perlakuan yang dicobakan. Jika hipotesis nol diterima, yang berarti semua perlakuan yang
dicobakan memberikan pengaruh yang sama, dengan kata lain nilai tengah perlakuan
tersebut semuanya sama, maka ini memberikan konsekuensi pada kita untuk tidak perlu
lagi melakukan pengujian lanjutan. Dengan kata lain jika hipotesis nol diterima, maka
tidak ada lagi pertanyaan berikut yang perlu dijawab. Namun demikian jika hipotesis di
tolak, yang berarti paling sedikit ada dua nilai tengah perlakuan yang berbeda, maka
perbedaan tersebut perlu dijawab. Hal ini berarti perlu dilakukan pengujian lanjutan untuk
berganda merupakan topik yang akan dibahas selanjutnya guna keperluan pelacakan nilai
tengah perlakuan mana saja yang berbeda apabila hipotesis nol ditolak.
perlakuan antara lain : beda nyata terkecil (BNT), Uji Tukey, Uji Duncan, Uji Kontras
dan lain-lain.
Salah satu prosedur uji yang paling sderhana untuk menjawabpertanyaan tentang
nilai tengah perlakuan mana yang berbeda apabila hipotesis nol ditolak adalah uji beda
Uji ini secara singkat telah didiskusikan oleh Fisher (1935), sehingga dikenal
pula sebagai beda nyata terkecil Fisher (Fisher‘s LSD) atau uji t berganda (multiple t test).
Perlu dicatat bahwa uji ini akan sangat baik digunakan apabila pengujian nilai tengah
perlakuan yang akan diperbandingkan telah direncanakan. Sehingga sering juga dikenal
71
sebagai pembanding terencana. Metode ini menjadikan nilai BNT atau nilai LSD sebagai
acuan dalam menentukan apakah rata-rata dua perlakuan berbeda secara statistik atau
tidak.
Tingkat ketepatan dari uji BNT akan berkurang apabila digunakan untuk menguji
kemungkinan pasangan nilai tengah perlakuan, yaitu melakukan pembanding yang tidak
terencana (unplanned comparisons). Beberapa aturan dasar yang perlu diperhatikan agar
2. Tidak menggunakan uji BNT untuk pembandingan semua kombinasi pasangan nilai
perlakuan.
Uji ANOVA hanya memberikan indikasi tentang ada tidaknya beda antar rata-rata
dari keseluruhan perlakuan, namun belum memberikan informasi tentang ada tidaknya
perbedaan antara individu perlakuan yang satu dengan individu perlakuan lainnya.
D, dan E. Maka bila uji ANOVA menginformasikan adanya perbedaan yang signifikan,
maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan yang signifikan
antar rata-rata perlakuan, namun belum tentu rata-rata perlakuan A berbeda dengan rata-
Untuk menghitung nilai BNT atau LSD, dibutuhkan beberapa data yang berasal
dari perhitungan sidik ragam (ANOVA) yang telah dilakukan sebelumnya. Selain itu juga
72
Contoh :
Seorang peneliti yang ingin mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari
di sebuah wilayah. Untuk itu dilakukan percobaan dengan design RAL (Rancangan Acak
Produktivitas (ton/ha)
Perlakuan Rata-rata
I II III
Varietas A 6.80 6.30 8.40 7.17
Varietas B 6.70 9.40 8.60 8.23
Varietas C 10.40 10.70 9.90 10.33
Varietas D 10.20 10.50 10.20 10.30
Varietas E 9.50 12.80 12.50 11.60
Varietas F 11.60 11.40 11.50 11.50
Varietas G 12.20 10.90 9.70 10.93
Setelah dilakukan uji ANOVA (sidik ragam) pada taraf kepercayaan 5% , hasilnya
tanaman padi.
Karena uji ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang nyata secara statistik,
maka dilakukan uji lanjut BNT untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar tiap
individu perlakuan.
73
Nilai BNT (LSD) inilah yang menjadi pembeda antar rata-rata dua populasi
sampel, bila rata-rata dua populasi sampel lebih kecil atau sama dengan nilai LSD,
maka dinyatakan tidak berbeda signifikan. Atau dapat ditulis dengan persamaan berikut :
Dari asumsi yang terdapat dalam rumus tersebut, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
Kesimpulan yang terlihat pada tabel tersebut, tampilannya terkesan agak rumit,
terutama bila harus menguji perlakuan yang sangat banyak. Bisa dibayangkan, misalnya
ada 15 perlakuan, maka paling tidak terdapat 105 kombinasi perlakuan yang akan diuji.
74
Untuk itu, dibuat sebuah sistem notasi, gunanya untuk menyederhanakan tampilah hasil uji
BNT (LSD), yang caranyanya sudah diuraikan pada video diatas. Pada contoh kasus ini,
Cara interpretasinya adalah dengan metihat notasi huruf yang berada didepan nilai
rata-rata tiap perlakuan. Nilai rata-rata perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama
a. Nilai rata-rata Varietas A berbeda tidak signifikan dengan Varietas B, karena sama-
c. dst…
2. taraf nyata,
Perlu diketahui bahwa uji BNT ini dilakukan hanya apabila hasil analisis ragam
minimal berpengaruh nyata. Tapi bagaimana kalau hasil analisis ragam berpengaruh tidak
nyata, apakah bisa dilanjutkan dengan uji BNT ? Jawabnya bisa. Tapi yang menjadi
pertanyaan selanjutnya adalah apakah perlu menguji perbedaan pengaruh perlakuan jika
75
ternyata perlakuan yang dicobakan sudah tidak memberikan pengaruh yang nyata ?
berarti pengaruh perlakuannya sama. Jadi sebenarnya pengujian rata-rata perlakuan pada
apa-apa.
Contoh : data hasil pengamatan pengaruh pemupukan P terhadap bobot polong isi
(gram) kedelai varitas Slamet. Percobaan dilakukan dengan rancangan acak kelompok
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan P terhadap bobot polong isi kedelai.
1) Hasil analisis ragam (anova) dari data di atas adalah berikut ini :
2) Selanjutnya menghitung nilai kritis atau nilai baku dari BNT dengan rumus berikut :
Untuk mencari nilai t(α, v) dapat dilihat pada tabel Sebaran t-student pada taraf nyata α
dengan derajad bebas v. Untuk menentukan nilai t(α, v), harus berdasarkan nilai taraf
nyata α yang dipilih (misalnya anda menentukan α = 5%), dan nilai derajad bebas (db)
galat (dalam contoh ini db galat = 12, lihat angka 12 pada tabel analisis ragam).
3) Setelah semua nilai sudah anda tentukan, maka langkah selanjutnya adalah menuju
76
Pada tabel Sebaran t-student di atas, panah yang vertikal berasal dari angka 0,050 yang
menunjukkan nilai derajad bebas (db) galat = 12. Dari pertemuan kedua panah tersebut
4) Langkah selanjutnya anda menghitung nilai kritis BNT dengan menggunakan rumus di
atas berikut ini : perhatikan KT galat = 14,97 dan r (kelompok) = 3 (lihat pada tabel
analisis ragam)
hal ini dapat digunakan kodifikasi dengan huruf. Caranya adalah sebagai berikut :
a. Susun nilai rata-rata perlakuan dari yang terkecil hingga yang terbesar seperti
berikut :
Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00
BNT 5% 6,88
77
b. Menentukan huruf pada nilai rata-rata tersebut. Pertama-tama anda jumlahkan nilai
kritis BNT5% = 6,88 dengan nilai rata-rata perlakuan terkecil pertama, yaitu 17,33
+ 6,88 = 24,21 dan beri huruf “a” dari nilai rata-rata perlakuan terkecil pertama
(17,33) hingga nilai rata-rata perlakuan berikutnya yang kurang dari atau sama
dengan nilai 24,21. Dalam contoh ini huruf “a” diberi dari nilai rata-rata perlakuan
Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 a
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 a
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 b
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00
BNT 5% 6,88
c. Jumlahkan lagi nilai kritis BNT5% = 6,88 dengan nilai rata-rata perlakuan terkecil
kedua, yaitu 21,00 + 6,88 = 27,88 dan beri huruf “b” dari nilai rata-rata perlakuan
terkecil kedua (21,00) hingga nilai rata-rata perlakuan berikutnya yang kurang dari
atau sama dengan nilai 27,88. Dalam contoh ini huruf “b” diberi dari nilai rata-rata
perlakuan 21,00 hingga 26,00. Lebih jelasnya lihat pada tabel berikut :
Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 ab
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 b
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00
BNT 5% 6,88
d. Jumlahkan lagi nilai kritis BNT5% = 6,88 dengan nilai rata-rata perlakuan terkecil
ketiga, yaitu 22,67 + 6,88 = 29,55 dan beri huruf “c” dari nilai rata-rata perlakuan
terkecil ketiga (22,67) hingga nilai rata-rata perlakuan berikutnya yang kurang dari
78
atau sama dengan nilai 29,55. Dalam contoh ini huruf “c” diberi dari nilai rata-rata
perlakuan 22,67 hingga 26,00. Lebih jelasnya lihat pada tabel berikut :
Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 abc
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 bc
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00
BNT 5% 6,88
Sampai disini anda perhatikan huruf "c" pada tabel di atas. Huruf "c" tersebut harus
anda abaikan (batalkan) karena sebenarnya huruf c sudah terwakili oleh huruf b
(karena pemberian huruf "c" tidak melewati huruf "b"). Berbeda dengan pemberian
huruf "b" sebelumnya. Pemberian huruf "b" melewati huruf "a" sehingga huruf "b"
tidak diabaikan/dibatalkan.
e. Langkah selanjutnya jumlahkan lagi nilai kritis BNT5% = 6,88 dengan nilai rata-
rata perlakuan terkecil keempat, yaitu 26,00 + 6,88 = 32,88 dan beri huruf “c”
(karena pemberian huruf "c" sebelumnya dibatalkan, maka pemberian dengan huruf
"c" kembali digunakan) dari nilai rata-rata perlakuan terkecil keempat (26,00)
hingga nilai rata-rata perlakuan berikutnya yang kurang dari atau sama dengan nilai
32,88. Dalam contoh ini huruf “c” diberi dari nilai rata-rata perlakuan 26,00 hingga
Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 ab
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 bc
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67 c
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00
BNT 5% 6,88
79
Perhatikan huruf “c” di atas. Karena pemberian huruf “c” melewati huruf
f. Langkah selanjutnya jumlahkan lagi nilai kritis BNT5% = 6,88 dengan nilai rata-
rata perlakuan terkecil kelima, yaitu 30,67 + 6,88 = 37,55 dan beri huruf “d” dari
nilai rata-rata perlakuan terkecil kelima (30,67) hingga nilai rata-rata perlakuan
berikutnya yang kurang dari atau sama dengan nilai 37,55. Dalam contoh ini huruf
“d” diberi dari nilai rata-rata perlakuan 30,67 hingga 36,00. Lebih jelasnya lihat
Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 ab
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 bc
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67 cd
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00 d
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00
BNT 5% 6,88
Perhatikan huruf “d” di atas. Karena pemberian huruf “d” juga melewati
g. Langkah selanjutnya jumlahkan lagi nilai kritis BNT5% = 6,88 dengan nilai rata-
rata perlakuan terkecil keenam, yaitu 36,00 + 6,88 = 42,88 dan beri huruf “e” dari
nilai rata-rata perlakuan terkecil keenam (36,00) hingga nilai rata-rata perlakuan
berikutnya yang kurang dari atau sama dengan nilai 42,88. Dalam contoh ini huruf
“e” diberi dari nilai rata-rata perlakuan 36,00 hingga 41,00. Lebih jelasnya lihat
80
Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 ab
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 bc
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67 cd
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00 de
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00 e
BNT 5% 6,88
Perlu anda ketahui, apabila pemberian huruf ini telah sampai pada nilai rata-
6) Terakhir susun kembali nilai rata-rata perlakuan tersebut sesuai dengan perlakuannya,
Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00 e
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00 de
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67 cd
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 ab
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 bc
BNT 5% 6,88
Prinsip yang harus dipegang adalah bahwa “perlakuan yang diikuti oleh huruf yang
sama berarti berbeda tidak nyata pengaruhnya menurut BNT5%”. Dari hasil pengujian
di atas, perlakuan P2 dan P3 sama-sama diikuti huruf “e” artinya perlakuan P2 dan P3
berbeda tidak nyata pengaruhnya menurut BNT 5%. Dan kedua perlakuan tersebut
81
Menentukan Perlakuan Terbaik
berikut ini :
1. Langkah pertama harus melihat perlakuan mana yang nilai rata-ratanya tertinggi.
Dalam contoh ini perlakuan yang nilai rata-ratanya tertinggi adalah P2.
2. Langkah kedua lihat pada rata-rata perlakuan P2 itu diikuti oleh huruf apa. Dalam
3. Langkah ketiga lihat rata-rata perlakuan mana saja yang diikuti oleh huruf “e”. Dalam
contoh ini rata-rata perlakuan yang diikuti oleh huruf “e” adalah P2 itu sendiri, dan P3.
4. Langkah keempat perhatikan kembali perlakuan P2 dan P3. Dalam contoh ini
perlakuan P2 = 45,00 kg/ha dan P3 = 67,50 kg/ha. Sampai di sini harus bisa
mempertimbangkan secara logis perlakuan mana yang terbaik. Logikanya seperti ini,
apabila perlakuan dengan dosis lebih rendah tetapi mempunyai pengaruh yang sama
dengan perlakuan dengan dosis yang lebih tinggi dalam meningkatkan hasil, maka
perlakuan dosis yang lebih rendah tersebut lebih baik daripada perlakuan dosis yang
lebih tinggi di atasnya. Dalam contoh ini perlakuan P2 lebih baik daripada perlakuan
4.2. Uji Perbandingan Berganda Duncan (Duncan Multiple Range Test = DMRT)
Uji Duncan didasarkan pada sekumpulan nilai beda nyata yang ukurannya
semakin besar tergantung pada jarak di antara pangkat-pangkat dari dua nilai tengah yang
dibandingkan. Uji Duncan dapat digunakan untuk menguji perbandingan di antara semua
pasangan perlakuan yang mungkin tanpa memperhatikan jumlah perlakuan yang ada dari
82
Uji DMRT berbeda dengan Uji BNT. Kalau pada Uji BNT, perbandingan
perlakuan. Artinya apabila perlakuan anda berjumlah 10, maka nilai pembandingnya
sebanyak 9.
Jika telah menguasai uji DMRT ini, maka sangat disarankan lebih baik
menggunakan uji DMRT daripada misalnya dengan uji BNT. Mengapa demikian ? Karena
Uji DMRT lebih teliti dan bisa digunakan untuk membandingkan pengaruh perlakuan
Uji DMRT ini dalam penggunaannya agak rumit sedikit tapi tidak susah asalkan
bisa memahaminya tahap demi tahap. Untuk menggunakan uji ini, atribut yang diperlukan
adalah :
2. taraf nyata,
3. jumlah perlakuan,
Perlu diketahui bahwa uji DMRT ini dilakukan hanya apabila hasil analisis ragam
minimal berpengaruh nyata. Tapi bagaimana kalau hasil analisis ragam berpengaruh tidak
nyata apakah bisa dilanjutkan dengan uji DMRT ? Jawabnya bisa. Tapi yang menjadi
pertanyaan selanjutnya adalah apakah perlu menguji perbedaan pengaruh perlakuan jika
ternyata perlakuan yang dicobakan sudah tidak memberikan pengaruh yang nyata?
berarti pengaruh perlakuannya sama. Jadi sebenarnya pengujian rata-rata perlakuan pada
83
perlakuan-perlakuan yang berpengaruh tidak nyata tidak banyak memberikan manfaat apa-
apa.
Contoh : data berikut ini yang merupakan data hasil pengamatan pengaruh
pemupukan P terhadap bobot polong isi (gram) kedelai varitas Slamet. Percobaan
dilakukan dengan rancangan acak kelompok dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
pemupukan P terhadap bobot polong isi kedelai. Data hasil pengamatan adalah sebagai
berikut :
Kelompok
Perlakuan Total Rata-rata
I II III
0,00 kg P2O5/ha (P0) 18 18 16 52 17,33
22,50 kg P2O5/ha (P1) 20 22 21 63 21,00
45,00 kg P2O5/ha (P2) 40 42 41 123 41,00
67,50 kg P2O5/ha (P3) 40 32 36 108 36,00
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30 32 30 92 30,67
112,50 kg P2O5/ha (P5) 28 20 20 68 22,67
135,50 kg P2O5/ha (P6) 18 30 30 78 26,00
Total 194 196 194 584 27,81
Hasil analisis ragam (anova) dari data di atas adalah berikut ini :
= 6) berdasarkan data jumlah perlakuan (dalam contoh ini perlakuan, p = 7), derajat
bebas (db) galat (dalam contoh ini db galat = 12, lihat angka 12 pada tabel analisis
ragam), dan taraf nyata (dalam contoh ini misalkan taraf nyata = 5% atau 0,05
(disimbolkan dengan alfa). Sehingga nilai jarak (R) ini ditulis dengan R(p, v, α).
84
Setelah semua nilai sudah anda tentukan, barulah anda bisa menentukan nilai jarak (R)
dengan cara melihat pada tabel nilai kritis uji perbandingan berganda Duncan. Berikut
Perhatikan angka-angka dalam kotak merah pada tabel di atas. Jumlah angka –angka
pada blok tersebut ada 6 yang diambil berdasarkan P – 1 atau 7 – 1 = 6 dan db galat =
P 2 3 4 5 6 7
Nilai Jarak, R (7, 12, 0,05) 3,08 3,23 3,33 3,36 3,40 3,42
2. Selanjutnya dihitung nilai kritis atau nilai baku dari DMRT untuk masing-masing nilai
85
Selanjutnya menghitung untuk P = 2 dimana KT galat = 14,97 dan r (kelompok) = 3
3. Dengan cara yang sama dapat menghitung nilai kritis DMRT untuk P = 3, P = 4, P = 5,
P 2 3 4 5 6 7
Nilai Jarak, R (7, 12, 0,05) 3,08 3,23 3,33 3,36 3,40 3,42
Nilai DMRT 5% 6,88 7,22 7,44 7,51 7,60 7,64
ini dapat menggunakan kodifikasi dengan huruf. Caranya adalah sebagai berikut :
a. Langkah pertama anda susun nilai rata-rata perlakuan dari yang terkecil hingga
Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00
Total 27,81
b. Langkah kedua adalah menentukan huruf pada nilai rata-rata tersebut. Perlu
diketahui cara menentukan huruf ini agak rumit dan berbeda dengan Uji BNT.
Pertama-tama jumlahkan nilai DMRT pada P = 2 yaitu 6,88 dengan nilai rata-rata
perlakuan terkecil pertama, yaitu 17,33 + 6,88 = 24,21 dan beri huruf “a” dari nilai
berikutnya yang kurang dari atau sama dengan nilai 24,21. Dalam contoh ini huruf
86
“a” diberi dari nilai rata-rata perlakuan 17,33 hingga 22,67. Lebih jelasnya lihat
Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 a
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 a
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00
c. Selanjutnya jumlahkan nilai DMRT pada P = 3 yaitu 7,22 dengan nilai rata-rata
perlakuan terkecil kedua, yaitu 21,00 + 7,22 = 28,22 dan beri huruf “b” dari nilai
berikutnya yang kurang dari atau sama dengan nilai 28,22. Dalam contoh ini huruf
“b” diberi dari nilai rata-rata perlakuan 21,00 hingga 26,00. Lebih jelasnya lihat
Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 ab
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 b
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00
d. Selanjutnya jumlahkan lagi nilai DMRT pada P = 4 yaitu 7,44 dengan nilai rata-rata
perlakuan terkecil ketiga, yaitu 22,67 + 7,44 = 30,11 dan beri huruf “c” dari nilai
berikutnya yang kurang dari atau sama dengan nilai 30,11. Dalam contoh ini huruf
“c” diberi dari nilai rata-rata perlakuan 22,67 hingga 26,00. Lebih jelasnya lihat
87
Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 abc
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 bc
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00
Sampai disini perhatikan huruf “c” pada tabel di atas. Huruf “c” tersebut harus
diabaikan (batalkan) karena sebenarnya huruf “c” sudah terwakili oleh huruf b
(karena pemberian huruf c tidak melewati huruf “b”). Berbeda dengan pemberian
huruf “b” sebelumnya. Pemberian huruf b melewati huruf a sehingga huruf b tidak
diabaikan/dibatalkan.
e. Langkah selanjutnya jumlahkan lagi nilai DMRT pada P = 5 yaitu 7,51 dengan nilai
rata-rata perlakuan terkecil keempat, yaitu 26,00 + 7,51 = 33,51 dan beri huruf “c”
(karena pemberian huruf “c” sebelumnya dibatalkan, maka pemberian dengan huruf
“c” kembali digunakan) dari nilai rata-rata perlakuan terkecil keempat (26,00)
hingga nilai rata-rata perlakuan berikutnya yang kurang dari atau sama dengan nilai
33,51. Dalam contoh ini huruf “c” diberi dari nilai rata-rata perlakuan 26,00 hingga
Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 ab
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 bc
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67 c
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00
88
f. Langkah selanjutnya jumlahkan lagi nilai DMRT pada P = 6 yaitu 7,60 dengan nilai
rata-rata perlakuan terkecil kelima, yaitu 30,67 + 7,60 = 38,27 dan beri huruf “d”
dari nilai rata-rata perlakuan terkecil kelima (30,67) hingga nilai rata-rata perlakuan
berikutnya yang kurang dari atau sama dengan nilai 38,27. Dalam contoh ini huruf
“d” diberi dari nilai rata-rata perlakuan 30,67 hingga 36,00. Lebih jelasnya lihat
Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 ab
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 bc
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67 cd
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00 d
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00
g. Langkah selanjutnya jumlahkan lagi nilai DMRT pada P = 7 yaitu 7,64 dengan nilai
rata-rata perlakuan terkecil keenam, yaitu 36,00 + 7,60 = 43,20 dan beri huruf “d”
dari nilai rata-rata perlakuan terkecil kelima (36,00) hingga nilai rata-rata perlakuan
berikutnya yang kurang dari atau sama dengan nilai 43,20. Dalam contoh ini huruf
“e” diberi dari nilai rata-rata perlakuan 36,00 hingga 41,00. Lebih jelasnya lihat
Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 ab
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 bc
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67 cd
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00 de
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00 e
89
Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00 e
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00 de
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67 cd
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 ab
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 bc
Prinsip yang harus anda pegang adalah bahwa “perlakuan yang diikuti oleh huruf
yang sama berarti tidak berbeda nyata pengaruhnya menurut DMRT5%”. Pada
perlakuan P2 dan P3 sama-sama diikuti huruf “e” artinya perlakuan P2dan P3 tidak
berikut ini :
1. Langkah pertama, harus melihat perlakuan mana yang nilai rata-ratanya tertinggi.
Dalam contoh ini perlakuan yang nilai rata-ratanya tertinggi adalah P2.
2. Langkah kedua, melihat pada rata-rata perlakuan P2 itu diikuti oleh huruf apa. Dalam
3. Langkah ketiga, melihat rata-rata perlakuan mana saja yang diikuti oleh huruf “e”.
Dalam contoh ini rata-rata perlakuan yang diikuti oleh huruf “e” adalah P2 itu sendiri
dan P3.
4. Langkah keempat, perhatikan kembali perlakuan P2 dan P3. Dalam contoh ini
perlakuan P2=45,00 kg/ha dan P3=67,50 kg/ha. Sampai di sini harus bisa
90
mempertimbangkan secara logis perlakuan mana yang terbaik. Logikanya seperti ini,
apabila perlakuan dengan dosis lebih rendah tetapi mempunyai mempunyai pengaruh
yang sama dengan perlakuan dengan dosis yang lebih tinggi dalam meningkatkan hasil,
maka perlakuan dosis yang lebih rendah tersebut lebih baik daripada perlakuan dosis
yang lebih tinggi di atasnya. Dalam contoh ini perlakuan P2 lebih baik daripada
perlakuan P3 dan P4. Jadi dapat disimpulkan perlakuan P2-lah yang terbaik.
91