Anda di halaman 1dari 21

UJI PERBANDINGAN NILAI TENGAH

Pada pembahasan sebelumnya, uji F digunakan untuk menguji perbedaan

perlakuan yang dicobakan. Jika hipotesis nol diterima, yang berarti semua perlakuan yang

dicobakan memberikan pengaruh yang sama, dengan kata lain nilai tengah perlakuan

tersebut semuanya sama, maka ini memberikan konsekuensi pada kita untuk tidak perlu

lagi melakukan pengujian lanjutan. Dengan kata lain jika hipotesis nol diterima, maka

tidak ada lagi pertanyaan berikut yang perlu dijawab. Namun demikian jika hipotesis di

tolak, yang berarti paling sedikit ada dua nilai tengah perlakuan yang berbeda, maka

pertanyaan berikutnya tentang nilaitengah-nilaitengah mana saja yang menunjukkan

perbedaan tersebut perlu dijawab. Hal ini berarti perlu dilakukan pengujian lanjutan untuk

melacak perbedaan di antara nilai tengah perlakuan tersebut. Prosedur pembandingan

berganda merupakan topik yang akan dibahas selanjutnya guna keperluan pelacakan nilai

tengah perlakuan mana saja yang berbeda apabila hipotesis nol ditolak.

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk membandingan nilai tengah

perlakuan antara lain : beda nyata terkecil (BNT), Uji Tukey, Uji Duncan, Uji Kontras

dan lain-lain.

4.1. Beda Nyata Terkecil (Least Significance Difference = BNT)

Salah satu prosedur uji yang paling sderhana untuk menjawabpertanyaan tentang

nilai tengah perlakuan mana yang berbeda apabila hipotesis nol ditolak adalah uji beda

nyata terkecil (Least Significance Difference = BNT).

Uji ini secara singkat telah didiskusikan oleh Fisher (1935), sehingga dikenal

pula sebagai beda nyata terkecil Fisher (Fisher‘s LSD) atau uji t berganda (multiple t test).

Perlu dicatat bahwa uji ini akan sangat baik digunakan apabila pengujian nilai tengah

perlakuan yang akan diperbandingkan telah direncanakan. Sehingga sering juga dikenal
71
sebagai pembanding terencana. Metode ini menjadikan nilai BNT atau nilai LSD sebagai

acuan dalam menentukan apakah rata-rata dua perlakuan berbeda secara statistik atau

tidak.

Tingkat ketepatan dari uji BNT akan berkurang apabila digunakan untuk menguji

kemungkinan pasangan nilai tengah perlakuan, yaitu melakukan pembanding yang tidak

terencana (unplanned comparisons). Beberapa aturan dasar yang perlu diperhatikan agar

uji BNT dapat digunakan secara efektif sebagai berikut :

1. Gunakan uji BNT hanya bila uji F dalam anova nyata

2. Tidak menggunakan uji BNT untuk pembandingan semua kombinasi pasangan nilai

tengah perlakuan bila percobaan mencakup lebih dari lima perlakuan

3. Gunakan uji BNT untuk pembandingan terencana tanpa memperhatikan banyaknya

perlakuan.

Uji ANOVA hanya memberikan indikasi tentang ada tidaknya beda antar rata-rata

dari keseluruhan perlakuan, namun belum memberikan informasi tentang ada tidaknya

perbedaan antara individu perlakuan yang satu dengan individu perlakuan lainnya.

Sederhananya bila ada 5 perlakuan yang ingin diuji, misalnya perlakuan A, B, C,

D, dan E. Maka bila uji ANOVA menginformasikan adanya perbedaan yang signifikan,

maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan yang signifikan

antar rata-rata perlakuan, namun belum tentu rata-rata perlakuan A berbeda dengan rata-

rata perlakuan B, dan seterusnya…

Untuk menghitung nilai BNT atau LSD, dibutuhkan beberapa data yang berasal

dari perhitungan sidik ragam (ANOVA) yang telah dilakukan sebelumnya. Selain itu juga

butuh tabel t-student. Secara lengkap rumusnya adalah sbb :

72
Contoh :

Seorang peneliti yang ingin mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari

beberapa jenis pupuk (pupuk A, B, C, D, E, F dan G) terhadap produktivitas tanaman padi

di sebuah wilayah. Untuk itu dilakukan percobaan dengan design RAL (Rancangan Acak

Lengkap). Hasil pengukurannya adalah sebagai berikut :

Produktivitas (ton/ha)
Perlakuan Rata-rata
I II III
Varietas A 6.80 6.30 8.40 7.17
Varietas B 6.70 9.40 8.60 8.23
Varietas C 10.40 10.70 9.90 10.33
Varietas D 10.20 10.50 10.20 10.30
Varietas E 9.50 12.80 12.50 11.60
Varietas F 11.60 11.40 11.50 11.50
Varietas G 12.20 10.90 9.70 10.93

Setelah dilakukan uji ANOVA (sidik ragam) pada taraf kepercayaan 5% , hasilnya

menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh signifikan terhadap produktivitas

tanaman padi.

SK db JK KT Fhitung P-value Ftabel Ket


Jenis Varietas 6 51.091 8.515 7.248 0.001 2.848 Berbeda signifikan
Galat 14 16.447 1.175
Total 20 67.538

Karena uji ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang nyata secara statistik,

maka dilakukan uji lanjut BNT untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar tiap

individu perlakuan.

Nilai BNT pada contoh kasus ini adalah :

73
Nilai BNT (LSD) inilah yang menjadi pembeda antar rata-rata dua populasi

sampel, bila rata-rata dua populasi sampel lebih kecil atau sama dengan nilai LSD,

maka dinyatakan tidak berbeda signifikan. Atau dapat ditulis dengan persamaan berikut :

Dari asumsi yang terdapat dalam rumus tersebut, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut :

Perlakuan Rat-rata Perlakuan Rata-rata Besar Beda LSD(0.05) Keterangan


Varietas A 7.17 vs Varietas B 8.23 1.07 1.90 Berbeda Tdk signifikan
Varietas A 7.17 vs Varietas C 10.33 3.17 1.90 Berbeda signifikan

Varietas A 7.17 vs Varietas D 10.30 3.13 1.90 Berbeda signifikan


Varietas A 7.17 vs Varietas E 11.60 4.43 1.90 Berbeda signifikan

Varietas A 7.17 vs Varietas F 11.50 4.33 1.90 Berbeda signifikan


Varietas A 7.17 vs Varietas G 10.93 3.77 1.90 Berbeda signifikan

Varietas B 8.23 vs Varietas C 10.33 2.10 1.90 Berbeda signifikan


Varietas B 8.23 vs Varietas D 10.30 2.07 1.90 Berbeda signifikan

Varietas B 8.23 vs Varietas E 11.60 3.37 1.90 Berbeda signifikan


Varietas B 8.23 vs Varietas F 11.50 3.27 1.90 Berbeda signifikan

Varietas B 8.23 vs Varietas G 10.93 2.70 1.90 Berbeda signifikan


Varietas C 10.33 vs Varietas D 10.30 0.03 1.90 Berbeda Tdk signifikan

Varietas C 10.33 vs Varietas E 11.60 1.27 1.90 Berbeda Tdk signifikan


Varietas C 10.33 vs Varietas F 11.50 1.17 1.90 Berbeda Tdk signifikan

Varietas C 10.33 vs Varietas G 10.93 0.60 1.90 Berbeda Tdk signifikan


Varietas D 10.30 vs Varietas E 11.60 1.30 1.90 Berbeda Tdk signifikan

Varietas D 10.30 vs Varietas F 11.50 1.20 1.90 Berbeda Tdk signifikan


Varietas D 10.30 vs Varietas G 10.93 0.63 1.90 Berbeda Tdk signifikan

Varietas E 11.60 vs Varietas F 11.50 0.10 1.90 Berbeda Tdk signifikan


Varietas E 11.60 vs Varietas G 10.93 0.67 1.90 Berbeda Tdk signifikan

Varietas F 11.50 vs Varietas G 10.93 0.57 1.90 Berbeda Tdk signifikan

Kesimpulan yang terlihat pada tabel tersebut, tampilannya terkesan agak rumit,

terutama bila harus menguji perlakuan yang sangat banyak. Bisa dibayangkan, misalnya

ada 15 perlakuan, maka paling tidak terdapat 105 kombinasi perlakuan yang akan diuji.

74
Untuk itu, dibuat sebuah sistem notasi, gunanya untuk menyederhanakan tampilah hasil uji

BNT (LSD), yang caranyanya sudah diuraikan pada video diatas. Pada contoh kasus ini,

tampilan uji LSD0.05 dengan sistem notasi adalah sebagai berikut :

Perlakuan Nilai Rata-Rata


Varietas A 7.17a
Varietas B 8.23a
Varietas C 10.33b
Varietas D 10.30b
Varietas E 11.60b
Varietas F 11.50b
Varietas G

Cara interpretasinya adalah dengan metihat notasi huruf yang berada didepan nilai

rata-rata tiap perlakuan. Nilai rata-rata perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama

dinyatakan tidak berbeda signifikan, misalnya :

a. Nilai rata-rata Varietas A berbeda tidak signifikan dengan Varietas B, karena sama-

sama diberi simbol notasi “a”,

b. Nilai rata-rata Varietas A berbeda signifikan dengan Varietas C, karena notasinya

berbeda. Varietas A notasinya “a”, sedangkan varietas C notasinya “b”,

c. dst…

Untuk menggunakan uji BNT, atribut yang kita perlukan adalah :

1. data rata-rata perlakuan,

2. taraf nyata,

3. derajad bebas (db) galat,

4. tabel t-student untuk menentukan nilai kritis uji perbandingan.

Perlu diketahui bahwa uji BNT ini dilakukan hanya apabila hasil analisis ragam

minimal berpengaruh nyata. Tapi bagaimana kalau hasil analisis ragam berpengaruh tidak

nyata, apakah bisa dilanjutkan dengan uji BNT ? Jawabnya bisa. Tapi yang menjadi

pertanyaan selanjutnya adalah apakah perlu menguji perbedaan pengaruh perlakuan jika
75
ternyata perlakuan yang dicobakan sudah tidak memberikan pengaruh yang nyata ?

Bukankah apabila perlakuan tidak berpengaruh berarti perlakuan t1 = t2 = t3 = tn, yang

berarti pengaruh perlakuannya sama. Jadi sebenarnya pengujian rata-rata perlakuan pada

perlakuan-perlakuan yang berpengaruh tidak nyata, tidak banyak memberikan manfaat

apa-apa.

Contoh : data hasil pengamatan pengaruh pemupukan P terhadap bobot polong isi

(gram) kedelai varitas Slamet. Percobaan dilakukan dengan rancangan acak kelompok

dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan P terhadap bobot polong isi kedelai.

Data hasil pengamatan adalah sebagai berikut :

1) Hasil analisis ragam (anova) dari data di atas adalah berikut ini :

SK db JK KT Fhitung F5% F1%


Kelompok 2 0,38 0,19 0,01 3,88 6,93
Perlakuan 6 1305,24 217,54 14,53 3 4,82
Galat 12 179,62 14,97
Total 20 1485,24

2) Selanjutnya menghitung nilai kritis atau nilai baku dari BNT dengan rumus berikut :

Untuk mencari nilai t(α, v) dapat dilihat pada tabel Sebaran t-student pada taraf nyata α

dengan derajad bebas v. Untuk menentukan nilai t(α, v), harus berdasarkan nilai taraf

nyata α yang dipilih (misalnya anda menentukan α = 5%), dan nilai derajad bebas (db)

galat (dalam contoh ini db galat = 12, lihat angka 12 pada tabel analisis ragam).

3) Setelah semua nilai sudah anda tentukan, maka langkah selanjutnya adalah menuju

tabel Sebaran t-student. Berikut sebagian dari tabel tersebut :

76
Pada tabel Sebaran t-student di atas, panah yang vertikal berasal dari angka 0,050 yang

menunjukkan α = 5%. Sedangkan panah horizontal berasal dari angka 12 yang

menunjukkan nilai derajad bebas (db) galat = 12. Dari pertemuan kedua panah tersebut

didapatkanlah nilai t (0,05; 12) = 2,179.

4) Langkah selanjutnya anda menghitung nilai kritis BNT dengan menggunakan rumus di

atas berikut ini : perhatikan KT galat = 14,97 dan r (kelompok) = 3 (lihat pada tabel

analisis ragam)

5) Langkah selanjutnya adalah menentukan perbedaan pengaruh antar perlakuan. Untuk

hal ini dapat digunakan kodifikasi dengan huruf. Caranya adalah sebagai berikut :

a. Susun nilai rata-rata perlakuan dari yang terkecil hingga yang terbesar seperti

berikut :

Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00
BNT 5% 6,88

77
b. Menentukan huruf pada nilai rata-rata tersebut. Pertama-tama anda jumlahkan nilai

kritis BNT5% = 6,88 dengan nilai rata-rata perlakuan terkecil pertama, yaitu 17,33

+ 6,88 = 24,21 dan beri huruf “a” dari nilai rata-rata perlakuan terkecil pertama

(17,33) hingga nilai rata-rata perlakuan berikutnya yang kurang dari atau sama

dengan nilai 24,21. Dalam contoh ini huruf “a” diberi dari nilai rata-rata perlakuan

17,33 hingga 22,67. Lebih jelasnya lihat pada tabel berikut :

Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 a
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 a
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 b
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00
BNT 5% 6,88

c. Jumlahkan lagi nilai kritis BNT5% = 6,88 dengan nilai rata-rata perlakuan terkecil

kedua, yaitu 21,00 + 6,88 = 27,88 dan beri huruf “b” dari nilai rata-rata perlakuan

terkecil kedua (21,00) hingga nilai rata-rata perlakuan berikutnya yang kurang dari

atau sama dengan nilai 27,88. Dalam contoh ini huruf “b” diberi dari nilai rata-rata

perlakuan 21,00 hingga 26,00. Lebih jelasnya lihat pada tabel berikut :

Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 ab
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 b
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00
BNT 5% 6,88

d. Jumlahkan lagi nilai kritis BNT5% = 6,88 dengan nilai rata-rata perlakuan terkecil

ketiga, yaitu 22,67 + 6,88 = 29,55 dan beri huruf “c” dari nilai rata-rata perlakuan

terkecil ketiga (22,67) hingga nilai rata-rata perlakuan berikutnya yang kurang dari

78
atau sama dengan nilai 29,55. Dalam contoh ini huruf “c” diberi dari nilai rata-rata

perlakuan 22,67 hingga 26,00. Lebih jelasnya lihat pada tabel berikut :

Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 abc
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 bc
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00
BNT 5% 6,88

Sampai disini anda perhatikan huruf "c" pada tabel di atas. Huruf "c" tersebut harus

anda abaikan (batalkan) karena sebenarnya huruf c sudah terwakili oleh huruf b

(karena pemberian huruf "c" tidak melewati huruf "b"). Berbeda dengan pemberian

huruf "b" sebelumnya. Pemberian huruf "b" melewati huruf "a" sehingga huruf "b"

tidak diabaikan/dibatalkan.

e. Langkah selanjutnya jumlahkan lagi nilai kritis BNT5% = 6,88 dengan nilai rata-

rata perlakuan terkecil keempat, yaitu 26,00 + 6,88 = 32,88 dan beri huruf “c”

(karena pemberian huruf "c" sebelumnya dibatalkan, maka pemberian dengan huruf

"c" kembali digunakan) dari nilai rata-rata perlakuan terkecil keempat (26,00)

hingga nilai rata-rata perlakuan berikutnya yang kurang dari atau sama dengan nilai

32,88. Dalam contoh ini huruf “c” diberi dari nilai rata-rata perlakuan 26,00 hingga

30,67. Lebih jelasnya lihat pada tabel berikut :

Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 ab
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 bc
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67 c
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00
BNT 5% 6,88

79
Perhatikan huruf “c” di atas. Karena pemberian huruf “c” melewati huruf

“b” sebelumnya, maka pemberian huruf “c” ini tidak dibaikan/dibatalkan.

f. Langkah selanjutnya jumlahkan lagi nilai kritis BNT5% = 6,88 dengan nilai rata-

rata perlakuan terkecil kelima, yaitu 30,67 + 6,88 = 37,55 dan beri huruf “d” dari

nilai rata-rata perlakuan terkecil kelima (30,67) hingga nilai rata-rata perlakuan

berikutnya yang kurang dari atau sama dengan nilai 37,55. Dalam contoh ini huruf

“d” diberi dari nilai rata-rata perlakuan 30,67 hingga 36,00. Lebih jelasnya lihat

pada tabel berikut :

Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 ab
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 bc
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67 cd
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00 d
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00
BNT 5% 6,88

Perhatikan huruf “d” di atas. Karena pemberian huruf “d” juga melewati

huruf “c” sebelumnya, maka pemberian huruf d ini tidak dibaikan/dibatalkan.

g. Langkah selanjutnya jumlahkan lagi nilai kritis BNT5% = 6,88 dengan nilai rata-

rata perlakuan terkecil keenam, yaitu 36,00 + 6,88 = 42,88 dan beri huruf “e” dari

nilai rata-rata perlakuan terkecil keenam (36,00) hingga nilai rata-rata perlakuan

berikutnya yang kurang dari atau sama dengan nilai 42,88. Dalam contoh ini huruf

“e” diberi dari nilai rata-rata perlakuan 36,00 hingga 41,00. Lebih jelasnya lihat

pada tabel berikut :

80
Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 ab
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 bc
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67 cd
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00 de
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00 e
BNT 5% 6,88

Perlu anda ketahui, apabila pemberian huruf ini telah sampai pada nilai rata-

rata perlakuan yang terbesar, walaupun perhitungan penjumlahan belum

selesai, maka perhitungan penambahan nilai BNT selanjutnya

dihentikan/tidak dilanjutkan. Dan pemberian huruf dianggap selesai.

6) Terakhir susun kembali nilai rata-rata perlakuan tersebut sesuai dengan perlakuannya,

seperti tabel berikut :

Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00 e
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00 de
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67 cd
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 ab
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 bc
BNT 5% 6,88

7) Sekarang bagaimana cara menjelaskan arti huruf-huruf pada tabel diatas ?

Prinsip yang harus dipegang adalah bahwa “perlakuan yang diikuti oleh huruf yang

sama berarti berbeda tidak nyata pengaruhnya menurut BNT5%”. Dari hasil pengujian

di atas, perlakuan P2 dan P3 sama-sama diikuti huruf “e” artinya perlakuan P2 dan P3

berbeda tidak nyata pengaruhnya menurut BNT 5%. Dan kedua perlakuan tersebut

berbeda nyata dengan perlakuan lainnya

81
Menentukan Perlakuan Terbaik

Untuk menentukan perlakuan mana yang terbaik, langkah-langkahnya adalah

berikut ini :

1. Langkah pertama harus melihat perlakuan mana yang nilai rata-ratanya tertinggi.

Dalam contoh ini perlakuan yang nilai rata-ratanya tertinggi adalah P2.

2. Langkah kedua lihat pada rata-rata perlakuan P2 itu diikuti oleh huruf apa. Dalam

contoh ini perlakuan P2 diikuti oleh huruf “e”.

3. Langkah ketiga lihat rata-rata perlakuan mana saja yang diikuti oleh huruf “e”. Dalam

contoh ini rata-rata perlakuan yang diikuti oleh huruf “e” adalah P2 itu sendiri, dan P3.

4. Langkah keempat perhatikan kembali perlakuan P2 dan P3. Dalam contoh ini

perlakuan P2 = 45,00 kg/ha dan P3 = 67,50 kg/ha. Sampai di sini harus bisa

mempertimbangkan secara logis perlakuan mana yang terbaik. Logikanya seperti ini,

apabila perlakuan dengan dosis lebih rendah tetapi mempunyai pengaruh yang sama

dengan perlakuan dengan dosis yang lebih tinggi dalam meningkatkan hasil, maka

perlakuan dosis yang lebih rendah tersebut lebih baik daripada perlakuan dosis yang

lebih tinggi di atasnya. Dalam contoh ini perlakuan P2 lebih baik daripada perlakuan

P3. Jadi dapat disimpulkan perlakuan P2-lah yang terbaik.

4.2. Uji Perbandingan Berganda Duncan (Duncan Multiple Range Test = DMRT)

Uji Duncan didasarkan pada sekumpulan nilai beda nyata yang ukurannya

semakin besar tergantung pada jarak di antara pangkat-pangkat dari dua nilai tengah yang

dibandingkan. Uji Duncan dapat digunakan untuk menguji perbandingan di antara semua

pasangan perlakuan yang mungkin tanpa memperhatikan jumlah perlakuan yang ada dari

percobaan tersebut serta masih dapat mempertahankan tingkat nyata ditetapkan.

82
Uji DMRT berbeda dengan Uji BNT. Kalau pada Uji BNT, perbandingan

terhadap nilai-nilai rata-rata perlakuan hanya menggunakan satu nilai pembanding,

sedangkan Uji DMRT nilai pembandingnya sebanyak P – 1 atau tergantung banyaknya

perlakuan. Artinya apabila perlakuan anda berjumlah 10, maka nilai pembandingnya

sebanyak 9.

Jika telah menguasai uji DMRT ini, maka sangat disarankan lebih baik

menggunakan uji DMRT daripada misalnya dengan uji BNT. Mengapa demikian ? Karena

Uji DMRT lebih teliti dan bisa digunakan untuk membandingkan pengaruh perlakuan

dengan jumlah perlakuan yang besar.

Uji DMRT ini dalam penggunaannya agak rumit sedikit tapi tidak susah asalkan

bisa memahaminya tahap demi tahap. Untuk menggunakan uji ini, atribut yang diperlukan

adalah :

1. data rata-rata perlakuan,

2. taraf nyata,

3. jumlah perlakuan,

4. derajad bebas (db) galat,

5. tabel Duncan untuk menentukan nilai kritis uji perbandingan.

Perlu diketahui bahwa uji DMRT ini dilakukan hanya apabila hasil analisis ragam

minimal berpengaruh nyata. Tapi bagaimana kalau hasil analisis ragam berpengaruh tidak

nyata apakah bisa dilanjutkan dengan uji DMRT ? Jawabnya bisa. Tapi yang menjadi

pertanyaan selanjutnya adalah apakah perlu menguji perbedaan pengaruh perlakuan jika

ternyata perlakuan yang dicobakan sudah tidak memberikan pengaruh yang nyata?

Bukankah apabila perlakuan tidak berpengaruh berarti perlakuan t1 = t2 = t3 = tn, yang

berarti pengaruh perlakuannya sama. Jadi sebenarnya pengujian rata-rata perlakuan pada

83
perlakuan-perlakuan yang berpengaruh tidak nyata tidak banyak memberikan manfaat apa-

apa.

Contoh : data berikut ini yang merupakan data hasil pengamatan pengaruh

pemupukan P terhadap bobot polong isi (gram) kedelai varitas Slamet. Percobaan

dilakukan dengan rancangan acak kelompok dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

pemupukan P terhadap bobot polong isi kedelai. Data hasil pengamatan adalah sebagai

berikut :

Kelompok
Perlakuan Total Rata-rata
I II III
0,00 kg P2O5/ha (P0) 18 18 16 52 17,33
22,50 kg P2O5/ha (P1) 20 22 21 63 21,00
45,00 kg P2O5/ha (P2) 40 42 41 123 41,00
67,50 kg P2O5/ha (P3) 40 32 36 108 36,00
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30 32 30 92 30,67
112,50 kg P2O5/ha (P5) 28 20 20 68 22,67
135,50 kg P2O5/ha (P6) 18 30 30 78 26,00
Total 194 196 194 584 27,81

Hasil analisis ragam (anova) dari data di atas adalah berikut ini :

SK db JK KT Fhitung F5% F1%


Kelompok 2 0,38 0,19 0,01 3,88 6,93
Perlakuan 6 1305,24 217,54 14,53 3 4,82
Galat 12 179,62 14,97
Total 20 1485,24

Langkah-langkah menggunakan uji DMRT :

1. Menentukan nilai jarak (R) sebanyak p - 1 (dalam contoh ini p = 7, maka p – 1 = 7 – 1

= 6) berdasarkan data jumlah perlakuan (dalam contoh ini perlakuan, p = 7), derajat

bebas (db) galat (dalam contoh ini db galat = 12, lihat angka 12 pada tabel analisis

ragam), dan taraf nyata (dalam contoh ini misalkan taraf nyata = 5% atau 0,05

(disimbolkan dengan alfa). Sehingga nilai jarak (R) ini ditulis dengan R(p, v, α).

84
Setelah semua nilai sudah anda tentukan, barulah anda bisa menentukan nilai jarak (R)

dengan cara melihat pada tabel nilai kritis uji perbandingan berganda Duncan. Berikut

lampiran sebagian dari tabel tersebut :

Perhatikan angka-angka dalam kotak merah pada tabel di atas. Jumlah angka –angka

pada blok tersebut ada 6 yang diambil berdasarkan P – 1 atau 7 – 1 = 6 dan db galat =

12 seperti yang sudah ditentukan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya angka-angka

tersebut di pindahkah pada tabel berikut :

P 2 3 4 5 6 7
Nilai Jarak, R (7, 12, 0,05) 3,08 3,23 3,33 3,36 3,40 3,42

2. Selanjutnya dihitung nilai kritis atau nilai baku dari DMRT untuk masing-masing nilai

P dengan rumus berikut :

85
Selanjutnya menghitung untuk P = 2 dimana KT galat = 14,97 dan r (kelompok) = 3

(lihat pada tabel analisis ragam) :

3. Dengan cara yang sama dapat menghitung nilai kritis DMRT untuk P = 3, P = 4, P = 5,

P = 6, dan P = 7. Dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut :

P 2 3 4 5 6 7
Nilai Jarak, R (7, 12, 0,05) 3,08 3,23 3,33 3,36 3,40 3,42
Nilai DMRT 5% 6,88 7,22 7,44 7,51 7,60 7,64

4. Langkah selanjutnya adalah menentukan perbedaan pengaruh antar perlakuan. Untuk

ini dapat menggunakan kodifikasi dengan huruf. Caranya adalah sebagai berikut :

a. Langkah pertama anda susun nilai rata-rata perlakuan dari yang terkecil hingga

yang terbesar seperti berikut :

Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00
Total 27,81

b. Langkah kedua adalah menentukan huruf pada nilai rata-rata tersebut. Perlu

diketahui cara menentukan huruf ini agak rumit dan berbeda dengan Uji BNT.

Pertama-tama jumlahkan nilai DMRT pada P = 2 yaitu 6,88 dengan nilai rata-rata

perlakuan terkecil pertama, yaitu 17,33 + 6,88 = 24,21 dan beri huruf “a” dari nilai

rata-rata perlakuan terkecil pertama (17,33) hingga nilai rata-rata perlakuan

berikutnya yang kurang dari atau sama dengan nilai 24,21. Dalam contoh ini huruf
86
“a” diberi dari nilai rata-rata perlakuan 17,33 hingga 22,67. Lebih jelasnya lihat

pada tabel berikut :

Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 a
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 a
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00

c. Selanjutnya jumlahkan nilai DMRT pada P = 3 yaitu 7,22 dengan nilai rata-rata

perlakuan terkecil kedua, yaitu 21,00 + 7,22 = 28,22 dan beri huruf “b” dari nilai

rata-rata perlakuan terkecil kedua (21,00) hingga nilai rata-rata perlakuan

berikutnya yang kurang dari atau sama dengan nilai 28,22. Dalam contoh ini huruf

“b” diberi dari nilai rata-rata perlakuan 21,00 hingga 26,00. Lebih jelasnya lihat

pada tabel berikut :

Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 ab
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 b
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00

d. Selanjutnya jumlahkan lagi nilai DMRT pada P = 4 yaitu 7,44 dengan nilai rata-rata

perlakuan terkecil ketiga, yaitu 22,67 + 7,44 = 30,11 dan beri huruf “c” dari nilai

rata-rata perlakuan terkecil ketiga (22,67) hingga nilai rata-rata perlakuan

berikutnya yang kurang dari atau sama dengan nilai 30,11. Dalam contoh ini huruf

“c” diberi dari nilai rata-rata perlakuan 22,67 hingga 26,00. Lebih jelasnya lihat

pada tabel berikut :

87
Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 abc
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 bc
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00

Sampai disini perhatikan huruf “c” pada tabel di atas. Huruf “c” tersebut harus

diabaikan (batalkan) karena sebenarnya huruf “c” sudah terwakili oleh huruf b

(karena pemberian huruf c tidak melewati huruf “b”). Berbeda dengan pemberian

huruf “b” sebelumnya. Pemberian huruf b melewati huruf a sehingga huruf b tidak

diabaikan/dibatalkan.

e. Langkah selanjutnya jumlahkan lagi nilai DMRT pada P = 5 yaitu 7,51 dengan nilai

rata-rata perlakuan terkecil keempat, yaitu 26,00 + 7,51 = 33,51 dan beri huruf “c”

(karena pemberian huruf “c” sebelumnya dibatalkan, maka pemberian dengan huruf

“c” kembali digunakan) dari nilai rata-rata perlakuan terkecil keempat (26,00)

hingga nilai rata-rata perlakuan berikutnya yang kurang dari atau sama dengan nilai

33,51. Dalam contoh ini huruf “c” diberi dari nilai rata-rata perlakuan 26,00 hingga

30,67. Lebih jelasnya lihat pada tabel berikut :

Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 ab
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 bc
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67 c
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00

Perhatikan huruf c di atas. Karena pemberian huruf c melewati huruf b sebelumnya,

maka pemberian huruf c ini tidak dibaikan/dibatalkan.

88
f. Langkah selanjutnya jumlahkan lagi nilai DMRT pada P = 6 yaitu 7,60 dengan nilai

rata-rata perlakuan terkecil kelima, yaitu 30,67 + 7,60 = 38,27 dan beri huruf “d”

dari nilai rata-rata perlakuan terkecil kelima (30,67) hingga nilai rata-rata perlakuan

berikutnya yang kurang dari atau sama dengan nilai 38,27. Dalam contoh ini huruf

“d” diberi dari nilai rata-rata perlakuan 30,67 hingga 36,00. Lebih jelasnya lihat

pada tabel berikut :

Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 ab
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 bc
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67 cd
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00 d
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00

g. Langkah selanjutnya jumlahkan lagi nilai DMRT pada P = 7 yaitu 7,64 dengan nilai

rata-rata perlakuan terkecil keenam, yaitu 36,00 + 7,60 = 43,20 dan beri huruf “d”

dari nilai rata-rata perlakuan terkecil kelima (36,00) hingga nilai rata-rata perlakuan

berikutnya yang kurang dari atau sama dengan nilai 43,20. Dalam contoh ini huruf

“e” diberi dari nilai rata-rata perlakuan 36,00 hingga 41,00. Lebih jelasnya lihat

pada tabel berikut :

Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 ab
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 bc
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67 cd
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00 de
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00 e

h. Terakhir susun kembali nilai rata-rata perlakuan tersebut sesuai dengan

perlakuannya, seperti tabel berikut :

89
Perlakuan Rata-rata
0,00 kg P2O5/ha (P0) 17,33 a
22,50 kg P2O5/ha (P1) 21,00 ab
45,00 kg P2O5/ha (P2) 41,00 e
67,50 kg P2O5/ha (P3) 36,00 de
90,00 kg P2O5/ha (P4) 30,67 cd
112,50 kg P2O5/ha (P5) 22,67 ab
135,50 kg P2O5/ha (P6) 26,00 bc

i. Jelaskan arti huruf-huruf pada tabel diatas ?

Prinsip yang harus anda pegang adalah bahwa “perlakuan yang diikuti oleh huruf

yang sama berarti tidak berbeda nyata pengaruhnya menurut DMRT5%”. Pada

perlakuan P2 dan P3 sama-sama diikuti huruf “e” artinya perlakuan P2dan P3 tidak

berbeda nyata pengaruhnya.

Menentukan Perlakuan Terbaik

Untuk menentukan perlakuan mana yang terbaik, langkah-langkahnya adalah

berikut ini :

1. Langkah pertama, harus melihat perlakuan mana yang nilai rata-ratanya tertinggi.

Dalam contoh ini perlakuan yang nilai rata-ratanya tertinggi adalah P2.

2. Langkah kedua, melihat pada rata-rata perlakuan P2 itu diikuti oleh huruf apa. Dalam

contoh ini perlakuan P2 diikuti oleh huruf “e”.

3. Langkah ketiga, melihat rata-rata perlakuan mana saja yang diikuti oleh huruf “e”.

Dalam contoh ini rata-rata perlakuan yang diikuti oleh huruf “e” adalah P2 itu sendiri

dan P3.

4. Langkah keempat, perhatikan kembali perlakuan P2 dan P3. Dalam contoh ini

perlakuan P2=45,00 kg/ha dan P3=67,50 kg/ha. Sampai di sini harus bisa

90
mempertimbangkan secara logis perlakuan mana yang terbaik. Logikanya seperti ini,

apabila perlakuan dengan dosis lebih rendah tetapi mempunyai mempunyai pengaruh

yang sama dengan perlakuan dengan dosis yang lebih tinggi dalam meningkatkan hasil,

maka perlakuan dosis yang lebih rendah tersebut lebih baik daripada perlakuan dosis

yang lebih tinggi di atasnya. Dalam contoh ini perlakuan P2 lebih baik daripada

perlakuan P3 dan P4. Jadi dapat disimpulkan perlakuan P2-lah yang terbaik.

91

Anda mungkin juga menyukai