Anda di halaman 1dari 68

Created by Lilis Marsy

PRINSIP-PRINSIP
ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN

disampaikan oleh
dr. Achmad Farich,MM

UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
DESKRIPSI SINGKAT

Mata kualiah ini membahas konsep-konsep dasar dalam administrasi


manajemen yang mencakup kesehatan masyarakat, sistem pelayanan
kesehatan, perencanaan kesehatan, pengorganisasian dan penggerak
kesehatan dan pengawasan / pengendalian upaya kesehatan secara
umum dan khusus di Indonesia.

BAHASAN :
A. PENGERTIAN, PRINSIP DAN UNSUR ADMINISTRASI
(Antonius Mintorogo,M.Sc, 2000, dalam bulu Pengantar Ilmu Administrasi)
A. KONSEP ADMINISTRASI KESEHATAN
B. KONSEP KEBIJAKAN KESEHATAN
A. ISTILAH ADMINISTRASI

Administrasi asal kata dalam bahasa Inggris administration yang


dalam Webster New Word Dictionary administration merupakan
bentuk adjective dari kata administer.

Dalam kamus kamus Latin : ad + ministrare artinya to serve yang


dalam bhs. Inggris administer diartikan to manage, to conduct, to
direct.

Di zaman Romawi : administrator adalah seorang yang mendapat kepercayaan


untuk melakukan tugas dari seorang pemilik harta kekayaan untuk mengurus
semua kesatuan harta kekayaan berikut personil dalam satu organisasi.
B. ARTI ADMINISTRASI

Latar Belakang : Mengapa dalam kehidupan manusia diperlukan


kerja sama dengan orang atau orang lain?

Proses Administrasi : 1. Sekelompok manusia


2. Kerja sama
3. Tujuan bersama yang
ingin dicapai

GOAL
C. PENGERTIAN TATA USAHA

Ilmu Administrasi

Administrasi-Manajemen Tata Usaha


PENGERTIAN ADMINISTRASI

A. DEFINISI ADMINISTRASI
B. HAKIKAT ADMINISTRASI
C. KAITAN ADMINISTRASI DAN KEGIATAN SUBSTANTIF
DEFINISI ADMINISTRASI
Created by Lilis Marsy

Dalam Ensiklopedia 1980 (dalam Silalahi, 1992 : 9) disebutkan bahwa :


Administrasi (Latin Administrare), meliputi segala proses pelaksanaan
tindakan kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan
yang telah ditentukan

Herbert A. Simon, 1956 (dalam Thoha, 1990 : 11) mengatakan bahwa :


In its broadest sense, administration can be defined as the activities of
group cooperating to accomplish common goals (Dalam pengertian
yang terluas, administrasi dapat dirumuskan sebagai kegiatan dari
kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama).

Bersambung
Created by Lilis Marsy
Sambungan.

DEFINISI ADMINISTRASI

Sondang P. Siagian, 1990 (dalam Silalahi, 1992 : 9), mengemukakan bahwa :


Administrasi yaitu seluruh proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih yang terlibak dalam suatu bentuk usaha kerjasama demi
tercapainya tujuan yang ditentukan sebelumnya

Dalam buku Filsafat Administrasi Sondang P.Siagian (1994 : 3 ) bahwa :


Administrasi sebagai proses kerja sama antara dua orang manusia
atau lebih yang didasarkan atas rasional tertentu untuk mencapai
tujuan yang ditentukan sebelumnya

Dwight Waldo, 1971 (dalam Silalahi 1992 : 9) menyatakan : Administrasi adalah


Suatu daya upaya manusia yang kooperatif yang mempunyai tingkat rasionatas
Tinggi
Masih bersambung dalam definisi
Masih sambungan..

DEFINISI ADMINISTRASI

Stephen P. Robins, 1983 (dalam Silalahi) agak berbeda pendapatnya :


Administration is the universal process of efficiently getting activities
completed with and through other people atau administrasi adalah
keseluruhan proses dari aktivitas - aktivitas pencapaian tujuan secara
efisien dengan dan melalui orang lain.

Lain lagi pendapat dari Ordway Tead (dalam Waldo 1953 : 25) bahwa :
Administration is conceived as the necessary activities of those individuals
(executives) in an organization who are charge with ordering, forwarding
and facilitating the associate efforts of group of individuals brought together
to realize certain defined purposes artinya administrasi adalah meliputi
kegiatan- kegiatan individu-individu (ekse kutif) dalam suatu organisasi yang
Bertugas mengatur, memajukan dan menyediakan fasilitas usaha kerja sama
sekelompok individu-individu untuk merealisasikan tujuan yang ditentukan
Masih sambungan..

DEFINISI ADMINISTRASI
Created by Lilis Marsy

J.E.walters, 1959 ( dalam Silalahi, 1992 : 10) bahwa : Administration is process


of planning, organizing, managing, appraising and controlling an enterprise.
Atau administrasi adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan,
penaksiran dan pengawasan suatu perusahaan.

Leonard D. White, (1957 : 1 ) : Administration is process common to all group


efforts, public or private, civil or military, large scale or small scale artinya
administrasi yaitu proses yang umumnya dijumpai di semua kegiatan-kegiatan
kelompok, baik publik (negara, pemerintah) atau privat (swasta, perusahaan),
sipil atau militer, dalam ukuran besar atau kecil.

Rumusan The Liang Gie revisi Sutarto (1992 : 13) bahwa : Administrasi adalah
segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yg dilakukan
oleh sekelompok orang dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu.
HAKIKAT ADMINISTRASI

Bahwa syarat penyebab terjadinya administrasi adalah adanya tiga


faktor (lihat slide berikut), yaitu :
1. Sekelompok orang
2. Kerja sama care, share
3. Tujuan Tertentu and fair

Kriteria pokok administrasi : 1. Rasionalitas


2. Efektivitas
3. Efisiensi

Kegiatan substantif dan administrasi


TIGA FAKTOR
TERJADINYA PROSES ADMINISTRASI:

SEKELOMPOK KERJA SAMA TUJUAN


MANUSIA TERTENTU

ADMINISTRASI
(PENATAN KERJA SAMA)

TERCAPAINYA
TUJUAN
ADMINISTRASI SEBAGAI SENI DAN ILMU

A. ADMINISTRASI SEBAGAI SENI :


1. Pengertian Seni Sebagai suatu keterampilan
2. Pengertian Administrasi Sebagai Seni
Trial and error
3. Pelaksanaan Administrasi Sebagai Seni

B. Administrasi Sebagai Ilmu :


1. Pengertian Ilmu Empiris, Sistematis, Objektif dan
2. Kriteria Administrasi Sebagai Ilmu Analitis
3. Perkembangan Ilmu Administrasi

C. Jenis-Jenis Ilmu Administrasi :


1. Ilmu Administrasi Negara Public Service, Profit Oriented
2. Ilmu Administrasi Niaga and non Profit Oriented
3. Ilmu Administrasi Sosial
ADMINISTRASI SEBAGAI SUATU SISTEM

Pengertian sistem menurut Bartol ( 1995 : 63-64) : A system is a set of


interrelated parts operating as a unit toward a common goal bahwa sistem
adalah seperangkat bagian-bagian/unsur-unsur sebagai suatu kesatuan
yang melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.

Unsur-unsur administrasi : 1. Organisasi,


2. Manajemen,
3. Komunikasi,
4. Keuangan,
5. Kepegawaian,
6. Perbekalan,
7. Perkantoran dan
8. Hubungan Masyarakat

Administrasi sebagai sistem : Karena masing-masing unsur administrasi


merupakan subsitem administrasi.

Hubungan ilmu administrasi dengan ilmu-ilmu lain : ilmu politik, hukum,


ekonomi, sosiologi, antropologi, psikologi dan ilmu-ilmu eksakta.
KLASIFIKASI FUNGSI-FUNGSI
ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN

FUNGSI-FUNGSI ADMINISTRASI /MANAJEMEN

1.Henry Fayol : Planning,Organizing, Commanding, Coordinating


and Controlling
2.H.Koontz & CO.Donnell : Planning, Organizing, Staffing, Directing
and Controlling
3.GR. Terry : Planning, Organizing, Actuating and Controlling
4. James A.F. Stoner & Stephen P.Robbins : Planning, Organizing,
Leading and Controlling
5. Luther M.Gulick : Planning, Organizing, Staffing, Directing,
Coordinating, Reporting and Budgeting
PERENCANAAN

PENGERTIAN DAN DEFINISI PERENCANAAN

SUMBER PERENCANAAN

FUNGSI PERENCANAAN

BERBAGAI MACAM PERENCANAAN


PENGERTIAN DAN DEFINISI PERENCANAAN
Proses pemikiran untuk menentukan hal-hal yang
akan dilakukan dimasa mendatang dan bagaimana
melaksanakannya

Stephen P. Robin (Silalahi 1992 : 167) : Planning is determining in advance


what is to be done, how is to be done, when is to be done and who is to do it
bahwa perencanaan merupakan pra kegiatan (pre action) sebelum dilakukan
kegiatan pelaksanaan untuk mencapai suatu tujuan.

H. Koontz & Cyril ODonnell (Silalahi 1992 : 167) : Planning involves selecting
objective,-- and strategies, policies, program and procedures for achieving them
--either for the entire enterprise or for any organized part there of bahwa
perencanaan dilakukan sebelum dilaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan
dengan memilih yang terbaik alternatif yang ada.
PERENCANAAN (Planning)
Merupakan spesifikasi dari tujuan organisasi/perusahaan yang ingin dicapai
dan cara-cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut.

Mengembangkan adanya garis-garis besar kegiatan yang dilakukan dan


mengembangkan metode-metode pelaksanaannya untuk mencapai tujuan
organisasi.

Dalam Perencanaan harus mengandung unsur 5W + 1H


What : Tindakan apa yang harus dikerjakan?
Why : Apa sebab tindakan itu harus dikerjakan?
Where : Dimana tindakan itu dikerjakan?
When : Kapan rencana tindakan itu dilakukan?
Who : siapa yang akan mengerjakan tindakan itu?
How : Bagaimana cara melaksanakan tindakan itu?
SUATU RENCANA HARUS MEMUAT HAL-HAL
YANG DAPAT MENJAWAB PERTANYAAN 5W + 1H

?
Penjelasan dan rincian kegiatan yang dibutuhkan.
Penjelasan mengapa rencana itu harus dikerjakan dan mengapa tujuan
yang tertentu harus dicapai.
Penjelasan tentang tempat/lokasi secara fisik dimana rencana tindakan
harus dikerjakan.
Penjelasan tentang kapan dimulainya tindakan dan kapan selesai nya
tindakan itu.
Penjelasan tentang siapa yang akan mengerjakan pekerjaan baik
mengenai kualitas / kuantitas yang dikaitkan dengan standar mutu.
Penjelasan rinci tentang teknik-teknik mengerjakan tindakan yang telah
ditetapkan.
LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN

Penentuan tujuan yang akan dicapai.


Pendefinisian gabungan situasi secara baik.
Pendefinisian faktor-faktor yang membantu dan menghambat tujuan.
Merumuskan kegiatan yang harus dilaksanakan.

selanjutnya PROSES PERENCANAAN


DILAKUKAN DENGAN 3 PENDEKATAN

Pendekatan perkembangan yg menguntungkan (Profitable Growth Approach)


Pendekatan Portofolio & Kesenjangan Perencanaan
Pendekatan SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunity and Treath)
Pendekatan SWOT
(Strength, Weaknesses, Opportunity and Treath)

Proses perencanaan dilakukan dengan menganalisa baik faktor internal maupun


eksternal organisasi.

Analisa terhadap faktor internal dapat menghasilkan adanya kekuatan (Strength)


yang dimiliki oleh suatu organisasi, serta dapat mengetahui kelemahan pada
organisasi (Weaknesses). Sedangkan analisa terhadap faktor ekstern dapat
mengetahui kesempatan (Opportunity) yang terbuka bagi organisasi dan dapat
mengetahui tekanan (Treath) yang dialami oleh organisasi.

Lihat gambar Proses Perencanaan Slide berikut ini..


Created by Lilis Marsy
Gambar : Proses Perencanaan dengan Analisa SWOT

Misi/Tujuan

Faktor Intern Faktor Ekstern

S W O T

Sasaran/Renstra

Target

Anggaran Operasional
SUMBER PERENCANAAN

Kebijakan (policy) : Berupa pengarahan dari pejabat berwenang dapat


berupa peraturan-peraturan, pedoman-pedoman, instruksi-instruksi yang
akan menjadi acuan atau pedoman penyusunan perencanaan.

Hasil penelitian : Pengkajian yang berupa penemuan - penemuan dan


pendapat-pendapat dari masyarakat yang berupa fakta, data dan informasi
dapat menjadi bahan untuk menyusun perencanaan.

Hasil dari pengawasan : Hasil pengawasan terhadap suatu pelaksanaan


program. Hasil tersebut dapat menjadi sumber yang memberi informasi
tentang keberhasilan ataupun kegagalan program masa lampau untuk
memperbaiki di masa mendatang.

Kebutuhan masa mendatang : Jenis kebutuhan yang diperoleh baik dari


keluhan-keluhan masyarakat atau atas dasar antisipasi perkembangan di
masa mendatang, yang dapat menanggulangi masalah - masalah yang
mingkin akan timbul.
FUNGSI PERENCANAAN

Memberikan pengarahan : Perencanaan dapat menjadi arahan baik bagi


para pimpinan maupun para pelaksana kegiatan.

Perencanaan sebagai pedoman : Perencanaan berfungsi untuk membanding


kan apa yang harus dilakukan dan apa yang sedang dilakukan.

Memberikan kejelasan : Dengan adanya perencanaan akan jelas fungsi


masing-masing pelaksana sehingga dapat dicegah adanya tumpang tindih
kegiatan, metoda, biaya dan sarananya.

Mengantisipasi perkembangan : Perencanaan dapat mengantisipasi adanya


perkembangan dan perubahan di masa yang akan datang.
BERBAGAI MACAM PERENCANAAN

Menurut tingkatannya dapat dibedakan :


1. Policy Planning (Perncanaan Kebijakan)
2. Program Planning (Perncanaan Program) t
3. Operation Planning ( Perncanaan Pelaksanaan) o

Menurut lokasi pelaksanaan kegiatan dapat dibedakan : d


1. National Planning (Perencanaan Nasional) o
2. Regional Planning (Perencanaan Regional/Daerah) i
3. Local Planning (Perencanaan Lokal) t

Bersambung ke slide berikutnya


Sambungan.

BERBAGAI MACAM PERENCANAAN

Menurut maksud kegiatan perencanaan dapat dibedakan :


1. Project Planning (Perencanaan Proyek)
2. Financial Project (Proyek Keuangan/Anggaran)
3. Maintenance Planning (Perencanaan Pemeliharaan Sarana/Perlengkapan)
4. Personnel Project (Proyek Kepegawaian)
5. Industrial Planning (Perencanaan Industrial) t
o
Menurut jangka waktu pelaksanaan kegiatan dapat dibedakan :
d
1. Long Range Planning (Perencanaan Jangka Panjang)
o
2. Medium Term Planning (Perencanaan jangka Menengah)
3. Short Term Planning (Perencanaan jangka Pendek) i
t
KONSEP ADMINISTRASI KESEHATAN

DASAR-DASAR PERENCANAAN KESEHATAN


(Ascobat Gani)

DEFINISI PERENCANAAN
SIFAT PERENCANAAN
PERENCANAAN KESEHATAN
PERENCANAAN KESEHATAN DAN DINAMIKA PERUBAHAN
NILAI UNIVERSAL DALAM PERENCANAAN KESEHATAN
PRAKONDISI/PREQUISITE UNTUK PERENCANAAN
PRINSIP DASAR DAN SISTEMATIKA LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN

Senyum Senyum
Sapa Sapa
Sentuh Sentuh
Dasar Perencanaan Kesehatan
( Ascobat Gani )

1. Definisi perencanaan : @. Proses pemecahan masalah


@. Proses pengambilan keputusan
@. Penentuan tujuan dan cara untuk mencapainya

2. Sifat perencanaan ( J de Smit : Rational and Non-rational Planning dalam Health Care
Administration) :
* Berkaitan dengan pengambilan keputusan
* Dilakukan dalam proses formal dan sistematis
* Orientasinya diarahkan pada masa yang akan datang
* Fokusnya adalah tentang tujuan dan cara
* Keputusan dalam perencanaan bersifat kontektual dan holistic ( menyeluruh )
* Perncanaan memerlukan perubahan sikap : menerima perubahan

3. Perencanaan Kesehatan (Hendrick L.Blum in Planning for Health, 1981)


* Langkah sistimatis yang rasional
* Orientasinya pada proses
* Orientasi masa depan
* Mempunyai jenjang hierarki
* Multi dimensi :
Bersambung.
Sambungan.

Multidimensi : 1. Dimensi waktu (Jangka pendek, menengah dan panjang)


2. Dimensi wilayah (Nasional, propinsi, kabupaten/kota)
3. Dimensi unit organisasi
4. Dimensi sifat (Renstra, rencana operasional, rencana kegiatan)

4. Perencanaan Kesehatan dan Dinamika Perubahan Sosial Ekonomi :


a. Perubahan masalah kesehatan
b. Perbahan tata nilai : @. Solidaritas social - individualisme
@. Otoriter - demokratis
c. Kedudukan kesehatan dalam pembangunan
@.Health as invesment or consumtion
@ More money for health or more health for money
d. Keterbatasan sumber daya : @. Dana
@. Tenaga
e. Ketidak pastian
@. Kesehatan bersifat multidimensional, semakin sulit meramalkannya
@. Kemajuan teknologi informasi
@. Kelemahan sistem informasi kesehatan

Bersambung.
Sambungan

Paradigma shift (Pergeseran Paradigma) :

Need - Dimand
Disease - Market Segment
Public - Private
Public Goods - Private Goods
Subdidy - User Charge
Fee for service - Prepayment
Social Function - Economic Function
Centralized - Decentralized
Top Down - Bottom up
Fragmented Program - Integrated Program
Partisipation - Partnership
Beurocration (administratio) - Enterpreuner
Short Term (Treatment) - Long Term Vision
(Human Resource Development)
Medical Care - Health Care
Health Consumtion - Invesment
Sambungan :

5. NILAI UNIVERSAL DALAM PERENCANAAN KESEHATAN


* Equity (Premis dasar : Health is a human right)
* Efficiency
* Effectiveness (Quality)
* Sustainability (berkesinambungan) baik dalam hal pembiayaan maupun pelayanan

6. PRAKONDISI/PREREQUISITE UNTUK PERENCANAAN KESEHATAN


* Data dan Informasi : - Tersedia?
- Facility Based?
- Population Based?
* Kemampuan Perencanaan (SDM)
* Otoritas Perencanaan (Top Down or Bottom Up)

7. PRINSIP DASAR DAN SISTEMATIKA LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN :


* Langkah Pokok Perencanaan : - Where are we now? (Analisis Situasi)
- Where are we going to go (Penentuan Tujuan)
- How to get there (Penentuan Kegiatan/Program)
* Penentuan tujuan adalah sangat esensial dan kritikal
* Langkah-langkah Perencanaan :

( Lihat slide berikutnya, Ok?


LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN
BIDANG KESEHATAN

Analisa Situasi Rumusan Masalah

Prioritas

Alternatif
ORGANISASI
SDM
ANGGARAN Pemilihan Alternatif
METODE

Penyusunan POA

Implementasi :
-Leadership/Motivation
-Supervisi on
-Control

EVALUATION
PENGORGANISASIAN BIDANG KESEHATAN

AZHAR KASIM
Organisasi adalah suatu pola kerja sama antara orang-orang yang
terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan untuk
mencapai tujuan tertentu

Prof.DR.S.P.Siagian
Organisasi diartikan sebagai :Setiap bentuk kerja sama untuk pencapaian
tujuan bersama dan terikat secara formal yang tercermin pada hubungan
sekelompok orang yang disebut bawahan
ORGANISASI DAPAT DILIHAT DARI
2 (DUA) ASPEK PENTING :

1. Struktur organisasi : a. Pengelompokan orang secara formal


b. Digambarkan dalam Bagan Organisasi

2. Proses perilaku sebagai aktivitas kehidupan dalam struktur organisasi :


a. Komunikasi
b. Pembuatan keputusan
c. Motivasi
d. Kepemimpinan

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi

Organisasi terdiri dari : a. Organisasi formal


b. Organisasi informal
UNSUR DALAM STRUKTUR DAN FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI ORGANISASI

UNSUR-UNSUR DALAM STRUKTUR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


ORGANISASI ORGANISASI
1. Spesialisasi kegiatan
1. Tujuan organisasi
2. Standarisasi Kegiatan
3. Koordinasi kegiatan 2. Teknologi yang digunakan
4. Sentralisasi dan desentralisasi 3. Manusia ( orang-orang )
kegiatan
4. Besar kecilnya organisasi

HIERARKI : Berkaitan dengan tingkat kekuasaan yang menimbulkan adanya apa


yang disebut atasan dan bawahan dalam struktur organisasi, dengan
aspek-aspek sebagai berikut :
1. Lini dan staf ( line and staff )
2. Rentang kendali ( span of control )
3. Committee ( panitia ) dan Satuan tugas ( task force )
LANGKAH-LANGKAH PENGORGANISASIAN

1. Mengetahui dengan jelas tujuan yang akan dicapai.


2. Merinci tujuan (goal) dalam beberapa tujuan.
3. Membagi habis semua kegiatan, kemudian menggolongkan dalam beberapa satuan
kerja/unit kerja operasional yang kemudian menjadi unit kerja.
4. Menentukan wewenang dan tanggung jawab masing-masing orang, menentukan
jaringan komunikasi dan pola interaksi, sehingga setiap orang ada kejelasan kepada
siapa melapor dan kepada siapa instruksi diberikan.
5. Mengadakan, memilih dan menempatkan orang-orang pada posisi yang sesuai
dengan kemampuan dan keterampilan masing-masing.
6. Menyusun struktur organisasi untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai
pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab, jaringan komunikasi dsb.
7. Mendelegasikan wewenang, membuat deskripsi tugas/uraian tugas (job description).
8. Menyediakan biaya, sarana dan prasana yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan.
BENTUK-BENTUK ORGANISASI

Organisasi Lini adalah suatu bentuk organisasi yang didalamnya terdapat


garis wewenang yang menghubungkan langsung secara vertikal antara
atasan dan bawahan. Tidak ada pembedaan antara pelaksana tugas pokok
dan tugas penunjang. Contoh Organisasi Lini ( lihat gambar hal 47 )

Organisasi Lini & Staf : Dalam organisasi lini dan staf diadakan pebedaan
antara unit pelaksanan tugas pokok (lini) dan unit penunjang (staf).
Contoh Organisasi Lini & Staf ( Lihat gambar hal 48 )

Organisasi Fungsional : Suatu organisasi yang pemimpin tertinggi


melimpahkan wewenangnya kepada kepala unit struktural yang memimpin
kelompok yang menduduki jabatan ungsional. Contoh Organisasi
Fungsional ( Lihat hal 49 )

Organisasi Lini & Fungsional : Suatu bentuk organisasi dimana pemimpin


tertinggi melimpahkan wewenangnya kepada pada pejabat fungsional.
Contoh Organisasi Lini & Fungsional ( Lihat hal 50 )
PRINSIP ORGANISASI

Kejelasan tujuan yang ingin dicapai


Pemahaman tujuan oleh para anggota organisasi
Penerimaan tujuan oleh para anggota organisasi
Adanya kesatuan arah
Kesatuan perintah
Fungsionalisasi
Delimasi berbagai tugas
Keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab
Pembagian tugas
Kesederhanaan struktur
Pola dasar organisasi yang relatif permanen
Adanya pola pendelegasian wewenang
Rentang pengawasan
Jaminan pekerjaan
Keseimbangan antara jasa dan imbalan
SETIAP ORGANISASI MEMPUNYAI BUDAYA
ORGANISASI YANG BERBEDA-BEDA

Budaya organisasi dapat diartikan sebagai suatu sistem rekatan nilai dan kepercayaan
yang berkembang diantara anggota organisasi pada suatu waktu tertentu.

Yang berhubungan erat dengan budaya organisasi adalah iklim organisasi yang
menunjukkan suasana organisasi, termasuk didalamnya semangat organisasi, kepuasan
kerja, kepemimpinan kerjasama dan kinerja organisasi.

BAGAIMANA BUDAYA ORGANISASI BIDANG KESEHATAN?!

Masyarakat
Mandiri
PARADIGMA SEHAT Hidup Sehat?!
PARADIGMA SEHAT

Perubahan pemahaman akan konsep sehat dan sakit serta semakin kayanya khasanah
ilmu pengetahuan dengan informasi tentang determinan penyebab penyakit yang
multifaktorial, telah menggugurkan paradigma pembangunan kesehatan yang lebih
mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif, dengan
menerapkan paradigma pembangunan kesehatan baru yaitu PARADIGMA SEHAT
merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat proaktif.

PARADIGMA SEHAT tsb merupakan model pembangunan kesehatan yang dalam


jangka panjang mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam
menjaga kesehatan mereka sendiri, melalui kesadaran yg lebih tinggi pada pentingnya
pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.

Untuk terwujudnya PARADIGMA SEHAT maka perlu kajian faktor-faktor yang


mempengaruhi derajat kesehatan sebagai kesadaran masyarakat untuk menciptakan
pola hidup sehat.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN
(Hendrick L.Blum in Planning for Health)

FAKTOR PENDUDUK
Herediter atau Keturunan

FAKTOR
FAKTOR
DERAJAT KESEHATAN : PELAYANAN
LINGKUNGAN :
KESEHATAN :
Fisik Fisik
Biologis Mental
Promotif
Sosio-kultural Sosial
Preventif
Kuratif
Rehabilitatif

FAKTOR PERILAKU :
Sikap
Gaya Hidup
Untuk terwujudnya
PARADIGMA SEHAT sebagai paradigma kesehatan baru,
maka kajian yang seksama perlu dilakukan tentang :

Dasar-dasar Pembangunan Kesehatan


Visi Pembangunan Kesehatan
Misi Pembangunan Kesehatan
DASAR-DASAR, VISI dan MISI PEMBANGUNAN
KESEHATAN adalah KEBIJAKAN YANG DILAKUKAN
PEMERINTAH PADA BIDANG KESEHATAN

What is policy?

Created by Lilis Marsy


ISTILAH KEBIJAKAN

Istilah kebijakan asal kata bahasa Inggris yaitu policy yang diterjemahkan menjadi
kebijakan (Samodra Wibawa,1994 - Muhadjir Darwin, 1998). Istilah policy juga ada
yang menterjemahkan sebagai kebijaksanaan (Islamy, 1989 - Abdul wahab, 1990).

Menurut Thomas R. Dye : Health policy is whatever the government choose to do or


not to do (Kebijakan kesehatan merupakan tindakan atau pilihan pemerintah untuk
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu di bidang kesehatan).

Kebijakah kesehatan (health policy) adalah apapun pilihan pemerintah untuk


melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dibidang kesehatan.
Apabila pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu maka tentunya ada
tujuan begitu pula apabila pemerintah memilih tidak melakukan sesuatu
inipun merupakan kebijakan yang tentu juga ada tujuannya.

Contoh : Dengan mewabahnya penyakit DBD di beberapa daerah di Indonesia, maka


pemerintah mengeluarkan kebijakan sebagai antisipasi meluasnya penyakit
DBD dilakukan penyemprotan/pengasapan nyamuk di rumah-rumah warga
masyarakat.

Kebijakan kesehatan adalah pengalokasian nilai-nilai secara syah di bidang kesehatan


kepada seluruh warga anggota masyarakat (Health policies are those policies developed
by governmental bodies and officials).

Kesimpulan : 1. Kebijakan kesehatan dibuat oleh pemerintah yang berupa tindakan di


bidang kesehatan.
2. Kebijakan kesehatan baik untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu itu mempunyai tujuan tertentu di bidang kesehatan.
3. Kebijakan kesehatan ditujukan untuk kepentingan masyarakat.
JENIS-JENIS KEBIJAKAN
(Menurut E. Anderson, 1970)

1. SUBSTANTIVE and PROCEDURAL POLICIES

a. Substantive policy : Sesuatu kebijakan dilihat dari substansi masalah yang dihadapi
oleh pemerintah. Contoh : Kebijakan kesehatan dll.

b. Procedural Policy : Suatu kebijakan dilihat dari pihak-pihak yang terlibat dalam
perumusannya (Policy Stakeholder). Contoh : Undang-Undang
tentang Kesehatan maka yang berwenang membuatnya adalah
Departemen Kesehatan, tetapi dalam pelaksanaannya banyak
organisasi/instansi lain yang terlibat baik dari pemerintahan
maupun dari organisasi non pemerintah.

Bersambung..
2. DISTRIBUTIVE, REDISTRIBUTIVE and REGULATORY POLICIES

a. Distributive Policy : Kebijakan yang mengatur tentang pemberian pelayanan


keuntungan kepada individu, kelompok atau perusahaan. Contoh : Kebijakan tentang
Tax on Health (Pajak kesehatan).

b. Redistributive Policy : Kebijakan yang mengatur tentang pemindahan alokasi


kekayaan, kepemilikan/hak-hak. Contoh : Kebijakan tentang pembebasan tanah untuk
kepentingan umum.

c. Regulatory Policy : Kebijakan yang mengatur tentang pembatasan/pelarangan trhdp


perbuatan/tindakan.Contoh : Kebijakan tentang larangan memiliki Narkoba dll.

3. MATERIAL POLICY : Kebijakan yang mengatur tentang pengalokasian penyediaan


sumber-sumber material yang nyata bagi penerimanya. Contoh : Obat - obat generik
untuk keluarga miskin.

4. PUBLIC GOODS POLICY : Kebijakan yang mengatur penyediaan barang-barang/-


pelayanan oleh pihak swasta, untuk kepentingan individu/perorangan di pasar bebas,
dengan imbalan biaya tertentu. Contoh : Kebijakan pengadaan barang - barang/-
pelayanan untuk kepentingan perorangan, seperti RS Swasta, apotik, dll.
TINGKAT-TINGKAT KEBIJAKAN (LAN-RI, 1997)

A. LINGKUP NASIONAL

1. Kebijakan Nasional : Kebiajakan negara yang bersifat fundamental dan stategis dalam
pencapaian tujuan nasional/negara sebagaimana tertera dalam UUD 1945.

Yang berwenang menetapkan kebijakan nasional yaitu MPR, DPR dan Presiden. Kebiajakan
Nasional yang dituangkan dalam peraturan perundang-undangan dapat berbentuk : UUD,
Ketetapan MPR, UU. Peraturan Pemerintah Pengganti UU (PERPU).

2. Kebijakan Umum : Kebijakan Presiden sebagai pelaksanaan UUD, TAP MPR, UU untuk
mencapai tujuan nasional.

Yang berwenang menetapkan Kebijakan Umum adalah Presiden. Kebijakan Umum dapat
berbentuk : Peraturan Pemerintah (PP), KEputusan Presiden (KEPPRES), Instruksi Predisen
(INPRES)

3. Kebiajkan Pelaksanaan : merupakan penjabaran dari Kebijakan Umum sebagai strategi


pelaksanaan tugas di bidang tertentu.

Yang berwenang menetapkan Kebijakan Pelaksanaan adalah Menteri/Pejabat setingkat


Menteri dan Pimpinan LPND. Kebijakan Pelaksanaan yang tertulis dapat berbentuk
Peraturan, Keputusan, Instruksi pejabat tersebut diatas.
Bersambung..
B. LINGKUP WILAYAH DAERAH

1. KEBIJAKAN UMUM

Kebijakan Umum pada tingkat daerah adalah kebijakan Pemerintah Daerah


sebagai pelaksanaan azas desentralisasi dalam rangka mengatur Urusan Rumah
Tangga Daerah.

Yang berwenang menetapkan Kebijakan Umum di Daerah Propinsi adalah


Gubernur, dan pada Daerah kabupaten/kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota dan
DPRD Kabupaten/Kota.

Kebijakan Umum pada tingkat daerah dapat berbentuk Peraturan Daerah (PERDA)
Propinsi dan PERDA Kabupaten/Kota

Bersambung..
2. KEBIJAKAN PELAKSANAAN

Ada tiga macam Kebijakan Pelaksanaan pada lingkup Wilayah/Daerah :


1. Kebijakan Pelaksanaan dalam rangka desentralisasi merupakan realisasi
pelaksanaan PERDA.

2. Kebijakan Pelaksanaan dalam rangka dekonsentrasi merupakan pelaksanaan


kebiajakan nasional di daerah.

3. Kebijakan Pelaksanaan dalam rangka tugas perbantuan/medebewind merupakan


pelaksanaan tugas Pemerintah Pusat di daerah yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Daerah.

Yang berwenang menetapkan kebijakan pelaksanaan adalah :


a. Dalam rangka desentralisasi adalah Gubernur/Bupati/Walikota.
b. Dalam rangka dekonsentrasi adalah Gubernur/Bupati/walikota.
c. Dalam rangka tugas perbantuan/medebewind adalah Gubernur/Bupati/walikota.

Dalam rangka pelaksanaan dan tugas perbantuan berupa Keputusan dan instruksi
Gubernur/bupati/Walikota.

Dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi beerbentuk Keputusan Gubernur/Bupati/-


Walikota.
Created by Lilis Marsy

SISTEM, PROSES DAN SIKLUS


KEBIJAKAN KESEHATAN

I. SISTEM KEBIJAKAN KESEHATAN

II. PROSES KEBIJAKAN KESEHATAN

III. SIKLUS KEBIJAKAN KESEHATAN


SISTEM KEBIJAKAN KESEHATAN
Dalam kebijakan terdapat komponen yang saling mempengaruhi sehingga
membentuk suatu sistem.

POLICY STAKEHOLDER
PELAKU/AKTOR KEBIJAKAN

PUBLIC HEALTH POLICY


POLICY ENVIRONMENT
KEBIJAKAN KESEHATAN
LINGKUNGAN KEBIJAKAN
MASYARAKAT

Created by Lilis Marsy


PERANAN PEMBENTUK SISTEM KESEHATAN
DITENTUKAN OLEH TIGA UNSUR :

PEMERINTAH

MASYARAKAT PENYEDIA PELAYANAN


KESEHATAN

Created by Lilis Marsy


ADA TIGA MACAM BENTUK SISTEM KESEHATAN :
1. Monopoli pemerintah
2. Dominasi pemerintah
3. Dominasi swasta
Adapun derajat keterlibatan dari ketiga bentuk sistem tersebut, sbb :

Keterlibatan Keterlibatan
Pemerintah Swasta

Negara Negara Negara


Sosialis Indonesia Liberal
Sistem Kebijakan Kesehatan meliputi beberapa unsur :

INPUT PROCESS OUTPUT IMPACT

Input : Masalah Kebijakan Kesehatan


Process : Pembuatan Kebijakan Kesehatan
Output : Kebijakan Kesehatan
Impact : Dampak dari kebijakan Kesehatan

Kebjakan kesehatan merupakan


produk (output) dari suatu input
yang diproses secara politis
PROSES KEBIJAKAN KESEHATAN

1. Perumusan masalah kebijakan esehatan


2. Merumuskan atau membuat kebijakan kesehatan :
a. Memperhatikan landasan hukum, visi dan misi
b. Memperhatikan lingkungan yang meliputi aspek politik, ekonomi,
sosial dan buaya serta kemasyarakatan.
c. Memperhatikan aktor/stakeholder yang terlibat.
d. Memperhatikan target groups/kelompok sasaran yang terkena.
e. Langkah tindakan/kegiatan secara rasional harus jelas tergambar.
f . Tahap langkah tindakan/kegiatan secara sistematis, efisien, efektif dan rasional.
g. Memperhatikan faktor SWOT dari kebijakan kesehatan.
h. Tahap ini sebagai tahap kritis karena terjadi negosiasi bargaining untuk mencapai
consensus oleh aktor untuk dapat mencapai suatu decision making.
3. Implementasi kebijakan kesehatan, ada 3 bentuk :
a. Kebijakan langsung
b. Kebijakan tidak langsung
4. Monitoring kebijakan kesehatan
5. Evaluasi kebijakan kesehatan
SIKLUS KEBIJAKAN KESEHATAN

PERUMUSAN PEMBUATAN
KEBIJAKAN KESEHATAN

EVALUASI MASALAH IMPLEMENTASI


KEBIJAKAN KESEHATAN KEBIJAKAN KESEHATAN KEBIJAKAN KESEHATAN

MONITORING
KEBIJAKAN KESEHATAN
DASAR PEMBANGUNAN KESEHATAN

Pada hakikatnya adalah nilai kebenaran dan aturan pokok sebagai landasan
untuk berpikir/bertindak dalam pembangunan kesehatan

Dasar pembangunan kesehatan merupakan landasan dalam penyusunan visi, misi


dan strategi, serta petunjuk pokok pelaksanaan pembangunan kesehatan secara
nasional yang meliputi :
1. Perikemanusiaan sebagai etika profesi

2. Pemberdayaan dan kemandirian sebagai upaya yang dapat membangkitkan dan


mendorong peran serta masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan.

3. Adil dan merata bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya tanpa memandang suku, golongan, ras,
agama dan status sosial ekonominya.

4. Pengutamaan dan manfaat sebagai upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti
perkembangan I P T E K, maka upaya kesehatan harus dilaksanakan secara
profesional, berdayaguna dan berhasil guna dengan mempertimbangkan kebutuhan
dan kondisi daerah.
GAMBARAN KEADAAN MASYARAKAT INDONESIA DI MASA DEPAN
(VISI) YANG INGIN DICAPAI MELALUI PEMBANGUNAN
KESEHATAN, DIRUMUSKAN SEBAGAI : Vision
of
Health

Indonesia Sehat 2010


Lingkungan Hidup yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan
yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai,
perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan
kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong
dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.

Perilaku masyarakat Indonesia 2010 yang bersifat proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa adanya hambatan baik
yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi (Pelayanan bermutu dimaksud adalah
pelayanan kesehatan yang memuaskan pemakai jasa pelayanan serta yang diseleng -
garakan sesuai dengan standar dan etika pelayanan profesi).

Created by Lilis Marsy


Dari VISI INDONESIA SEHAT 2010 tersebut diharapkan :
1. Lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat.
2. Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010.
3. Pelayanan kesehatan yang tersedia.

VISI INDONESIA SEHAT 2010 - MISI?!

Untuk mewujudkan VISI : INDONESIA SEHAT 2010 maka ditetapkan


MISI Pembangunan Kesehatan, sebagai berikut :
Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau.
Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannnya.

Created by Lilis Marsy


ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN MENUJU
INDONESIA SEHAT 2010

1. Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional.


2. Pelayanan kesehatan baik oleh pemerintah atau masyarakat harus diselenggarakan
secara bermutu, adil dan merata dengan memberikan perhatian khusus kepada
penduduk miskin, anak - anak dan para lanjut usia yang terlantar baik di perkotaan
maupun di pedesaan.
3. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan melalui strategi pembangunan
nasional berwawasan kesehatan, profesionalisme, desentralisasi dan JPKM.
4. Upaya JPKM melalui program peningkatan perilaku hidup sehat, pemeliharaan
lingkungan sehat, serta pelayanan kesmas yang berhasil dan berdaya guna.
5. Pengadaan dan peningkatan prasarana dan sarana kesehatan terus dilanjutkan.
6. Untuk menunjang seluruh upaya pembangunan kesehatan diperlukan tenaga yang
mempunyai sikap nasional, etis, profesional serta memiliki semangat pengabdian
yang tinggi kepada bangsa dan negara, berdisiplin, kreatif, berilmu dan terampil,
berbudi luhur serta dapat memegang teguh etika profesi.

Created by Lilis Marsy


TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN MENUJU INDONESIA 2010 :

Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap


orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui
terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh
penduduknya hidup dalam lingkungan, dan dengan perilaku yang sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di
seluruh wilayah Republik Indonesia.

SASARAN PEMBANGUNAN KESEHATAN MENUJU INDONESIA 2010 :


1. Perilaku hidup sehat.
2. Lingkungan sehat.
3. Upaya kesehatan.
4. Manajemen pembangunan kesehatan.
5. Derajat kesehatan. Derajat Kesehatan?!
KEBIJAKAN UMUM DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN KESEHATAN

Peningkatan perilaku, perberdayaan dan kemandirian masyarakat.


Peningkatan kesehatan lingkungan.
cPeningkatan upaya kesehatan.
Peningkatan sumber daya kesehatan.
Peningkatan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan.
Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi

STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN UNTUK


MEWUJUDKAN INDONESIA SEHAT 2010

A. Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan


B. Profesionalisme
C. JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat)
D. Desentralisasi
Bersambung!
Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan

Wawasan kesehatan sebagai azas pembangunan nasional.


Paradigma Sehat sebagai komitmen gerakan nasional.
Sistem yang mendorong aspek promotif dan preventif dalam
pemeliharaan kesehatan komprehensif.
Dukungan sumber daya yang berkesinambungan.
Sosialisasi internal dan eksternal.
Restrukturisasi dan revitalisasi infrastruktur terutama yang
terkait dengan rencana desentralisasi.

PARADIGMA SEHAT
PROFESIONALISME

Profesionalisme dilaksanakan melalui penerapan kemajuan IPTEK serta


melalui penerapan nilai-nilai moral dan etika profesi.

Untuk terwujudnya pelayanan kesehatan yang profesional, semua tenaga kesehatan


dituntut untuk selalu menjunjung tinggi sumpah dan kode etik profesi, yang dalam
pelaksanaannya perlu dipantau secara berkala, bekerjasama dengan pelbagai
organisasi profesi.

Untuk strategi profesionalisme dilaksanakan penentuan standar kompetensi bagi tenaga


kesehatan, pelatihan berdasarkan kompetensi, akreditasi dan legislasi tenaga kesehatan,
serta kegiatan peningkatan kualitas lainnya.

Faktor penentu keberhasilan strategi profesionalisme mencakup, antara lain :


1. Pemantapan manajemen sumber daya manusia.
2. Pemantapan aspek IPTEK, iman dan taqwa seta etika profesi.
3. Penajaman konsep profesiolisme kedokteran dan kesehatan.
4. Penciptaan aliansi strategi dengan pihak-pihak yang turut memainkan peranan
penting dalam mewujudkan visi INDONESIA SEHAT 2010
Untuk memantapkan kemandirian msyarakat dalam hidup sehat, maka JPKM pada
dasarnya merupakan wujud konkrit dari peran serta masyarakat tersebut yang
apabila berhasil dilaksanakan dinilai mempunyai peranan yang besar dalam
mempercepat pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan, yang merupakan
misi ketiga dari pembangunan kesehatan.

Strategi JPKM akan lebih mengutamakan pelayanan promotif dan preventif yang
apabila berhasil dilaksanakan, dinilai lebih efektif dan efisien dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan disamping pengaruh positif dalam meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan.

JPKM?!
DESENTRALISASI

Pendelegasian wewenang yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk mengatur
sistem pemerintahan dan rumah tangga sendiri, memang dipandang lebih sesuai untuk
pengolahan pelbagai pembangunan nasional pada masa mendatang.

Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan, penyelenggaraan pelbagai upaya kesehatan


harus berangkat dari masalah dan potensi spesifik masing-masing daerah.

Beberapa faktor penentu keberhasilan pembangunan kesehatan berazas desentralisasi,


mencakup :
1. Keseimbangan dan sinergi azas-azas desentralisasi, dekonsentrasi & tugas perbantuan.
2. Penegasan jenis dan peringkat kewenangan.
3. Kejelasan pedoman pengelolaan disertai dengan indikator/parameter kinerja kota/kab
sehat, Evidence based analysis digunakan sebagai landasan penetapan program.
4. Pemberdayaan : Kemampuan/kapasitas untuk menerapkan desentralisasi.
5. Sistem dan kebijakan SDM yang mendukung.
6. Infrastruktur lintas sektoral yang menunjang.
7. Mekanisme pengendalian yang andal.
POKOK PROGRAM
PEMBANGUNAN KESEHATAN

Pokok Program Perilaku, Pemberdayaan dan Kemandirian Masyarakat.


Pokok Program Lingkungan Sehat.
Pokok Program Upaya Kesehatan.
Pokok Program Pengembangan Sumber Daya Kesehatan.
Pokok Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya.
Pokok Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Pembangunan
Kesehatan.
Pokok Program Pengembangan IPTEK Kesehatan.
SEPULUH PROGRAM KESEHATAN UNGGULAN

Program Kebijakan Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan dan Hukum


Kesehatan.
Program Perbaikan Gizi.
Program Pencegahan Penyakit Menular Termasuk Imunisasi.
Program Peningkatan Perilaku Hidup Sehat dan Kesehatan Mental.
Program Lingkungan Pemukiman, Air dan Udara sehat.
Program Kesehatan Keluarga Reproduksi dan Keluarga Berencana.
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Program Anti Tembakau, Alkohol, dan Madat.
Program Pengawasan Obat, Bahan Berbahaya, Makanan dan Minuman.
Program Pencegahan Kecelakaan dan Rudapaksa, termasuk Keselamatan
Lalu Lintas.

Anda mungkin juga menyukai