Anda di halaman 1dari 19

UJI KESAMAAN 2 RATA-RATA (UJI T)

Devi Puspitasari (0402519033)


Edi Satria Watoni (0402519015)
Mila Trisna (0402519005)
Umu Sa’adah (0402519041)
Latar Belakang
Statistik dapat digunakan sebagai alat untuk
mengetahui apakah hubungan kausalitas antara dua
atau lebih variabel benar-benar terkait secara benar
dalam suatu kausalitas empiris ataukah hubungan
tersebut hanya bersifat random atau kebetulan saja.

Untuk menguji kebenaran suatu hipotesis yang ada di


dalam penelitian itu, berbagai uji dilakukan. Salah satu
uji yang telah dikenal dalam dunia statistika, yaitu uji T.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam
makalah ini dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan uji t ?
2. Ada Berapakah jenis-jenis uji t ?
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang
telah disebutkan diatas, maka penulisan
makalah ini bertujuan untuk:

1. Menjelaskan pengertian uji t.


2. Menjelaskan jenis Uji t.
Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan mampu

memberikan manfaat yang signifikan bagi

pembacanya memahami uji kesamaan 2 rata-rata (uji

t) dan penggunaannya untuk analisis data penelitian

pendidikanSerta dapat menggunakan uji t ini dalam

menganalisis rata-rata dua kelompok


Pengertian Uji T

Uji t pertama kali dikembangkan oleh William Seely Gosset pada


tahun 1915. Awalnya William Seely Gosset menggunakan nama
samaran Student, dan huruf t yang terdapat dalam istilah uji
“t” dari huruf terakhir nama beliau.

Sugiyono (2009) Uji T atau T test adalah salah satu tes statistik
yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan
hipotesis nihil yang menyetakan bahwa di antara dua buah mean
sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama,
tidak terdapat perbedaan signifikan.
Jenis-Jenis Uji T

1. Dependent sample t-test


Adalah jenis uji statistika yang bertujuan untuk
membandingkan rata-rata dua grup yang saling berpasangan.
Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel
dengan subjek yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau
pengukuran yang berbeda, yaitu pengukuran sebelum dan
sesudah-dilakukan-sebuah-treatment.

Syarat jenis uji ini adalah: (a) data


berdistribusi normal; (b) kedua
kelompok data adalah dependen
(saling berhubungan/berpasangan);
dan (c) jenis data yang digunakan
adalah numeric
Rumus t-test yang digunakan untuk sampel
berpasangan (paired) adalah:

1. Rumus yang pertama : t =

Keterangan:
MD = mean deviasi
Rumus untuk mencari mean deviasi MD =
SEMD = Standar error mean deviasi
Rumus untuk mencari standar error standar mean deviasi;

1. Rumus yang ke Dua :

Keterangan:
di = Selisih skor sesudah dengan skor sebelum dari subjek (i)
Md = rerata dari gain (d)
= kaudrat deviasi skor gain terhadap reratanya
banyaknya sampel
Contoh rumus 1.
Data hasil belajar IPA yang diajar dengan model PBL. Hipotesis
yang dibangun adalah; “
Ha : Terdapat peningkatan hasil belajar IPA siswa yang diajar
dengan model PBL.
Ho : Tidak terdapat peningkatan hasil belajar IPA siswa yang
diajar dengan model PBL.

N Sebelum Sesudah
1 5 6
2 8 8
3 7 9
4 6 8
5 4 6
,4
1,4
Langkah Pertama
Membuat tabel penolong
=
sebagai berikut:
N Sebelum Sesudah D D2
1 5 6 1 1
2 8 8 0 0
3 7 9 2 4
4 6 8 2 4
5 4 6 2 4
Langkah Kedua
Mencari mean deviasi

Langkah Ketiga
Mencari Standar deviasi
Langkah Keempat Langkah Kelima
Mencari setandar error deviasi Mencari harga t-test

Membandingkan nilai koefisien t-testhitung dengan t-testtabel


pedoman dalam membandingkan t-testhitung dengan t-
testtabel adalah:
1. Jika harga t-testhitung sama atau lebih besar dari t-testtabel berarti perbedaan
perhitungan signifikan. Jika perbedaan perhitungan signifikan, maka
hipotesis nihil ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
2. Jika harga t-testhitung lebih kecil dari t-testtabel berarti perbedaan perhitungan
tidak signifikan. Jika perbedaan perhitungan tidak signifikan, maka hipotesis
nihil diterima dan hipotesis alternatif ditolak.
Dari hasil kerja di atas diperoleh t-testhitung = 3,4, dan
t-testtabel pada taraf signifikansi 5% dengan d.b = N-1
=5-1=4 yaitu 2,78. Dengan demikian harga t-testhitung
= 3,4 lebih besar dari harga t-testtabel = 2,78. Oleh
karena itu t-testhitung lebih besar dari harga t-testtabel
maka hipotesis nihil ditolak dan hipotesis alternatif
diterima. Berdasarkan kenyataan seperti ini, maka
dapatlah ditarik kesimpulan bahwa hipotesis yang
diajukan “terdapat peningkatan hasil belajar IPA
siswa yang diajar dengan model PBL “ dapat
diterima.
2. Independent sample t-test

Adalah jenis uji statistika yang bertujuan untuk


membandingkan rata-rata dua grup yang tidak saling
berpasangan atau tidak saling berkaitan. Tidak saling
berpasangan dapat diartikan bahwa penelitian dilakukan
untuk dua subjek sampel yang-berbeda.

Prinsip pengujian uji ini adalah melihat perbedaan variasi


kedua kelompok data, sehingga sebelum dilakukan
pengujian, terlebih dahulu harus diketahui apakah variannya
sama (equal variance) atau variannya berbeda (unequal
variance).
Homogenitas varian diuji berdasarkan rumus

Data dinyatakan memiliki varian yang sama (equal


variance) bila F-Hitung < F-Tabel, dan sebaliknya,
varian data dinyatakan tidak sama (unequal
variance) bila F-Hitung > F-Tabel.

Uji t untuk varian yang berbeda


Uji t untuk varian yang sama (unequal variance)
(equal variance)
Contoh
Seorang mahasiswa melakukan penelitian,
ingin membandingkan tingkat pemahaman
anatara Sisiwa laki-laki dan perempuan
dalam mata pelajaran IPA.
Ho : Tidak terdapat perbedaan tingkat
pemahaman antara siswa laki-laki dan
perempuan
Ha : Terdapat Perbedaan tingkat pemahaman
antara siswa laki-laki dan perempuan
Data yang dihasilkan sebagai berikut:

N Laki-laki Perempuan
1 80 85
2 70 95
3 75 85
4 65 90
5 70 85
6 80 80
7 80 90
8 60
9 65
10 70
N 10 7
Rata-rata 71.50 87.14
S1 (Simpang Baku) 7.09 4.88

S12 (Varian) 50.28 23.81


Harga ini selanjutnya dibandingkan
Langkah Pertama menguji
dengan harga F tabel dengan dk
hogenitas Varians
pembilang (10-1=9) dan dk penyebut (7-
1=6). Berdasarkan dk tersebut dan
untuk kesalahan 5% maka F tabel =4,10.
Ternyata harga F hitung lebih kecil dari F
tabel (2.11 < 4,10). Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa varian ke dua
kelompok data tersebut adalah
homogeny.

Langkah Kedua Mencari t Hitung


Versi Ms. Excel

t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances

Laki-laki Perempuan
Mean 71.5 87.14285714
Variance 50.27778 23.80952381
Observations 10 7
Pooled Variance 39.69048
Hypothesized Mean Difference 0
Df 15
t Stat -5.07
P(T<=t) one-tail 7.35E-05
t Critical one-tail 1.75305
P(T<=t) two-tail 0.000147
t Critical two-tail 2.13
Membandingkan harga t-hitung dengan t-tabel

Selanjutnya t-hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel dengan dk= n1+n2-


2 = 10 + 7 – 2 =15. Dengan dk 15 dan taraf kesalahan 0,05, maka t tabel=
2,131. Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa, bila t hitung lebih kecil atau
sama dengan t tabel maka Ho diterima dan jika t hitung lebih besar dengan t
tabel maka Ha diterima. Ternyata dari perhitungan ditung atas t hitung lebih
besar dengan t tabel yaitu (t hitung= -5,07 > t tabel = 2.13). dengan demikian
Ho ditolak dan Ha diterima. kesimpulannya adalah terdapat Perbedaan tingkat
pemahaman antara siswa laki-laki dan perempuan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai