VEGETASI EKOSISTEM

TUMBUHAN
ANGGUN FORTUNA DEWI 1843010
KHADIJAH 1843034
NADIA SRI WAHYUNI 1843046
PASCA TRI HAJNOWO 1843054
VARA MONICA IRIANTO 1843074
KATA PENGANTAR
 
SERAYA MEMANJATKAN PUJI DAN SYUKUR KEHADIRAT ALLAH SWT KARENA BERKAT RAHMAT DAN HIDAYAH-NYA,
PENULIS DAPAT MENYELESAIKAN MAKALAH YANG BERJUDUL "LAPORAN FREKUENSI VEGETASI TUMBUHAN".
MAKALAH INI DISUSUN DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH EKOLOGI. SEHUBUNGAN DENGAN
TERSUSUNNYA MAKALAH INI, PENULIS DAPAT MENDAPAT BANTUAN DARI BERBAGAI PIHAK. OLEH KARENA ITU,
DALAM KESEMPATAN INI PENULIS MENYAMPAIKAN TERIMA KASIH DAN PENGHARGAAN YANG SETINGGI-
TINGGINYA KEPADA SEMUA PIHAK YANG MEMBANTU DAN MEMBIMBING PENULISAN INI.
PENULIS MENYADARI BAHWA MAKALAH INI MASIH TERDAPAT KEKURANGAN DAN KELEMAHANNYA. OLEH
KARENA ITU, KRITIK DAN SARAN AKAN PENULIS TERIMA DENGAN SEPENUH HATI DEMI PENYEMPURNAAN
MAKALAH INI DI MASA YANG AKAN DATANG.
SEMOGA MAKALAH INI BERMANFAAT KHUSUSNYA BAGI PENULIS DAN BAGI PEMBACA UMUMNYA.
 
 BAB 1
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
DENGAN MEMPELAJARI TINGKAT KEBERADAAN JENIS-JENIS TUMBUHAN PADA SUATU KOMUNITAS, MAKA KITA AKAN DAPAT
MEMPELAJARI POLA STRUKTUR VEGETASI PENYUSUNAN, TERUTAMA YANG BERKAITAN DENGAN SUSUNAN JENIS TUMBUHAN
UTAMA YANG BERKAITAN DENGAN SUSUNAN JENIS TUMBUHAN UTAMA, DISTRIBUSI DAN DIPERSALNYA ATAU
HOMOGENITASNYA ATAU HETEROGENITASNYA. JENIS-JENIS TUMBUHAN YANG MENYUSUN KOMUNITAS TERSEBUT.
ISTILAH FREKUENSI DIPERKENALKAN DAN DIGUNAKAN OLEH RAUNKIER PADA TAHUN 1934, UNTUK MENYATAKAN JUMLAH
UNIT SAMPLING DARI SUATU SPESIES TUMBUHAN YANG TERDAPAT PADA PETAK-PETAK PERTELAAN YANG DIKERJAKAN.
PENGUKURAN ATAU CARA KERJANYA SANGAT MUDAH SEKALI, HANYA DENGAN MENGETAHUI ADA ATAU TIDAKNYA SUATU
SPESIES TUMBUHAN PADA PETAK-PETAK PENELITIAN YANG DIAMATI.
PENENTUAN NILAI FREKUENSI PADA PETAK-PETAK PERTELAAAN YANG DIAMATI DAPAT DILAKUKAN MENURUT CARA KERJA:
METODE KUADRAT (DENGAN PEMBUATAN PETAK TUNGGAL, DENGAN PETAK GANDA, DAN PETAK GANDA DENGAN ANAK
PETAK). METODE JALUR TRANSEK LINE DAN BELT TRANSECT DAN METODE KUADRAT (POIN CENTERED QUARTER BIETTERLICH,
DLL).
 
TUJUAN UMUM
UNTUK MENGETAHUI KOMPOSISI JENIS DAN PENYEBARAN DARI SAUTU TIPE VEGETASI YANG DIAMATI.
 
TUJUAN KHUSUS
UNTUK MENGETAHUI JUMLAH POPULASI KEHIDUPAN EKOSISTEM TUMBUHAN YANG ADA DI KEBUN RAYA BOGOR.
UNTUK MENGETAHUI TUMBUHAN JENIS APA YANG DOMINAN HIDUP DI KEBUN RAYA BOGOR.
 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 VEGETASI
VEGETASI ADALAH KUMPULAN DARI TUMBUH-TUMBUHAN YANG HIDUP BERSAMA-SAMA PADA SUATU TEMPAT, BIASANYA TERDIRI DARI
BEBERAPA JENIS BERBEDA. KUMPULAN DARI BERBAGAI JENIS TUMBUHAN YANG MASING-MASING TERGABUNG DALAM POPULASI YANG HIDUP
DALAM SUATU HABITAT DAN BERINTERAKSI ANTARA SATU DENGAN YANG LAIN YANG DINAMAKAN KOMUNITAS (GEM, 1996). STRUKTUR
VEGETASI MENURUT MUELLER-DOMBOIS DAN ELLENBERG (1974) ADALAH SUATU PENGORGANISASIAN RUANG DARI INDIVIDU-INDIVIDU YANG
MENYUSUN SUATU TEGAKAN. DALAM HAL INI, ELEMEN STRUKTUR YANG UTAMA ADALAH GROWTH FORM, STRATIFIKASI DAN PENUTUPAN
TAJUK (COVERAGE). DALAM PENGERTIAN YANG LUAS, STRUKTUR VEGETASI MENCAKUP TENTANG POLA-POLA PENYEBARAN, BANYAKNYA JENIS,
DAN DIVERSITAS JENIS. MENURUT ODUM (1993), STRUKTUR ALAMIAH TERGANTUNG PADA CARA DIMANA TUMBUHAN TERSEBAR ATAU
TERPENCAR DI DALAMNYA.

2.2 PARAMETER KUANTITATIF DAN DESKRIPSI VEGETASI

UNTUK KEPENTINGAN DESKRIPSI VEGETASI ADA BEBERAPA PARAMETER KUANTITATIF VEGETASI YANG SANGAT PENTING YANG UMUM DIUKUR
DARI SUATU TIPE KOMUNITAS YAITU (INDRIYANTO, 2005) :
A. KERAPATAN (DENSITAS) ADALAH JUMLAH INDIVIDU SUATU JENIS TUMBUHAN DALAM SUATU LUASAN TERTENTU.
B. FREKUENSI ADALAH JUMLAH PETAK CONTOH DIMANA DITEMUKANNYA JENIS TERSEBUT DARI SEJUMLAH PETAK CONTOH YANG DIBUAT.
C. DOMINANSI MERUPAKAN BAGIAN DARI PARAMETER YANG DIGUNAKAN UNTUK MENUNJUKKAN SPESIES TUMBUHAN YANG DOMINAN DALAM
SUATU KOMUNITAS.
E. PENYEBARAN ADALAH PARAMETER KUALITATIF YANG MENGGAMBARKAN KEBERADAAN SPESIES ORGANISME PADA RUANG SECARA
HORIZONTAL.
2.3 DISTRIBUSI (PENYEBARAN) INTERN
INDIVIDU-INDIVIDU YANG ADA DI DALAM POPULASI MENGALAMI PENYEBARAN DI DALAM HABITATNYA MENGIKUTI SALAH
SATU DI ANTARA TIGA POLA PENYEBARAN YANG DISEBUT POLA DISTRIBUSI INTERN. MENURUT ODUM (1993), TIGA POLA
DISTRIBUSI INTERN YANG DIMAKSUDKAN ANTARA LAIN :
1. DISTRIBUSI ACAK (RANDOM) DISTRIBUSI ACAK TERJADI APABILA KONDISI LINGKUNGAN SERAGAM, TIDAK ADA KOMPETISI
YANG KUAT ANTARINDIVIDU ANGGOTA POPULASI DAN MASING-MASING INDIVIDU TIDAK MEMILIKI KECENDERUNGAN UNTUK
MEMISAHKAN.
2. DISTRIBUSI SERAGAM (UNIFORM) DISTRIBUSI SERAGAM TERJADI APABILA KONDISI LINGKUNGAN CUKUP SERAGAM DI
SELURUH AREA DAN KOMPETISI ANTARINDIVIDU ANGGOTA POPULASI (ODUM, 1993).
3. DISTRIBUSI BERGEROMBOL (CLUMPED)
DISTRIBUSI BERGEROMBOL PADA SUATU POPULASI MERUPAKAN DISTRIBUSI YANG UMUM TERJADI DI ALAM, BAIK BAGI
TUMBUHAN MAUPUN BAGI BINATANG (HEDDY DKK.,1986).

2.4 ANALISIS KOMUNITAS TUMBUHAN

ANALISIS KOMUNITAS TUMBUHAN MERUPAKAN SUATU CARA MEMPELAJARI SUSUNAN ATAU KOMPOSISI JENIS DAN BENTUK
ATAU STRUKTUR VEGETASI. ANALISIS KOMUNITAS DILAKUKAN UNTUK MENGETAHUI KOMPOSISI SPESIES DAN STRUKTUR
KOMUNITAS PADA SUATU WILAYAH YANG DIPELAJARI (INDRIYANTO, 2005). STRUKTUR KOMUNITAS TUMBUHAN MEMILIKI SIFAT
KUALITATIF DAN KUANTITATIF (GOPAL DAN BHARDWAJ, 1979). DENGAN DEMIKIAN, DALAM DESKRIPSI STRUKTUR KOMUNITAS
TUMBUHAN DAPAT DILAKUKAN SECARA KUALITATIF DENGAN PARAMETER KUALITATIF ATAU SECARA KUANTITATIF DENGAN
PARAMETER KUANTITATIF. PARAMETER KUALITATIF DALAM ANALISIS KOMUNITAS TUMBUHAN ANTARA LAIN: FISIOGNOMI,
FENOLOGI, STRATIFIKASI, KELIMPAHAN, PENYEBARAN, DAYA HIDUP, BENTUK PERTUMBUHAN DAN PERIODISITAS (GOPAL DAN
BHARDWAJ, 1979).
MENURUT GOPAL DAN BHARDWAJ (1979), UNTUK KEPENTINGAN DESKRIPSI SUATU KOMUNITAS TUMBUHAN DIPERLUKAN MINIMAL TIGA
PARAMETER KUANTITATIF ANTARA LAIN : DENSITAS, FREKUENSI DAN DOMINANSI.
 
DENSITAS
DENSITAS ADALAH JUMLAH INDIVIDU PER UNIT LUAS ATAU PER UNIT VOLUME. DENGAN KARTA LAIN, DENSITAS MERUPAKAN JUMLAH INDIVIDU
ORGANISME PER SATUAN RUANG DAN SERING DIGUNAKAN ISTILAH KERAPATAN DIBERI NOTASI K (INDRIYANTO, 2005).
 
DENSITAS =
 
FREKUENSI
FREKUENSI DIGUNAKAN UNTUK MENYATAKAN PROPORSI ANTARA JUMLAH SAMPEL YANG BERISI SUATU JENIS TERTENTU TERHADAP JUMLAH
 
TOTAL SAMPEL. FREKUENSI TUMBUHAN ADALAH JUMLAH PETAK CONTOH TEMPAT DITEMUKANNYA SUATU SPESIES DARI SEJUMLAH PETAK
CONTOH YANG DIBUAT. FREKUENSI MERUPAKAN BESARNYA INTENSITAS DIKETEMUKANNYA SUATU SPESIES ORGANISME DALAM PENGAMATAN
KEBERADAAN ORGANISME PADA KOMUNITAS ATAU EKOSISTEM (INDRIYANTO, 2005).
FREKUENSI =
 
LUAS PENUTUPAN (DOMINANSI)
LUAS PENUTUPAN ADALAH PROPORSI ANTARA LUAS TEMPAT YANG DITUTUPI OLEH SPESIES TUMBUHAN DENGAN LUAS TOTAL HABITAT.
LUAS PENUTUPAN DAPAT DINYATAKAN DENGAN MENGGUNAKAN LUAS PENUTUPAN TAJUK ATAUPUN LUAS BIDANG DASAR (LUAS BASAL AREA).
DAPAT DIKATAKAN DENGAN ISTILAH DOMINANSI KARENA PARAMETER INI DIGUNAKAN UNTUK MENUNJUKKAN SPESIES TUMBUHAN YANG
DOMINAN DALAM SUATU KOMUNITAS.
DOMINANSI =
2.5 METODE PENGAMBILAN CONTOH ANALISIS KOMUNITAS TUMBUHAN
PENGAMBILAN CONTOH UNTUK ANALISIS KOMUNITAS TUMBUHAN DAPAT DILAKUKAN DENGAN MENGGUNAKAN
METODE PETAK (PLOT), METODE JALUR, ATAUPUN METODE KUADRAN (SOEGIANTO, 1994). SALAH SATU METODE
YANG PALING UMUM DIGUNAKAN ADALAH METODE PETAK. METODE INI DAPAT MENGGUNAKAN METODE PETAK
TUNGGAL ATAU PETAK GANDA.
METODE PETAK GANDA, PENGAMBILAN CONTOH VEGETASINYA DILAKUKAN DENGAN MENGGUNAKAN BANYAK
PETAK CONTOH YANG LETAKNYA TERSEBAR MERATA PADA AREAL YANG DIPELAJARI, DAN PELETAKAN PETAK
CONTOH SEBAIKNYA SECARA SISTEMATIK. UKURAN TIAP PETAK CONTOH DISESUAIKAN DENGAN TINGKAT
PERTUMBUHAN DAN BENTUK TUMBUHANNYA. MENURUT KUSMANA (1997), UKURAN PETAK CONTOH UNTUK
POHON DEWASA ADALAH 20M X 20M, FASE TIANG 10M X 10M, FASE PANCANG ADALAH 5M X 5M, DAN UNTUK FASE
SEMAI, LIANA, SERTA SEMUA JENIS TUMBUHAN BAWAH MENGGUNAKAN PETAK CONTOH BERUKURAN 1M X 1M
ATAU 2M X 2M. PADA METODE PETAK GANDA SEMUA PARAMETER KUANTITATIF DAPAT DIHITUNG MENGGUNAKAN
RUMUS-RUMUS SEPERTI YANG TELAH DIURAIKAN SEBELUMNYA.
 BAB III
ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA

3.1 ALAT DAN BAHAN

TALI RAPIA
PATOK BAMBU ( 20 PATOK )
METERAN
 
CARA KERJA
MENCARI LOKASI YANG AKAN DIJADIKAN TEMPAT PENGAMATAN.
UKUR TANAH TERSEBUT DENGAN MENGGUNAKAN METERAN DENGAN PANJANG 10 METER DAN LEBAR 10 M.
BAGI LAHAN YANG TELAH DIUKUR MENJADI 25 PETAK DENGAN MENGGUNAKAN METERAN YANG MASING-MASING BERUKURAN 2 METER.
SETELAH DIUKUR MASING-MASING 2 M, TANCAPKAN PATOK SETIAP 2 METER.
LALU HUBUNGKAN SATU SAMA LAIN DENGAN TALI RAFIA YANG SEBELUMNYA DIPOTONG SESUAI UKURAN.
LAKUKAN PENGAMATAN TUMBUHAN YANG ADA DAN HITUNG BERAPA JUMLAHNYA JUGA TENTUKAN JENISNYA.
SETELAH MELAKUKAN PENGAMATAN HASIL YANG DIDAPAT MASUKAN KEDALAM TABEL PENGAMATAN.
Keterangan :
• Petak unit Pacis tacis: • Petak unit Grapnolium :
• Petak unit Bunga bangkai.: • Petak unit Grecnalia.:
• Petak A1
•
• Petak B2
• Petak C1
Petak B1 • Petak C3
• Petak unit Kopi Hutan • Petak B3
• Petak D4 • Petak E5
• Petak D1 • Petak D3
• Petak E5 • Petak unit Graptofilum:
• Petak E1 • Petak unit Helicia
• Petak D1
• Petak E2 •
• Petak C4
• Petak A2
Petak C5
• Petak E4
• Petak A5 • Petak C5
• Petak D3
•
• Petak E3
Petak unit Nanas hutan
• Petak C2 • Petak unit. Spilis Spatifum:
• Petak E1
• Petak unit Paclili: •   • Petak A5
• Petak unit Dadap.
• Petak A1 • Petak unit Poaceae: • Petak unit Amorphopalus Sp:
• Petak E1
• Petak A3
• Petak C2 • Petak B5
• Petak unit Palm Kipas
• Petak unit Anakan Gonocarium.:
• Petak B4
• Petak A1
• Petak E1 • Petak unit Pasilota
• Petak unit Meranti: • Petak B5
• Petak E1 • Petak D5
• Petak E1 • Petak unit Heritiera
• Petak unit Putri malu: • Petak unit Arbisia/copsia:
• Petak D2
• Petak B1
• Petak D5
• Petak C1
• Petak B4
PERHITUNGAN
%FREKUENSI =
%FREKUENSI PACIS TACIS =
%FREKUENSI PACLILI =  
%Frekuensi amorpophalus =
%FREKUENSI ANAKAN GONOCARIUM = %Frekuensi pasilota =
%FREKUENSI PUTI MALU = %Frekuensi arbisia =
%FREKUENSI BUNGA BANGKAI =
%FREKUENSI KOPI HUTAN =
%FREKUENSI NANAS HUTAN =

 
%FREKUENSI PALM KIPAS
%FREKUENSI DADAP
=
=
%FREKUENSI MERANTI =
%FREKUENSI GROPNALIUM =
%FREKUENSI HELICIAE =
%FREKUENSI POACEAE =
%FREKUENSI HERTITIERA =
%FREKUENSI GRECNALIA =
%FREKUENSI GRAPTOFILUM =
%FREKUENSI SPATIFUM =
 Kelas spesies dadap : Kelas A
Kelas spesies meranti : Kelas A
KELAS RAUNKALER Kelas spesies grapnolium : Kelas A
KELAS A = 0 – 20%
KELAS B = 21 – 40% Kelas spesies helicia : Kelas A
KELAS C = 41 – 60 % Kelas spesies poaceae : Kelas A
KELAS D = 61 – 80%
KELAS E = 81 – 100% Kelas spesies hertitiera : Kelas A
KELAS SPESIES PACIS TACIS : KELAS B Kelas spesies grecnalia : Kelas A
KELAS SPESIES PACLILI : KELAS A
KELAS SPESIES ANAKAN GONOCARIUM : KELAS A
Kelas spesies grapnolium : Kelas A
KELAS SPESIES PUTRI MALU : KELAS A Kelas spesies spatifum : Kelas A
KELAS SPESIES BUNGA BANGKAI. : KELAS A Kelas spesies amorpophalus : Kelas A
KELAS SPESIES KOPI HUTAN : KELAS A
KELAS SPESIES NANAS HUTAN : KELAS A Kelas spesies pasilota : Kelas A
KELAS SPESIES PALM KIPAS : KELAS A Kelas spesies arbisia : Kelas A
KELAS SPESIES DADAP : KELAS A
HUKUM RAUKALER A>B>C<D<E
ABCD TINGGI = SEBARAN TUMBUHAN HETEROGEN
E TINGGI = SEBARAN TUMBUHAN HOMOGEN
JADI, BERDASARKAN KELAS FREKUENSI RAUNKALER, VEGETASI TUMBUHAN DI KEBUN RAYA BOGOR BERSIFAT HETEROGEN KARENA FREKUENSI A DAN D TINGGI
(FREKUENSI A SEBANYAK 10, FREKUENSI D SEBANYAK 2), SEDANGKAN FREKUENSI E RENDAH.
RELATIF DOMINAN (R. DOMINAN) =  R. dominan spatifum =
R. DOMINAN PACIS TACIS = R. dominan amorpophalus =
R. DOMINAN PACLILI = R. dominan pasilota =
R. DOMINAN ANAKAN GONOCARIUM =
R. DOMINAN PUTRI MALU =
R. dominan arbisia =
 
 
R. DOMINAN BUNGA BANGKAI
R. DOMINAN KOPI HUTAN
R. DOMINAN NANAS HUTAN
=
=
=
R. DOMINAN PALM KIPAS =
R. DOMINAN DADAP =
R. DOMINAN MERANTI =
R. DOMINAN GRAPNOLIUM =
R. DOMINAN HELICIA =
R. DOMINAN POACEAE =
R. DOMINAN HERTITIERA =
R. DOMINAN GRECNALIA =
R. DOMINAN GRAPNOLIUM =
R. DENSITAS PACIS TACIS=
R. DENSITAS PACLILI=
R. DENSITAS ANAK GONOCARIUM=
R. DENSITAS PUTRI MALU = X100% =2.06%
R. DENSITAS BUNGA BANGKAI =
R. DENSITAS KOPI HUTAN = X100% = 9.27%
R. DENSITAS NANAS HUTAN = X100% = 1.03%
R. DENSITAS PALM KIPAS =  
Relatif Densitas =
R. DENSITAS DADAP =
R. DENSITAS MERANTI
R. DENSITAS GRAPNOLIUM =
 
R. DENSITAS HELICIA =
R. DENSITAS POACEAE = X100% = 8.76%
R. DENSITAS HERTITIERA = X100% = 3.09%
R. DENSITAS GRECNALIA =
R. DENSITAS GRAPTOFILUM =
R. DENSITAS SPATIFUM
R. DENSITAS AMORPOPHALUS =
 
R. DENSITAS PASILOTA =
R. DENSITAS ARBISIA =
R. KELIMPAHAN PACIS TACIS =
R. KELIMPAHAN PACLILI =
R. KELIMPAHAN ANAK GONOCARIUM =
R. KELIMPAHAN PUTRI MALU = X100% =200%
R. KELIMPAHAN BUNGA BANGKAI =
R. KELIMPAHAN KOPI HUTAN = X100% = 200%
R. KELIMPAHAN NANAS HUTAN = X100% = 100%
R. KELIMPAHAN PALM KIPAS =
R. KELIMPAHAN DADAP =
R. KELIMPAHAN MERANTI
R. KELIMPAHAN GRAPNOLIUM = RELATIF KELIMPAHAN =
 
R. KELIMPAHAN HELICIA =
R. KELIMPAHAN POACEAE =
R. KELIMPAHAN HERTITIERA = X100% = 300%
R. KELIMPAHAN GRECNALIA = X100% = 250%
R. KELIMPAHAN GRAPTOFILUM =
R. KELIMPAHAN SPATIFUM =
R. KELIMPAHAN AMORPOPHALUS
R. KELIMPAHAN PASILOTA =
R. KELIMPAHAN ARBISIA =
 PEMBAHASAN PENGAMATAN
BERDASARKAN KELAS FREKUENSI RAUNKALER, VEGETASI TUMBUHAN DI KEBUN RAYA BOGOR
ADALAH HETEROGEN KARENA NILAI FREKUENSI A DAN D TINGGI, SEDANGKAN FREKUENSI E
RENDAH.
RELATIF DOMINAN TERTINGGI PADA PETAK KAMI ADALAH TANAMAN PACIS TACIS. KARENA
TANAMAN INI MENDOMINASI KE-25 PETAK E3 DAN E5 KELOMPOK 5 DENGAN SEBARANNYA YANG
LUAS DAN MAMPU BERSAING DENGAN TUMBUHAN LAIN.

RELATIF DENSITAS DAN RELATIF KELIMPAHAN TERTINGGI PADA PETAK KAMI ADALAH PACIS TACIS .
KARENA JUMLAH TANAMAN INI BANYAK DAN TERSEBAR LUAS DI KE-25 PETAK E3 DAN E5 KELOMPOK
5. INI MENANDAKAN BAHWA PACIS TACIS COCOK DENGAN KEADAAN TOPOGRAFI DI LINGKUNGAN
KEBUN RAYA BOGOR.

TINGGINYA FREKUENSI DARI SPESIES PACIS TACIS YANG MENEMPATI EKOSISTEM DI KEBUN RAYA
BOGOR INI DISEBABKAN OLEH BANYAK FAKTOR, SALAH SATUNYA ADALAH FAKTOR LINGKUNGAN
YANG MENDUKUNG SEPERTI PH, SUHU, ANGIN DAN KELEMBABAN YANG COCOK GUNA UNTUK
MENDUKUNG PERTUMBUHAN POPULASI. SELAIN ITU, PACIS TACIS JUGA MEMILIKI KEMAMPUAN
BERSAING YANG CUKUP KUAT TERHADAP TANAMAN LAIN UNTUK TETAP BERTAHAN HIDUP DI
LINGKUNGANNYA.
 BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
BERDASARKAN DATA HASIL PRAKTIKUM YANG TELAH DILAKUKAN, DAPAT DISIMPULKAN BAHWA VEGETASI ADALAH KUMPULAN DARI TUMBUH-
TUMBUHAN YANG HIDUP BERSAMA-SAMA PADA SUATU TEMPAT, BIASANYA TERDIRI DARI BEBERAPA JENIS BERBEDA. DALAM MEKANISME
KEHIDUPAN BERSAMA TERSEBUT TERDAPAT INTERAKSI YANG ERAT, YAITU ANTARA SESAMA INDIVIDU PENYUSUN VEGETASI DAN ANTARA
ORGANISME LAINNYA.
 
BERDASARKAN ANALISIS DATA YANG ADA, DAPAT DISIMPULKAN BAHWA SUSUNAN VEGETASI DI KEBUN RAYA BOGOR DENGAN CARA
PEMATOKAN SETIAP 2 METER MEMPERMUDAH PENENTUAN DAN PENGELOMPOKAN FREKUENSI KELAS BERBAGAI JENIS VEGETASI. FREKUENSI
VEGETASI TUMBUHAN YANG DITEMUKAN DI DALAM KEBUN RAYA BOGOR ADALAH BERSIFAT HETEROGEN, KARENA KELAS A TINGGI,
SEDANGKAN KELAS E RENDAH SEHINGGA TERDAPAT BERBAGAI JENIS TUMBUHAN YANG HIDUP DALAM KOMUNITAS ALAM DI KEBUN RAYA
BOGOR.
 
SARAN
SEBAGAI MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II DAN SEBAGAI CALON TENAGA SANITARIAN, SEBAIKNYA KITA HARUS TURUT
BERPARTISIPASI AKTIF DALAM MENJAGA EKOSISTEM DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DENGAN BERBAGAI CARA AGAR TETAP TERJAGA
KELESTARIANNYA. DENGAN BEGITU, KITA DAPAT MENGURANGI TERJADINYA KERUSAKAN ALAM DAN JUGA KEPUNAHAN.
 
SEBAIKNYA, PEMBIMBING YANG MEMANDU DARI KEBUN RAYA BOGOR DAPAT HADIR LEBIH BANYAK LAGI KETIKA HARI PRAKTIKUM, SEHINGGA
DAPAT MEMUDAHKAN KITA SELAMA PRAKTIKUM SERTA WAKTU YANG DIHABISKAN DAPAT LEBIH EFISIEN.
 
SEBAIKNYA, MAHASIWA DAN MAHASISWI DAPAT HADIR KE LOKASI KEBUN RAYA BOGOR LEBIH TEPAT WAKTU SEHINGGA PELAKSANAAN
PRAKTIKUM DAPAT LEBIH CEPAT DAN DAPAT SELESAI LEBIH AWAL.

 
THANK YOU