Anda di halaman 1dari 52

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

DESAIN PENELITIAN
Nama:
Nim :

Oleh :
Eko Bhakti Hardiyanto
Djoko Soeprijadi
Widiyatno
Tomy Listyanto
Pandu Y.A.P. Wirabuana
Ari Susanti

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
DAFTAR ISI
ACARA I. : CRD DAN RCBD .......................................................................................... 1
ACARA II. : EKSPERIMEN FAKTORIAL ............................................................................ 11
ACARA III. : ANALISIS REGRESI ......................................................................................... 19
ACARA IV. : UJI NON PARAMETRIK (GOODNESS OF FIT TEST) .................................... 24
ACARA V. : SURVEY DAN KUESIONER TEKNIK PENGUKURAN DENGAN UESIONER
TERTUTUP...................................................................................................
ACARA VI. : UJI NON PARAMETRIK (CONTINGENCY TEST) ......................................... 8
ACARA I.

CRD DAN RCBD

Tujuan

1. Mahasiswa mampu memahami perbedaan rancangan CRD dan RCBD serta aplikasinya
dalam penelitian bidang kehutanan
2. Mahasiswa dapat menganalisis data yang diperoleh untuk merumuskan kesimpulan dari
hasil penelitian

Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum akan dilakukan secara online selama 120 menit

Alat dan Bahan

1. Perangkat komputer 3. Buku petunjuk praktikum


2. Software SPSS 4. Alat tulis

Ringkasan Materi

Completely Randomized Design (CRD) dan Randomized Complete Block Design (RCBD)
merupakan rancangan penelitian yang biasa digunakan di bidang kehutanan untuk melakukan
eksperimen terkendali. Eksperimen terkendali adalah jenis penelitian di mana seorang peneliti
dapat mengendalikan perlakuan yang diberikan terhadap objek.

Penerapan CRD dan RCBD dalam kegiatan penelitian memiliki perbedaan yang terletak
pada tingkat homogenitas kondisi lingkungan. CRD merupakan rancangan yang sesuai untuk
digunakan apabila peneliti dapat mengendalikan kondisi lingkungan secara nisbi. Rancangan
ini relevan untuk diterapkan pada penelitian yang dilaksanakan di laboratorium, green house,
dan persemaian. Dilain pihak, RCBD merupakan rancangan yang sesuai untuk dipakai pada
skala lapangan dimana terdapat variasi kondisi lingkungan sehingga dibutuhkan pengendalian
lokal (stratifikasi) untuk meminimalkan bias akibat faktor lingkungan di luar perlakuan.

Proses analisis data pada rancangan CRD dan RCBD secara umum terdiri dari 2 tahap
yaitu Anova dan Pasca Anova. Uji anova bertujuan untuk mengetahui apakah perlakuan yang
diberikan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap objek penelitian. Selanjutnya uji
pasca anova dimaksudkan untuk mengetahui perlakuan terbaik berdasarkan perbandingan
rerata hasil yang diperoleh. Uji pasca anova hanya dapat dilakukan apabila hasil analisis pada
uji anova memperlihatkan perbedaan yang signifikan.

1
Prosedur

Studi Kasus 1

1. Cermati data hasil penelitian berikut.

2. Ujilah pengaruh jenis media tabur terhadap tingkat perkecambahan biji sengon selama 4
minggu dengan hipotesis nol bahwa tidak ada perbedaan rerata tingkat perkecambahan biji
sengon dengan media tabur berbeda. Gunakanlah model aditif linier untuk rancangan CRD
a. Model aditif linier CRD

𝑌 = 𝜇+ 𝜏 + 𝜀

Keterangan :
𝑌 : pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
𝜇 : rerata umum
𝜏 : pengaruh perlakukan ke-i
𝜀 : pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
b. Hipotesis penelitian
H0 : µP = µT = µPT
Ha : terdapat perbedaan rerata tingkat perkecambahan dengan media tabur berbeda
3. Lakukan analisis data menggunakan aplikasi SPSS dengan mengikuti tahapan berikut :
a. Buka aplikasi SPSS dan pilih menu Variable View
b. Pada kolom name masukan variabel Replikasi, Media, dan Perkecambahan. Pada
kolom type ubahlah tipe data Replikasi dan Media dari numeric menjadi string.
Selanjutnya pada kolom measure tentukan skala pengukuran nominal untuk Replikasi
dan Media sedangkan scale untuk Perkecambahan

c. Pilihlah menu Data View lalu inputlah data sesuai dengan hasil pengamatan dari studi
kasus 1.
d. Pilih menu Analyze, kemudian pilih General Linear Model, selanjutnya pilih Univariate
seperti gambar berikut.

2
e. Masukan Media pada Fixed Factor (s) dan Perkecambahan pada Dependent variable.
Selanjutnya pilih menu Model. Pada bagian Specify model pilih Custom. Pada bagian
Factors & Covariates pilih Media selanjutnya di Build Term (s) ganti Interactions dengan
Main Effect lalu masukkan ke bagian Model. pilih Continue.

f. Selanjutnya pilih menu Post Hoc pada bagian Factor (s) pilih media dan masukan ke
bagian Post Hoc Tests for. Pada bagian Equal Variances Assumed checklist Tukey lalu
pilih Continue

3
g. Pilih menu OK untuk memunculkan hasil analisis
h. Output hasil analisis secara umum adalah sebagai berikut :

Bagian ini memberikan deskripsi hasil uji ANOVA pengaruh media tabur terhadap tingkat
perkecambahan biji sengon. Pada kolom Sig. terlihat bahwa baris media memiliki angka
“ .000 ” nilai ini relatif sangat kecil dan kurang dari 0.05 sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa penggunaan jenis media yang berbeda memberikan pengaruh signfikan terhadap
tingkat perkecambahan biji sengon.

4
Ouput uji Tukey menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata hasil perkecambahan
biji untuk setiap media tabur yang digunakan dengan ditandai nilai Sig. kurang dari 0.05.
Perbandingan pengaruh media terhadap tingkat perkecambahan dapat diklasifikasikan
menjadi 3 grup.
4. Hasil analisis yang telah dilakukan selanjutnya dirangkum dalam tabel berikut.

Keterangan :
SV : sumber variasi
db : derajat bebas
JK : jumlah kuadrat
KT : kuadrat tengah
F : nilai F hitung

Keterangan : notasi huruf yang berbeda adalah tanda bahwa nilai rerata antar perlakuan memiliki perbedaan
yang signifikan berdasarkan uji Tukey

5
5. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan berikan kesimpulan yang dapat ditarik
dari penelitian tersebut

Studi Kasus 2

1. Cermati data hasil penelitian berikut.


Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh dosis pupuk TSP terhadap produktivitas awal
eukaliptus pada umur 12 bulan. Hasil evaluasi yang diperoleh disajikan pada tabel berikut.

2. Ujilah pengaruh dosis pupuk TSP terhadap pertumbuhan tinggi eukaliptus pada umur 12
bulan dengan hipotesis nol bahwa tidak ada perbedaan rerata tinggi eukaliptus pada variasi
dosis pupuk TSP. Gunakanlah model aditif linier untuk rancangan RCBD
a. Model aditif linier RCBD
𝑌 = 𝜇+ 𝛼 + 𝛽 + 𝜀
Keterangan :
𝑌 : pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
𝜇 : rerata umum
𝜏 : pengaruh perlakukan ke-i
𝛽 : pengaruh kelompok ke-j
𝜀 : pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

b. Hipotesis penelitian
H0 : µTSP0 = µTSP72 = µTSP160 = µTSP 320
Ha : terdapat perbedaan rerata tinggi pohon pada variasi dosis pupuk TSP
3. Lakukan analisis data menggunakan aplikasi SPSS dengan tahapan berikut :
a. Buka aplikasi SPSS dan pilih menu Variable View
b. Pada kolom name masukan variabel Blok, Dosis, dan Volume. Selanjutnya pada kolom
type ubahlah tipe data Blok dan Dosis dari numeric menjadi string. Pada kolom measure
tentukan skala pengukuran yaitu nominal untuk Blok dan Dosis sedangkan scale untuk
Volume

6
c. Pilihlah menu Data View lalu inputlah data sesuai dengan hasil pengamatan dari studi
kasus 2. Pilih menu Analyze, kemudian pilih General Linear Model, lalu pilih Univariate

d. Masukkan Blok dan Dosis pada Fixed Factor (s) dan Volume pada Dependent variable.
Selanjutnya pilih menu Model. Pada bagian Specify model pilih Custom. Pada bagian
Factors & Covariates pilih Blok selanjutnya di Build Term (s) ganti Interactions dengan
Main Effect lalu masukkan ke bagian Model. Langkah yang sama juga berlaku untuk
Dosis dan pilih Continue.

e. Selanjutnya pilih menu Post Hoc pada bagian Factor (s) pilih Dosis dan masukan ke
bagian Post Hoc Tests for. Pada bagian Equal Variances Assumed checklist Tukey lalu
pilih Continue

7
f. Pilih menu OK untuk memunculkan hasil analisis
g. Output hasil analisis secara umum adalah sebagai berikut :

Output ini merupakan hasil uji ANOVA yang memperlihatkan bahwa perbedaan dosis
TSP memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas eukaliptus pada umur
12 bulan yang ditandai dengan nilai Sig. <0.05. Dari penelitian ini juga dapat diketahui
bahwa terdapat perbedaan kondisi yang signifikan antar blok (replikasi).

8
Hasil uji Tukey memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata
produktivitas eukaliptus pada dosis TSP 0 dengan dosis TSP 72,160, dan 320. Namun
rerata produktivitas eukaliptus pada dosis TSP 72 tidak berbeda signifikan dengan dosis
TSP 160. Kondisi yang sama juga ditemukan pada perbandingan antara dosis TSP 160
dengan TSP 320. Dari hasil uji Tukey ini diketahui bahwa perbandingan pengaruh dosis
pupuk terhadap produktivitas eukaliptus dapat diklasifikasikan menjadi 3 grup.

9
4. Hasil analisis yang telah dilakukan selanjutnya dirangkum dalam tabel berikut.

Keterangan :
SV : sumber variasi
db : derajat bebas
JK : jumlah kuadrat
KT : kuadrat tengah
F : nilai F hitung

Keterangan : notasi huruf yang berbeda adalah tanda bahwa nilai rerata antar perlakuan memiliki perbedaan
yang signifikan berdasarkan uji Tukey

5. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan berikan kesimpulan yang dapat ditarik
dari penelitian tersebut

Tugas

Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh dosis pupuk TSP terhadap pertumbuhan tinggi
semai eukaliptus selama 6 bulan pasca tanam. Hasil monitoring yang dilakukan terangkum
pada tabel berikut.

Lakukan analisis data dengan 2 pendekatan berbeda yaitu secara CRD dan RCBD. Kemudian
bandingkan hasilnya.

Referensi

1. Gomez, K.A. & Gomez, A.A. (1984). Statistical procedure for agricultural research. 2nd
Edition. John Wiley and Sons.
2. Nawai. (2007). Analisis statistik dengan MS Excel 2007 dan SPSS 17. PT Elex Media
Komputindo
3. Steel & Torrie. (1981). Principles and procedures of statistics, a biometrical approach. 2 nd
Edition. Mc Graw Hill. London
4. Walpole, R.E. (1995). Pengantar statistika. Edisi ke-3. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
10
ACARA II.

EKSPERIMEN FAKTORIAL

Tujuan

1. Mahasiswa mampu memahami bentuk eksperimen faktorial dalam bidang kehutanan


2. Mahasiswa dapat menganalisis data yang diperoleh dari percobaan faktorial sehingga
dapat menarik kesimpulan dari hasil analisis tersebut.

Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum akan dilakukan secara online selama 120 menit

Alat dan Bahan

1. Perangkat komputer 3. Buku petunjuk praktikum


2. Software SPSS 4. Alat tulis

Ringkasan Materi

Eksperimen faktorial merupakan penelitian yang menggunakan 2 perlakuan atau lebih di


mana terdapat interaksi antar perlakuan terhadap objek penelitian. Contoh bentuk eksperimen
faktorial di bidang kehutanan diantaranya adalah studi tentang kombinasi pengaruh prunning
dan penjarangan terhadap produktivitas tegakan atau studi tentang pengaruh pemupukan dan
pemeliharaan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman. Aplikasi eksperimen faktorial di
bidang kehutanan sebaiknya tidak melibatkan kombinasi perlakukan yang terlampau banyak
karena dapat memperumit pemahaman terhadap interaksi perlakuan. Eksperimen faktorial
secara teknis dapat dikembangkan baik dalam bentuk CRD dan RCBD di mana dalam proses
analisis data interaksi perlakuan menjadi bagian dari sumber variasi selain perlakuan tunggal.

Prosedur

1. Beberapa studi melaporkan bahwa produktivitas tegakan eukaliptus sangat ditentukan oleh
aplikasi pemupukan dan perawatan. Seorang peneliti ingin membuktikan temuan tersebut
dengan melakukan studi pada lokasi yang berbeda. Dalam hal ini peneliti menggunakan 3
dosis pemupukan yaitu P0 (tidak dipupuk), P1 (pupuk 100 kg/ha), dan P2 (pupuk 150 kg/ha)
Selain itu perlakukan intensitas perawatan juga diaplikasikan dengan 3 skenario yaitu W0
(tidak dirawat), W1 (perawatan manual), dan W2 (perawatan manual + chemist). Data hasil
evaluasi penelitian adalah sebagai berikut.

11
2. Ujilah pengaruh pemupukan dan perawatan terhadap pertumbuhan tinggi eukaliptus
a. Model aditif linier
𝑌 = 𝜇 + 𝛼 + 𝛽 + (𝛼𝛽) + 𝜌 + 𝜀
Keterangan :
𝑌 : pengamatan pada faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j, dan kelompok ke-k
𝜇 : rerata umum
𝛼 : pengaruh faktor A
𝛽 : pengaruh faktor B
(𝛼𝛽) : pengaruh interaksi faktor A dan faktor B
𝜌 : pengaruh kelompok
𝜀 : pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-

b. Hipotesis
H0 : µP = µW = µP*W
Ha : terdapat perbedaan rerata tinggi pohon dari faktor tunggal maupun interaksi

3. Lakukan analisis data menggunakan aplikasi SPSS dengan tahapan sebagai berikut.
a. Buka aplikasi SPSS dan pilih menu Variabel View. Pada kolom name input variabel
Blok, Pemupukan, Perawatan, dan Volume. Selanjutnya pada kolom type ubahlah tipe
data Blok, Pemupukan, dan Perawatan dari numeric menjadi string. Pada kolom
measure tentukan skala pengukuran yaitu nominal untuk Blok, Pemupukan, dan
Perawatan serta scale untuk Volume.

b. Pilih data View lalu input data sesuai dengan hasil pengamatan. Selanjutnya pilih menu
Analyze, kemudian pilih General Linear Model, lalu pilih Univariate

12
c. Masukkan Blok, Pemupukan, dan Perawatan pada Fixed Factor (s) dan Volume pada
Dependent variable. Selanjutnya pilih menu Model. Pada bagian Specify model pilih
Custom. Pada bagian Factors & Covariates pilih Blok selanjutnya di Build Term (s) ganti
Interactions dengan Main Effect lalu masukkan ke bagian Model. Langkah yang sama
juga berlaku untuk Pemupukan dan Perawatan. Selanjutnya untuk menyatakan adanya
interaksi perlakuan pilih Pemupukan dan Perawatan secara bersamaan lalu di bagian
Build Term (s) ganti Main Effect dengan Interactions kemudian masukkan ke bagian
Model dan pilih Continue

d. Pilih menu OK untuk memunculkan hasil analisis


e. Ouput hasil analisis adalah sebagai berikut.

13
Hasil uji Anova memperlihatkan bahwa aplikasi pemupukan memiliki pengaruh nyata
terhadap produktivitas eukaliptus. Akan tetapi kondisi yang berbeda diperlihatkan oleh
faktor perawatan dimana intensitas perawatan tidak memperlihatkan pengaruh signifikan
Interaksi antara perawatan dan pemupukan memberikan pengaruh yang signifikan pada
peningkatan produktivitas eukaliptus.
f. Agar dapat memahami interaksi terbaik di antara kombinasi perlakukan maka lakukan
uji Anova kembali hanya untuk perlakukan interaksi (Pemupukan*Perawatan). Dalam
hal ini akan digunakan kode baru untuk mendeskripsikan kombinasi perlakuan tersebut
sebagai berikut.

g. Buka kembali aplikasi SPSS, kemudian masuk menu variabel view. Pada kolom name
tambahkan variabel Interaksi. Lalu pada kolom type ubah tipe data Interaksi menjadi
string

h. Masuklah menud Data View. Inputlah kode yang telah ditentukan pada kolom Interaksi.

14
i. Lalu pilih Analyze – General Linear Model – Univariate. Selanjutnya pada tampilan
window Univariate masukkan Blok dan Interaksi pada Fixed Factor (s) dan Volume
pada Dependent variable. Selanjutnya pilih menu Model. Pada bagian Specify model
pilih Custom. Pada bagian Factors & Covariates pilih Blok selanjutnya di Build Term (s)
ganti Interactions dengan Main Effect lalu masukkan ke bagian Model. Langkah yang
sama juga berlaku untuk Interaksi emupukan dan Perawatan. Selanjutnya Continue

15
j. Selanjutnya pilih menu Post Hoc pada bagian Factor (s) pilih Interaksi dan masukan ke
bagian Post Hoc Tests for. Pada bagian Equal Variances Assumed checklist Tukey lalu
pilih Continue

k. Pilih menu Ok untuk memunculkan hasil analisis


l. Fokuslah pada ouput uji Tukey

16
Dari hasil uji Tukey ini diketahui bahwa perbandingan pengaruh interaksi pemupukan
dan perawatan dapat diklasifikasikan menjadi 2 stratum dimana perlakuan T2 (dosis
pupuk 150 kg + kombinasi perawatan manual dan chemist) memperlihatkan hasil terbaik

4. Hasil analisis yang telah dilakukan selanjutnya dirangkum dalam tabel berikut.

Keterangan :
SV : sumber variasi
db : derajat bebas
JK : jumlah kuadrat
KT : kuadrat tengah
F : nilai F hitung

17
Keterangan : notasi huruf yang berbeda adalah tanda bahwa nilai rerata antar perlakuan memiliki perbedaan
yang signifikan berdasarkan uji Tukey

5. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan berikan kesimpulan yang dapat
ditarik dari penelitian tersebut

Tugas

Cermati data berikut.

Seorang peneliti ingin menilai pengaruh prunning (P) dan penjarangan (T) terhadap tingkat
pertumbuhan tanaman jati umur 5 tahun. Desain penelitian menggunakan pola eksperimen
faktorial dengan rancangan RCBD. Perlakuan prunning terdiri dari 3 tingkat yaitu P0 (prunning
1/3 tajuk), P1 (prunning 1/2 tajuk), dan P2 (prunning 2/3 tajuk). Sedangkan untuk penjarangan
terdiri dari 3 tingkat yaitu T0 (tanpa penjarangan), T1 (penjarangan 25%), dan T2 (penjarangan
50%). Lakukan analisis data pada hasil monitoring yang disajikan di atas lalu rumuskan suatu
kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan

Referensi

1. Gomez, K.A. & Gomez, A.A. (1984). Statistical procedure for agricultural research. 2nd
Edition. John Wiley and Sons.
2. Nawai. (2007). Analisis statistik dengan MS Excel 2007 dan SPSS 17. PT Elex Media
Komputindo
3. Steel & Torrie. (1981). Principles and procedures of statistics, a biometrical approach. 2 nd
Edition. Mc Graw Hill. London
4. Walpole, R.E. (1995). Pengantar statistika. Edisi ke-3. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
18
ACARA III.

ANALISIS REGRESI

Tujuan

Mahasiswa mampu memamahami prinsip penerapan analisis regresi dalam bidang penelitian
kehutanan serta dapat menyusun persamaan regresi

Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum akan dilakukan secara online selama 120 menit

Alat dan Bahan

1. Perangkat komputer 3. Buku petunjuk praktikum


2. Software SPSS 4. Alat tulis

Ringkasan Materi

Analisis regresi merupakan teknik dasar pemodelan yang digunakan untuk menggambarkan
hubungan kausalitas antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Dalam bidang
kehutanan, penerapan analisis regresi biasa digunakan untuk pembuatan model pendugaan
volume pohon, potensi tegakan, kualitas tapak, maupun model prediksi lain berkaitan dengan
dinamika pertumbuhan. Dilihat dari jumlah variabel independen, analisis regresi dapat dibagi
menjadi 2 tipe yaitu regresi sederhana dan regresi berganda. Regresi sederhana memiliki 1
variabel independen sedangkan regresi berganda terdiri dari 2 atau lebih variable independen.
Berdasarkan pola hubungan antara variabel independen dan dependen, analisis regresi dibagi
menjadi 2 macam yaitu regresi linier dan regresi non linier.

Prosedur

1. Seorang peneliti ingin mengetahui hubungan antara diameter pohon dengan parameter lain
yang menjadi atribut pertumbuhan tanaman. Data hasil pengukuran terangkum pada tabel
berikut.

19
2. Buatlah model regresi antara diameter dengan tinggi dan diameter dengan volume
3. Gunakan aplikasi SPSS dengan tahapan sebagai berikut.
a. Buka aplikasi SPSS, pilih menu Variabel View. Pada kolom name masukan variabel
Diameter, Tinggi, dan volume. Pada kolom decimal atur jumlah angka desimal menjadi
1 untuk Diameter dan Tinggi serta 3 untuk Volume. Selanjutnya pada kolom measure
pilih scale untuk semua variabel.

b. Pilih menu Data View, selanjutnya pilih Analyze – Regression – Curve Estimation

c. Pada window Curve Estimation masukakan Diameter pada kolom independent


variable dan Tinggi pada kolom dependent variable. Pada bagian models checklist lah
beberapa alternatif persamaan yaitu Linear, Logarithmic, Power, dan Exponential. Lalu
checklist Display ANOVA table. Selanjutnya pilih OK untuk menampilkan hasilnya

20
d. Secara umum ouput regresi untuk setiap model yang dipilih terdiri dari 3 bagian yaitu
model summary, ANOVA, dan Coefficient. Contoh penjelasannya adalah sebagai berikut
Ouput Model Liniear

Nilai R = 0.993 merupakan koefisien korelasi yang mengukur seberapa kuat hubungan
antara variabel independent (diameter) terhadap variabel dependent (tinggi)
Nilai R Square (R2) = 0.985 merupakan koefisien determinasi yang tingkat kemampuan
variabel independent (diameter) dalam memprediksi nilai variabel dependent (tinggi)
Nilai Std. Error of the Estimate (SSE) = 0.241 mendeskripsikan tingkat eror prediksi yang
dihasilkan oleh suatu persamaan

Tujuan dari uji ANOVA regresi adalah untuk menentukan apakah model yang dihasilkan
dapat digunakan atau tidak. Suatu persamaan regresi dapat layak dipakai apabila uji
ANOVA menunjukkan hasil yang signifikan (Sig. < 0.05)

21
Uji Coeffciets bertujuan untuk mengetahui tingkat keberartian koefisien dari persamaan
regresi. Suatu koefisien dapat digunakan apabila memperlihatkan hasil yang signifikan
(Sig. < 0.05)
e. Bandingkanlah ke-empat model yang telah dibuat tersebut. Lalu pilihlah model terbaik
yang dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan diameter dan tinggi. Adapun
persyaratan untuk model terbaik yaitu : (1) memiliki koefisien determinasi paling tinggi
(2) memiliki standar nilai eror paling minimum (3) uji ANOVA dan uji Coefficient signifikan

Keterangan : H (tinggi) & D (diameter)

f. Ulangi tahapan yang sama untuk mengidentifikasi hubungan diameter dan volume

Tugas

Seorang peneiliti ingin mengetahui hubungan diameter dengan potensi kayu yang dapat
dihasilkan. Peneliti tersebut kemudian menebang beberapa pohon dan diperoleh data seperti
berikut.

22
Keterangan :D (diamater pohon setinggi dada 1.3 m), L (panjang pohon rebah), V (volume
pohon rebah), dan B (biomassa batang)

Ujilah beberapa bentuk model meliputi linear, logarithmic, power, sigmoid, dan exponential.
Tentukan model terbaik yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara diameter
ketiga variabel lainnya.

Referensi

1. Gomez, K.A. & Gomez, A.A. (1984). Statistical procedure for agricultural research. 2nd
Edition. John Wiley and Sons.
2. Nawai. (2007). Analisis statistik dengan MS Excel 2007 dan SPSS 17. PT Elex Media
Komputindo
3. Steel & Torrie. (1981). Principles and procedures of statistics, a biometrical approach. 2 nd
Edition. Mc Graw Hill. London
4. Walpole, R.E. (1995). Pengantar statistika. Edisi ke-3. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

23
ACARA IV.

UJI NON PARAMETRIK (GOODNESS OF FIT TEST)

Tujuan

Mahasiswa mampu memahami fungsi dan penggunaan dari uji keselarasan untuk mendukung
kegiatan penelitian di bidang kehutanan

Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum akan dilakukan secara online selama 120 menit

Alat dan Bahan

1. Perangkat komputer 3. Buku petunjuk praktikum


2. Software SPSS 4. Alat tuls

Ringkasan Materi

Uji keselarasan (Goodness of fit testi) merupakan uji non parametrik yang digunakan untuk
menilai pola distribusi data. Uji keselarasan biasa dilakukan dengan 2 metode yaitu metode
Kolmogorov-Smirnov dan metode Chi-Square. Metode Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk
uji keselarasan pada data ordinal sedangkan metode Chi-Square dipakai untuk uji keselarasan
pada data nominal. Contoh kajian penelitian yang biasa menggunakan uji keselarasan yaitu
studi tentang pola sebaran diameter untuk menggambarkan kondisi struktur tegakan di dalam
kawasan hutan.

Prosedur

Studi Kasus 1

1. Cermati data berikut

24
2. Lakukan pengujian tentang pola distribusi diameter tersebut dengan hipotesis nol bahwa
sebaran diameter mengikuti pola distribusi normal
3. Buka aplikasi SPSS dan lakukan tahapan berikut.
a. Pilih menu Variable View, pada kolom name input No.Pohon dan Diameter lalu pada
kolom measure pilih scale.

b. Pilih menu Data View kemudian input data sesuai dengan hasil pengukuran. Kemudian
pilih menu Analyze - Non Parametric Tests - Legacy Dialogs - 1-Sample.

2
c. Input Diameter ke Test Variable List. Kemudian checklist normal dan pilih Ok

d. Output data adalah sebagai berikut

3
Hasil pengujian memperlihatkan sebaran diameter mengikuti pola distribusi normal yang
ditandai dengan nilai Sig. > 0.05

Studi Kasus 2

1. Seorang peneliti ingin mengetahui tentang pemahaman masyarakat terhadap fungsi utama
dari Taman Nasional. Survei dilakukan kepada 65 orang dengan memberikan alternatif 3
pilihan yaitu (1) Kawasan Konservasi, (2) Objek Wisata, serta (3) Pendidikan Lingkungan.
Data hasil survei disajikan sebagai berikut.

2. Lakukan analisis tentang hasil penelitian tersebut dengan hipotesis nol bahwa perbedaan
tingkat pemahaman masyarakat tersebar secara merata.
3. Buka aplikasi SPSS dengan tahapan sebagai berikut.

4
a. Pilihan menu Variable View, pada kolom name input Responden dan Pilihan lalu pada
kolom values tentukan transkrip kode Pilihan agar dapat diterjemahkan values untuk
kode numeric dan Label untuk deskripsinya. Selanjutnya pada kolom measure pilih
scale. Pada

b. Pilih menu Data View kemudian input data sesuai dengan hasil pengukuran. Kemudian
pilih menu Analyze - Non Parametric Tests - Legacy Dialogs - Chi-Square.

c. Input Pilihan ke Test Variable List. Kemudian pilih Ok

5
d. Output data adalah sebagai berikut

Hasil pengujian memperlihatkan bahwa perbedaan pemahaman masyarakat terhadap


fungsi utama Taman Nasional tersebar secara merata yang ditandai Sig. > 0.05

Tugas

Seorang peneliti ingin mengetahui pola distribusi diameter dari berbagai kawasan hutan yang
terletak di 5 lokasi berbeda. Lakukan analisis apakah pola sebaran diameter tersebut sesuai
dengan pola distribusi normal.

6
Referensi

1. Gomez, K.A. & Gomez, A.A. (1984). Statistical procedure for agricultural research. 2nd
Edition. John Wiley and Sons.
2. Nawai. (2007). Analisis statistik dengan MS Excel 2007 dan SPSS 17. PT Elex Media
Komputindo
3. Steel & Torrie. (1981). Principles and procedures of statistics, a biometrical approach. 2 nd
Edition. Mc Graw Hill. London
4. Walpole, R.E. (1995). Pengantar statistika. Edisi ke-3. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

7
ACARA V. SURVEY DAN KUESIONER

TEKNIK PENGUKURAN DENGAN KUESIONER TERTUTUP

Tujuan

• Mahasiswa memahami proses dan mekanisme penyusunan kuesioner untuk pengukuran


dalam survey sosial.

• Mahasiswa memahami mampu menggunakan kuesioner untuk melakukan pengukuran


dalam survey sosial

Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum akan dilakukan di Laboratorium Biometrika Hutan Fakultas Kehutanan


UGM selama 120 menit

Alat dan Bahan

1. Perangkat komputer
2. Microsoft Excel
3. Program SPSS
4. Buku petunjuk praktikum
5. Alat tulis

Prosedur

1. Pelajari hal-hal berikut yang menjadi dasar atau rasionalitas pengukuran dengan
kuesioner

Prosedur penggunaan kuesioner untuk pengukuran atribut survey sosial mengikut tahapan
berikut :
START

Identifikasi Permasalahan

Landasan
Identifikasi Konsep
Teori

Identifikasi Konstruk

Identifikasi Dimensi

Identifikasi Variabel

Penyusunan Item Pertanyaan dan Skala

Uji Validitas dan Reliabilitas

Tidak

Valid dan
Reliabel ?

Ya

Perhitungan Total Skor

Penarikan kesimpulan atau analisis


selanjutnya

END

Dimana :
Konsep :

Konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khususi


(Karlinger, 1971:28). Misal; Merah, hijau, hitam, digeneralisasikan sebagai “warna”. Membaca
buku, mendengarkan kuliah, mengerjakan pekerjaan rumah, disebut “belajar”. Warna dan
belajar adalah konsep. Bila konsep ini secara sengaja dan secara sadar dibuat serta
dipergunakan untuk tujuan ilmiah, ia disebut konstruk. “Kecerdasan” adalah “konsep”, tetapi
setelah pengertiannya dibatasi secara khusus sehingga dapat diamati, ia berubah menjadi
konstruk.

Konstruk

Konstruk adalah konsep yang dapat diamati dan di ukur. “Kesejahteraan” sebagai konstruk,
menurut Galton, karena jumlah yang dapat di ukur disebut operasionalisasi. Kata kerjanya
mengoperasionalisasikan. Popularitas dioperasionalisasikan sebagai jumlah pilihan
sosiometris (teknik penelitian yang umumnyabertujuan untuk meneliti hubungan sosial dan
psikologis antara individu di dalam suatu kelompok) yang diterima seorang dari individu yang
lain dari kelompoknya. Terpaan media (media exposure) dioperasionaliasikan sebagai
frekuensi individu dalam menonton TV, film, membaca surat kabar atau majalah, dan
mendengarkan radio. “Lapar” dioperasionalisasikan sebagai perasaan sakit setelah tidak
makan selama 24 jam. Suatu konstruk mempunyai sifat yang berlainan. Ada dua sifat buat
konstruk jenis kelamin; laki-laki dan perempuan. Lima sikap untuk sikap pada pemerintah;
sangat suka, suka, tidak tahu, benci, sangat benci. Bila nilai-nilai tertentu kita berikan pada
sifat-sifat suatu konstruk, konstruk itu sekarang menjadi variabel.

Variabel

Variabel adalah dapat berubah-ubah, berbeda-beda, bermacam-macam (tt mutu, harga, dsb);
sesuatu yang dapat berubah; faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahan; peubah di
penelitian itu sebaliknya diperhatikan berbagai—spr guru, usia, dan pendidikan (Departemen
Pendidikan Nasional, 2001:258). Pendeknya variabel adalah konstruk yang sifat-sifatnya
sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan. Untuk mengukur variabel “pemarah”, kita dapat
membuat skala dari 1 ke-5, di mana (1) sangat tidak pemarah dan (5) sangat pemarah.
Berdasarkan banyaknya nilai, ada variabel dikotomi (dua nilai) atau politomi (banyak nilai).
Dalam penelitian, variabel dibagi dalam tiga kategori : 1. Variabel bebas (independent variabel)
dan variabel tak bebas/terikat (dependent variabel). Penelitian mencari sebab dan akibat
dalam suatu gejala atau mencari hubungan di antara berbagai faktor. Variabel yang diduga
sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain disebut variabel bebas. Variabel
yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya disebut
variabel tak bebas. Jika kita menyatakan, “bila X, maka Y”, X adalah variabel bebas dan Y
variabel tak bebas (Karlinger, 1971:35). Dalam suatu penelitian diduga bahwa status sosial
seseorang ada hubungannya dengan kecepatan orang itu menerima idea-idea baru.

Lebih tegas Harun Al-Rasyid menegaskan bahwa variabel adalah setiap karakteristik yang bisa
diklasifikasikan sekurang-kurangnya dua klasifikasi yang berbeda atau bisa memberikan
sekurang-kurangnya dua hasil pengukuran atau perhitungan yang berbeda. Contoh : 1. Jenis
kelamin : dua klasifikasi; 2. Pekerjaan : lebih dari dua klasifikasi; 3. Nilai ujian : lebih dari dua
klasifikasi.

Skala Likert

Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam angket dan
merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini
diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan
penggunaannya [1]. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden
menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah
satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti
ini:

1. Sangat tidak setuju

2. Tidak setuju

3. kurang setuju

4. Setuju

5. Sangat setuju

Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas, kadang digunakan juga skala dengan
tujuh atau sembilan tingkat.

Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun
negatif terhadap suatu pernyataan. Empat skala pilihan juga kadang digunakan untuk
kuesioner skala Likert yang memaksa orang memilih salah satu kutub karena pilihan "netral"
tak tersedia.

2. Pelajari penerapan prinsip dan rasionalitas di atas untuk menyelesaikan kasus berikut :

“Sebuah penelitian yang dilakukan untuk menjawab masalah mengenai minat


berkunjung wisatawan obyek wisata alam”

3. Pelajari landasan teori yang digunakan dalam kasus ini (dalam lampiran)

4. Pelajari kuesioner yang digunakan (dalam lampiran) dan jawablah pertanyaan-


pertanyaan berikut :

a. Apakah konsep, konstruk, aspek/dimensi dan variabel dari penelitian ini

b. Kuesioner yang baik salah satu cirinya adalah tidak mengandung pertanyaan yang
membingungkan responden. Cermati kuesioner ini dan apakah ada item pertanyaan
yang membingungkan? Jika ada ubahlah agar pertanyaan ini menjadi lebih baik.

5. Anggaplah diri anda sebagai responden dan isilah kuesioner ini

6. Bertukarlah jawaban kuesioner dengan sesame praktikan

7. Ambilah minimal 30 jawaban dari rekan-rekan Anda

8. Lakukan Analisis Validitas dari tiap aspek atau dimensi dengan menggunakan Excel

Prinsip dasar uji validitas adalah penerapan korelasi pearson dengan formula

Adapun langkah-langkahnya dapat kita lakukan sebagai berikut:


• Input data hasil angket instrumen dalam worksheet (lembar kerja) dengan format
berikut :

• Pada kolom paling kanan, jumlahkan skor setiap responden dengan menggunakan
fungsi yang ada diexcel, menggunakan syntax/perintah [=sum(range cell)].

• Range cell diisi dengan rentang sel mulai dari item soal pertama sampai dengan item
soal terakhir instrumen angket.

• Pada baris paling bawah, untuk setiap kolom item butir soal kita hitung nilai korelasi
pearson dengan fungsi excel yang memiliki syntax [=pearson(array cell1; array cell2)].

• Array cell1 berisikan rentang sel item soal yang akan dihitung dan array cell2 berisikan
rentang sel jumlah skor sebagaimana yang telah dihitung sebelumnya.

• Pada baris setelah korelasi pearson, cari nilai t-hitung dengan mendefinisikan sebuah
fungsi di excel hasil interpretasi terhadap rumus t, syntax-nya dapat dituliskan sebagai
[=SQRT(n-2)*rxy/SQRT(1-rxy^2)].

Rumus dasar t hitung :

• nilai n diisi dengan jumlah responden instrumen angket dan nilai rxy diisi dengan nilai
korelasi yang telah dihitung pada baris sebelumnya.

• Nilai t-tabel dapat kita hitung menggunakan fungsi excel dengan menuliskan
syntax[=tinv(probability;degree of freedom)].

• Probability diisi dengan taraf signifikansi yang kita inginkan, misalnya jika kita
menggunakan alpha=0,05 dengan dua arah, dan degree of freedom diisi dengan
derajat kebebasan yang nilainya =n-2.
• Penentuan signifikansi validitas dapat menggunakan perintah yang kita tulis pada baris
dibawah perhitungan t-hitung yaitu [=IF(p>q;”valid”;”tdk valid”)].

• p berisikan nilai t-hitung dan q nilai t-tabel.

• Sebagai pelengkap jika kita ingin menghitung berapa jumlah item yang valid, kita
gunakan rumus dengan perintah [=COUNTIF(range cell;”valid”)].

• Range cell3 diisi dengan rentang cell yang berisikan hasil penentuan signifikansi
validitas yang dihitung pada baris sebelumnya.

9. Interpretasilah hasil validitas adakah pertanyaan yang tidak valid ? Mengapa demikian?

10. Lakukan simulasi pengaruh skor terhadap validitas dengan mengganti-ganti skor salah
satu item pertanyaan itu ? Apakah yang menyebabkan ketidakvalidan pertanyaan
tersebut?

11. Lakukan uji reliabilitas dengan uji belah tengah. Ikuti prosedur berikut.

• Kelompokan jawaban dari item ganjil dan item genap

• Hitung jumlah skor untuk item ganjil dan item genap

• Hitunglah r-hitung yang merupakan korelasi Spearman-Brown antara jumlah skor


genap dengan jumlah skor ganjil, dimana formulanya adalah

• Nilai korelasi ini dapat diperoleh dengan perhitungan manual atau menggunakan fungsi
CORREL dengan format =CORREL(Array1;Array2)

• Hitunglah koefisien reliabilitasnya dengan formula berikut


• Tentukan derajat reliabilitas dengan acuan berikut

12. Lakukan simulasi pengaruh skor terhadap reliabiilitas dengan mengganti-ganti skor
pertanyaan kuesioner? Apakah yang menyebabkan ketidakreliabelan kuesioner?
Lampiran 1. Dasar Teroritis Minat

Disiplin ilmu terkait : psikologi

Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior)

Teori perilaku terencana (theory of planned behavior) merupakan pengembangan dari teori
tindakan beralasan dengan adanya penambahan sebuah konstruk (Ajzen (1988) dalam Jogiyanto
(2007)). Konstruk tersebut berupa kontrol perilaku persepsian (perceived behavior kontrol).
Konstruk ini ditambahkan untuk mengontrol perilaku individual yang dibatasi oleh kekurangan-
kekurangannya dan keterbatasan-keterbatasan dari kekurangan sumber-sumber daya yang
digunakan untuk melakukan perilakunya (Chau & Hu, 2002). Pada teori perilaku terencana,
hubungan antara sikap, minat, norma subyektif, dan perilaku dapat dilihat pada gambar berikut:

Sikap

Norma Minat Perilaku


Subyektif

Kontrol
Perilaku

Gambar Hubungan Sikap, Norma Subyektif, dan Kontrol Perilaku terhadap Minat Wisatawan untuk
Berkunjung (Jogiyanto, 2007)

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui adanya dua ciri yang membedakan teori tindakan
beralasan dengan teori perilaku terencana, yaitu:

Teori perilaku terencana mengasumsikan bahwa kontrol perilaku mempunyai implikasi


motivasional terhadap minat. seseorang yang percaya bahwa mereka tidak mempunyai sumber-
sumber daya yang ada mungkin tidak akan memiliki minat perilaku yang kuat untuk melakukannya,
walaupun mereka mempunyai sikap yang positif terhadap perilakunya dan percaya jika orang lain
akan menyetujui seandainya melakukan perilaku tersebut. Oleh karena itu diharapkan terjadinya
hubungan antara kontrol perilaku dengan minat berperilaku yang tidak dimediasi oleh sikap dan
norma subyektif. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 2. dengan adanya tanda panah langsung dari
kontrol perilaku ke arah minat.

Teori perilaku terencana memungkinkan adanya hubungan atau pengaruh langsung dari kontrol
perilaku ke perilaku yang diambil. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 2. dengan anak panah dari
kontrol perilaku yang langsung mengarah ke perilaku.

Teori perilaku terencana menunjukkan bahwa tindakan manusia diarahkan oleh tiga macam
kepercayaan-kepercayaan kontrol (Jogiyanto, 2007), yaitu:

Kepercayaan-kepercayaan perilaku (behavioral beliefs) adalah kepercayaan-kepercayaan tentang


kemungkinan terjadinya perilaku.

Kepercayaan-kepercayaan normatif (normative beliefs) adalah kepercayaan-kepercayaan tentang


ekspektasi-ekspektasi normatif dari orang-orang lain dan motivasi untuk menyetujui ekspektasi-
ekspektasi tersebut.
Kepercayaan-kepercayaan kontrol adalah kepercayaan-kepercayaan tentang keberadaan faktor-
faktor yang akan memfasilitasi atau merintangi kinerja dari perilaku dan kekuatan persepsian
faktor-faktor tersebut. Kepercayaan-kepercayaan kontrol juga dapat didefinisikan sebagai
kepercayaan-kepercayaan yang dimiliki oleh individual mengenai sumber daya dan kesempatan-
kesempatan yang dimilikinya untuk mengantisipasi halangan yang dihadapinya.

Hubungan antara kepercayaan-kepercayaan kontrol di atas dengan konstruk-konstruk


pada teori perilaku terencana dapat diketahui lebih mudah dengan gambar berikut:

Kepercayaan- Sikap
kepercayaan
Perilaku

Kepercayaan- Norma Minat Perilaku


kepercayaan Subyektif
Normatif

Kepercayaan- Kotrol
kepercayaan Perilaku
Kontrol
Gambar 2.1 Teori Perilaku Terencana

(Jogiyanto, 2007)

1. Sikap

Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang
relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut
untuk membuat respon atau perilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya (Walgito, 2003).
Disimpulkan oleh Walgito dari beberapa pengertian para ahli yang menunjukkan adanya
pandangan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Thurstone menjadi orang pertama yang
mendefinisikan konsep sikap, dimana sikap dinyatakan sebagai suatu tingkatan afeksi baik yang
bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis (Walgito,
2003). Rokeach (1975) dalam Walgito (2007) juga memberikan definisi sikap sebagai berikut: “an
attitude is relatively enduring organization of beliefs around an object or situation predisposing one
to respond in some prefential manner”. Lain lagi dengan Baron dan Byrne (1984) yang
menyatakan bahwa: “specifically, they define attitudes asrelatively lasting cluster of feelings,
beliefs, and behavior tendencies directed toward specific person, ideas, objects, or groups”.
Sedangkan Myers menyatakan bahwa sikap merupakan “a predisposition towards some object,
include one’s beliefs, and behavior tendencies concerning the object” (Walgito, 2003).

Mengacu pada pendapat beberapa para ahli yang telah mendefinisikan sikap, maka terdapat tiga
komponen yang akan membentuk struktur sikap (Walgito, 2003). Tiga komponen pembentuk
struktur sikap tersbut adalah:
a. Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang berkaitan dengan
pengetahuan, pandangan, dan keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan cara orang
mempersepsi terhadap objek sikap. Menurut Schiffman & Kanuk (2004) pengetahuan dan persepsi
dalam komponen kognitif diperoleh dari kombinasi pengalaman langsung dengan objek sikap dan
informasi yang berkaitan dengan berbagai sumber. Akhirnya, pengetahuan dan persepsi tersebut
akan membentuk suatu kepercayaan bahwa objek sikap mempunyai berbagai sifat dan perilaku
tertentu yang diambil akan menimbulkan hasil-hasil tertentu juga.

b. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa
senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan afeksi positif sedangkan
tidak senang merupakan afeksi negatif. Menurut (Schiffman & Kanuk, 2004) keadaan emosional
dapat meningkatkan atau menguatkan pengalaman positif maupun negatif dan ingatan tentang
pengalaman tersebut dapat mempengaruhi apa yang timbul dalam pikiran dan cara orang
bertindak.

c. Komponen konatif (komponen perilaku atau action componed), yaitu komponen yang
berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen konatif sangat
berhubungan dengan kemungkinan atau kecenderungan individu untuk melakukan tindakan atau
perilaku khusus dengan cara tertentu terhadap objek sikap (Schiffman & Kanuk, 2004).

Sikap seseorang berperan penting pada praktek pemasaran suatu produk termasuk dalam bidang
pariwisata,. Sikap memiliki 4 fungsi yaitu: fungsi utilitarian, fungsi pembelaan ego, fungsi
pengetahuan, dan fungsi nilai ekspresif (Walgito, 2003).

a. Fungsi utilitarian

Fungsi utilitarian berkaitan dengan sarana tujuan, artinya fungsi ini digunakan orang untuk
memandang sampai sejauh mana objek sikap dapat digunakan sebagai sarana atau alat dalam
mencapai tujuan. Fungsi utilitarian dari sikap ini mengacu pada pemikiran bahwa orang
mengekspresikan perannya untuk memaksimalkan penghargaan dan meminimalkan hukuman
yang mereka terima dari orang lain.

b. Fungsi pertahanan ego

Fungsi pertahanan ego berkaitan dengan sikap yang diambil seseorang untuk mempertahankan
egonya. Demi mempertahankan egonya, orang yang bersangkutan akan mengambil sikap
tertentu. Fungsi pertahanan ego merupakan fungsi pembelaan ego yang bertujuan untuk
melindungi seseorang dari kebenaran tentang dirinya sendiri ataupun dari keadaan dunia luar
(Mowen & Minor, 2002). Oleh karena itu, sikap ini biasanya diambil saat seseorang berada pada
kondisi terancam keadaan dirinya atau egonya.

c. Fungsi ekspresi nilai

Fungsi ekspresi nilai berkaitan dengan nilai yang ada dalam dirinya. Fungsi ekspresi nilai atau
fungsi identitas sosial mengacu pada acara seseorang mengeksresikan nilai sentral mereka
kepada orang lain (Mowen & Minor, 2002). Dengan mengekspresikan diri seseorang akan
mendapatkan kepuasan karena dapat menunjukkan keadaan dirinya. Sistem nilai apa yang ada
pada diri seseorang dapat dilihat dari sikap yang dia ambil terhadap suatu nilai tertentu.

d. Fungsi pengetahuan

Fungsi pengetahuan berkaitan dengan dorongan dalam diri seseorang yang ingin mengerti
sesuatu dengan pengalaman-pengalamannya untuk memperoleh pengetahuan. Elemen-elemen
dari pengalamannya yang tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh seseorang, akan dia
susun kembali atau diubah sedemikian rupa hingga menjadi konsisten. Ini berarti bila seseorang
mempunyai sikap tertentu terhadap suatu objek, menunjukkan tentang pengetahuan orang
tersebut terhadap objek sikap yang bersangkutan. Sikap dapat pula digunakan sebagai standar
yang membantu seseorang untuk memahami dunia luar (Mowen & Minor, 2002).
Lampiran 2. Kuesioner

STS TS R S S
No Item Pertanyaan
1 2 3 4 5
Aspek Sikap
Apakah Suasana yang tenang dan hawa dingin(sejuk) di lokasi
1
menarik?
Apakah Kondisi Lingkungan yang masih alami di lokasi
2
menarik?
3 Apakah Pemandangan yang indah di lokasi menarik?
4 Apakah Tanaman-tanaman di sekitar lokasi menarik?
5 Apakah Hewan-hewan di sekitar lokasi menarik?
Apakah Interaksi antara hewan dengan manusia di lokasi
6
menarik?
7 Apakah Sejarah lokasi menarik?
8 Apakah lokasi wisata ini bersih?
9 Apakah anda puas dengan fasilitas yang disediakan?
Apakah anda puas dengan pelayanan dari pengelola lokasi
10
wisata ?
Apakah Lokasi ini merupakan tempat yang sesuai untuk anda
11
kunjungi?
12 Apakah anda menikmati kunjungan ke lokasi ini?
Aspek Norma Subyektif
1 Apakah anda mengetahui fungsi dari taman nasional?
2 Apakah keberadaan lokasi wisata ini perlu dipertahankan?
Apakah keberadaan hewan, tumbuhan, dan sumber air di
3
lokasi ini perlu dijaga atau dilindungi?
4 Apakah lokasi wisata disini perlu diperluas?
5 Apakah lokasi wisata ini perlu diperbaiki?
Apakah kegiatan wisata disini memberikan dampak negatif
6
terhadap lingkungan?
Apakah kegiatan wisata disini menambah
7
pengetahuan/kepedulian anda dalam menjaga lingkungan?
Apakah kegiatan wisata ini dapat mendukung kelestarian alam
8
di lingkungan sekitarnya?
9 Apa yang anda ketahui tentang ekowisata?
Apakah anda setuju jika lokasi wisata ini dimanfaatkan
10
sebagai sarana Pendidikan lingkungan?
Pentingkah kegiatan pendidikan lingkungan untuk
11
masyarakat?
Menurut anda, perlukah seorang pemandu (interpreter) untuk
12
mendukung kegiatan pendidikan lingkungan?
Apakah masyarakat perlu berkontribusi untuk menjaga
13
lingkungan di lokasi wisata ini?
Aspek Kontrol Perilaku
1 Apakah akses pengunjung untuk mencapai lokasi ini mudah?
Apakah biaya yang ditawarkan oleh pengelola lokasi wisata
2
terjangkau?
Apakah kondisi cuaca menjadi salah satu pertimbangan anda
3
untuk berkunjung ke lokasi wisata ini?
Apakah aktivitas vulkanik Gunung Merapi menjadi salah satu
4
pertimbangan anda untuk berkunjung ke lokasi wisata ini?
Apakah mengunjungi lokasi wisata ini perlu diwajibkan atau
5
tidak? Terutama wisatawan yang berkunjung ke Kaliurang.
6 Apakah jumlah pengunjung perlu dibatasi?
Apakah menjaga lingkungan di lokasi wisata merupakan
7
bagian dari religi/ibadah?
Apakah pelanggaran terhadap perusakan di lokasi wisata ini
8
perlu diberikan sanksi atau tidak?
2. Norma Subyektif (Subjective Norm)

Norma subyektif (subjective norm) adalah persepsi atau tindakan seseorang terhadap
kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan
perilaku yang sedang dipertimbangkan (Jogiyanto, 2007). Kepercayaan-kepercayaan orang lain
yang berbeda ini masing-masing dapat dibobotkan berdasarkan kepentingan seseorang tersebut,
sehingga jumlah bersih dari pembobotan akan mempengaruhi minat perilakunya. Norma subyektif
atau norma sosial mencerminkan persepsi seseorang tentang apa yang mereka anggap bahwa
orang lain ingin agar mereka melakukan suatu perilaku (Peter & Olson, 2000). Norma subyektif ini
terdiri atas dua komponen yaitu kepercayaan normatif sehubungan dengan melakukan apa yang
orang lain ingin mereka lakukan dan motivasi untuk memenuhi harapan orang lain tersebut (Peter
& Olson, 2000). Norma subyektif seseorang dipengaruhi oleh referents, yaitu individual-individual
atau grup-grup yang menjadi titik referensi untuk mengarahkan perilaku (Jogiyanto, 2007).
Referents yang penting untuk beberapa perilaku antara lain orangtua, pasangan, teman dekat,
teman kerja, bahkan pakar-pakar seperti dokter atau akuntan.

3. Kontrol Perilaku

Perilaku (behavior) adalah tindakan atau kegiatan nyata yang di lakukan (Jogiyanto, 2007). Jika
dilihat dari bidang pariwisata, perilaku wisatawan dapat diartikan sebagai perilaku atau tindakan
yang ditujukan oleh seseorang untuk merencanakan, membeli, dan menggunakan barang-barang
ekonomi dan jasa-jasa seperti tempat rekreasi (Winardi, 1991). Perilaku dilakukan karena
individual mempunyai minat atau keinginan untuk malakukannya (Jogiyanto, 2007). Jadi, bisa
dikatakan jika seseorang berperilaku karena adanya faktor-faktor lain yang memperkuat maupun
menghalangi keputusan seseorang untuk melakukan perilaku tertentu. Faktor-faktor tersebutlah
yang disebut kontrol perilaku.

Jogiyanto (2007) mendefinisikan kontrol perilaku sebagai kemudahan atau kesulitan yang
dipersepsikan untuk melakukan perilaku. Kontrol perilaku ini ditentukan oleh pengalaman masa
lalu dan perkiraan individu mengenai seberapa sulit atau mudahnya untuk melakukan perilaku
yang bersangkutan. Semakin menarik sikap dan norma subyektif seseorang terhadap suatu
perilaku, dan semakin kuat kontrol perilaku, maka akan semakin kuat minat seseorang untuk
melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan.

4. Minat

Minat diartikan sebagai salah satu aspek psikis manusia yang dapat mendorong seseorang untuk
mencapai tujuan. Minat atau minat perilaku atau intensi adalah keinginan seseorang untuk
melakukan sesuatu dan akan menentukan perilakunya (Jogiyanto, 2007). Minat adalah suatu rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Seseorang yang memiliki
minat terhadap suatu objek, cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar kepada
objek tersebut. Menurut Teori Tindakan Beralasan minat merupakan fungsi dari penentu dasar
yang berhubungan dengan faktor pribadi dan berhubungan dengan pengaruh sosial. Faktor pribadi
tersebut adalah sikap terhadap perilaku sedangkan pengaruh sosial adalah norma subyektif. Minat
seseorang untuk melakukan perilaku dapat diprediksi dari sikapnya terhadap perilaku tersebut dan
norma subyektif (Jogiyanto, 2007).

Uji validitas dan uji reliablitas merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat
kelayakan suatu instrumen (kuisioner) dalam mengukur objek penelitian. Objek ini umumnya
berkaitan dengan hal-hal yang bersifat subjektif seperti persepsi, keingingan, maupun motivasi
Tujuan uji validitas adalah untuk mengetahui kecermatan suatu instrumen dalam mengukur objek
sedangkan uji reliabilitas bermaksud untuk mengukur tingkat konsistensi instrumen dalam
mendeskripsikan suatu informasi. Pengujian validitas dapat dilakukan dengan analisis korelasi
Bivariate Pearson sedangkan pengujian reliabilitas biasa dilakukan dengan Cronbach Alpha.
ACARA VI. UJI NON PARAMETRIK (CONTINGENCY TEST)

Tujuan

Mahasiswa mampu memahami fungsi dan penggunaan dari uji kontingensi serta menganalisis
data yang diperoleh untuk menarik kesimpulan dari hasil penelitian

Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum akan dilakukan secara online selama 120 menit

Alat dan Bahan

1. Perangkat komputer 3. Buku petunjuk praktikum


2. Software SPSS 4. Alat tuls

Ringkasan Materi

Uji kontingensi merupakan teknik statistik untuk melihat hubungan antara dua variabel yang
berskala nominal. Fungsi dari uji kontingensi adalah untuk mengetahui asosiasi atau relasi dari
2 perangkat atribut. Uji kontingensi terdiri dari dua tahap yaitu pengujian Chi-Square serta
penentuan koefisien kontingensi (C). Penerapan uji kontingensi dalam bidang kehutanan telah
dilakukan pada beberapa aktivitas penelitian diantaranya adalah untuk menilai asosiasi antara
dua spesies dalam ekosistem atau melihat relasi antara pendidikan dengan motivasi petani
untuk melakukan tumpangsari di kawasan hutan..

Prosedur

1. Seorang peneliti ingin mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan pandangan
terhadap wacana dimasukkanya tanaman sawit sebagai komoditi kehutanan. Selanjutnya,
peneliti mensurvei 100 mahasiswa yang berasal dari berbagai jenjang pendidikan Sarjana
dan Master. Setiap mahasiswa diminta menyatakan pendapat yaitu setuju dan tidak setuju.
Hasil survei tersebut terangkaum pada tabel berikut.

2. Lakukan uji kontingensi dengan hipotesis nol bahwa tidak ada hubungan antara tingkat
pendidikan dengan pandangan terhadap wacana dimasukkannya tanaman sawit sebagai
komoditi kehutanan.
3. Bukalah aplikasi SPSS dan lakukan tahapan berikut.
a. Pilih menu Variabel View pada kolom name input Pendidikan, Respon, dan Frekuensi.
Pada kolom measure ubah semua skala pengukuran menjadi scale. Lalu pada kolom
values tentukan transkrip untuk Pendidikan dan Respon values untuk kode numeric
dan Label untuk deskripsinya dengan ketentuan sebagai berikut.

9
Pendidikan : 1 = Sarjana , 2 = Master
Respon : 1 = Setuju, 2 = Tidak Setuju

b. Masuk menu Data View lalu input data. Selanjutnya pilih menu Data – Weight Cases.

10
c. Pilih opsi Weight case by lalu masukkan Frekuensi ke kotak Frequency variables lalu
pilih Ok

d. Pilih menu Analyze – Descriptive Statistics – Cross tabs. Letakkan Pendidikan pada
bagian Row (s) dana Respon pada bagian Coloumn (s). Pilih menu Statistics lalu
checklist Chi-Square dan Contingency coefficient. Selanjutnya pilih Continue lalu pilih
Ok

11
e. Ouput hasil analisis adalah sebagai berikut.

12
Hasil uji Chi-Square memperlihatkan bahwa nilai Sig. < 0.05 artinya H0 ditolak sehingga
dinyatakan terdapat hubungan yang signifikan pendidikan dan respon terhadap wacana
dimasukkanya tanaman sawit sebagai komoditi kehutanan. Nilai koefisien contingency
(C) dari kedua variabel mencapai 0.236

Tugas

Seorang peneliti ingin mengetahui asosiasi antara Diospyros cauliflora dan Cananga Odorata
pada suatu ekosistem hutan. Dari total 100 petak ukur yang telah dibuat diperoleh data berikut.

Referensi

1. Gomez, K.A. & Gomez, A.A. (1984). Statistical procedure for agricultural research. 2nd
Edition. John Wiley and Sons.
2. Nawai. (2007). Analisis statistik dengan MS Excel 2007 dan SPSS 17. PT Elex Media
Komputindo
3. Steel & Torrie. (1981). Principles and procedures of statistics, a biometrical approach. 2 nd
Edition. Mc Graw Hill. London
4. Walpole, R.E. (1995). Pengantar statistika. Edisi ke-3. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai