Anda di halaman 1dari 17

CANINE DISTEMPER

VIRUS
LARASATI FADHLEN
1502101010198
CANINE DISTEMPER VIRUS

• Virus Canine Distemper famili paramyxoviridae


• Bersifat multisistemik ( pernafasan, pencernaan,
urinaria, saraf pusat, dll)
• Infeksi akut, sub akut, kronis dan sub klinis
• Morbiditas dan mortalitas tinggi
• Sulit disembuhkan apabila tidak ditangani secara
dini
ETIOLOGI

Edward Jenner (1809) orang pertama menjelaskan


penyebab dan gejala klinis CDV
Didemonstrasikan oleh Henri Carre dinggap penemu
CDV pada tahun 1905
1988 ditemukan Phocine Distemper Virus (PDV) yang
gejala klinisnya serupa tetapi terjadi pada anjing laut
HOST

• Virus Distemper menyerang famili Canidae,


Mustelidae dan Procynidae dan secara
ekperimental telah dilaporkan Kucing dan babi
dapat terinfeksi
• Menyerang anjing muda <1 tahun
PATOGENESA

• Tidak zoonosis
• Jalur respirasi sebagai jalur utama (exsudat
menyebar melalui bersin)
• Saluran pencernaan melalui kontaminasi pakan
dan air
GEJALA KLINIS

• Depresi
• Eksudat dari mata dan hidung
• Batuk
• Muntah
• Diare
• Kejang atau ataksia (Chewing gum seizures)
• Hard pad
• Kerusakan pada Sumsum tulang paralisi
• Kerusakan pada sarf gerakan tidak terkoordinasi dari
kaki
• Anosmia persisten (pasca CDV)
PATOLOGI ANATOMI

• Kerusakan jaringan akibat infeksi sekunder dari


bakteri

Penumonia akibat CDV


PATOLOGI ANATOMI

Paru-paru pucat
HISTOLOGI PATOLOGI

Histopatologi badan inklusi CDV pada organ (a)


sitoplasma epitel vesica urinaria (b) nukleus sel glial
otak
HISTOLOGI PATOLOGI

(c) intrasitoplasmik dan intranuklear sel Sertoli (d)


intrasitoplasmik epitel saluran empedu. Canine
Distemper Virus akan membentuk badan inklusi
intrasit plasmik dan intranuklear pada sel
HISTOLOGI PATOLOGI

Histopatologi paru anjing tanda panah menunjukkan


adanya sel-sel radang; A terdapat sel-sel radang sedikit/lokal
yang menginfiltrasi paru tetapi tersebar (multifokal); B
terdapat sel radang sedikit/lokal meninfiltrasi paru; C Terjadi
peradangan padat sampai mengalami difusa, sehingga
alveoli pada paru semakin menipis.
HISTOLOGI PATOLOGI

Histopatologi otak anjing penderita distemper


tanda panah menunjkukan adanya sel-sel radang; A
tidak terjadi peradangan (normal); B terjadi peradangan
yang sedikit dan tidak menyebar; C terjadi peradangan
yang menyebar/multifokal.
DIAGNOSA

Seorang dokter hewan dpat mendiagnosa kasus


distemper berdasarkan gejala klinis yang tampak
pada anjing dan hasil pemeriksaan laboratorium
(pemeriksaan darah dan test kit distamper
Infeksi virus ditamper pada anjing dapat
mengakibatkan berbagai patologi pada organ dan
jaringan. Perubahan secara makroskopis pada organ
paru-paru berupa oerubahan warna dan ukuran
walaupun secara konsistensi masih relatif normal
SPESIMEN

• Paru
• Limpa
• Otak
DIFERENSIAL DIAGNOSIS

• Rabies
• Pneumonia
• Trauma CNS
• Gagal Ginjal
• CPV
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

Penanganan yang dapat dilakukan sangat terbatas,


sehingga vaksinasi merupakan cara
yang dapat dilakukan untuk mencegah. Vaksin untuk
mencegah Distemper mulai diberikan saat anak
anjing disapih. Jika induknya sudah divaksinasi atau
sembuh dari Distemper, maka antibodi terhadap
Distemper akan diberikan kepada anaknya di dalam
susu
DAFTAR PUSTAKA
Natania, M. 2012. Kejadian Penyakit Distemper dan Parvo pada
Anjing Melalui Pendekatan Klinis, Studi di Rumah Sakit
Hewan Institut Pertanian Bogor. Skripsi: 10-11
Sudarisma. 2007. Seroepidemiologi Penyakit Distemper pada
Anjing di Jawa Barat dan DKI Jakarta. Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan Veteriner: 898-902
Fadilah, M. F., I. K. Berata dan I. M. Kardena. 2015. Studi Histopatologi
Limpa Anjing Penderita Distemper Dikaitkan Dengan Sebaran Sel-
Sel Radang pada Otak dan Paru. Buletin Veteriner Udayana. 7(2)
: 194-200
Kardena, I. M., IB. O. Winaya dan I. K. Berata.2011. Gambaran Patologi Paru-
Paru pada Anjing Lokal Bali yang Terinfeksi Penyakit Distemper.
Buletin Veteriner Udaya. 3(1):17-24
Leisewitz, A. L., A. Carter, M. V. Vuuren, dan L. V. Blerk. 2001. Canine
distemper infections, with special reference to South Africa, with a
review of the literature. S.Afr.vet.Ass.72(3):127-138

Anda mungkin juga menyukai