawah 2 tahun (American
Academy of Pediatrics, Council on Communications and Media, 2011). Permainan harus
memberikan kontak interpersonal dan stumulud rekreasional dan edukasional. Bayi perlu bermain
bersama, dan tidak hanya diperbolehkan bermain. Meskipun tipe permainan yang dilakukan oleh
bayi dikenal soliter, namun sifatnya kiasan, bukan literal, suatu istilah untuk menerangkan
permainan satu arah. Jenis mainan yang diberikan kepada anak tidak terlalu penting dibandingkan
kualitas interaksi personal yang terjadi.

Tabel 10-2 menyajikan aktivitas yang tepat untuk tingkat perkembangan bayi dalam hal
pencapaian motoric, bahasa, dan personal-sosial. Meskipun aktivitas dikelompokkan sesuai
dengan model stimulasi utama yang diberikan, terdapat tumpang tindih dalam berbagai kasus.
Selain itu, aktivitas bermain yang dianjurkan untuk satu kelompok usia mungkin tepat untuk bayi
yang lebih tua namun tidak tepat untuk bayi yang lebih muda.

TABEL 10-2 PERMAINAN SELAMA MASA BAYI


USIA STIMULASI VISUAL STIMULASI AUDITORI STIMULASI TAKTIL STIMULASI KINETIK
(BULAN)
AKTIVITAS YANG DIANJURKAN
Lahir-1 Memperhatikan bayi dari Berbicara dengan bayi: Menggendong, Menggoyang bayi:
jarak dekat bernyanyi dengan suara membelai, memeluk meletakkannya dalam
Menggantungkan benda lembut Menjaga bayi tetap tempat tidur
terang, mengkilap Memainkan kotak music, hangat Menggunakan kereta
dengan jarak 20-25 cm tape atau CD Menyukai dibedung dorong untuk berjalan-
dari wajah bayi dan di Meletakkan jam berdetak jalan
garis tengah atau metronom di
Menggantungkan benda dekatnya.
bergerak dengan
rancangan hitam dan
putih

2-3 Menyediakan benda terang Berbicara dengan bayi Membelai bayi ketika Menggunakan ayunan bayi
Membuat benda cerah Mengikutsertakan dalam memandikan, Membawa berkeliling
dengan gambar dan perkumpulan keluarga mengganti popok dengan mobil
cermin Memanjakan keberbagai Menyisir rambut dengan Melatih tubuh dengan
Menbawa bayi keberbagai kebisingan lingkungan dari sikat halus menggerakkan
ruangan ketika pada hanya kebisingan di Memberi pijatan ekstremitas dengan
melakukan pekerjaan rumah gerakan berenang
sehari- hari Menggunakan kerincingan, Melakukan senam bauaian
Meletakkan bayi dikursi lonceng angin
bayi untuk pemandangan
lingkungan secara
vertikal

4-6 Meletakkan bayi di depan Berbicara dengan bayi; Memberi mainan lunak Menggunakan ayunan atau
cermin yang tahan pecah mengulangi suara yang yang dapat diremas kereta dorong
Memberi mainan yang dikeluarkan bayi dengan tekstur yang Goncangkan bayi dalam
bewarna untuk dipegang Tertawa ketika bayi tertawa berbeda- beda kepada pangkuan ketika
(cukup kecil untuk Memanggil nama bayi bayi memegangnya pada
digenggam) Meletakkan kerincingan atau Memperbolehkan posisi berdiri
lonceng di tangan memrcik air ketika Mendukung bayi pada
mandi posisi duduk; biarkan
Meletakkan bayi bayi condong kedepan
telanjang dikarpet lunak untuk keseimbangan diri
berbulu dan Meletakkan bayi dilantai
menggerakkan untuk merangkak,
ekstremitas berguling, duduk

6-9 Memberi mainan besar Memanggil nama bayi Membiarkan bayi Menggendong tegak
dengan warna cerah, Mengulang kata sederhana bermain dengan kain dengan menahan berat
bagian yang dapat seperti “papa”, “mama”, berbagai tekstur badan dan mengguncang
bergerak, dan “da-dah” Meletakkan cangkir Mengangkat, mengatakan
mengeluarkan suara Berbicara dengan jelas dengan makanan yang “naik”
kepada bayi Menyebutkan nama bagian berbedaukuran dan Menurunkan, mengatakan
Meletakkan kaca anti pecah tubuh, orang, dan makanan tekstur untuk diraba “turun”
agar bayi dapat melihat Memberi tahu bayi apa yang Membiarkan bayi Meletakkan mainan diluar
dirinya anda lakukan “menangkap” air jangkauan; mendorong
mengalir bayi untuk mengambilnya
Membuat wajah lucu untuk Mengucapkan “ tidak” Mendorong “berenang” Bermain tepuk tangan
mendorong imitasi hanya bila benar-benar di bak mandi besar atau
Memberi bola gulungan perlu kolam dangkal
benang agar bisa ditarik Memberi perintah sederhana Memberikan gulungan
Memperlihatkan bagaimana pita perekat untuk
bertepuk tangan, memukul manipulasi
drum

TABEL 10-2 PERMAINAN SELAMA MASA BAYI


USIA STIMULASI VISUAL STIMULASI AUDITORI STIMULASI TAKTIL STIMULASI KINETIK
(BULAN)
9-12 Memperlihatkan gambar Menceritaka cerita anak Memberikan ketangan Memberi mainan besar
besar dibuku kepada sederhana kepada bayi bayi berbagai yang dapat ditarik-
bayi Menunjuk bagian tubuh dan makanan dengan didorong
Memainkan bola dengan menamakan masing- tekstur berbeda Memutar keberbagai posisi
menggelindingkannya masing Membiarkan bayi yang berbeda
ke anak, memeragakan Menirukan suara binatang meremas dan
cara “melemparnya” menghancurkan
kembali makanan
Memeragakan membangun Membiarkan bayi
menara dua kotak merasakan dingin (es
batu) atau benda
hangat, katakana
masing- masing
suhunya
Membiakan bayi
merasakan angina
(kipas angin)

MAINAN YANG DIANJURKAN


Lahir-6 Mobil mobilan diruang Kotak musik Binatang lunak Buaian/ayunan bergoyang
rawat Mobil- mobilan dengan Kain lembut Mainan dengan pemberat
Cermin anti pecah suara musik Selimut lembut berbulu atau penghisap
Lonceng gantung Benda lunak bergerak Ayunan bayi
Kerincing kecil yang dapat
dipegang

6-12 Berbagai kubus berwarna Kerincingan berbagai Binatang dan boneka Kotak aktivitas untuk
Kotak sarang atau cangkir ukuran, bentuk, tonus dan lunak dengan tempat tidur
Buku dengan puisi dan warna cerah berbagai tekstur Mainan dorong-tarik
gambar cerah Binatang dan boneka yang Mainan spons, Gantungan teriup angin
Rangkaian manik-manik berbunyi jika di pencet mengapung
besar Rekaman music ringan yang Mainan yang dapat
Mainan dengan bagian- berirama diremas
bagian sederhana Mainan untuk digigit
Bola besar Buku dengan tekstur/
Cangkir dan sendok benda, seperti bulu
Puzzle besar dan resleting
Benda-benda dalam kotak

Temperamen

Temperamen atau perilaku bayi mempenagaruhi tipe interaksi yang terjadi antara anak dan
orang tua dan anggota keluarga lain. Dalam mengkaji temperamen anak, hal terpenting adalah
persepsi orang tua terhadap anak dan derajat kesesuaian antara harapan mereka dan perilaku aktual
anak adalah penting. Semakin tidak sesuai (harmoni/kesinambungan yang kurang) antara
temperamen anak dan kemampuan orang tua untuk menerima dan menghadapi perilakunya,
semakin besar risiko terjadinya koflik antara orang tua –anak.

Meskipun banyak peneliti perilaku setuju bahwa suhu memiliki komponen biologis yang kuat,
peneliti juga menyarankan bahwa lingkungan, khususnya keluarga dapat memofikasi temperamen
(Wilson, White, Cobb, et al,2000). Interaksi keluarga dengan bayi dianggap sebagai proses
melingkar dimana setiap anggota keluarga saling mempengaruhi dan keluarga sebagai suatu
kesatuan. Dengan konsep konsep ini, perawat memiliki peran penting dalam membantu keluarga
memahami temperamen bayi karena berkaitan dengan dinamika keluarga dan kesejahteraan akhir
dari unit anak dan keluarga (Wilson, White, Cobb, et al, 2000).

Beberapa peneliti berspekulasi bahwa temperamen bayi dapat berkontribusi pada depresi ibu.
Memang, ketika ada kekurangan timbal balik antara bayi dan ibu atau ketika perilaku bayi tidak
memenuhi harapan ibu, ada peningkatan resiko perselisihan. Meta analisis Beck (2001)
menemukan bahwa temperamen bayi adalah faktor resiko ringan untuk depresi post partum,
sedangkan harga diri, status perkawinan, status sosial ekonomi dan kehamilan tidak direncanakan
atau tidak diinginkan jauh lebih signifikan dalam memprediksi depresi ibu. Tidur ibu yang
fragmented daripada temperamen bayi berkorelasi positif dengan depresi ibu dalam penelitian lain
(Goyal, Gay, and Lee, 2009). Lainnya (McGrath, Records, and Rice, 2008) menemukan bahwa
ibu yang depresi (vs ibu yang tidak cacat) menilai temperamen bayi mereka pada usia 2 dan 6
bulan lebih sulit. Para peneliti menekankan bahwa ibu yang depresi perlu diidentifikasi dan dibantu
dalam melakukan trasisi ke ibu dan mengembangkan sinkronitas dengan bayi mereka yang baru
lahir. Para peneliti telah mengkorelasikan pemisahan temperamen bayi rewel yang melekat dengan
pengenalan pemberian makanan pendamping dini (pada usia 3 bulan) (Wasser, Bentley, Borja, et
al, 2011) dan memberi makan makanan bayi yang mungkin berkontribusi terhadap obesitas
(Vollrath, Tonstad, Rothbart, et al, 2011).Ternyata ayah juga mengalami depresi pasca kelahiran
yang dikaitkan dengan bayi memiliki temperamen yang sulit; faktor faktor lain yang
mempengaruhi pengaruh ayah termasuk kehilangan kehamilan sebelumnya, tekanan pengasuhan,
penurunan penyesuaian perkawinan, dan kemanjuran pengasuhan yang dirasakan rendah
(Demontigny, Girard, Lacharite, et al, 2013).

Instrumen mengukur perilaku bayi termasuk ke Kuesioner Temperamen Bayi (Gartstein and
Rothbart, 2003), Kuesioner Temperamen Bayi yang Direvisi (Carey an McDevitt, 1978) dan
Kuesioner Temperamen Bayi Masa Awal yang mana diadaptasi untuk bayi usia 1 sampai 4 bulan
(Medoff-Cooper, Carey, and McDevitt, 1993).

Dengan pengetahuan tentang temperamen bayi, perawat lebih mampu (1) memberi latar
belakang informasi kepada orang tua yang akan membantu mereka memandang anaknya dalam
perspektif yang lebih baik, (2) memberi gambaran yang lebih terorganisasi mengenai perilaku
anaknya yang mungkin saja menemukan distorsi dalam persepsi mereka mengenai perilaku, dan
(3) memberia panduan bagi orang tua mengenai teknik mengasuh anak secara tepat.

Bimbingan yang tepat berdasarkan kesadaran akan teperamen anak sangat dapat meningkatkan
kualitas interaksi antara orang tua dan bayi. Bahkan sekadar memberi tahu orang tua bahwa sifat
“sulit” adalah bawaan dapat menghilangkan perasaan bersalah dan tidak kompeten.

Pengetahuan tentang urutan perkembangan memungkinkan perawat menilai pertumbuhan


normal dan penyimpangan kecil atau abnormal. Ini juga membantu orang tua mendapatkan
harapan realistis tentang kemampuan anak mereka dan memberikan pedoman untuk bermain dan
stimulasi yang sesuai. Orang tua yang kurang pengetahuan tentang pertumbuhan dan perembangan
anak dapat menetapkan harapan perilaku yang tidak pantas untuk anak mereka. Menekankan
perkembangan anak daripada usia kronologis memeperkuat hubungan orang tua anak dengan
menumbuhkan kepercayaan dan mengurangi frustasi. Oleh karena itu, pemahaman dan apresiasi
menyeluruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak sangat penting.

Karena kompleksitas proses perkembangan selama 12 bulan pertama, Tabel 1-0-3 disajikan
untuk membantu mengatur dan menjelakan data yang didiskusikan. Meskipun semua tahap
kejadian sangat penting, beberapa diantaranya merupakan penggabungan aspek-aspek
perkembangan esensial yang menjadi dasar untuk pencapaian keterampilan yang lebih maju.
Tahap kejadian yang esensial ditandai dengan (*) didalam tabel. Tabel ini menyajikan usia dalam
rata-rata penguasaan berbagai keterampilan. Harus diingat bahwa meskipun urutannya sama,
kecepatannya bisa berbeda pada masing-masing anak.

Anda mungkin juga menyukai