Anda di halaman 1dari 28

PROSES PRODUKSI

COOKIES BAYAM DAN WORTEL


Dosen Pengampu :
Ir.Umi Kalsum, MP

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh :
Moh. Maulana
NIM.1903080047

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KH.A. WAHAB HASBULLAH
JOMBANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Penelitian
PROSES PRODUKSI COOKIES BAYAM DAN WORTEL

Diusulkan Oleh :

Moh. Maulana
NIM.1903080047

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui,
Kaprodi Teknologi Hasil Pertanian

Anggi Indah Yuliana, MP


NIP.

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR........................................................................................................................iv
ABSTRACT.........................................................................................................................................1
BAB I....................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN................................................................................................................................2
a. Latar Belakang............................................................................................................................2
b. Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
c. Tujuan Praktek Produksi.............................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................................5
A. Cookies.......................................................................................................................................5
1. Bahan Pembuat Cookies..........................................................................................................6
2. Cara Pembuatan........................................................................................................................16
BAB III................................................................................................................................................17
METODE PELAKSANAAN..............................................................................................................17
Waktu dan Tempat Pelaksanaan.......................................................................................................17
Alat, Bahan, dan Cara Kerja............................................................................................................17
Analisis Produk................................................................................................................................19
BAB VI................................................................................................................................................20
PENUTUP...........................................................................................................................................20
KESIMPULAN................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................20

3
4
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil „alaamiin, puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT
yang telah memberikan limpahan Rahmat dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan Tugas Proposal Mata Kuliah “Perancangan Percobaan”.

Makalah ini disusun atas dasar untuk menyelesaikan Tugas Proposal Mata Kuliah
“Perancangan Percobaan”. Saya sangat mengharapkan saran dan kritik dari dosen dan semua
pihak agar makalah ini dapat tampil dan bermanfaat bagi semua orang.

Jombang, 29 Desember 2021

i
ii
3
ABSTRACT
Cookies are the product pastries that are can made of medium or low protein
flour. At present there is a lot of diversification of food to increase the value of
nutrition, one of which is spinach and carrot cookies. The process of making
spinach and carrot cookies includes the ingredients preparation, making grated carrot,
making spinach puree, weighing the ingredients, mixing, stamping, and roasting.
Sensory analysis is tested by the most liked formulation with the parameters of color,
scent, taste, texture, and overalls of as many as 25 panelist. Based on the results of
sensory anaylis the most preferred sample F3 with formulation 10% spinach and 10%
carrot. Beside sensory analysis, is also a chemical analysis the water content, ash level,
and Fe level. Based on chemical analysis obtained the water level of 1,47 %, the ash
level 2,67% and Fe level 7,80mg/100.
Keywords: Fe, Cookies, Spinach and Carrot Production Process
ABSTRAK
Cookies adalah produk kue kering yang terbuat dari tepung terigu protein
sedang atau rendah. Saat ini banyak dilakukan penganekaragaman pangan untuk
meningkatkan nilai gizi, salah satunya adalah kue bayam dan wortel. Proses pembuatan
kue bayam dan wortel meliputi persiapan bahan, pembuatan parutan wortel, pembuatan
puree bayam, penimbangan bahan, pencampuran, stamping, dan pemanggangan.
Analisis sensori diuji dengan formulasi yang paling disukai dengan parameter warna,
aroma, rasa, tekstur, dan overall sebanyak 25 panelis. Berdasarkan hasil anaylis
sensorik sampel F3 paling disukai dengan formulasi 10% bayam dan 10% wortel.
Selain analisis sensorik, juga dilakukan analisis kimia terhadap kadar air, kadar abu, dan
kadar Fe. Berdasarkan analisis kimia diperoleh kadar air sebesar 1,47%, kadar abu
2,67% dan kadar Fe 7,80mg/100.
Kata kunci: Fe, Cookies, Proses Produksi Bayam dan Wortel

1
masyarakat. Jenisnya yang beranekaragam
BAB I
menjadikan cookies memiliki banyak

PENDAHULUAN peminat. Selain jenisnya yang beraneka


ragam, adanya penambahan bahan yang
a. Latar Belakang
beraneka ragam menyebabkan adanya
Di Indonesia, banyak masyarakat
perbedaan rasa dan ciri khas pada masing-
yang mengkonsumsi snack atau makanan
masing cookies.
kecil tiap harinya. Makanan kecil yang
dikonsumsi masyarakat beraneka ragam Cookies sering disamakan dengan

seperti keripik, cookies, biskuit, dan biskuit. Secara penampakan, cookies dan

sebagainya. Sebagian besar masyarakat biskuit kadang telihat mirip. Namun

yang mengkonsumsi makanan kecil cookies dan biskuit cukup banyak

adalah remaja. Hal tersebut dikarenakan memiliki perbedaan. Cookies biasanya

remaja cenderung menyukai “jajan” dan banyak menggunakan telur, sedangkan

mencoba aneka makanan dari yang biskuit tidak menggunakan telur. Selain

memiliki rasa yang familiar hingga rasa- itu, tekstur cookies lebih remah

rasa yang unik. Berdasarkan statistik dibandingkan biskuit yang cenderung

konsumsi pangan pada tahun 2018 renyah dan keras (Anonim1, 2017).

konsumsi biskuit mencapai 0,3 kg per Tekstur yang kering mengakibatkan day

minggu dengan peningkatan rata- rata simpan cookis menjadi panjang, selain itu

33,314%. Sedangkan angka konsumsi cookis memiliki bentuk yang unik dan

makanan gorengan mencapai 3,429 berukuran kecil.

potong per minggu dengan peningkatan Jenis-jenis cookies yang biasa


rata-rata 15,083%. Selain itu terdapat berada di pasaran yaitu cookies coklat,
konsumsi makanan ringan anak-anak keju, buah, selai (nastar), dan sebagainya.
dengan angka konsumsi 0,74 kg Cookies tersebut dibuat dengan bahan
perminggu dengan peningkatan rata- dasar tepung terigu. Namun, ada pula
rata 13,335% (Kementrian Pertanian, cookies yang terbuat dari tepung sagu
2018). maupun tepung maizena. Selain itu,

Cookies merupakan salah satu cookies yang menggunakan bahan

jenis kue kering yang banyak dikonsumsi tambahan rasa biasanya familiar dengan
2
adanya buah maupun bahan pewarna namun sangat tinggi vitamin, mineral dan
alami, seperti pandan dan daun suji. fitonutrien lainnya. Bayam mengandung
flavonoid yang berfungsi sebagai
Cookies bayam dan wortel
antioksidan yang dapat melindungi tubuh
memiliki zat besi yang mampu
dari radikal bebas (Rahayu, 2013). Selain
membantu meningkatkan Fe. Fe
itu, bayam juga kaya akan Fe yang sangat
merupakan mineral penting yang
berguna untuk meningkatkan metabolisme
berfungsi sebagai pembentuk
tubuh. Fe dalam tubuh secara otomatis
hemoglobin, produksi antibodi, detoks
diperbaharui oleh makanan. Namun bila
obat- obatan, dan katalisator perubahan
kehilangan Fe tidak segera diganti, lama
betakaroten menjadi vitamin A.
kelamaan akan terjadi defisiensi Fe yang
Kehilangan Fe paling sering dialami oleh
mengakibatkan metabolisme tubuh
wanita menstruasi. Pada wanita terjadi
terganggu.
peningkatan kehilangan Fe sebanyak 16-
32 mg per bulan atau 0,5- 1,0 mg perhari Menurut Ridwan (1997), bayam
(Kusmawardhani dkk, 2013). Adanya merupakan salah satu jenis sayuran yang
cookies bayam dan wortel ini bertujuan banyak tumbuh di Indonesia dan sangat
membantu wanita menstruasi untuk mudah diperoleh dengan harga yang
memenuhi kebutuhan zat besi, dan dapat sangat terjangkau. Namun demikian,
dijangkau oleh seluruh kalangan. bayam memiliki kelemahan, yaitu tidak
dapat bertahan lama apabila telah melalui
Pada pembuatan cookies
proses pengolahan . Upaya untuk
umumnya bahan-bahan yang digunakan
memperpanjang masa konsumsi bayam
yaitu tepung terigu protein sedang,
sangat diperlukan dalam usaha
margarin, kuning telur, garam, dan
penganekaragaman pangan.
baking powder. Sedangkan pada
pembuatan cookies bayam dan wortel Umbi wortel biasanya berwarna
menggunakan tambahan bahan bayam, oranye dengan tekstur serupa kayu, bagian
wortel, dan keju. Hal tersebut digunakan yang dapat dimakan dari wortel adalah
untuk menunjang kandungan zat besi bagian umbi atau akarnya, kandungan
pada cookies. vitamin A cukup tinggi, yaitu mencapai
12000 SI. Wortel memiliki kadar air yang
Bayam memiliki nutrisi yang
cukup tinggi yaitu mencapai 88%
tinggi, dengan kandungan rendah kalori,
3
menyebabkan wortel segar mudah rusak 1. Bagaimana praktek produksi
cookies bayam dan wortel?
sehingga penanganan pasca panennya
2. Bagaimana formula cookies bayam
harus optimal (Nuansa, 2011).
dan wortel berdasarkan analisis
Wortel biasa dikonsumsi dengan
sensori?
berbagai cara olahan, seperti direbus,
3. Berapa kadar air, kadar abu serta
dikukus, ditumis, maupun dijadikan
kadar Fe pada cookies bayam dan
sebagai hidangan utama (seperti sayur,
wortel?
acar, dan steak). Pengolahan wortel
secara minimal biasa dilakukan seperti 4. Bagaimana analisis kelayakan
dalam preparasi salad dan jus. Pada usaha cookies bayam dan wortel?
tingkat industri, wortel telah diolah
a. Tujuan Praktek Produksi
menjadi berbagai bentuk pangan olahan
Tujuan pelaksanaan praktek
seperti minuman kesehatan, produk beku,
produksi ini adalah :
dan produk kering yang dapat digunakan
sebagai berbagai campuran makanan 1. Mengetahui proses pembuatan
cookies bayam dan wortel.
(Yudiar dkk, 2012).
2. Mengetahui karakteristik sensoris
Penulisan laporan tugas akhir ini cookies bayam dan wortel (warna,
rasa, aroma,tekstur, over all).
mengkaji tentang proses produksi cookies
3. Mengetahui kadar air, kadar abu
bayam dan wortel yang merupakan
serta kadar Fe pada cookies bayam
produk inovasi cookies dengan dan wortel pada formula terpilih.
penambahan bayam dan wortel. 4. Mengetahui analisis kelayakan
usaha cookies bayam dan wortel
Penelitian ini dilakukan agar menemukan
dengan penambahan sayuran.
formulasi terbaik berdasarkan analisis
5. Manfaat
sensoris. Hal tersebut diikuti dengan
6. Manfaat yang diharapkan dari
analisis kimia dan ekonomi. penelitian ini adalah :
7. Memberikan informasi tentang
bahan baku dan rangkaian proses
produksi cookies bayam dan wortel.
b. Rumusan Masalah
8. Memberikan informasi ilmiah
Berdasarkan uraian pada latar tentang karakeristik kimia, dan
sensori
belakang diatas maka dapat dirumuskan
9. cookies bayam dan wortel.
permasalahan sebagai berikut :
4
BAB II diinginkan. Setelah semua adonan
tercampur, bayam yang telah diblanching
TINJAUAN PUSTAKA dan diblender dimasukkan dalam adonan

A. Cookies sambil ditambahkan terigu sedikit demi


Cookies (kue kering) adalah salah sedikit. Tahap pencetakan adonan
satu jenis makanan ringan yang sangat dilakukan dengan mencetak adonan yang
digemari masyarakat baik di perkotaan telah ditipiskan sesuai bentuk yang
maupun di pedesaan. Pada dasarnya diinginkan. Setelah dicetak, cookies
cookies terbuat dari tepung terigu dipanggang pada suhu 200˚C selama 30
rendah protein (Oktaviana dkk, 2017). menit.
Cookies merupakan produk kering yang
umumnya terbuat dari tepung terigu,
gula, lemak, telur dan memiliki kadar air Table : 1 Syarat Mutu
Cookies (SNI 2973-2011)
kurang dari 4%. Cookies memiliki bentuk No. Kriteria Uji Satuan Pe
kecil yang habis dalam dua sampai tiga 1 Keadaan
1.1 Bau -
kali gigitan. Selain itu cookies memiliki 1.2 Rasa -
tekstur kurang padat, kering, renyah, 1.3 Warna -
2 Kadar air (b/b) %
mudah dipatahkan, biasanya memiliki 3 Protein (N × 6,25) (b/b) %
rasa manis atau gurih (Nurcahyani,
2016). 4 Asam lemak bebas (sebagai %

Pembuatan cookies menurut


Kusmawardhani dkk (2013) terdiri dari
tiga tahapan yaitu pembuatan adonan,
pencetakan adonan, dan pemanggangan
adonan. Pada tahap pembuatan adonan
dilakukan pembuatan krim melalui
pencampuran gula halus, garam dan
kuning telur dengan menggunakan mixer.
asam oleat) (b/b)
Hal ini bertujuan untuk 5 Cemaran logam
menghomogenkan campuran sehingga 5.1 Timbal (Pb) mg/k
g
diperoleh kualitas sensori yang 5.2 Kadmium (Cd) mg/k
g
5
5.3 Timah (Sn) 1. Bahan (Damodaran dan
Pembuat
5.4 Merkuri (Hg) Paraf, 1997).
Cookies
6 Arsen (As) Tepung terigu yang
1. Tepung
7 Cemaran mikroba Terigu dipergunakan untuk
7.1 Angka Lempeng Total Tepung terigu membuat kue
7.2 Coliform merupakan hasil kering adalah
7.3 Eschericia coli tepung yang
ekstraksi dari
7.4 Salmonella sp.
penggilingan berprotein rendah.
7.5 Staphylococcus aureus
gandum (T. Tepung jenis ini
7.6 Bacillus cereus
sativum) yang cocok untuk
7.7 Kapang dan khamir
tersusun oleh 67- membuat semua
Sumber: Badan Standarisasi 705 karbohidrat, jenis kue kering
Nasional (2011)
10-14% protein agar mendapatkan
dan 1-3% lemak produk kering,
Menurut SNI dibuat dari adonan
(Riganakos dan renyah, dan larut di
2973-2011, lunak, berkadar
Kontominas, mulut. Penggunaan
cookies lemak tinggi,
1995). Pada tepung terigu yang
merupakan jenis relatif renyah bila
sebagian besar terlalu banyak akan
biskuit yang dipatahkan dan
produk makanan, membuat kue
terbuat dari penampang
pati terigu kering keras,
adonan lunak, potongannya
memiliki bentuk sedangkan jika
renyah, dan bila bertekstur padat.
granula kecil (1-40 digunakan terlalu
dipatahkan Bahan baku yang
µm). Protein dalam sedikit akan
penampangnya digunakan dalam
tepung terigu membuat kue
tampak bertekstur pembuatan cookies
membentuk kering terlalu lunak
kurang padat. adalah tepung
jaringan yang sehingga akan
Sedangkan terigu, gula, lemak
saling terikat melebar bentuknya
menurut dan bahan
(continous) pada saat dipanggang
Fatkhurahman dkk tambahan lainnya.
adonan yang dapat dan akan
(2012) Cookies
membentuk kehilangan
adalah salah satu
viscoelastik bentuknya
jenis biskuit yang

6
(Indriani, 2005). jumlah glutennya. menjadi keras,
Jenis terigu yang sehingga
Terigu
dibuat dari gandum pengadukan lebih
mempunyai
keras (hard wheat) baik dilakukan
kelebihan
mengandung seminimal
dibanding tepung
protein yang mungkin. Pada
yang lainnya,
bermutu baik proses pembakaran
terletak pada sifat
(>10,5%) sesuai cookies, pati pada
pembentukan
untuk pembuatan terigu akan
gluten. Gluten
roti. Jenis terigu menyerap cairan
bersama pati
dari gandum lunak yang menyebabkan
gandum akan
(soft wheat) cookies memiliki
membentuk
dengan kandungan tekstur kering dan
struktur dinding
protein keras (Agustiana
sel (building
dan Astuti, 2015).
block) yang <10%
menghasilkan digunakan untuk
produk renyah. membuat cake,
Sifat spesifik cookies, pastel
tersebut kurang (Fitasari, 2009).
dimiliki oleh
Tepung terigu
serealia lainnya,
berperan sebagai
termasuk jagung,
kerangka adonan
sorgum, dan padi,
karena adanya pati
tetapi menjadi
dan protein yang
tidak cocok
akan menyerap
dengan penderita
cairan sehingga
alergi gluten.
pengadukan yang
Kemampuan daya
berlebihan dapat
bentuk produk dari
membentuk gluten.
terigu ditentukan
Adanya gluten
oleh mutu dan
membuat cookies
7
Kriteria Uji Satuan Persyaratan
Keadaan:
Bau - Serbuk
Rasa - Normal (bebas dari
bau asing
Warna - Putih khas terigu
Benda asing - Tidak ada
Serangga dalam - Tidak
semucaombmenittutko stadia user
ada min.
dan 4,5
potongan-
potongannya yang tampak min. 3
Kehalusan, lolos ayakan % maks. 95
212 µm (mesh No. 70)
(b/b)
Kadar Air (b/b) % maks. 14,5
Kadar Abu (b/b) % maks. 0,70
Kadar Protein (b/b) % min. 7,0
Keasaman mg KOH/ 100 maks 50
g
Falling number (atas dasar
kadar air 14 %) Detik min. 300
Besi (Fe) mg/kg min. 50
Seng (Zn) mg/kg min. 30
Vitamin B1 (tiamin) mg/kg min. 2,5
Vitamin B2 (riboflavin) mg/kg min. 4
Asam folat mg/kg min. 2
Cemaran logam: maks. 1,0
mg/k
a. Timbal (Pb) maks. 0,05
b. Raksa (Hg) g
c. Kadmium (Cd) mg/k maks. 0,1
g
mg/k
g
Cemaran Arsen mg/kg maks. 0,50
Cemaran mikroba: maks. 1 × 106
koloni/
a. Angka lempeng total maks. 10
b. E. coli g
APM/g maks. 1 × 104
c. Kapang maks. 1 × 104
d. Bacillus cereus koloni/
g
koloni/
g
Kadar Air (b/b) % maks. 14,5
Kadar Abu (b/b) % maks. 0,70
Kadar Protein (b/b) % min. 7,0
Keasaman mg KOH/ 100 maks 50
g
Falling number (atas dasa
kadar air 14 %) Detik min. 300
r
Besi (Fe) mg/kg min. 50
Seng (Zn) mg/kg min. 30
Vitamin B1 (tiamin) mg/kg min. 2,5
Vitamin B2 (riboflavin) mg/kg min. 4
Asam folat mg/kg min. 2
Cemaran logam:
a. Timbal (Pb) mg/k maks. 1,0
g maks. 0,05
8
b. Raksa (Hg) maks. 0,1
c. Kadmium (Cd) mg/k
g
mg/k
g

Table : 2Sumber: Badan Standarisasi Nasional (2009)


2. Garam Garam adalah salah satu bahan pengeras,
Garam berfungsi untuk meningkatkan bila adonan tidak memakai garam, maka
rasa gurih. Selain itu garam juga berfungsi adonan agak basah. Garam memperbaiki pori-
untuk memperkuat jaringan gluten, pori dan tekstur, selain itu juga membantu
membangkitkan rasa pada bahan lain dan dalam pembentukan warna. Garam juga
mengontrol fermentasi. berperan dalam mengatur aktifitas ragi dalam
adonan dan mencegah adanya pertumbuhan
Garam yang digunakan biasanya adalah
dan pembentukan bakteri pada adonan
garam halus dikarenakan agar mudah larut
(Koswara, 2009).
saat pencampuran (Makmoer, 2003).

Tabel 2.3 Syarat Mutu Garam Konsumsi Beriodium Menurut SNI 3556-2016
No. Parameter Uji Satuan Persyaratan
1. Kadar air Fraksi Maks. 7
massa, %
2. Kadar natrium Fraksi Min. 94
klorida (NaCl), massa, %
adbk
3. bagian yang Fraksi Maks. 0,5
tidak larut massa, %
dalam air, adbk
4. Kadar iodium Mg/kg Min 30
sebagai KlO3
5. Cemaran logam
5.1 Kadmium (Cd) Mg/kg Maks. 0,5
5.2 Timbal (Pb) Mg/kg Maks. 10,0
5.3 Raksa (Hg) Mg/kg Maks 0,1
5.4 Arsen (As) Mg/kg Maks 0,1
Sumber: BSN (2016).
3. Telur kotor (sta
No. Faktor Mutu Tingkat
Mutu I 2. Kondisi kantung
1. Kondisi kerabang udara (dilihat
a. Bentuk Normal dengan
b. Kehalusan Halus peneropongan)
c. Ketebalan Tebal a. Kedalaman <0,5 cm 0,5 cm
d. Keutuhan Utuh kantong cm
e. Kebersihan Bersih sedikit udara tetap
9
b. Kebebasan ditempat Telur merupakan salah satu produk
bergerak bergerak
hewani yang berasal dari ternak unggas dan
telah dikenal sebagai bahan pangan sumber

3. Kondisi putih telur protein yang bermutu tinggi. Telur sebagai


a. Kebersihan bebas bercak bebas
bahan pangan mempunyai banyak kelebihan
darah, atau darah,
misalnya, kandungan gizi telur yang tinggi,
benda asing benda
lainnya lainnya
harganya relatif murah bila dibandingkan
kental sedikit
b. Kekentalan dengan bahan sumber protein lainnya
(Idayanti dkk., 2009). Telur mudah mengalami
penurunan kualitas yang disebabkan oleh
kerusakan secara fisik, serta penguapan air,
0,134-0,175
c. Indeks karbondioksida, ammonia, nitrogen, dan
4. Kondisi kuning hidrogen sulfida dari dalam telur (Muchtadi
Telur
a. Bentuk Bulat dkk., 2010).
b. Posisi di tengah
Table: 4 syarat mutu telur
bergesar

c. Penamcpoam tidakjelas
km

Dalam pembuatan kue kering telur yang dibutuhkan tubuh manusia. Tanaman ini
biasa digunakan adalah telur ayam. Kuning dibudidayakan karena daun-daunnya
telur merupakan bagian yang lebih padat dan diperlukan oleh manusia karena mengandung
mengantung semua lemak dalam telur. zat besi, memiliki kandungan serat yang tinggi
Kuning telur mengandung lesitin (berfungsi sehingga baik bagi pencernaan. Selain itu,
sebagai emulsifier) dengan kadar air sebesar kandungan vitamin di dalam bayam dapat
50%, sedangkan putih telur mengandung berguna sebagai anti oksidan (Mirakusuma,
86% air (Paran, 2008). Selain sebagai 2006). Bayam mempunyai kandungan Fe yang
pengemulasi telur juga berfungsi menambah tinggi, yaitu 3.9 mg/100 g. Selain itu, bayam
warna dan rasa, memberikan zat gizi protein juga kaya serat, harganya murah, dan siklus
dan lemak esensial serta memiliki sifat dapat pemanenannya sangat cepat (2minggu)
mengikat udara sehingga menyebabkan (Hadisoeganda, 1996).
cookies mengembang (Widiantara dkk,
Menurut Bandini dan Nurudin (2001),
2018).
dalam taksonomi tanaman, bayam
4. Bayam diklasifikasikan sebagai berikut:
Bayam merupakan sayuran yang banyak
Devisi : Spermatophyta
mengandung vitamin, mineral yang
10
Class : Dycotyledoneae Varietas
Kekerasan Keras Keras
Ordo : Chenopodiales Warna Normal Normal
Kerataan Cukup rata Cukup rata
Family : Amaranthaceae Permukaan
Genus : Amaranthus L Tekstur Tidak mengayu Tidak mengay
Tabel 2.6 Syarat Mutu Wortel Segar (SNI
Tanaman bayam digolongkan dalam 01-3163-1992)
keluarga Amaranthaceae. Sebagai keluarga
6. Margarin
Amaranthaceae, bayam termasuk tanaman
Margarin adalah produk makanan
gulma yang tumbuh liar. Namun karena
berbentuk plastis yang merupakan emulsi air
perkembangannya, manusia memanfaatkan
dalam lemak. Margarin banyak dimanfaatkan
bayam sebagai tanaman budidaya yang
dalam pembuatan produk bakery seperti bolu,
mengandung gizi tinggi.
roti, dan lain-lain, serta sering juga digunakan
5. Wortel sebagai media penggoreng. Margarin
Wortel adalah salah satu jenis sayuran merupakan campuran antara 80% lemak dan
penting yang kaya akan senyawa bioaktif 15-16% air, serta bahan lain berupa garam,
seperti karotenoid yang memiliki khasiat flavor, pengemulsi, pewarna, vitamin, dan
kesehatan diantaranya memiliki aktivitas lain-lain (Hasibuan dan Hardika, 2015).
antikanker. β-karoten yang terkandung dalam
Margarin merupakan jenis lemak yang
wortel merupakan sumber pewarna makanan
tidak memiliki rasa dana aroma khas seperti
alami yang bersifat tidak larut air yang baik
mentega karena terbuat dari lemak nabati.
untuk kesehatan (Arza, 2017)
Kandungan air margarin berkisar 16% dan
Wortel merupakan tanaman dengan memiliki titik leleh sekitar 37˚C-42˚C.
betakaroten terkaya, unsur yang mampu tingginya titik leleh tersebut membuat
melindungi tubuh dari kerusakan sel. margarin aman disimpan pada suhu ruang
Sementara vitamin A dalam wortel (Sintia dan Astuti, 2018).
membantu kita menjaga kesehatan mata,
Margarin (lemak) yang ditambahkan pada
kulit, dan rambut, serta memperbaiki
pembuatan cookies akan mengubah tekstur,
sistem imun tubuh (Pertiwi dan
rasa, dan flavor cookies. Lemak tersebut akan
Ginting, 2007).
berinteraksi dengan granula pati dan
mencegah hidrasi sehingga peningkatan
viskositas bahan menjadi rendah. Mekanisme
Karakteristik Syarat penghambatannya adalah lemak akan
Mutu I Mutu II
membentuk lapisan pada bagian luar granula
Keasaman sifat Seragam Seragam
pati dan sekaligus akan menghambat penetrasi
11
air ke dalam granula. Penetrasi air yang lebih kurang mengembang dengan tekstur yang
sedikit akan menghasilkan gelatinisasi yang lebih padat/ kompak (Oktaviana, 2017).
tinggi dan akan membentuk cookies yang
Tabel 5. Syarat Mutu Margarin (SNI 3541-2014)
No Kriteria uji Satuan persyaratan
1 Keadaan
1.1 Bau - Normal
1.2 Warna - Normal
1.3 Rasa - Normal
5 Vitamin D IU/100 g 250-350
6 Cemaran logam
6.1 Kadmium (Cd) Mg/kg Maks. 0,2
6.2 Timbal (Pb) Mg/kg Maks. 0,1
6.3 Timah (Sn) Mg/kg Maks
40/250
6.4 Merkuri (Hg) Mg/kg Maks. 0,03
6.5 Cemaran Arsen (As) Mg/kg Maks. 0,1
7 Cemaran mikroba
7.1 Angka lempeng total Koloni/g Maks. 1 x
105
7.2 Coliform APM/g Maks. 10
7.3 Escherichia coli APM/g <3
7.4 Salmonella sp. - Negatif/25
g
7.5 Staphylococcus Koloni/g Maks. 1 x
aereus 102

7. Keju non susu yang diolah menggunakan perlakuan


pemanasan dan pencampuran yang kontinyu
Keju merupakan gumpalan susu (curd)
untuk membentuk produk yang homogen dan
dari proses koagulasi kasein susu
memiliki ketahanan produk yang lama
mengunakan renin, asam laktat atau enzim
(Kapoor and Metzger, 2008). Menurut SNI 01-
lain yang dapat menggumpalkan kasein susu,
2980-1992 keju cedar olahan (processed
selanjutnya mengalami proses pematangan
cheddar cheese) adalah produk berupa padatan
atau tanpa pematangan. Permbuatan keju
didukung oleh adanya mikroorganisme. plastis yang diperolcehh melalui pengolahan

Kelompok bakteri yang biasa didgunakan keju cedar dengan


adalah asam laktat (Estikomah, 2017). menambahan pengemulsi dan pemanasan
dengan atau tanpa penambahan bahan
Keju olahan atau biasa disebut dengan tambahan makanan lain yang diizinkan.
Process cheese merupakan keju yang dibuat 2. Cara Pembuatan
dengan mencampur keju alami dan
Pembuatan Cookies dengan penambahan
menggunakan garam pengemulsi serta
sayuran menurut Yudhistira dkk (2019) adalah
bahan-bahan baik dari hasil susu maupun
12
sebagai berikut: Palur, Mojolaban, Sukoharjo. Perlakuan
a. Pembuatan Bubur Bayam pengujian produk Laboratorium Chemix,
Bantul, Yogyakarta.
Pembuatan bubur bayam diawali dengan
Alat, Bahan, dan Cara Kerja
pemotongan batang dan akar bayam.
1. Alat
Kemudian bayam yang telah dipotong
a. Alat untuk pembuatan cookies bayam
dibersihkan dengan air yang mengalir.
dan wortel
Bayam ditiriskan, dilakukan blanching
Alat-alat yang digunakan antara lain
selama 5 menit dengan suhu 98˚C. Bayam
pisau, blender, baskom, loyang, panci, oven,
yang telah di blanching kemudian dihaluskan
spatula plastik, oven, timbangan, parutan,
dengan blender.
garpu, dan sendok.
C. Pembuatan cookies
b. Alat untuk uji kimia cookies bayam
Proses pembuatan cookies diawali dan wortel
dengan mengocok margarin dan gula halus Crussable porcelain, muffle furnice,
hingga membentuk krim. Kemudian lumpang porcelain, kertas saring, erlenmeyer
ditambahkan kuning telur, garam, sambil 100 ml, spektrofotometer, oven, eksikator,
terus dikocok hingga adonan homogen. timbangan analitik, cawan, tanur, penjepit
Setelah itu, ditambahkan tepung terigu dan cawan, desikator.
dilakukan pengadukan (tanpa menggunakan
2. Bahan
mixer) hingga tercampur rata. Setelah
a. Bahan untuk membuat cookies bayam
homogen, ditambahkan keju, bubur bayam
dan wortel
dan wortel parut dan diaduk kembali hingga
Bahan-bahan yang digunakan antara lain
homogen. Kemudian adonan dicetak dan
tepung terigu, kuning telur, margarin, keju,
dipanggang dalam oven suhu 180˚C selama
garam, baking soda, bayam dan wortel.
40 menit.
Bahan-bahan yang digunakan untuk proses
pembuatan cookies bayam dan wortel
diperoleh dari toko bahan kue di Pasar Gedhe

BAB III dan Pasar Legi.

b. Bahan untuk uji kimia cookies bayam


METODE PELAKSANAAN dan wortel
Untuk pengujian atau analisis kimia
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
menggunakan bahan yaitu: Sampel Cookies
Praktek Produksi “Cookie Bayam dan
Bayam dan Wortel, HNO3 1:3 sebanyak 50 ml,
Wortel” dilaksanakan mulai Januari 2020
2 ml Ammonium Tio Sianat 1,5 M, aquadest
sampai September 2020. Lokasi Produksi di
rumah dengan alamat Panjangrejo 3/20, ml.
sampai volume 10
13
3. Cara Kerja hingga bersih. Setelah pencucian, bayam
a. Pembuatan Bubur Bayam diblanching selama 2 menit. Bayam yang telah

Bayam

Pemisahan dengan batang

Pencucian

Blanching selama 2 menit

Penirisan

Perajangan

Pemblenderan

Bubur Bayam
diblanching ditiriskan dan dirajang hingga
Pembuatan bubur bayam diawali
halus. Setelah itu, bayam diblender hingga
dengan memisahkan daun bayam dari
menjadi bubur menggunakan blender kering
batangnya menggunakan pisau. Kemudian,
sehingga tidak dibutuhkan tambahan air.
dilakukan pencucian menggunakan air
b. Cara Pembuaan Wortel Parut
Wortel

Pengupasan
Pada bahan wortel diperlukan pemarutan
Pencucian agar bahan menjadi halus dan mudah
tercampur dengan bahan lain. Tahapan
pertama pada pembuatan wortel parut, yaitu
Pemarutan
mengupas hingga tidak ada kulit wortel
tersisa. Setelah itu, dilakukan pencucian
Wortel Parut
mengalir wortel menggunakan air mengalir hingga
14
bersih. Kemudian, wortel diparut thermogravimetri atau metode oven. Sampel
menggunakan parutan. sebanyak 2 gram ditimbang dan dimasukkan
ke dalam cawan yang telah ditimbang,
c. Pembuatan Cookis
kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu
Pembuatan cookies diawali dengan
105 derajat selama 4 jam stelah itu di
mencampur kuning telur dan margarin.
dinginkan dalam desikator dan ditimbang.
Pencampuran dilakukan menggunakan
whisker hingga kedua bahan homogen dan
e. Uji kadar abu
bertekstur lembut. Kemudian, ditambahkan
Proses analisa kadar abu menurut Susanto
bahan-bahan kering, seperti tepung terigu,
(2009) yaitu cawan yang akan digunakan
garam, dan keju kemudian pengadukan
dikeringkan terlebih dahulu 30 menit atau
dengan spatula plastik hingga adonan
sampai didapat berat tetap dalam oven pada
tercampur rata. Setelah adonan sudah
suhu 100-105 °C. Setelah itu, didinginkan
tercampur, dilakukan penambahan bubur
dalam desikator selama 30 menit lalu
bayam dan wortel parut. Lalu. dilakukan
ditimbang (W1). Sampel sebanyak 5 gram
pengadukan hingga wortel parut dan bubur
dimasukkan dalam cawan yang telah diketahui
bayam sudah terlihat tercampur hingga
beratnya, kemudian dibakar dibakar diatas
adonan memiliki warna kuning dengan bintik
bunsen atau kompor listrik sampai tidak
hijau dan semburat oranye. Setelah itu,
berasap. Setelah itu, dimasukkan dalam tanur
adonan dicetak dengan cara dibentuk bulat
pengabuan, kemudian dibakar pada suhu 400
dengan tangan, kemudian digepengkan
°C sampai didapat abu berwarna abu-abu atau
dengan garpu. Setelah itu, adonan
sampel beratnya tetap. Kemudian. suhu tanur
dimasukkan dalam oven dengan suhu 200˚C
dinaikkan sampai 550°C selama 12-24 jam.
selama ±35 menit.
Kemudian. sampel didinginkan dalam
Analisis Produk
desikator selama 30 menit lalu ditimbang
1. Analisis Kimia
(W2).
Analisis kimia yang digunakan
f. Uji kadar Fe
ditunjukkan pada Tabel 3.2.
Menurut Widiastuti (2008), uji kadar Fe
Tabel 3.2 Jenis dan Metode Analisis Kimia dilakukan dengan metode spektrofotometri
Jenis Analisa Metode yang diawali dengan sampling. Sampling
Kadar Air Thermogravimetri diawali dengan menghaluskan bahan
Kadar Abu Cara Kering kemudian disaring filtratnya, setelah itu,
Kadar FE Spektrofotometri sampel ditambahkan KCNS 20% hingga
d. Uji kadar air terbentuk reaksi positif terbentuk warna merah
Menurut Sudarmadji (1997) penentuan darah. Filtrat yang telah jadi kemudian
kadar air dapat dilakukan dengan metode ditambahkan bentonit dan aquadets dan
15
ditambahkan KCNS 20% hingga tanda batas bayam dan wortel meliputi persiapan bahan,
50 ml pada labu takar. Kemudian di baca pembuatan parutan wortel, pembuatan puree
absorbansinya pada panjang gelombang bayam, penimbangan bahan, pencampuran,
maksimum 455 mm. stamping, dan pemanggangan. Analisis sensori
diuji dengan formulasi yang paling disukai
2. Analisis Sensori
dengan parameter warna, aroma, rasa, tekstur,
Analisis sensori yang digunakan adalah
dan overall sebanyak 25 panelis. Berdasarkan
uji kesukaan. Uji ini menggunakan panelis
hasil anaylis sensorik sampel F3 paling
sebanyak 25 orang. Panelis akan disajikan
disukai dengan formulasi 10% bayam dan
tiga formulasi cookies berbeda dan dilihat
10% wortel. Selain analisis sensorik, juga
cookies yang paling disukai. Kemudian,
dilakukan analisis kimia terhadap kadar air,
hasilnya akan diolah secara statistika dengan
kadar abu, dan kadar Fe. Berdasarkan analisis
menggunakan uji anova. Menurut Laksmi
kimia diperoleh kadar air sebesar 1,47%,
(2012), analisis sensoris dilakukan dengan
kadar abu 2,67% dan kadar Fe 7,80mg/100.
pengujian sifat organoleptik menggunakan
uji mutu hedonik yang bertujuan untuk
mengetahui respon panelis terhadap sifat DAFTAR PUSTAKA
Agustiana, A., dan Nugrahani Astuti.
mutu organoleptik yang umum, seperti 2015. Penganekaragaman Kue
tekstur, bau/rasa, dan warna. Sedangkan uji Kering Berbahan Dasar Tepung
Jagung (Zea Mays Sp). E-
kesukaan adalah pengujian terhadap suatu Jurnal Boga 4 (2): 75- 83.
produk dengan cara meminta tanggapan dari
Alvionita, V., Dudung A. 2017.
panelis mengenai kesukaan atau tidak suka. Pembuatan Cookies Bebas
Selain diminta tanggapan tentang suka atau Gluten Berbahan Tepung
Mocaf dan Tepung Beras
tidak suka, panelis juga diminta untuk Pecah Kulit dengan Tambahan
mengemukakan tingkat kesukaannya. Sari Kurma. Faculty of Health.
Esa Unggul University.

Anonim1. 2017. https://resepkoki.id/apa-


BAB VI
bedanya-cookie-vs-biskuit/.
Diakses pada 14 Desember
PENUTUP 2020.
KESIMPULAN
Anonim2. 2020.
Cookies adalah produk kue kering yang
terbuat dari tepung terigu protein sedang atau https://ilmupengetahuanumum.com/kand
ungan-gizi-wortel-manfaat-
rendah. Saat ini banyak dilakukan wortel-bagi-kesehatan/. Diakses
penganekaragaman pangan untuk paada 26 September 2020.
meningkatkan nilai gizi, salah satunya adalah Anonim3. 2020.
kue bayam dan wortel. Proses pembuatan kue https://idnmedis.com/keju-
cheddar. Diakses pada 30
16
September 2020. Badan Standarisasi Nasional. 2016. SNI-
3556-2016. Garam Konsumsi Beriodium.
Anwar, C., Lidia Fasi Ashari., dan
BSN.
Indrayenti. 2010. Harga
Pokok Produksi Dalam
Kaitannya Dengan Penentuan Bandini, Y., dan Nurudin, A. 2001.
Harga Jual Untuk Pencapaian Bayam. Penebar Swadaya. Jakarta.
Target Laba Analisis. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan 1 Botutihe, N. A. 2016. Analisis Rasio
(1): 79-94. Profitabilitas Laporan Laba
Rugi Pada Home Industri Cita
Arza, A. P. dan M. Tirtavani. 2017. Rasa Pagimana Kabupaten
Pengembangan Crackers Banggai. Jurnal EMOR 2 (2):
Dengan Penambahan Tepung 33-46.
Kan Patin (Pangasius
hypophthalmus) Dan Tepung Damodaran, S. and A. Paraf. 1997.
Wortel (Daucus carota L.). Food Proteins and Their
Jurnal Penelitian Gizi Dan Applications. Marcel Dekker.
Makanan. Vol.40 (2): 55-62. New York.

Badan Standarisasi Nasional. 1992. Dewi, F. K., Neneng Suliasih., dan Yudi
Garnida. 2016. Pembuatan
SNI 01-2980-1992. Keju Cedar Cookies dengan Penambahan
Tepung Daun Kelor (Moringa
Olahan. BSN. Badan Standarisasi oleifera) Pada Berbagai Suhu
Pemanggangan. Fakultas
Nasional. 1992. SNI-3163-1992. Teknik Universitas Pasundan
Bandung. Bandung.
Wortel Segar. BSN.
Estikomah, S. A. 2017. Uji Kadar
Badan Standarisasi Nasional. 2008. Lemak Keju Cheddar Dengan
SNI-3926-2008. Telur Ayam Konsumsi. Variasi Bahan Baku (Sapi,
BSN. Kambing) Serta Variasi Jenis
Starter (Streptococcus lactis,
Badan Standarisasi Nasional. 2009. Rhizophus oryzae). Jurusan
SNI-3751-2009.Tepung Farmasi UNIDA Gontor.
Terigu sebagai Bahan Ngawi.
Makanan. BSN.
Faridah, A., Kasmita S., Asmar Yulastri,
Badan Standarisasi Liswarti Yusuf. 2008. Patiseri
jilid I untuk SMK. Direktorat
Nasional. 2011. SNI- Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan, Direktorat Jenderal
2973-2011. Biskuit. BSN. Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah, Departemen
Badan Standarisasi Pendidikan Nasional. Jakarta.

Nasional. 2014. SNI- Fatkurahman, R., Windi Atmaka., dan


Basito. 2012. Karakteristik
3541-2014. Margarin. Sensoris dan Sifat Fisikokimia
Cookies dengan Subtitusi
BSN. Bekatul Beras Hitam dan

17
Tepung Jagung. Jurnal 2009. Perbedaan Variasi Lama
Teknosains Pangan 1 (1): 49- Simpan Telur Ayam pada
57. Penyimpanan Suhu Almari Es
dengan Suhu Kamar terhadap
Fitasari, E. 2009. Pengaruh Tingkat Total Mikroba. Jurnal
Penambahan Tepung Terigu Kesehatan 1(2): 19-26.
Terhadap Kadar Air, Kadar
Lemak, Kadar Protein, Indriani. 2005. Kue Kering untuk
Mikrostruktur, Dan Mutu
Organoleptik Keju Gouda Jamuan. Gramedia Pustaka Utama.
Olahan. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Hasil Ternak 4 Jakarta. Ismaya, Sujana. 2006.
(2):17-29.
Analisis Laporan Keuangan. Bumi
Furqon A, Achmad., Iffan Maflahah.,
dan Askur Rahman. 2016. Aksara. Jakarta.
Pengaruh Jenis Pengemas dan
Lama Penyimpanan Terhadap Jannah, M. 2018. Analisis Pengaruh
Mutu Produk Nugget Gembus. Biaya Produksi dan Tingkat
AGROINTEK 10 (2): 72-75. Penjualan Terhadap Laba
Kotor. Jurnal BanqueSyar’i 4
Hadisoeganda, A.W. 1996. Bayam: (1):86-122.
Sayuran Penyangga Petani di
Indonesia. Kapoor, R and L. E. Metzger, 2008.
Balai Penelitian Tanaman Process Cheese : Scientific and
Sayuran. Bandung. Technological Aspects A
Review. Comprehensive
Hapsari, D. P. 2018. Analisis Penjualan Reviews In Food Science and
Bersih, Beban Umum & Food.
Administrasi Terhadap Laba
Tahun Berjalan. Jurnal Kementrian Pertanian. 2019. Statistik
Akuntansi 5 (1): 45-53. Konsumsi Pangan. Pusat Data
dan Informasi Pertanian.
Hasibuan, H. A. dan Aga Prima
Hardika. 2015. Formulasi dan Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi
Pengolahan Margarin Pengolahan Roti. eBook Pangan.com.
Menggunakan Fraksi Minyak
Sawit Pada Skala Industri Kuswardhani, D. S., Yaniasih., dan Bot
Kecil Serta Aplikasinya Pranadi. 2013. Fortifikasi Fe
DalamcoPmemmbitutaotaunseB Organik dari Bayam
rolu Gulung. Agritech 35 (4): (Amaranthus Tricolor L) dalam
377- Pembuatan Cookies untuk
386. Wanita Menstruasi. PKMI-1-
Honesti, L., dan Nazwar Djali. 2012. 03-1.
Analisis Ekonomi dan
Finansial Pengembangan Laksmi, R. T., A.M Legowo., dan
Bandar Udara Internasional Kusrahayu. 2012. Daya Ikat
Minangkabau (BIM) di Air, Ph Dan Sifat Organoleptik
Sumatera Barat. Jurnal Chicken Nugget Yang
Momentum 13 (2): 50-59. Disubstitusi Dengan Telur
Rebus. Animal Agriculture
Idayanti., S. Darmawati, U. Nurullita. Journal 1 (1): 453-460.

18
Lambajang, A. A. A. 2013. Analisis Pembuatan Cookies Tepung Kacang
Perhitungan Biaya Produksi
Menggunakan Metode Hijau
Variable Costing PT. Tropica Subtitusi Tepung Bonggol
Cocoprima. Jurnal EMBA 1 Pisang. Skripsi. Universitas
(3): 673-683. Negri Semarang.

Luthfi, M., Yanti Meldasari Lubis., dan Nurlita, R. R., Tatas Ridho Nugroho.,
Yuliani Aisyah. 2017. Kajian dan Nur Ainiyah. 2017.
Pembuatan Cookies dengan Pengaruh Laba Kotor, Laba
Penambahan Bubur Bayam Operasi, dan Laba Bersih
Merah (Amaranthus untuk Mempredikai Arus Kas
Gangeticus) dan Margarin Masa Depan Pada Perusahaan
sebagai Sumber Antioksidan. Food and Beverages Terdaftar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa di BEI Periode 2016-2017.
Pertanian Unsyiah 2 (4): 446- Fakultas Ekonomi. Universitas
453. Islam Majapahit. Majapahit.

Macpal, B., Jenny Morasa., dan Oktaviana, A. S., Wikanastri


Victoria Tirayoh. 2014. Hersoelistyorini., dan
Analisis Perhitungan Harga Nurhidajah. 2017. Kadar
Pokok Penjualan Barang Protein, Daya Kembang, dan
Produksi Pada Jepara Meubel Organoleptik Cookies dengan
Di Kota Bitung. Jurnal EMBA Subtitusi Tepung Mocafa dan
2 (3): 1495-1503. Tepung Pisang Kepok. Jurnal
Makmoer, H. 2003. Seri Resep Ahli Pangan dan Gizi 7 (2): 72-81.
Bakery. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta. Paran, S. 2008. Diabet Cookies.
Mirakoesoma S. 2006. Buah dan Sayur Agromedia Pustaka. Tangerang.
untuk Terapi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik
Muchtadi, T. R, Ayustaningwarno, F Indonesia Nomor
dan Sugiyono. 2010. Ilmu 46/Kementan/2013 tentang
Pengetahuan Bahan Pangan. UMKM.
Penerbit Alfabeta. Bandung.
Pertiwi, A. F., dan Arif Liasta Ginting.
Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. STIE 2007. Yuk, Makan Wortel! Edisi 20.
YPKPN. Yogyakarta. Gramedia Pustaka. Jakarta.

Nasarudin, I. Y. 2013. Analisis Rahayu, S. 2014. Analisis Pengaruh


Kelayakan Ekonomi dan Biaya Operasional Terhadap
Keuangan Usaha Ikan Lele Kinerja Keuangan Pada PT.
Asap di Pekanbaru. Jurnal PLN (Persero) Wilayah
Etikonomi 12 (2):165-178. Sulselrabar. Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam. UIN
Nuansa. 2006. Wortel dan Tepung Alauddin Makassar.

Wortel. Skripsi. Universitas Airlangga. Rahayu, S. T., Ali Asgar., Iteu M


Hidayat., Kusmana., dan Diny
Nurcahyani, R. 2016. Eksperimen Djuariah. 2013. Evaluasi
Kualitas Beberapa Genotipe
Bayam (Amaranthus Sp) Pada
19
Penanaman Di Jawa Barat. Biskuit Tingggi Serat (Kajian
Berita Biologi 12 (2): 153- Proporsi Bekatul Jagung:
160. Tepung Terigu dan
Penambahan Baking powder).
Jurnal Pangan dan
Reswita. 2014. Kelayakan Usaha
Agroindustri 2: 224–31.
Pengolahan Ikan Asin di Sumber Jaya
Setyawan, B. 2014. Studi Kelayakan
Kecamatan Kampung Melayu Kota
Investasi Proyek Automasi
Bengkulu. Jurnal Agroindustri 4 (1): 15- Pabrik Kelapa Sawit di PT XY.
Jurnal PASTI 8 (1):96-108.
20.
Sintia, N. A.., dan Nugrahani Astuti.
Ridwan, M. 1997. Mengelola Bayam 2018. Pengaruh Subtitusi
menjadi Produk Olahan. Agrobis No Tepung Beras Merah dan
104. Proporsi Lemak (Margarin dan
Jawa Pos. Surabaya. Mentega) Terhadap Mutu
Organoleptik Rich Biscuit. E-
Riganakos, K. A. and M. G. Journal Penggalan Judul
Kontominas. 1995. Effect of Artikel Jurnal.
Heat Treatment on Moisture
Sorption Behavior of Wheat Sucipta, N., Suriasih., dan Pande Ketut
Flours Using A Hygrometric Diah Kencana. 2017. Kajian
Tehnique. G. Charalambous Pengemasan yang Aman,
(Ed). Food Flavors : Nyaman, Efektif, dan Efisien.
Generation Analysis and Bali. Udayana University Press.
Process Influence.
Sudarmadji, S. 1997. Prosedur Analisa
Riganakos, K. A. and M. G. Untuk Bahan Makanan dan Pertanian.
Kontominas. 1995. Effect of Liberty. Yogyakarta.
Heat Treatment on Moisture
Sorption Behavior of Wheat
Sunarjono, H. 2013. Bertanam 36 Jenis
Flours Using A Hygrometric
Tehnique. G. Charalambous
Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta.
(Ed). Food Flavors :
Generation Analysis and
Susanto, A. 2009. Uji Korelasi Kadar
Process Influence. Journal
Air Kadar Abu Water Activitydan
Saadudin, D., Yus Rusman., Cecep
Pardani. 2016. Analisis Biaya,
Bahan
Pendapatan Dan R/C
Usahatani Jahe (Zingiber Organik Pada Jagung Di Tingkat Petani,
officinale) (Suatu Kasus di
Pedagang Pengumpul Dan Pedagang
Desa Kertajaya Kecamatan
Panawangan Kabupaten Besar. Seminar Nasional Teknologi
Ciamis).
Peternakan dan Veteriner. Balai
Saparinto, C., Ida Purnomowati., dan Pengujian Mutu Pakan Ternak Direktorat
Diana Hidayati. 2006. Bandeng Duri
Jenderal Peternakan Departemen
Lunak.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Pertanian.

Setiyowati W., Nisa F. 2014. Formulasi Susanto, B., dan Sukadwilinda. 2016.
20
Analisis Kelayakan Finansial
Wisata Air Waduk Jatigede
Kabupaten Sumedang. Jurnal
Riset Akuntandi dan
Keuangan 4 (1): 867-872.

Widiantara, T., Dede Zainal Arief., dan


Eska Yuniar. 2018. Kajian
Perbandingan Tepung Kacang
Koro Pedang dengan Tepung
Tapioka dan Konsentrasi
Kuning Telur Terhadap
Karakteristik Cookies Koro.
Pasundan Food Technology
Journal 5 (2):146-152.

Widiastuti dan Fitria Aini. 2008.


Penetapan Kadar Besi (Fe)
Pada Bayam Hijau, Bayam
Raja, dan Bayam Duri di
Pasar Mojosongo. Caraka
Tani XXIII (1): 25-29.

Widyastuti, I., dan Dewi Mita. 2018.


Akuntansi Perhitungan Harga
Pokok Penjualan dengan
Metode Pesanan Untuk
Menentukan Harga Jual.
Jurnal Moneter Vol. V: 74-85.

Winarno, F. G., Fardiaz, S., dan Fardiaz,


D. 1997. Pengantar Teknologi Pangan.
Edisi Ke-3. Penerbit Gramedia.
Jakarta.

Yudhistira, B., Tri Ratna Sari, Dian


Rachmawanti Affandi. 2019.
Karakteristik Fisik, Kimia, dan
Organoleptik Cookies Bayam
Hijau (Amaranthus tricolor)
dengan Penambahan Tomat
(Solanum lycopercisum) sebagai
Upaya Pemenuhan Defisiensi Zat
Besi pada Anak-anak. Journal of
Agrobased Industry 36 (2): 83-
95.

Yudiar, H., Lindayani., dan Probo Y.


Nugrahedi. 2012. Perubahan
Kandungan Karoten dan
Aktivitas Antioksidan Pada
Wortel (Daucus carota) Selama
Proses Perebusan. VITASPHERE
II: 27-36.
21

Anda mungkin juga menyukai