Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL BOOK REPORT

Pengujian Dua Sampel Berpasangan

Dosen Pengampu :

Arnah Ritonga, S.Si., M.Si

Disusun Oleh :

Nama : Michelle Natasya Margaretha Simbolon

NIM : 4193230009

Kelas : PSM B 2019

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat-Nya dapat
menyelesaikan CBR ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Penulis juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah memberikan sumbangan
baik materi maupun pemikiran.

Penulis sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga CBR ini dapat diambil manfaatnya sehingga
dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari pembaca ditunggu
untuk perbaikan laporan ini nantinya.

Medan, November 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metode statistika untuk data empirik yang menggunakan skala pengukuran interval dan
rasio umumnya menggunakan statistik parametrik. Misalnya dalam penentuan selang
kepercayaan sebuah parameter atau melakukan pengujian hipotesis. Statistik yang dibangun baik
selang kepercayaan maupun pengujian hipotesis umumnya didasarkan pada asumsi bahwa
distribusi dari variabel acak yang sedang dikaji mengikuti distribusi tertentu misalnya normal,
eksponensial dan lognormal. Dalam hal asumsi distribusi tidakterpenuhi, salah satu
pemecahannya adalah dengan menggunakan analisis statistik nonparametrik (Gibon dan
Chakraborti, 2003).

Analisis statistik nonparametrik disebut juga analisis bebas distribusi (free distribution)
artinya statistik yang dibangun tidak bergantung dari distribusi populasi (variabel acak) dimana
data atau sampel empirik diperoleh. Statistik nonparametrik juga dilakukan untuk analisis data
empirik yang menggunakan skala pengukuran lebih rendah dari interval yaitu nominal dan
ordinal (Daniel, 1989). Untuk data yang berskala interval pengujian parameter lokasi dapat
menggunakan uji tanda dan uji rank bertanda Wilcoxon, baik untuk satu sampel maupun dua
sampel berpasangan. Sedangkan untuk dua sampel bebas dapat menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov, uji median dan uji Mann Whitney.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran umum dari isi kedua buku, khususnya mengenai uji dua sampel
yang berpasangan?
2. Apakah kelebihan dan kelemahan dari kedua buku sembagai sumber belajar?
1.3 Tujuan Penulis

Untuk mengetahui gambaran umum isi buku khususnya uji dua sampel yang berpasangan
dan juga mengetahui kelebihan dan kelemahan daripada kedua buku.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Identitas Buku

1) BUKU UTAMA

Judul buku : Statistika Nonparametrik Terapan (terjemahan)

Penerbit : PT Gramedia

Nama penulis : Wayne Daniel

Tahun terbit : 1989

Tempat terbit : Jakarta

Jumlah halaman: 231 halaman

ISBN :-

2) BUKU PEMBANDING

Judul buku : Introduction to nonparametric statistical methods

Penerbit : Akrong Publication Limited

Nama penulis : Hesse, C. A., Ofosu, J. B., & Nortey, E. N.

Tahun terbit : 2017

Jumlah halaman: 46 halaman

ISBN : 978–9988–2–6059–0

2.2 Uraian Materi

1. Buku Pertama

Uji Tanda Wilcoxon


Fungsi Pengujian :
Untuk menguji perbedaan median dua populasi berdasarkan median dua sampel
berpasangan. Uji ini selain mempertimbangkan arah perbedaan, juga mempertimbangkan besar
relatif perbedaannya. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa Uji Tanda Wilcoxon memiliki
kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan Uji Tanda yang dibahas sebelumnya.
Persyaratan Data :
Data paling tidak berskala ordinal.
Prosedur Pengujian :
1. Urutkan nilai jenjang/skor setiap pasangan dari anggota kelompok sampel pertama dan
kedua.
2. Hitung nilai beda d i untuk setiap pasangan anggota kelompok sampel pertama dan kedua.

3. Buat ranking untuk setiap d i tanpa memperhatikan tandanya (positif atau negatif). Rangking

ke-1 diberikan terhadap harga mutlak di terkecil. Jika ada ranking kembar buat rata-rata
rankingnya.
4. Pada ranking di, cantumkan tanda + dan -, sesuai dengan tanda + dan - pada nilai beda d i

5. Pisahkan ranking d i yang memiliki tanda + atau - paling sedikit.

6. Tentukan nilai T, dengan cara menjumlahkan nilai rangking di yang memiliki tanda + atau -
paling sedikit tanpa memperhatikan tandanya (nilai harga mutlak rangking d i ).

7. Tentukan pula nilai N, dengan cara menghitung frekuensi di yang memiliki tanda + dan -,
sedangkan frekuensi di yang memiliki tanda 0 jangan dimasukan ke dalam hitungan.
8. Jika N  25 , lihat Tabel G (Siegel, 1997) yang menyajikan kemungkinan satu sisi/one tailed
dan dua sisi/two tailed untuk harga T dari pengamatan di bawah Ho. Jika harga T dari
pengamatan  Ttabel , maka tolak Ho untuk tingkat signifikansi tertentu.

9. Jika N  25 , gunakan rumus (4.3). Sedangkan tabel yang digunakan adalah Tabel A(Siegel,
1997) yang menyajikan kemungkinan satu sisi/one tailed untuk kemunculan harga z
pengamatan di bawah H 0 . Uji satu sisi digunakan apabila telah memiliki perkiraan skor

kelompok sampel tertentu akan lebih besar atau lebih kecil dari skor kelompok sampel yang
lainnya. Jika belum memiliki perkiraan, harga p dalam Tabel A dikalikan dua (harga
p  p _ tabel  2 . Jika pdiasosiasikan dengan harga z yang diamati ternyata   maka tolak

H0 .
rumus:
untuk N  25
N ( N  1)
T
z 4
N ( N  1)(2 N  1)
24
Uji Walsh
Fungsi Pengujian :
Untuk menguji perbedaan rata-rata nilai numerik dua populasi berdasarkan rata-rata dua sampel
berpasangan.
Persyaratan Data :
Data yang digunakan paling tidak memiliki skala interval, dengan ukuran sampel n  15
Prosedur Pengujian :
1. Tentukan n , atau banyaknya pasangan dari anggota kelompok sampel pertama dan kedua.
2. Urutkan nilai setiap pasangan dari anggota kelompok sampel pertama n1 dan kedua n2

3. Hitung nilai beda d i untuk setiap pasangan anggota kelompok sampel pertama dan kedua.

4. Buat ranking untuk setiap d i . Dalam membuat ranking d i tanda + dan - turut
dipertimbangkan, jadi bukan harga mutlaknya. Selain itu, dalam melakukan perankingan
tidak perlu mencari rata-rata rank kembar.
5. Gunakan Tabel H untuk memutuskan apakah H 0 diterima atau ditolak berdasarkan harga-

harga d i .

Uji Randomisasi Data Berpasangan


Fungsi Pengujian :
Untuk menguji perbedaan rata-rata nilai numerik dua populasi berdasarkan rata-rata nilai dua
sampel berpasangan, dengan cara melihat kemungkinan yang pasti akan munculnya data yang
ada dalam penelitian berdasarkan H 0 .

Persyaratan Data :
Data yang digunakan paling tidak berskala interval.
Prosedur Pengujian :
1. Hitung nilai beda d i untuk setiap pasangan anggota kelompok sampel pertama dan kedua.
2. Tentukan jumlah peluang semua kombinasi d i yang memiliki kemungkinan akan muncul di

bawah H 0 , yaitu sebesar 2 n (n = jumlah pasangan yang menjadi anggota kelompok sampel

pertama dan kedua)


3. Tentukan jumlah peluang sebagian kombinasi d i yang memiliki kemungkinan akan muncul

di daerah penolakan, yaitu sebesar (  2 n


4. Buat ilustrasi berbagai kombinasi d i yang berpeluang muncul di daerah penolakan dengan

cara memilih kombinasi peluang dengan S ( d i )paling besar (positif) dan S d i paling kecil

(negatif).
5. Untuk pengujian satu sisi, peluang kombinasi d i yang ada di daerah penolakan hanya

menempati satu sisi, yaitu di wilayah sekitar S ( d i ) paling besar (positif) atau wilayah sekitar

S ( d i )paling kecil (negatif negatif).

6. Sedangkan untuk pengujian dua sisi, peluang kombinasi d i yang ada di daerah penolakan

berada di dua sisi, yaitu di wilayah sekitar S ( d i )paling besar (positif) dan di wilayah sekitar

S ( d i ) paling kecil (negatif).

7. Tentukan, apakah kombinasi/distribusi data dari hasil penelitian berada di daerah penolakan
atau tidak. Jika berada di daerah penolakan, maka tolak H 0 dan terima H 1 .

Tinjauan Pengujian Dua Sampel Berpasangan


Uji statistik nonparametrik yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis yang berasal
dari dua sampel berpasangan antara lain: Uji Chi Kuadrat ( X 2 ) Mc. Nemar, Uji Tanda, Uji
Tanda Wilcoxon, Uji Walsh, dan Uji Randomisasi Data Berpasangan. Diantara beberapa teknik
pengujian di atas, hanya Uji Chi Kuadrat ( X 2 ) Mc. Nemar yang dapat digunakan untuk data
berskala nominal yang hanya memiliki dua kategori. Uji ini sering digunakan untuk melakukan
pengujian, apakah ada perubahan atau perbedaan proporsi antara dua populasi berdasarkan dua
sampel berpasangan sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
Untuk tujuan yang hampir sama dengan pengujian Chi Kuadrat ( X 2 ) Mc. Nemar, dapat
digunakan pula Uji Tanda, dengan syarat datanya paling tidak berskala ordinal. Namun
demikian, Uji Tanda hanya bisa digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan median antara
dua buah populasi berdasarkan median dua sampel yang berpasangan. Oleh karena itu, pengujian
ini masih dianggap lemah. Seandainya kita berkeinginan menguji perbedaan melalui nilai tengah
relatifnya, bisa dipakai Uji Tanda Wilcoxon. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa Uji Tanda
Wilcoxon memiliki kualitas yang lebih baik kalau dibandingkan dengan Uji Tanda yang
diuraikan sebelumnya. Berbeda dengan tiga uji sebelumnya yang dapat dipakai untuk data
berskala nimonal dan ordinal, Uji Walsh hanya bisa diterapkan seandainya data memiliki skala
interval dengan jumlah n  15 .
Uji ini berguna untuk menguji perbedaan rata-rata nilai numerik dua populasi
berdasarkan rata-rata nilai numerik dua sampel berpasangan. Perbedaannya, pengujian ini
didasarkan pada asumsi bahwa data yang berasal dari sampel diambil dari suatu populasi yang
simetris (mean = median = 0). Pengujian dua sampel berpasangan yang dibahas terakhir pada
bab ini adalah Uji Randomisasi Data Berpasangan, yang mensyaratkan data sekurang-kurangnya
berskala interval. Uji ini dipakai untuk menguji perbedaan rata-rata nilai numerik dua populasi,
dengan cara melihat kemungkinan yang pasti akan munculnya data yang ada dalam penelitian
kita berdasarkan H 0 . Walaupun efektivitas uji ini bisa menyamai uji parametrik, tetapi secara

teknis hanya cocok untuk sampel berukuran kecil.

PENGUJIAN DUA SAMPEL BERPASANGAN


Bab ini menyajikan beberapa macam uji statistik nonparametrik yang dapat digunakan
untuk menguji hipotesis yang berasal dari dua sampel yang berpasangan (related samples, paired
samples, matched samples). Disebut sebagai sampel berpasangan, bila kelompok sampel pertama
memiliki pasangan dari kelompok sampel kedua. Kelompok sampel pertama dan kedua, bisa
berasal dari individu-individu yang berbeda maupun individu-individu yang sama.
Ketika melakukan penelitian, memasangkan dua kelompok sampel dari individu-individu
yang sama akan lebih baik jika dibandingkan dengan memasangkan individu-individu yang
berbeda, sebab homogenitas anggota sampel relatif lebih terjamin. Seandainya individu-individu
yang ada dalam dua kelompok sampel berbeda maka homogenitasnya relatif kurang terjamin,
sehingga akan menurunkan validitas internal dari penelitian yang dilaksanakan.
2. Buku Kedua

Kasus Dua-Sampel Yang Berhubungan


Tes statistik dua-sampel dipergunakan bila peneliti ingin menentukan apakah dua
perlakuan tidak sama, atau apakah suatu perlakuan "lebih baik" daripada perlakuan yang lain.
Perlakuan mungkin berupa salah satu dari bermacam ragam kondisi dalam pelbagai hal yang
berlainan: injeksi obat, pemberian latihan, akulturası, pengubahan dengan pembedahan,
propaganda, pemisahan darı keluarga, kondısi perumah- yang diubah, integrasi antar kelompok,
perubahan cuaca, pengenalan elemen baru dalam ekonomi, dan sebagainya.
Dalam tiap-tiap kasus, kelompok yang telah mengalami perlakuan dibandingkan dengan
kelompok yang belum mengalamınya, atau dengan kelompok yang mengalami perlakuan lain.
Dalam membandıngkan dua kelompok semacam itu, kadang- Kadang terlihat perbedaan
signitikan yang bukan merupakan akibat atau hasil perlakuan tadi. Seorang peneliti, misalnya
mencoba membandingkan dua metode mengajar dengan mengobservasi suatu Kelompok murid
yang diajar dengan satu metode, dan kelompok lain yang diajar dengan metode yang lain pula.
Jika satu di antara dua kelpmpok murid itu anggota-anggotanya lebih mampu atau motivasinya
lebih besar untuk belajar, maka hasil yang ditampilkan oleh kedua kelompok setelah mengalami
pengajaran yang berbeda itu mungkin tidak akurat mencerminkan keetektitan relatit kedua
metode mengajar karena, variabel-variabel lain yang menyebabkan" terjadinya Perbedaan-
perbedaan dalam penampilan kedua kelompok tersebut.
cara untuk mengatasi kesulitan adanya perbedaan-perbedaan disebabkan oleh "faktor
luar" semacam itu adalah dengan digunakan dua sampel yang berhubungan (atau berpasangan)
penelitian. Kita dapat "memasangkan atau mengnuoungsanKedua sampel yang kita pelajari.
Pemasangan ini dapat dicapai dengan menggunakan tiap subyek sebagai pengontrol dirinya
sendirl, atau memasangkan subyek dan kemudian menghadapkan masing-masing anggota
pasangan itu kepada dua perlakuan yang Jika suatu subyek bertindak sebagail “pengontrol diri
ssendiri” dihadapkan pada kedua perlakuan itu pada saat yang berbeda. Jika kita munggunakan
metode pasangan, Kita upayakan untuk memilih dua subyek pasangan yang semirip mungkin
sehubungan den variabel-variabel luar yang mungkin mempengaruhi. hasil penelitia nya. Dalam
contoh yang disebut ai atas, metoae pasangan menuntu dipilihnya sejumlah pasangan murid,
yang setlap pasangnya harus terdiri dari 2 orang murid yang sama baiK Kemanmpuan maupun
motivasinya. Seorang anggota dari setiaP pasangan, yang dıpilih secara random, dimasukkan ke
dalam kelas yang diajar dengan salah sebuah darı kedua metode, dan pasangannya ditempatkan
di kelas lain yang diajar dengan metode lain.
Teknik parametrik yang lazim untuk menganalisis data dua sampel yang berhubungan
adalah menggunakan tes t untuk selisih skor-skor itu. Selisih skor dapat diperoleh dari dua skor
masing-masing dua skor masing-masing dari anggota-anggota yang berpasangan itu, atau dari
dua skor milik setiap subyek di bawah dua kondisi yang berlainan. Tes t mengangap subyek
dibahwa selisih skor-skor ini berdistribusi normal dan indepen berlainan. Tes t menganggap
dalam populasi yang merupakan asal-usul sampel, dan tes ini menuntut digunakannya
pengukuran yang setidak-tidaknya dengan skala interval.
Dalam banyak hal, tes t ini tidak dapat diterapkan. Boleh peneliti mendapatkan bahwa (a)
anggapan dan tuntutan Tes t realistis bagi data yang ada padanya, (b) dia mungkinin cenderung
menghindarkan diri dari membuat anggapan atau menguji terpenuhi Tuntutan itu dan dengan
demıkian memberikan generalitas yang Lebih besar bagi kesımpulan-kesimpulannya, (c) selisih
antara pasangan-pasangan yang dibuatnya tidak direpresentasikan dalam skorneiainkan dalam "
tanda" (artinya, dia dapat mengatakan anggotamelainkan dalam manakah dari masing-masing
pasangan lebih besar" daripada yang lainnya, tetapi tidak dapat menyatakan seberapakah "lebih
besarnyaitu, atau, (d) skor-skornya hanya klasifikatori; kedua anggota pasangan yang dijodohkan
itu mungkin memberi jawaban yang sama, ataupun dalam hubungan kuantitatif.
Tes McNemar untuk Signitikansi Perubahan
Fungsi Tes McNemar untuk signifikansi perubahan dapat diterapkan teristimewa
terhadap rancangan-rancangan sebelum dan sesudah"di mana tiap orang digunakan sebagai
pengontrol dirinya sendiri, dan di mana kekuatan pengukurannya adalah skala nominal atau
ordinal. Dengan demikian, tes ini dapat dipakai untuk menguji keefektifanou perlakuan tertentu
(pertemuan, editorial koran, pamtlet lewat pos, kunjungan pribadi, dan seterusnya) terhadap
kecenderungan Pilihan para pemilih atas berbagai calon, misalnya. Atau, tes in dapat la
digunakan untuk menguji, misalnya, etek perpindahan dari daerah pertanian ke kota besar
terhadap atiliasi politik seseorang.perhatikanlah, bahwa hal-hal itu adalah studi di mana orang
dapat bertindak selaku pengontrol diri sendiri dan di mana pengukuran nominal akan digunakan
untuk menaksir perubahan "sebelum dan Sesudah".
2.3 Perbandingan Buku

1. Konsep/definisi yang dibahas pada kedua buku ini dari segi bahasa memang berbeda,
tetapi makna atau maksud dari kedua buku tersebut tetap sama.
2. Materi pada buku 1 lebih terstruktur dan memberikan penjelasan yang baik di setiap
pembahasan, sedangkan pada buku 2 juga terstruktur materinya namun memberikan
penjelasan yang singkat.
3. Untuk prinsip/teorema/ dalil/sifat yang dibahas dalam kedua buku tersebut sama, akan
tetapi untuk cara pembuktian prinsip/teorema/ dalil/sifat berbeda.
4. Untuk kedalaman penjelasan prinsip/teorema/ dalil/sifat yang dibahas dalam kedua buku
berbeda, buku Pembanding dinilai jauh lebih dalam jika di banding dengan buku Utama
5. Dalam hal ini, untuk kelengkapan dan variasi soal latihan pada buku utama lebih banyak
dikarenakan soalnya mengacu pada pemahaman konsep dan juga aplikasi/program.
Sedangkan untuk buku pembanding variasi soal latihan dinilai masih kurang bervariasi
dan cukup sedikit.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kelebihan dari buku 1 yaitu tampilannya lebih menarik, tidak membuat pembaca merasa
bosan, bahasa yang digunakan dapat dimengerti, dilengkapi dengan figure, contoh soal yang
diberikan lebih banyak.

Kelebihan dari buku 2 yaitu materi yang dipaparkan tidak terlalu banyak dan yang
pentingnya saja, penjelasan setiap materi tergolong bagus, bahasa yang digunakan dapat
dimengerti, memacu pembaca untuk berpikir dengan menganalisis permasalahan, formula
dipaparkan di satu tempat.

Kekurangan pada buku 1 yaitu terlalu banyak materi yang dipaparkan, sehingga membuat
pembaca harus membaca banyak materi, tidak dapat mengambil garis besardari setiap
pembahasan, kurang dimengerti dari sub bab estimasi karena langsung ke permasalahan, tidak
ada rangkuman untuk seluruh estimasi yang dipaparkan, tidak ada rangkuman untuk seluruh
estimasi yang dipaparkan.

Kekurangan dari buku 2 yaitu materi yang dipaparkan terlalu sedikit, kurang menarik dari
tampilannya, bahasa yang digunakan terlalu formal, kurangnya contoh yang dipaparkan.

Tujuan dari Critical Book ini dapat sedikit memudahkan pembaca dalam memilih
referensi buku, khususnya kedua buku tentang Statistik Non Parametrik yang telah dipaparkan.
Materi yang disediakan oleh kedua buku cukup bagus tapi secara garis besar susunan materi
yang dipaparkan tidak sama. Materi yang dipaparkan dalam buku pertama lebih banyak dan cara
penyampaian materinya dengan hal yang mendasar sehingga pembaca tidak langsung
disuguhkan materi yang berat. Tetapi buku yang kedua tidak kalah bagus karena semua rumus
ataupun formula yang akan dipakai dipaparkan dalam satu tempat, sehingga pembaca tidak sulit
untuk mencari formula yang akan digunakan. Pada dasarnya kalau kita ingin mencari informasi
tidak berpatok dengan satu referensi saja, karena tidak semua materi ada di satu referensi
tersebut.

3.2 Saran

Sebaiknya pada buku pertama lebih memaparkan data yang ingin dimuatkan dengan lebih
sederhana sehingga lebih mudah untuk dipahami. Dan Untuk buku yang kedua sebaiknya
membuat kesan atau pun tampilan yang lebih menarik. Sehingga pembaca tertarik untuk
membaca buku itu.

Anda mungkin juga menyukai