TERNAK UNGGAS
Disusun Oleh:
BUDIDAYA TERNAK
YOGYAKARTA 2021
Lembar Pengesahan
NIP.
Mengetahui
Direktur
NIP. 196001131987201001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmatNya sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan Magang “TERNAK UNGGAS DI
AVIAN FARM JEPARA”
Dalam penyusunan laporan ini Kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan
baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian kami berusaha
sebisa mungkin menyelesaikan laporan ini meskipun tersusun sangat sederhana.
Kami menyadari tanpa kerja sama antara pembimbing serta beberapa kerabat yang
memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi kami demi tersusunnya praktikum ini. Untuk
itu kami mengucapakan terima kasih kepada:
1. Drh. Agus Purnomo, MP. Selaku Direktur Akademi Peternakan Brahmaputra.
2. Dr. Ir. Yuniata, Mp. Selaku Wakil Direktur Akademi Peternakan Brahmaputra
3. Drh. Khusnan, Mp. Selaku Dosen Pembimbing Ternak Unggas.
4. Orang tua dan keluarga yang selalu memberi doa dan dukungan.
5. Teman – teman dan semua pihak yang berkaitan didalamnya.
Demikian semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami dan para pembaca pada
umumnya. Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Ayam
asli Indonesia secara umum berasal dari ayam hutan dan itik liar, yang ditangkap dan
dipelihara untuk diambil telurnya. Ayam ras merupakan hasil rekayasa genetik
(persilangan/hasil pemuliaan) yang telah didomestikasikan sebagai ayam petelur maupun
ayam pedaging. Kondisi ini dilakukan berdasarkan karakter-karakter (sifat-sifat dominan)
dari ayam-ayam yang sudah ada di dunia termasuk Indonesia. Perbaikan-perbaikan
genetik terus diupayakan agar mencapai performance yang optimal, sehingga dapat
memproduksi telur dalam jumlah yang banyak. Ayam petelur yang baik akan dapat
berproduksi dengan optimal pada umur 24-26 minggu.
B. TUJUAN
Adapun tujuan magang ini adalah untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan
wawasan dalam tatalaksana pemeliharaan ayam layer, menerapkan ilmu yang diperoleh
di perkuliahan dan belajar membekali diri dengan keterampilan untuk tujuan dunia kerja.
Selain itu, tujuan magang ternak unggas ini yaitu untuk belajar bekerja sama, melatih
sikap mandiri, bertanggung jawab, disiplin dan hidup bermasyarakat. Mempersiapkan
ilmu pengetahuan mental dan etika bekerja serta menyesuaikan diri dalam menghadapi
dunia kerja sesungguhnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ayam Petelur
Ayam petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan menghasilkan banyak
telur. Ayam petelur merupakan produk akhir ayam ras dan tidak boleh disilangkan
kembali (Sudaryani, 2000). Sifat – sifat yang dikembangkan pada ayam petelur adalah
cepat mencapai dewasa kelamin, ukuran telur normal, bebas dari sifat mengeram, bebas
dari sifat kanibalisme dan sebagainya (Yuwanta, 2004).
Ayam petelur dibagi menjadi tiga fase yaitu fase stater, fase grower dan fase
layer. Fase stater berlangsung selama 30-66 hari. Setelah masa awal berakhir maka tiba
saatnya ayam memasuki masa remaja atau fase grower. Perubahan yang terlihat hanya
dari ukuran tubuhnya yang semakin bertambah dan bulu yang mulai lengkap. Selain itu
kelamin sekunder juga sudah mulai tampak. Ayam petelur periode grower adalah ayam
yang hidup antara umur 7-16 minggu. Fase yang terakhir adalah fase layer, pada fase ini
ayam ras petelur akan mulai bertelur (Rasyaf, 1994).
Ada beberapa jenis ayam ras petelur yang dikenal di Indonesia antara lain:
1. Ayam petelur putih
Tipe ayam petelur putih/ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang
ramping/kurus, mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan
berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Ayam galur ini
sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan
berbagai nama. Setiap pembibit ayam petelur di Indonesia pasti memiliki dan menjual
ayam petelur putih komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per
tahun produksi hen house (HHA). Sebagai petelur, tipe ayam ini khusus untuk bertelur
saja. Beberapa strain yang termasuk dalam ayam petelur putih ialah Babcock, Hisex
White, Ross White, Hubbard Leghorn (Rasyaf, 2008).
2. Ayam petelur cokelat
Bobot tubuh ayam petelur cokelat cukup berat. Beratnya ayam petelur cokelat
masih berada diantara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler.
Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Ayam ini disebut ayam petelur
cokelat, karena bulu dan warnanya cokelat. Beberapa strain yang termasuk dalam ayam
petelur coklat ialah Lohman Brown, Hisex Brown, Hubbard Golden Comet, Rosa
Brown, Dekalb Brown, Isa Brown (Rasyaf, 2008).
Ada beberapa strain ayam petelur di dunia, untuk lebih jelasnya lihat Tabel 1.
Tabel 1. Beberapa strain ayam petelur
Strain Umur Umur Punc FCR Kemati
awal pada ak an
produks produksi prod (%)
i 50% uksi
(mingg (minggu) (%)
u)
Lohmann 19-20 22 92- 2,3-2,4 2-6
93
Brown MF
402
Hisex Brown 20-22 22 91- 2,36 0,4-
92 3
Bovans 20-22 21-22 93- 2,2 5-6
94
White
Hubbard 19-20 23-24 90- 2,2-2,5 2-4
94
Golden
Comet
Dekalb 20-21 22,5- 90- 2,2-2,4 2-4
24 95
Warren
Bovans 20-21 21,5- 93- 1,9 6-7
22 95
Goldline
Brown Nick 19-20 21,5- 92- 2,2-2,3 4-7
23 94
Bovans Nera 21-22 21,5- 92- 2,3-2,45 2-5
22 94
Bovans 21-22 21-23 93- 2,25- 2-7
95 2,35
Ada berbagai strain ayam yang kini banyak beredar di Indonesia. Masing-masing
strain diciptakan oleh para breeder untuk memenuhi keunggulan standar yang diinginkan
konsumen. Dapat dilihat pada Tabel 2 beberapa strain ayam petelur yang diproduksi di
Indonesia.
Tabel 2. Beberapa strain ayam petelur yang diproduksi di Indonesia
No Strain ayam ras petelur Perusahaan pembibitan
C. Pakan
Bahan pakan adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan digunakan oleh hewan.
Secara umum, bahan pakan adalah bahan yang dapat dimakan atau edible (Tillman et al.,
1991). Bentuk fisik pakan ada beberapa macam, yaitu mash and limited grains (campuran
bentuk tepung dan butiran), all mash (bentuk tepung), pellet (bentuk butiran dengan
ukuran sama), crumble (bentuk butiran halus dengan ukutan tidak sama). Di antara
keempat macam bentuk tersebut, bentuk pellet memiliki palatabilitas paling tinggi dan
lebih tahan lama disimpan. Bentuk all mash atau tepung digunakan untuk tempat ransum
otomatis, tetapi kurang disukai ayam, mudah tengik, dan sering menyebabkan
kanibalisme yang tinggi (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006). Pakan untuk ayam petelur
umur 0 – 6 minggu (fase starter) sebaiknya menggunakan pakan jadi buatan pabrik yang
memiliki komposisi pakan yang tepat dan tekstur halus, sedangkan untuk fase grower dan
layer dapat digunakan pakan hasil formulasi sendiri (Ditjennak, 2001).
Ransum adalah campuran berbagai macam bahan organik dan anorganik yang diberikan
kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan bagi
pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi agar pertumbuhan maksimal, jumlah dan
kandungan zat-zat makanan yang diperlukan ternak harus memadai (Suprijatna et al.,
2005).
Ayam petelur membutuhkan sejumlah unsur gizi untuk hidupnya, misalnya
bernafas, peredaran darah, bergerak, dan fungsi - fungsi fisiologis lainya. Disamping itu,
unsur gizi juga dibutuhkan oleh ayam yang sedang bertelur untuk meningkatkan produksi
telurnya. Kebutuhan yang pertama itu disebut dengan kebutuhan hidup pokok dan yang
kedua untuk produksi. Kebutuhan hidup pokok dan hidup produksi, ayam membutuhkan
protein, energi, vitamin, dan mineral (Rasyaf, 1994).
Konversi ransum merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menilai
efisiensi penggunaan ransum serta kualitas ransum. Salah satu ukuran efisiensi adalah
dengan membandingkan antara jumlah ransum yang diberikan (input) dengan hasil yang
diperoleh baik itu daging atau telur (output). Hal ini karena berkaitan dengan
pertumbuhan ayam dan juga konsumsi ransum. Konversi inilah yang selalu diperbaiki
dari masa ke masa oleh berbagai pembibit sesuai dengan kemampuan genetis ayam dan
ditunjang dengan lingkungan yang baik (Rasyaf, 2008).
Setelah masa awal (starter) berakhir, tingkat pertumbuhan anak ayam akan
mengalami penurunan. Dimasa remaja kebutuhan protein berkurang karena organ-organ
tubuh yang telah terbentuk sesuai dengan fungsinya. Hal inilah yang menyebabkan
kandungan protein ransum untuk ayam petelur masa remaja lebih rendah dari pada kadar
protein ayam petelur masa awal. Di Indonesia pakan ayam grower memiliki kandungan
protein 15% (Rasyaf, 1994).
Guna mendapatkan campuran ransum yang merata dan homogen, harus dilakukan
pencampuran dengan teknik yang benar. Pencampuran bahan baku yang beragam ini
dapat dilakukan secara mekanik dan manual. Secara mekanik dapat dilakukan dengan
mesin pengaduk atau disebut feed mixer, sedangkan pengadukan secara manual dapat
menggunakan sekop atau drum (Sudarmono, 2003).
jumlah dan kandungan zat-zat makanan yang diperlukan ternak harus memadai
(Suprijatna et al., 2005).
Ayam petelur membutuhkan sejumlah unsur gizi untuk hidupnya, misalnya
bernafas, peredaran darah, bergerak, dan fungsi - fungsi fisiologis lainya. Disamping itu,
unsur gizi juga dibutuhkan oleh ayam yang sedang bertelur untuk meningkatkan produksi
telurnya. Kebutuhan yang pertama itu disebut dengan kebutuhan hidup pokok dan yang
kedua untuk produksi. Kebutuhan hidup pokok dan hidup produksi, ayam membutuhkan
protein, energi, vitamin, dan mineral (Rasyaf, 1994).
Konversi ransum merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menilai
efisiensi penggunaan ransum serta kualitas ransum. Salah satu ukuran efisiensi adalah
dengan membandingkan antara jumlah ransum yang diberikan (input) dengan hasil yang
diperoleh baik itu daging atau telur (output). Hal ini karena berkaitan dengan
pertumbuhan ayam dan juga konsumsi ransum. Konversi inilah yang selalu diperbaiki
dari masa ke masa oleh berbagai pembibit sesuai dengan kemampuan genetis ayam dan
ditunjang dengan lingkungan yang baik (Rasyaf, 2008).
Setelah masa awal (starter) berakhir, tingkat pertumbuhan anak ayam akan
mengalami penurunan. Dimasa remaja kebutuhan protein berkurang karena organ-organ
tubuh yang telah terbentuk sesuai dengan fungsinya. Hal inilah yang menyebabkan
kandungan protein ransum untuk ayam petelur masa remaja lebih rendah dari pada kadar
protein ayam petelur masa awal. Di Indonesia pakan ayam grower memiliki kandungan
protein 15% (Rasyaf, 1994).
Guna mendapatkan campuran ransum yang merata dan homogen, harus dilakukan
pencampuran dengan teknik yang benar. Pencampuran bahan baku yang beragam ini
dapat dilakukan secara mekanik dan manual. Secara mekanik dapat dilakukan dengan
mesin pengaduk atau disebut feed mixer, sedangkan pengadukan secara manual dapat
menggunakan sekop atau drum (Sudarmono, 2003).
D. Kesehatan
Menjaga kebersihan kandang merupakan satu langkah strategis mengurangi populasi bibit
penyakit di sekitar ayam. Karakteristik yang paling menonjol dari bibit penyakit adalah
menyukai tempat-tempat yang kotor, sehingga jika peternak berkeinginan mememerangi
bibit penyakit, peternak harus menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar. Hal itu
bisa dicapai dengan melakukan program sanitasi dan disinfektan kandang secara rutin
(Abidin, 2004).
Pada prinsipnya ayam akan tetap sehat jika total energi dan bahan nutrisi lain yang
dikonsumsi sesuai standar kebutuhan masing-masing strain. Monitoring yang ketat
terhadap tingkat konsumsi pakan setiap hari, secara tidak langsung dapat meningkatkan
daya tahan tubuh ayam terhadap bibit penyakit yang ada. Lingkungan ayam yang nyaman
juga dapat mengurangi level stres pada ayam. Daya tahan tubuh ayam akan lebih baik jika
dalam lingkungan yang kadar amoniaknya rendah, tidak berdebu, cukup oksigen,
temperatur dan kelembapan sesuai, dan tidak terlalu padat (Abidin, 2004).
Menurut Rasyaf (1992) pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan dua cara,
cara pertama adalah melalui tata laksana harian dan yang kedua melalui vaksin. Keduanya
digunakan bersama dan saling mendukung satu sama yang lain. Pencegahan melalui tata
laksana harian pada prinsipnya adalah menciptakan suasana tenang, bersih, dan nyaman di
peternakan. Pencegahan penyakit virus dilakukan dengan cara vaksinasi.
Vaksinasi adalah suatu tindakan dimana hewan dengan sengaja dimasuki gen
penyakit (antigen) yang telah dilemahkan dengan tujuan untuk merangsang pembentuk
daya tahan atau daya kebal tubuh terhadap suatu penyakit, dan aman untuk tidak
menimbulkan penyakit. Kekebalan tubuh optimal bila vaksinasi diberikan pada kondisi
yang optimal (Rasyaf, 1990).
Lama dan kuatnya reaksi vaksin dan kekebalan penyakit yang diperoleh
tergantung dari imunitas yang diperoleh pada saat vaksinasi mula-mula. Jadi cara
pemberian, persiapan dan hal-hal lain harus dilakukan dengan betul pada saat vaksinasi
pada pertama kali. Daya tahan tubuh ayam terhadap penyakit yang akan diperoleh akan
lebih baik bila ayam lebih sehat dan kuat kondisinya (Yahya, 1980). Vaksinasi untuk ayam
muda atau anak ayam dapat melalui tetes mata, sedangkan untuk ayam remaja dapat
disuntikan. Vaksin berguna memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu,
namun kekebalan tersebut dalam jangka waktu tertentu (Rasyaf, 2008).
Vaksin ND diberikan pada ayam umur 4 hari yaitu dengan suntik langsung
(subcutan) dan dengan tetes mata. Vaksin gumboro (IBD) juga diberikan pada ayam umur
12 hari dengan mencampurkan pada air minum (Fadilah, 2004). Vaksinasi gumboro
(IBD) dilakukan pada saaat anak ayam berumur 7-9 hari, yakni melalui pemberian air
minum.
Untuk menghindari kebisingan, penyebaran penyakit dan polusi bau, jarak kandang
harus cukup jauh dari pemukiman penduduk. Jarak kandang dengan pemukiman minimal
satu kali lebar kandang atau sekitar 6 meter. Kandang dengan tipe litter pengelolaannya
lebih mudah dan praktis, hemat tenaga dan waktu, lantai kandang relatif tahan lama, lantai
tidak mengakibatkan telapak kaki ayam terluka, dan mengeras serta litter merupakan media
yang baik untuk mencakar-cakar debu atau mandi debu yang memberikan kenyamanan
bagi ayam. Lokasi kandang dekat dengan sumber air tetapi tidak becek serta sarana
transportasi mudah (Suprijatna et al., 2005).
E. Manajemen Biosecurity
Program sanitasi merupakan tindakan pembersihan dan pencucian kandang dan
peralatannya yang dilakukan secara teratur. Penyucian ini dilakukan dengan cara
penyemprotan desinfektan keseluruh kandang dan peralatan. Penyakit pada ayam dapat
mengakibatkan kemrosotan produksi telur (Lubis dan Paimin, 2001).
Biosecurity merupakan tindakan pengamanan terhadap ternak, melalui
pengamanan terhadap lingkungannya dan orang yang terlibat dalam siklus pemeliharaan.
Kegagalan peternak dalam memproduksi ayam dengan berat maksimal atau produksi telur
dengan Hen Day Production (HDP) yang optimum salah satunya adalah karena kesalahan
dalam penerapan biosecurity. Tempat minum ayam sebaiknya dibersihkan sehari sekali
karena kebersihan peralatan kandang seperti tempat air minum merupakan syarat mutlak
kesehatan ayam (Abidin, 2004).
F. Limbah
Limbah peternakan meliputi semua kotoran yang dihasilkan dari suatu kegiatan
usaha peternakan baik berupa limbah padat dan cair, gas, maupun sisa pakan. Limbah
padat merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran
ternak, ternak yang mati, atau isi perut dari pemotongan ternak). Limbah cair adalah
semua limbah yang berbentuk cairan atau dalam fase cairan (air seni atau urine, air dari
pencucian alat- alat). Limbah gas adalah semua limbah berbentuk gas atau dalam fase
gas (Soehadji 1992).
Dunia peternakan kini makin berkembang pesat, hal ini ditandai dengan
munculnya berbagai cara untuk meningkatkan hasil produksi ternak. Kotoran ternak
yang dulu hanya dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman, sekarang ini dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi yang jika ditekuni mungkin bisa dijadikan usaha sampingan yang
sebanding dengan usaha pokoknya. Pemanfaatan kotoran ayam dapat berupa : gas bio,
pupuk padat, pupuk cair dan sisa pupuk cair (Junus, 1985).
G. Pemasaran
Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep, memberikan
harga, melakukan promosi dan mendistribusikan ide, barang dan jasa untuk menciptakan
pertukaran yang memenuhi kebutuhan individu dan organisasi. Dalam manajemen suatu
pemasaran dibutuhkan suatu riset pemasaran. Riset pemasaran adalah suatu fungsi yang
menghubungkan produsen dan konsumen melalui informasi dengan pihak luar untuk
mengidentifikasi peluang dan masalah pemasaran, menghasilkan dan mengevaluasi upaya
pemasaran, memantau kinerja pemasaran sebagai suatu proses. Riset pemasaran
menspesifikasi suatu informasi untuk menghadapi isu dan mendesain metode
pengumpulan data, menganalisis hasilnya dan mengkomunikasikan hasil temuan dan
implikasinya (Daniel, 2001).
Umumnya pemasaran telur yang berlaku di Indonesia adalah penjualan hasil
peternakan kepada pengepul atau distributor yang sering berkunjung ke setiap peternakan.
Harga yang disepakati adalah harga peternak atau farm gate price yang lebih rendah dari
pada harga eceran. Kesepakatan harga yang dicapai akan menguntungkan peternak
maupun pedagang. Peternak akan mendapatkan keuntungan bukan dari segi harga tetapi
karena semua telurnya akan dibeli oleh pedagang, sedangkan bagi pedagang mereka akan
mendapatkan telur dengan harga yang relatif murah. (Rasyaf, 2008).
BAB III
METODE DAN PELAKSANAAN
B. METOE
Metode yang digunakan dalam magang ini adalah metode observasi dengan
mengambil data primer. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung dengan
berpartisipasi aktif di lapangan meliputi persiapan kandang dan sterilisasi kandang,
pemberian sekam, pemberian tempat pakan dan minum, perlakuan terhadap DOC, Pullet,
Layer, penghitungan kematian, Pengambilan telur,penimbangan dan pengemasan telur,
pemberian pakan dan minum, perhitungan pakan yang dihabiskan, membersihan tempat
pakan dan minum, dan wawancara langsung dengan pemilik peternakan ayam juga anak
kandang.
C. PELAKSANAAN
Kegiatan dimulai pagi hari dengan mengikuti semua SOP dari Farm, Dan sesuai
arahan dari Mandor kandang. Materi yang digunakan dalam magang ternak unggas ini
adalah ayam Petelur dg jumlah Layer Produksi 3.500 ekor,4.000 ekor Pullet umur 9
minggu, dan 4.500 ekor ayam umur 5 minggu dengan pemeliharaan kandang Batera.
Pada ayam produksi pemeliharaan menggunakan kandang baterai, Pada pullet mulai
umur 0-5 minggu menggunakan kandang koloni. Kemudian pada ayam umur 5-9 minggu
menggunakan kandang postal setelah dirasa ayam pada kandang postal sudah terlalu
padat akan di pindah pada kandang baterai di usia 9 minggu sampai ayam di afkir.
Kemudian untuk pakan terdiri dari tiga jenis pakan, yaitu Starter, Grower, Dan Fhiniser
dg pakan khusus untuk layer produksi PT Charoen Pokphand Indonesia, Tbk.
Sedangkan sebagian besar obat, multivitamin dan vaksin yang digunakan berasal dari PT
Medion.
BAB IV
A. PERKANDANGAN
1. Lokasi dan tataletak Kandang
AVIAN Farm berlokasi di Ds. Kedungcino Rt/Rw 04/02 kec, Jepara Kab, Jepara.
Lokasi kandang AVIAN Farm sendiri terletak jauh dari pemukiman penduduk
maupun jalan raya yakni jarak untuk ke pemukiman ± 500M sedangkan jarak dari
jalan raya ± 1Km. Perusahaan ini masih bisa berkembang karena masih banyak lahan
kosong di daerah sekitar. Pada avian farm sendiri memiliki 3 kandang baterai dengan
masing masing kapasitas 5000 ekor, 1 kandang koloni terdiri dari 2 lantai dan 1
kandang postal yang bisa mencapai kapasitas 10.000 ekor pullet. Kelima kandang
tersebut memiliki fentilasi yang cukup bagus, dengan posisi membujur dari timur ke
barat.
Untuk gudang peralatan terpisah dari gudang penyimpanan pakan dan gudang
penyimpanan telur. Penyimpanan pakan ada 2 tempat terletak diantara kandang pullet
dan layer untuk memudahkan pengambilan pakan, dan satu lagi terletak di dekat
gerbang utama untuk memudahkan truk pembawa pakan masuk ke farm. Untuk
kandang peralatan dan generator terletak di bawah sendiri.
2. Konstruksi kandang.
Pada avian farm konstruksi kandang menggunakan cor beton sebagai tiang dan
penyangga utama kandang. Sedangkan untuk lantai kandang meggunakan kayu,
untuk kandang baterai dan untuk kandang postal menggunakan sekam sebagai alas
dan liter. Kandang koloni sendiri menggunakan kerangka besi sebagai wadah ayam
doc sampai 4 minggu. Untuk semua dinding kandang menggunakan jaring besi, dan
atapnya menggunakan galfalum/ seng dengan ada sela fentilasi untuk udra di atas
kandnag.
Jarak lantai kandang dari tanah ± 2m, untuk feses pada kandang baterai ada
tempat penampungan supaya feses ayam tidak langsung menyentuh tanah dan bisa
menyebabkan amoniak. Jarak lantai kandang dari atap kandang 2.5-3 M dengan
design dalam kandang baterai di bentuk 4 baris dengan model 3-4 tumpuk ke atas
dan berbentuk had to had dan tail to tail. Di setiap kandang sendiri sudah tersedia
tempat pakan manual dan tempat minum manual, dan juga memiliki pencahyaan yang
cukup untuk menerangi kandang.
3. Manajemen Kandang.
a. Atap kandang
Atap kandang berfungsi untuk melindungi ternak yang ada di dalam kandang
dari panas matahari langsung dan curah hujan. Menurut Priyatno (2005), konstruksi
ataupun bahan yang dipasang sebagai atap perlu dipilih dari jenis yang ringan, tahan
panas, tidak menyerap atau menghantar panas, tidak bocor, dan tahan terhadap curah
hujan yang lebat. Avian Farm menggunakan atap kandang berbahan galfalum / seng
dengan kemiringan atap 300.
Atap kandang yang digunakan di Avian Farm berbentuk atap monitor.
Keuntungan menggunakan atap monitor adalah sirkulasi udara dalam kandang
menjadi lebih lancar sehingga tingkat kesehatan ayam akan meningkat terutama
mengurangi resiko penyakit ngorok atau Chronic Respiratory Desease (CRD).
Kelemahan dari atap monitor ialah peternak membutuhkan biaya yang lebih besar
dibandingkan atap tanpa monitor.
b. Tipe kandang
Kandang yang dipakai di perusahaan ini adalah kandang baterai berbentuk kotak
cage yang terbuat dari kawat besi dengan ukuran panjang± 40 cm, lebar 35 cm dan
tinggi bagian belakang 30 cm, tinggi depan 35 cm. Setiap kotak cage berisi 2 ekor
ayam. Kandang dibuat dari rangkaian yang terdiri dari 4 buah. Menurut Rasyaf (2008)
kandang cage individu yang tiap cage berisi satu ekor ayam mempunyai kelebihan yaitu
memudahkan pengontrolan produksi dan kesehatan ayam. Pengafkiran ayam yang sakit
atau dibawah produksi standar, konsumsi ransum mudah dikontrol sehingga persaingan
konsumsi antar ayam dapat dihindari serta kanibalisme pada ayam petelur dapat
dihindari. Lantai kandang
Lantai kandang di Setia Budi Farm tidak mengalami perubahan yaitu masih
berupa tanah. Tujuan dari penggunaan tanah agar kotoran dan air sisa sisa peternakan
bisa segera meresap ke tanah sehingga tidak menimbulkan bau dan membuat lantai
kandang jadi becek. Selain itu juga karena faktor ekonomis dengan tetap membiarkan
lantai berupa tanah dapat menghemat ongkos pembuatan kandang.
c. Arah kandang
Arah kandang dibuat membujur dari timur ke barat hal ini bertujuan agar
peternakan mendapatkan sinar matahari yang cukup. Masuknya sinar matahari dalam
kandang selain untuk memenuhi kebutuhan ayam, sinar matahari juga dapat membantu
mengeringkan lantai kandang yang basah sehingga mengurangi bau yang ditimbulkan
dari kotoran ayam yang basah. Kotoran yang basah adalah medium yang sering
ditumbuhi jamur dan bakteri sehingga apabila dibiarkan dapat mengganggu kesehatan
ayam dalam kandang.
d. Dinding kandang
Penggunaan dinding kandang berfungsi untuk melindungi ternak dari gangguan
luar dan sebagai penghalang agar ternak selalu berada dalam kandang. Gangguan dari
luar bisa berupa gangguan dari manusia maupun hewan lain seperti musang, tikus dan
ular. Dinding kandang di Avian Farm terdiri dari jaring besi/jaring kawat. Penggunaan
bahan jaring kawat dirasa lebih ekonomis dibandingkan penggunaan batu bata dalam
pembuatan dinding kandang yang dapat mempengaruhi sirkulasi udara.
e. Pencahayaan
Tempat pakan dan minum yang digunakan di Avian Farm menggunakan bahan
pipa pvc berukuran 3-4 inc, yang di belah menjadi dua bagian dengan penempatan
Memanjang dari ujung satu ke ujung satunya tanpa ada sekat penghalang. Proses
pemberian pakan akan berjalan dengan mudah dan pakan akan bisa terbagi rata.
g. Sanitasi
Sanitasi yang ada di Avian Farm tergolong dalam kategori baik. Air sisa
peternakan bisa langsung mengalir keluar dari peternakan. Sisa-sisa air ini tidak
merugikan lingkungan sekitar karna langsung di buang ke pembuangan yang mengalir
menuju sungai
B. Manajemen pakan
1. Gudang pakan.
Gudang pakan terbagi menjadi 2 tempat yaitu drop point ketika pakan datang dan
gudang pakan di kandang baterai. Pada gudang drop point menjadi tempat kedatangan
pakan yang di tempatkan langsung berhadapan pada gerbang utama. Di gudang ini
biasanya di tempatkan pakan jenis starter dan grower. Pada gudang kedua sengaja di
letakkan diantara kandang baterai supaya mobilitas pemberian pakan efektif, biasanya
kandang ini terdiri dari pakan jenis grower dan finisher.
2. Pemberian pakan
Pemberian pakan biasanya dilakukan 1× sehari yaitu pada pagi hari, dengsn tujuan
mengefesiensikan waktu pas pengambilan telur pada siang sanpai sore hari. Untuk ayam
setarter usia 0- 6 minggu biasanya diberi pakan 2x dalam sehari yaitu pagi dan siang
hari. Sebelum pemberian pakan dilakukan anak kandang mengambil pakan dari kandang
sesuai umur ayam dengan cara menggendong pakan 1 orang 1 karung, berat setiap
karung 50kg. pemberian pakan sesuai kebutuhan ayam yang sudah di tentukan dari
kebijakan kandang.
Air yang digunakan untuk pemeliharaan berasal dari sumur bor yang cukup dalam
dengan harapan air bebas dari colibacillosis. Dari sumur air di tampung pada tandon
yang besar sebelum di alirkan setiap tandon penampungan yang lebih kecil di setiap
kandang, dengan tujuan air tetap terjaga kebersihannya.
2. Pemberian air minum.
Air minum diberikan pada ayam adlibitum, karena tempat air minum dari pipa
pvc dengan ukuran 4-5 inc yg di belah jadi dua memanjang sebagai tempat air
minum, jadi pemberian airminum tidak boleh melebihi volume pipa pvc karna akan
luber dan jatuh ke feses akan menyebabkan amoniak yang tinggi. Karna hal itulah
pemberian airminum sesuai volume pipa pvc dan setelah itu petugas kandang harus
selalu mengontrol air yang ada pada tempat minum supaya air tidak kehabisan dan air
tidak melebihi volme dari tempat minum. Sebelum pemberian airminum tempat air
minum dibersihkan dan di elap dg kain.
3. Pemasaran.
E. Manajemen kesehatan.
Manajemen kesehatan ayam layer yang di lakukan setiap hari yaitu selalu
mengadakan kontrol terhadap kandang. Pengontrolan kandang di lakukan dengan cara
mengelilingi kandang dan mengecek ayam, ayam dengan gejala sakit akan di beri
antibiotik dengan dosis pengobatan. Penyemprotan kandang dengan desinfektan di
lakukan berkala setiap ayam masuk dan ayam akan keluar. Selain dari pada itu untuk
menjaga ayam agar selalu dalam kedaan sehat pemberian vitamin dan antibiotik dosis
pencegahan selalu di berikan secara bergantian. Langkah yang di ambil agar ayam
terhindar dari penyakit yang di sebabkan virus maka program vaksinasi selalu di
lakukan sesuai dengan jadwal yang di tentukan oleh perusahaan. Jadwal program
vaksinasi dapat di lihat di gambar berikut.
Dalam penanganan penyakit dilakukan cek berkala jika terlihat ayam sakit, maka
ayam akan segera diberi obat sesuai gejala yang diderita ayam. Jika penyakit itu
menular dan berbahaya yang bisa menyebabkan produksi semua ayam terganggu
maka, ayam tersebut akan di karantina. Dalam penanganan bangkai ayam yang sudah
mati,biasanya bangkai ayam akan dibawa ke dalam lubang sumur yang dengan
sengaja dibuat untuk menimbun bangkai ayam.
Pada kandang pencahayaan dan ventilasi sangat diperhatikan, terutama pada ayam
produksi, dengan tujuansupaya ayam merasa nyaman dan produksi ayam tidak akan
terganggu. Pada malam hari lampu akan selalu menyala dan jika terjadi pemadaman,
operator kandang akan menghidupkan generator sebagai pengganti listrik cadangan.
Pada kandang ayam pullet dan kandnag produksi,pada dinding kandang tidak diberi
tirai dengan tujuan sirkulasi tetap lancar. Bahkan pada siang hari jika suhu meningkat
akan dihidupkan kipas angin/ blower untuk membantu supaya sirkulasi kandnag tetap
normal dan suhu ruang diharapkan akan tetap setabil.
Pada kasus feses basah, becek dan bau. Operatorkandang akan melakukan
penyemprotan formalin pada feses ayam dengan tujuan membunuh set dan bakteri
pembusuk yang ada pada feses. Lalu feses yang telah di semprot formalin akan di
timbun dengan liter/ sekam yang masih kering untuk menghilangkan feses yang
becek supaya feses tidak basah lagi dan menimbulkan amoniak yang dapat
mengganggu lingkungan kandang dan lingkungan warga sekitar kandang.
F. Peralatan kandang
Dalam membantu pekerjaan di kandang di perlukan peralatan mendukung
diantaranya:
1. Ember untuk wadah pakan dan air untuk lap tempat minum
2. Skop kecil untuk menyebar pakan
3. Sepatula untuk meratakan pakan
4. Kain lap untuk membersihkan tempat minum
5. Egg tray untuk mengumpulkan telur dari kandang baterai
6. Peti telur untuk mengemas telur yang sudah terkumpul dan di timbang
7. Troli untuk mendistribusikan pakdan dari gudang ke kandang
Dalam menjaga dan merawat peralatan kandnag, maka sebelum dan setelah
pemakaian, alat alat tersebut akan di bersihkan dan di cuci dengan air lalu di simpan
di setiap kandang. Karena disetiap kandang sudah mempunyai peralatan yang serupa
jadi bisa lebih efesien untuk melakukan penyimpanan di dalam kandang masing
masing.
G. Pegawai kandang