Reliabilitas adalah keakuratan dan ketepatan dari suatu alat ukur dalam suatu prosedur
pengukuran. Berdasarkan bahasa, reliabilitas berasal dari kata reliability yang terdiri dari
kata rely dan ability, artinya sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu
hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran
terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama,
selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah.
Berikut ini beberapa pengertian dan definisi reliabilitas dari beberapa sumber buku:
Koefisien reliabilitas mengindikasikan adanya stabilitas skor yang didapatkan oleh individu,
yang merefleksikan adanya proses reproduksi skor. Skor disebut stabil bila skor yang
didapat pada suatu waktu dan pada waktu yang lain hasilnya relatif sama. Makna lain
reliabilitas dalam terminologi stabilitas adalah subjek yang dikenai pengukuran akan
menempati ranking yang relatif sama pada testing yang terpisah dengan alat tes yang
ekuivalen.
Karakteristik Reliabilitas
Sebuah tes dianggap memiliki reliabilitas yang baik apabila memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Reliabilitas merupakan milik dari satu set nilai tes bukan milik tes itu sendiri, artinya
suatu tes dikatakan baik apabila dapat menghasilkan skor yang cukup akurat,
apabila tes tersebut diberikan pada kelas tertentu, maka bisa juga menghasilkan skor
yang cukup konsisten bila diberikan pada kelas yang berbeda atau ketika diberikan
pada kelas yang sama pada waktu yang berbeda.
2. Suatu tes dikatakan reliable jika dua buah tes dilakukan pada jarak waktu yang
berbeda dan menunjukkan skor yang tidak jauh berbeda.
3. Reliabilitas dapat dinyatakan untuk dua atau lebih pengukuran independen yang
diperoleh dari tes yang sama untuk setiap anggota kelompok.
Jenis- Jenis Reliabilitas
Salah satu syarat agar hasil suatu tes dapat dipercaya adalah tes tersebut harus
mempunyai reliabilitas yang memadai. Oleh karena itu Jaali dan Pudji (2008) membedakan
reliabilitas menjadi 2 macam, yaitu :
Ada tiga mekanisme untuk memeriksa reliabilitas tanggapan responden terhadap tes (Jaali ;
2008) yaitu :
Teknik test-retest ialah pengetesan dua kali dengan menggunakan suatu tes yang sama
pada waktu yang berbeda.
Teknik belah dua ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan dengan dua kelompok
item yang setara pada saat yang sama.
Bentuk ekivalen ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan dengan menggunakan
dua tes yang dibuat setara kemudian diberikan kepada responden atau obyek tes dalam
waktu yang bersamaan.
Reabilitas ini terkait dengan konsistensi antara item-item suatu tes atau instrument.. Apabila
terhadap bagian obyek ukur yang sama, hasil pengukuran melalui item yang satu kontradiksi
atau tidak konsisten dengan hasil ukur melalui item yang lain maka pengukuran dengan tes
(alat ukur) sebagai suatu kesatuan itu tidak dapat dipercaya. Untuk itu jika terjadi hal
demikian maka kita tidak bisa menyalahkan obyek ukur, melainkan alat ukur (tes) yang
dipersalahkan, dengan mengatakan bahwa tes tersebut tidak reliable atau memiliki
reliabilitas yang rendah.
Pengujian Reliabilitas Instrumen
a. Metode tes ulang (tes re-tes estimate reliabelity)
Uji reliabilitas dengan metode tes ulang digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu
pengukuran dapat diandalkan. Uji ini dilakukan sebanyak dua kali, pengukuran pertama dan
ulangnya. Kedua pengukuran dapat dilakukan oleh orang yang sama atau berbeda. Dalam
hal ini perlu diatur bahwa proses pengukuran kedua, keadaan yang diukur itu harus benar-
benar sama. Selanjutnya hasil pengukuran yang pertama dan yang kedua dikorelasikan dan
hasilnya menunjukkan reliabilitas dari tes ini.
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengukuran reliabilitas tes ulang adalah; 1).
jangka waktu antara kedua pengambilan penilaian, 2). stabilitas yang diharapkan dari kinerja
yang diukur. Secara umum, semakin lama antara interval pelaksanaan tes yang berulang,
semakin rendah tingkat reliabilitasnya. Pendekatan tes ulang merupakan pemberian
perangkat tes yang sama terhadap sekelompok subjek sebanyak dua kali dengan selang
waktu yang berbeda. Asumsinya adalah bahwa skor yang dihasilkan oleh tes yang sama
akan menghasilkan skor tampak yang relatif sama.
Estimasi reliabilitas dengan pendekatan tes ulang akan menghasilkan koefisien stabilitas
(stability). Untuk memperoleh koefisien reliabilitas melalui pendekatan tes ulang dapat
dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi linier antara distribusi skor subyek pada
pemberian tes pertama dengan skor subjek pada pemberian tes kedua.
Pengujian reliabilitas instrument dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi
instrumennya dua, pada responden yang sama, waktu sama, instrument berbeda.
Reliabilitas instrument dihitung dengan cara mengkorelasikan antara data instrument
yang satu dengan data instrument yang dijadikan ekuivalen. Bila korelasi positif dan
signifikan, maka instrument dapat danyatakan reliable.
Kelemahan dari metode ini adalah bahwa pengetes pekerjaannya berat karena
harus menyusun dua seri tes. Lagipula harus tersedia waktu yang lama untuk
mencobakan dua kali tes.
Rumus Spearman-Brown
Keterangan :
ri = reliabilitas instrument
rb = indeks korelasi antara dua belahan instrument
N = banyaknya responden
X = belahan pertama
Y = belahan kedua
Rumus Flanagen
Rumus Flanagan
Keterangan :
ri = reliabilitas instrument
v1 = varians belahan pertama (varian skor butir-butir ganjil)
v2 = varians belahan kedua (varian skor butir-butir genap)
vt = varians skor total
Rumus Rulon
Rumus Rulon
Keterangan
ri = reliabilitas instrument
Vt = varians total atau varians skor total
Vd = varians (varians difference)
d = skor pada belahan awal dikurangi skor pada belahan akhir
Rumus KR 20
Rumus KR 20
Keterangan:
ri = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
pi = proporsi subjek yang menjawab betul pada suatu butir (proporsi subjek yang mendapat
skor 1
Rumus KR 21
Rumus KR 21
Keterangan :
ri = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
p = skor rata-rata
ri = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Daftar Pustaka
Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi ke 6. Bandung: Tarsito.
Mehrens, W.A., & Lehmann, I.J. 1973. Measurement and evaluation ineducation
and psychology. New York: Holt, Rinehart and Winston. Inc.
Suryabrata, S. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Rbel. 1986. Essential ef Educational Measurement. University of lowa.