Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PT. SINERGI GULA NUSANTARA
PABRIK GULA DJOMBANG BARU

Disusun oleh:
1. Laili Nur Afifah (1903080035)
2. Vindia Nur Azlina ( 1903080041)
3. Syaiful Anam (1903080043)

PRODI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KH. A. WAHAB HASBULLAH
TAMBAKBERAS JOMBANG
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Dengan selesainya kegiatan PKL, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
No Nama Nim Program Studi Tanda Tangan
1 Laili Nur Afifah 1903080035 Teknologi Hasil
Pertanian
2 Vindia Nur Azlina 1903080041 Teknologi Hasil
Putri Syabila Pertanian

Telah menyelesaikan laporan kegiatan ini selama di lokasi PKL.

Jombang, 2 Februari 2023


Mengetahui ,
General Manager Dosen Pembimbing Lapangan
PG. Djombang Baru

Wakhyu P. Siswosumarto, S.T.,M.M Canggih Nailili Maghfiroh, S.P. M.Sc

Menyetujui,
Koordinator PKL 2023

Siti Sufaidah, S.Kom., M.Si

i
HALAMAN PENGESAHAN

Dengan selesainya kegiatan PKL, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
No Nama Nim Program Studi Tanda Tangan
1 Syaiful Anam 1903080043 Teknologi Hasil
Pertanian

Telah menyelesaikan laporan kegiatan ini selama di lokasi PKL.

Jombang, 2 Februari 2023


Mengetahui ,
General Manager Dosen Pembimbing Lapangan
PG. Djombang Baru

Wakhyu P. Siswosumarto, S.T.,M.M M. Nasiruddin, M,Ling

Menyetujui,
Koordinator PKL 2023

Siti Sufaidah, S.Kom., M.Si

ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karuniaNya yang telah dilimpahkan kepada kita. Laporan Kegiatan PKL ini
disusun sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kegiatan yang diadakan oleh
Akademik Universitas KH. A. Wahab Hasbullah Jombang.
Dalam kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
memberikan bantuan baik secara moral maupun spiritual dalam pelaksanaan dan
penyusunan laporan diantaranya:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Gatot Ciptadi, DESS., IPU., ASEAN Eng selaku
Rektor Universitas KH.A. Wahab Hasbullah Jombang atas kesempatan yang
diberikan untuk mengikuti program ini.
2. Ibu Siti Sufaidah, S.Kom., M.Si selaku Penanggung Jawab Penuh
Kegiatan PKL/Magang tahun akademik 2022/2023.
3. Bapak Wakhyu P. Siswosumarto, S. T.,M.M selaku General Manager PG.
Djombang Baru
4. Bapak M. Nasiruddin, M,Ling selaku Dosen Pembimbing Lapangan
5. Ibu Canggih Nailili Maghfiroh. S.P. M.Sc selaku Dosen Pembimbing
Lapangan
6. Segenap civitas akademika UNWAHA Tambakberas Jombang yang
membantu mulai awal hingga akhir selama mengikuti program
PKL/MAGANG.
Laporan ini disusun berdasarkan apa yang telah dijalankan selama
melaksanakan PKL di PG. Djombang Baru. Dalam penyusunan laporan ini,
penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi susunan serta cara
penulisan laporan ini, karenanya saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan laporan ini sangat diharapkan.

Jombang, 02 Februari 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................2

C. Tujuan....................................................................................................2

BAB II KEADAAN UMUM LOKASI...................................................................3


A. Sejarah.......................................................................................................3

B. Profil Perusahaan.......................................................................................4

C. Struktur Organisasi....................................................................................4

BAB III LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN............................................7


A. Pra Pelaksana.............................................................................................7

1. Observasi...............................................................................................7

2. Penyusunan Program.............................................................................8

B. Pelaksanaan...............................................................................................8

a. Proses Produksi......................................................................................9

b. Proses Pengolahan Limbah..................................................................13

c. Pengemasan dan Penggudangan..........................................................15

C. Evaluasi Pelaksanaan..............................................................................17

D. Analisis Berkelanjutan............................................................................18

BAB IV DESKRIPSI LUARAN...........................................................................19


A. Luaran Wajib...........................................................................................19

iv
BAB V PENUTUP................................................................................................20
A. Kesimpulan..............................................................................................20

B. Saran........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
LAMPIRAN...........................................................................................................22

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Stasiun Gilingan...................................................................................12
Gambar 2. Stasiun Pemurnian................................................................................13
Gambar 3. Stasiun Penguapan...............................................................................14
Gambar 4 Stasiun Masakan....................................................................................14
Gambar 5. Stasiun Puteran.....................................................................................15
Gambar 6. Proses Pengolahan Limbah..................................................................16
Gambar 7. Penggudangan......................................................................................18

vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PG. Djombang Baru merupakan unit usaha dibawah naungan PTPN X
yang berkantor pusat di Jalan Jembatan Merah No. 3-5 Surabaya. PG.
Djombang Baru berlokasi di Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang, Kabupaten
Jombang, tepatnya di Jalan Panglima Sudirman No.1 Jombang. PG.
Djombang Baru memiliki umur lebih dari 100 tahun, sudah berdiri sejak
zaman Belanda. Produk utama yang dihasilkan adalah gula, selain itu
dihasilkan juga ampas, blotong dan tetes.
Tanaman tebu (Saccharum Officinarum) merupakan tanaman
perkebunan semusim atau Annual Crops dimana umur tanaman sejak
ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih satu tahun. Tebu
termasuk tanaman bahan baku utama pembuatan gula.
Gula adalah salah satu kebutuhan pokok yang dikonsumsi dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat, baik skala nasional dan internasional.
Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok pada masyarakat dan sangat
penting untuk ketahanan pangan nasional. Gula yang kita konsumsi sehari-
hari adalah gula kristal putih secara internasional disebut sebagai plantation
white sugar. Gula kristal putih dibuat dari tebu yang diolah melalui berbagai
tahapan proses, untuk Indonesia kebanyakan menggunakan proses sulfitasi
dalam pengolahan gula. Kriteria mutu gula yang berlaku di Indonesia (SNI)
saat ini pada dasarnya mengacu pada kriteria lama yang dikenal dengan SHS
(Superieure Hoofd Suiker), yang pada perkembangannya kemudian
mengalami modifikasi dan terakhir SNI 01-3140-2001/Rev 2005 (Kuswurj,
2009).
Gula merupakan senyawa organik yang penting sebagai bahan makanan
karena gula mudah dicerna dalam tubuh sebagai sumber kalori. Selain itu
gula juga dapat digunakan sebagai pengawet makanan,bahan baku alcohol
dan lain-lain. Dalam proses pembuatan gula terjadi beberapa tahapan antara
lain proses pengolahan dimulai dari stasiun gilingan, stasiun pemurnian,

1
stasiun penguapan, stasiun masakan, stasiun putaran hingga tahap
penyelesian atau pengemasan gula.
PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) PG. Djombang Baru merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang industri Perkebunan Tebu, salah
satu pabrik PTPN X yang ada di provinsi Jawa Timur yang menyediakan
hasil produksi berupa gula kristal putih guna untuk memenuhi ketersediaan
gula dikalangan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang ditemukan :
1. Bagaimana proses pengolahaan tanaman tebu menjadi gula kristal PG.
Djombang Baru ?
2. Bagaimana proses pengolahan limbah di PG. Djombang Baru ?
3. Bagaimana proses pengemasan dan penggudangan gula di PG. Djombang
Baru ?
C. Tujuan

Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas adalah :


1. Mengetahui proses pengolahaan tanaman tebu menjadi gula kristal PG.
Djombang Baru.
2. Mengetahui proses pengolahan limbah di PG. Djombang Baru.
3. Mengetahui proses pengemasan dan penggudangan gula di PG. Djombang
Baru.

2
BAB II
KEADAAN UMUM LOKASI
A. Sejarah
Pabrik Gula Djombang Baru berdiri sejak tahun 1895. Dalam
sejarahnya PG. Djombang Baru ini mempunyai dua periode yaitu periode
sebelum diambil alih dan sesudah diambil alih pemerintah Indonesia. Pada
periode sebelum diambil alih PG Djombang Baru dimiliki oleh Belanda
atas nama ANEMAET & CO. Setelah itu pada tahun 1957 diambil alih
pemerintah Indonesia, maka PG Djombang Baru digolongkan dalam
pengawasan PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) baru pusat dengan
cabang-cabang di Jawa Timur yaitu unit gula ditiap daerah bekas
karesidenan. Pada tahun 1963 terjadi reorganisasai PPN dengan peraturan
pemerintah no 1 dan 2 tahun 1963 yaitu di pusat di bentuk BPU-PPN gula
di Jawa Timur diubah menjadi penasehat BPN-PPN Jawa Timur, dibekas
karesidenan diubah menjadi kantor Direksi , di pabrik gula menjadi Badan
Hukum yang dipimpin oleh Direktur Pimpinan Pabrik Gula. Pada periode
tahun 1968 sampai 1973 dengan Peraturan Pemerintah no 14 tahun
1968,BPU-PPN gula dibubarkan dan di daerah-daerah dibentuk Direksi
PN Perkebunan XXI untuk pabrik gula bekas karesidenan Kediri dan PN
Perkebunan XXI –XXII pabrik bekas karesidenan Surabaya.
Berdasarkan akta notaries Lumban Tobimg no 48 pada tanggal 31
Desember 1973 nomor 68 pada 30 Januari 1974 PT. Perkebunan XXI –
XXII (Persero) didirikan . Persero ini bertujuan untuk turut melaksanakan
dan menunjang kebijaksanaan pada umumnya dan disektor pertanian pada
khususnya. Untuk mencapai tujuan seperti diatas, Persero menjalankan
usaha-usaha di bidang pertanian.perkebunan dan industri (khususnya
industri gula ) dalam arti yang seluas-luasnya. Dalam rangka
menyederhanakan manejemen perusahaan,maka pada tahun 1996.sesuai
peraturan pemerintah RI no.15 tentang peleburan perusahaan perseroan
PTP. XIX , PTP.XXI-XXII , PTP.XXVII berubah menjadi PTPN X yang
saat ini berkantor pusat di jalan Jembutan Merah No. 3-5 Surabaya.Sesuai
Peraturan Pemerintah NO. 72 Tahun 2014 maka pekebunan nusantara

3
resmi menjadi Holding BUMN Perkebunan ( 2 Oktober 2014 ) , PTPN III
sebagai Induk Perusahaan.

B. Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. Perkebunanan Nusantara X.
Unit Usaha Pabrik Gula Djombang Baru
Lingkup Usaha : Agro Industri Gula Kristal Putih
Kapasitas Pabrik : 2.500 ton tebu perhari

Lokasi Pabrik : Jl. Panglima Sudirman No.1 Jombang Jawa Timur

C. Struktur Organisasi
PG. Djombang Baru oleh seorang General Manager dalam
menjalankan tugasnya dibantu oleh manager bagian yang terdiri dari :

1. Manager bagian Tanaman


2. Manager bagian Pengolahan
3. Manager bagian Instalasi
4. Manager bagian Quality Control
5. Manager bagian Keuangan, dan Umum
6. Manager bagian Sumber Daya Manusia

1. Bagian Tanaman
Tugas pokok bagian tanaman adalah melaksanakan dan menangani
segala kegiatan produksi tebu di kebun dan persiapan lahan, kegiatan
tebang dan angkut sampai timbangan dalam rangka penyediaan dan
pemasukan bahan baku tebu.
2. Bagian Pengolahan
Tugas pengolahan adalah melaksanakan kegiatan operasional dan
tebu menjadi gula berdasarkan metode-metode dan syarat-syarat
pengolahan dengan tujuan agar terpenuhi kualitas dan kuantitas
produksi sesuai standar yang ditetapkan.

4
3. Bagian Instalasi
Tugas pokok bagian instalasi adalah melaksanakan kegiatan
operasional di bidang mesin, peralatan, dan persiapan pemakaian
selama giling dengan tujuan agar diperoleh efisiensi setinggi mungkin
berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
4. Bagian Quality Control
Tugas pokok bagian QC adalah mengontrol kualitas bahan, produk
serta hasil samping.
5. Bagian Keuangan, dan Umum
Tugas pokok bagian K, dan U adalah melaksanakan kegiatan
operasional di bidang administrasi yang meliputi perencanaan atau
pengawasan pengendalian dan pembukuan dana sesuai dengan yang
ditetapkan dalam RKAP serta melakukan pengadaan barang/van sesuai
kebutuhan dan ketenagakerjaan yang meliputi : perencanaan,
pengadaan dan perawatan serta pembinaan tenaga kerja, mengawasi
incompany training serta penyusun, mengawasi dan mengendalikan
biaya kerja.
6. Bagian Sumber Daya Manusia
Tugas SDM adalah mengatur jumlah tenaga kerja, kualitas tenaga
kerja serta keselamatan tenaga kerja di Pabrik. Dalam rangka membina
karyawan/tenaga kerja perusahaan berusaha meningkatkan karyawan
serta keluarganya sesuai dengan kemampuan perusahaan. Untuk
meningkatkan kemampuan karyawan telah dilaksanakan oleh kantor
Direksi PTPN X (Persero) program pendidikan, latihan, kursus loka
karya sesuai kebutuhan yang diselenggarakan di Lembaga Pendidikan
Perkebunan (LPP) Yogyakarta, serta lembaga-lembaga pendidikan
managemen di Surabaya dan Jakarta. Semua karyawan mendapatkan
fasilitas kesehatan secara cuma-cuma di poliklinik dan dokter di
Rumah Sakit Gatoel Mojokerja. Semua karyawan staff dan bulanan
tetap diikut sertakan dalam program ASTEK yang meliputi Asuransi
Kecelakaan Kerja, tabungan Hari Tua. Bagi karyawan tetap dan
bulanan mendapatkan fasilitas perumahan dinas emplassement PG.

5
Sebagai sarana penunjang dalam pembinaan kesejahteraan karyawan
dan keluarga disediakan unit koperasi PG. Jam kerja karyawan selama
masa giling dibagi menjadi 3 shift, yaitu :
1. Shift pagi : 06.00 – 14.00 WIB
2. Shift siang : 14.00 – 22.00 WIB
3. Shift malam : 22.00 – 06.00 WIB
4. Jam kerja untuk karyawan staff adalah pukul 06.30 – 15.00 WIB.

6
BAB III
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Pra Pelaksana
Pelakasanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di masyarakat,
diharapkan mahasiswa dapat memotivasi masyarakat untuk maju. Oleh
sebab itu, diberikan pembekalan terhadap mahasiswa yang bertujuan untuk
mempersiapkan teknis dan moral mahasiswa yang akan diterjunkan ke
lokasi Praktek Kerja Lapang (PKL). Melalui pembekalan ini, mahasiswa
dapat memperoleh pengetahuan awal tentang bagaimana cara
bersosialisasi dengan masyarakat sehingga diharapkan mahasiswa tidak
mengalami hambatan ketika melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapang
(PKL). Pembekalan sebelum pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL)
diberikan oleh LPPM UNWAHA. Pelaksanaan observasi merupakan dasar
dan langkah awal kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL). Melalui
observasi, diharapkan praktikan mempunyai pandangan terhadap program-
program yang akan terlaksana nantinya. Sehingga program yang di usung
oleh praktikan Praktek Kerja Lapang (PKL) dapat memajukan dusun serta
diharapkan dapat berkesinambungan meskipun kegiatan Praktek Kerja
Lapang (PKL) di lokasi telah usai.
1. Observasi
Dalam pelaksanaan PKL ini bentuk observasi peserta Praktek Kerja
Lapang (PKL) menggunakan adalah observasi langsung ke lapangan serta
menggunakan teknik wawancara, wawancara merupakan metode
pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung atara
penyelidik dengan subjek atau responden.

7
2. Penyusunan Program
No Uraian kegiatan Tanggal kegiatan
1 Observasi 26-27 Desember 2022
2 Pengiriman surat permohonan 26 Desember 2022
dan proposal PKL
3 Penerimaan surat persetujuan 28 Desember 2022
ijin PKL
4 Pembukaan PKL di PG 9 Januari 2023
Djombang Baru
5 Pelaksanaan kegiatan 9 Januari 2023 – 6 Februari
2023

B. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di PG.
Djombang Baru yang berlokasi di Desa Pulolor, Kecamatan Jombang,
Kabupaten Jombang. Kegiatan dilaksanakan setiap hari kecuali hari
minggu dan tanggal merah. Kegiatan praktek kerja lapang (PKL) mulai
dilaksanakan tangga 9 Januari 2023 – 6 Februari 2023. Kegiatan
dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi, pendampingan secara langsung
atau tatap muka.
Pelaksanaan kegiatan PKL dilakukan oleh Mahasiswa Universitas KH.
A. Wahab Hasbullah di PG. Djombang Baru terfokus pada kegiatan
pengolahan tanaman tebu menjadi gula kristal, proses pengolahan limbah,
dan proses pengemasan dan penggudangan. Peserta PKL mendapatkan
bimbingan secara langsung baik secara pemaparan materi ataupun praktik
secara langsung mengenai proses pengolahan tanaman tebu menjadi gula
kristal, proses pengolahan limbah, serta proses pengemasan dan
penggudangan. Adapun pelaksanaan tersebut adalah sebagai berikut:

8
a. Proses Produksi
Pemrosesan gula pada PG. Djombang Baru PT Perkebunan
Nusantara X dibagi ke beberapa stasiun pemrosesan gula yang terkait satu
sama lainnya. Dengan pembagian stasiun ini diharapkan produksi gula
akan semakin maksimal. Berikut proses produksi melalui beberapa
stasiun:
a. Stasiun Gilingan
Stasiun gilingan adalah stasiun yang bertujuan untuk mendapatkan
nira sebanyak banyaknya dan menekan seminimal mungkin kehilangan
gula dan ampas. Pada stasiun ini, tebu digiling atau diambil niranya
dengan cara dipotong-potong menggunakan cane cutter dan unigrator
yang dilakukan diantara rol-rol yang berputar sehingga cacahan batang
tebu mengalami perusakan agar proses pemerahan dapat berjalan
secara kontinu pada gilingan 1 sampai gilingan 5. Untuk memperoleh
nira yang maksimal, sel-sel tebu harus terbuka secara sempurna
sehingga dilakukan perlakuan lanjutan yang mencakup tiga hal utama
yaitu pengecilan ukuran (peningkatan bulk density) serta pembukaan
sel-sel tebu, pemerahan awal secara kering tanpa pemberian air
imbibisi, dan pemerahan lanjut dengan penambahan air imbibisi.

Gambar 1
Stasiun Gilingan
Sumber : Dokumentasi Pribadi

9
b. Stasiun Pemurnian
Stasiun pemurnian adalah stasiun yang bertujuan untuk
menghilangkan sebanyak mungkin kotoran yang terkandung dalam
nira mentah. Pada stasiun pemurnian ini dilakukan proses sulfitasi.
Nira mentah yang dihasilkan dari stasiun gilingan diberi susu kapur
[Ca(OH)2] dan gas belerang (SO2), selanjutnya dipanaskan sampai
mengendap. Fungsi penambahan belerang adalah untuk menurunkan
pH menjadi pH netral yaitu 7,2-7,4. Selain itu jika terjadi reaksi antara
SO2 dengan susu kapur akan terbentuk gumpalan yang berfungsi
untuk membantu proses pengendapan. Setelah terjadi endapan, nira
dilewatkan door clarifier untuk memisahkan nira jernih dan nira kotor.
Nira jernih dialirkan ke badan penguapan sedangkan nira kotor
dipisahkan dengan rotary vacuum filter menjadi blotong dan nira tapis.

Gambar 2
Stasiun Pemurnian
Sumber : Dokumentasi Pribadi
c. Stasiun Penguapan
Stasiun penguapan adalah stasiun yang bertujuan untuk
menguapkan air yang ada pada nira encer sehingga diperoleh nira
kental. Dari stasiun penguapan ini dihasilkan nira kental yang
kemudian dikirim ke stasiun masakan untuk ditambahkan lagi gas
belerang (SO2) yang tujuannya untuk mengembalikan pH nira kental

10
sesuai standar (pH nira kental 5,2-5,4) dan memucatkan gula agar gula
yang dihasilkan dapat berwarna putih. Selain itu, penambahan belerang
juga digunakan untuk menurunkan viskositas dari nira. Pada setiap
badan penguapan dihasilkan uap nira dan akan diembunkan pada
kondensor. Di dalam kondensor ditambahkan air injeksi sehingga
menghasilkan air jatuhan yang dikenal dengan kondensasi (Mathur,
2001).

Gambar 3
Stasiun Penguapan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
d. Stasiun Masakan
Stasiun masakan adalah stasiun yang bertujuan untuk merubah gula
dalam larutan menjadi bentuk kristal. Hal yang harus diperhatikan
dalam proses ini adalah kelarutan sukrosa serta kejenuhan larutan.
Kelarutan sukrosa dalam air dipengaruhi oleh temperatur. Selama
proses pembesaran kristal, penguapan air tetap berlangsung. Dengan
berkurangnya molekul sukrosa yang menempel pada inti kristal,
konsentrasi larutan akan turun, tetapi dalam kenyataannya kenaikan
konsentrasi lebih besar daripada penurunannya sehingga larutan akan
mencapai konsentrasi pada daerah pertengahan (daerah dimana
molekul sukrosa dalam larutan mampu membentuk kristal baru apabila

11
dalam larutan terdapat krisal lain) sehingga perlu ditambahkan larutan
yang lebih encer.

Gambar 4
Stasiun Masakan
Sumber: Dokumentasi pribadi

e. Stasiun Puteran
Stasiun puteran adalah stasiun yang bertujuan untuk memisahkan
kristal dari larutan induk sehingga diperoleh kristal sukrosa murni.
Pemisahan dilakukan dengan alat puteran yang dilengkapi dengan
saringan dan menggunakan sentrifugal sebagai daya dorong. Adanya
daya dorong menyebabkan stroop keluar melewati saringan sedangkan
kristal gula tertahan pada saringan (Moerdokusumo, 1993). Tidak
seluruhnya stroop dapat menembus saringan, masih ada stroop yang
menyelimuti permukaan kristal gula. Oleh karena itu harus dicuci
dengan air. Kristal gula yang sudah kering tersebut masih perlu

12
dipisahkan lagi menjadi kristal produk yang mempunyai diameter
kristal 0,9-1,1 mm dengan cara penyaringan.

Gambar 5
Stasiun Puteran
Sumber: Dokumentasi Pribadi
f. Stasiun Penyelesaian
Stasiun penyelesaian adalah stasiun terakhir dalam pemrosesan
gula sebelum dipasarkan. Gula produk yang dihasilkan dari stasiun
puteran adalah gula kering dan kristal gula yang rata serta warnanya
putih. Mengingat kristal gula bersifat higroskopis maka selain syarat
kristal terpenuhi, tempat penyimpanan gula (gudang) juga harus juga
dipertimbangkan untuk menghindari kerusakan gula.
b. Proses Pengolahan Limbah
Air limbah yang dihasilkan ada 2 jenis yaitu influent dan effluent.
Limbah influent merupakan limbah inlet yang tidak bisa langsung dibuang
kesungai karena kadar COD sangat tinggi. Sehingga harus melalui proses

13
pengolahan di IPAL terlebih dahulu. Sedangkan, limbah outlet merupakan
limbah yang kadar COD nya sudah sesuai dengan standar air limbah.
Sehingga bisa langsung dibuang ke sungai. Air limbah diambil dari tempat
yang berbeda. Ada dua air limbah yang digunakan untuk analisa yakni air
limbah yang berasal dari IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan air
limbah yang berasal dari spraypond. Untuk air limbah yang fisiknya jelek
(kotor dan keruh) saat analisa dimasukkan ke dalam reagen yang medium
range dengan kisaran range 160-1500 berwarna kuning pekat. Bila air
limbah jernih maka menggunakan reagen yang low range dengan kisaran
range 0- 160 berwarna kuning pudar. Ketika air limbah telah direaksikan
dengan reagen kemudian dilakukan pemanasan ± 2 jam yang bertujuan
untuk mempercepat reaksi.
Menurut (Peraturan menteri LH, 2010) baku mutu air limbah bagi
industri gula dengan kapasitas lebih dari 10 ribu ton tebu yang diolah
perhari untuk pH dan COD nya maksimum berada pada kisaran 6,0-9,0
pada 100 mg/L. Sehingga pH dari air limbah yang dihasilkan sesuai
dengan standar yang ada. Kemudian, kadar COD dari effluent IPAL yang
dihasilkan sesuai dengan standar karena telah melalui proses pengolahan.
Sedangkan, kadar COD dari effluent spraypond dan influent tidak sesuai
dengan standar yang ada. Kadarnya cukup tinggi dikarenakan belum
melalui proses pengolahan di IPAL.
Menurut (Rahadi, 2012), bekas air kondensat memiliki COD yang
tidak begitu tinggi. Oleh karena itu, diduga bahwa tingginya kadar COD
disebabkan oleh bekas air cucian proses termasuk air cucian evaporator,
buangan ketel, dan peralatan lain, bekas air cucian lantai, tumpahan nira,
tetes, dan lain-lain. Karakteristik air limbah industri pabrik gula memiliki
warna kecoklatan, bau seperti tebu terbakar, suhu tinggi, ph rendah, kadar
abu tinggi, bahan organik dan anorganik terlarut juga tinggi (Memon dkk,
2006). Hal ini menyebabkan meningkatnya mikroorganisme dalam air
dimana peningkatan jumlah bakteri tersebut menggunakan semua oksigen
terlarut dalam air (Chicas, 2008).

14
Gambar 6
Proses Pengolahan Limbah
Sumber: Dokumentasi pribadi

c. Pengemasan dan Penggudangan


a. Pengemasan
Gula yang keluar dari sugar bin kemudian disimpan dalam gudang
gula dengan syarat antara lain :
1. Suhu gula saat masuk karung > 40ºC
2. Berat tiap sak 50 kg
3. Pengepakan gula menggunakan sak plastik/glangsing yang kuat,
tidak bocor dan dalam kemasan diberi kantong plastik/innerbag
dan dijahit agar kondisi stabil
4. Penimbangan menggunakan timbangan otomatis agar berat gula
terjamin dan sesuai ketentuan
5. Gula dalam keadaan kering dan bersih

15
6. Ukuran kristalnya merata tidak boleh lebih dari 1,1 mm (sesuai
pasar)

b. Penggudangan
Gula dalam gudang ditimbun dengan rapi untuk memudahkan
perhitungan atau pemeriksaan jumlah gula (stock opname). Untuk
memudahkan perhitungan, maka jumlah karung tiap stapel dalam
gudang harus sama. Penimbunan gula dalam gudang diatur sebagai
berikut :
1. Satu gudang terdiri dari beberapa blok atau kapling
2. Satu kapling terdiri dari beberapa petak
3. Satu petak terdiri dari beberpa karung yang tersusun membujur dan
melintang secara berselang-seling (kunci 2x3 atau 5x8 karung) ini
dimaksudkan agar zak satu dengan yang lain saling mengunci,
dimana ketinggian tumpukan maximal 40 karung.
4. Penyusunan dimulai dari tepi dinding gudang dengan jarak 1
sampai dengan 2 meter.
5. Antar kapling yang satu dengan yang lain harus jelas garis
batasnya walaupun kapling tampak rapat agar mempermudah
penghitungan.
6. Susunan kemasan ( zak ) gula juga agak mengerucut yaitu
semakin ke atas susunan semakin rapat. Penyusunan seperti diatas
adalah untuk memudahkan perhitungan dan juga untuk keamanan
tumpukan agar tidak roboh.

16
Gambar 7
Penggudangan
Sumber: Dokumentasi pribadi

C. Evaluasi Pelaksanaan
Evaluasi pelaksanaan program kerja di susun berdasarkan kendala
dan pemecahan dari permasalahan kegiatan. Kendala dan pemecahan
masalah dalam kegiatan proses pengolahan tanaman tebu menjadi gula
kristal, proses pengolahan limbah, serta proses pengemasan dan
penggudangan adalah sebagai berikut :

17
Tabel Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan PKL
No Kegiatan Kendala Pemecahan Masalah
1 Budidaya Kurangnya saluran Penambahan drainase
tanaman tebu drainase pada lahan tanaman tebu
2 Produksi gula Produksi gula yang Proses penanamn tebu
kurang optimal yang semakin
dikarenakan tidak ditingkatkan
tersedianya bahan
yang akan di produksi
3 Proses Limbah yang Mengolah limbah cair
pengolahan dihasilkan masih secara maksimal
limbah tercium baunya
4 Pengemasan Tempat untuk , Memperluas tempat
dan penyimpanan yang untuk pengemasan dan
Penggudangan masih kurang penggudangan
sehingga tumpukan
terlalu tinggi

D. Analisis Berkelanjutan
Rencana berkelanjutan dari kegiatan Praktek Kerja Lapang ini
yaitu dapat menjadi proses belajar mengenai proses produksi tanaman tebu
menjadi gula kristal, proses pengolahan limbah, serta proses pengemasan
dan penggudangan untuk jenjang selanjutnya dan dapat menjadi tempat
untuk bisa bekerjasama khususnya dengan Fakultas Pertanian Unwaha,
yang bisa dikoordinasikan dan di komunikasikan dengan pihak PG.

18
Djombang Baru serta diharapkan menambah wawasan serta pengetahuan
untuk mahasiswa lebih luas lagi.

BAB IV
DESKRIPSI LUARAN
A. Luaran Wajib
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PG Djombang Baru telah
dilakuka pada bulan januari – bulan Februari 2023. Adapun luaran wajib
yang sudah dicapai adalah laporan PKL dan Buku ber ISBN dengan isi
adalah luaran tersebut adalah proses produksi sampai penggudangan hasil
produksi.
Adapun judul buku yang dibuat sesuai bidang adalah sebagai berikut :
1. Proses Pengolahan Tanaman Tebu Menjadi Gula Kristal Putih
2. Pengolahan Limbah Industri PG. Djombang Baru
3. Proses Pengemasan dan Penggudangan Gula Tebu di PG. Djombang

19
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kegiatan PKL di PG Djombang Baru mengikuti jadwal yang telah
ditentukan oleh oleh kampus. Setiap kegiatan tercatat dan
terdokumentasi.
2. Kegiatan PKL di PG Djombang Baru berjalan dengan lancar dari awal
hingga akhir. Kegiatan yang dilakukan meliputi proses pengolahan
tanaman tebu menjadi gula kristal, proses pengolahan limbah, serta
proses pengemasan dan penggudangan.
3. Selama satu bulan penuh, mahasiswa menjadi berwawasan luas
tentang ilmu yang didapatkan selama PKL di PG. Djombang Baru.
B. Saran
Sebaiknya kegiatan PKL ini dilakukan ketika proses produksi
berlangsung sehingga dapat mempratekkan materi yang telah didapat
dan dipelajari selama perkuliahan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Chicas, S. 2008. Study on Cleaner Production Opportunities for The Sugar


Industry in Belize. Disertasi. National Central University. Taiwan
Mathur, R. B. L. 2001. Handbook of Cane Sugar Technology. Oxford & IBH
Publishing Co. New Delhi
Memon, A.R., Suhail, A.S., dan Abdul, K.A. 2006. Sugar Industry Effluent
Characteristics and Chemical Analysis. J.Appp. Em. Science. 1(2): 152-157
Moerdokusumo, A. 1993. Pengawasan Kualitas dan Teknologi Pembuatan Gula di
Indonesia. Penerbit ITB. Bandung
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu
Air Limbah Bagi Kawasan Industri
Rahadi, J.B.W. 2011. Karakteristik Limbah Gula. Bacaan Kuliah Pengolahan
Limbah. http://blog.ub.ac.id/jatmikoekotbp/files/2014/02/PENGOLAHAN-
limbah-1.pdf. Diakses pada 18 Juli 2019 pukul 21.00

21
LAMPIRAN
1. Surat Persetujuan Ijin PKL

22
2. Dokumentasi Kegiatan

23

Anda mungkin juga menyukai