Anda di halaman 1dari 14

BUDIDAYA IKAN MAS KOKI

DISUSUN OLEH :

NAMA : 1. HANINDIA PUTRI


2. RETNO RAMADHANI
3. DAVID DWI PRASETYO
4. ROLLAND ERIO ANTOLIN

KELAS : IX 5

SMP N 1 BATANGHARI
LAMPUNG TIMUR
2019 / 2020
BUDIDAYA IKAN MAS KOKI

A. Klasifikasi dan Morfologi


Ikan mas koki dapat tumbuh
hingga mencapai 23 inchi (53 cm)
dan maksimum mencapai berat
9.9 pounds (4,5 kg). Namun hal
ini sangat jarang terjadi, sebagian
besar mas koki hanya mencapai
separuh dari ukuran maksimal
tadi dalam masa pertumbuhannya. Dalam kondisi yang optimal, mas koki
mampu bertahan hidup hingga 40 tahun, tetapi sebagian besar mas koki
umumnya hidup antara 6 - 8 tahun.

Klasifikasi ikan mas koki adalah sebagai berikut :


Kingdom  : Animalia
Phylum              : Chordata
Class                 : Actinopterygii
Order                  : Cypriniformes
Family                : Cyprinidae
Genus               : Carassius
Species                  : Carassius auratus (goldfish)

B. Teknik Budidaya
1. Persiapan Wadah
Sebelum melakukan proses pemijahan ikan mas koki, perlu disiapkan
wadah yaitu bak fiber yang telah dibersihkan atau dikeringkan
selama kurang lebih 3 hari. Tujuan pengeringan wadah adalah untuk
memutuskan siklus hidup berbagai penyakit yang mungkin terdapat
di kolam. Biasanya kolam yang telah dikeringkan dan kemudian diisi
air, akan muncul aroma tertentu yang dapat merangsang induk ikan
untuk melakukan aktifitas perkawinan.
Ukuran atau bentuk bak yang digunakan yaitu berbentuk bulat
dimana tidak mempunyai sudut mati, sehingga sirkulasi atau
peredaran air dapat mencapai ke seluruh bagian. Sirkulasi air pada
bak ini mampu menyebarkan makanan dengan baik dan
merata, begitu pula dengan oksigen ke seluruh bagian kolam, pada
bak fiber yang berbentuk bulat ini juga mampu mencegah kerusakan
fisik pada ikan, sehingga bak ini bagus untuk dipakai pada proses
pemijahan ikan mas koki. Di samping itu, ukurannya tidak terlalu luas
sehingga memudahkan bertemunya antara induk jantan dan induk
betina sebelum melakukan perkawinan.

2. Pengisian Air Wadah


Air merupakan media utama dalam proses pemijahan dan
pemeliharan larva. Sebelum melakukan proses pemijahan maka perlu
dilakukan pengisian air pada bak fiber, dengan cara mengisi
bak fiber dengan air yang mengalir dari bak tandon sampai
ketinggian 25 - 30 cm. Saluran air berperan dalam menjaga kualitas
dan kuantitas air kolam. Di dalam budidaya ikan, saluran air harus
mampu menjamin arus lalu lintas air di kolam dan mempertahankan
kualitas air agar tetap memenuhi syarat.

Selama proses pemeliharaan ketersediaan air yang cukup merupakan


syarat mutlak dari usaha pembenihan. Kualitas air yang baik dalam
suatu proses pemeliharaan organisme akuatik harus disesuaikan
dengan kebutuhan yang optimal bagi pertumbuhan larva/benih
ikan. Karena tidak semua air cocok untuk ikan mas koki, air yang
tidak cocok akan menyebabkan kematian dan menimbulkan kerugian
besar.

3. Seleksi Induk
Adapun syarat – syarat induk mas koki yang baik untuk dijadikan
induk atau matang gonad adalah :
a) Umurnya telah cukup dewasa dan matang kelamin
b) Sehat dan tidak mengalami stress
c) Tubuhnya tidak luka
d) Tidak terserang penyakit atau parasit
e) Tubuhnya normal dan tidak cacat
f) Ciri-ciri induk yang matang gonad pada induk ikan jantan
adalah pergerakan lincah, sisik teratur dan tidak cacat, serta jika
dilakukan proses pengurutan maka akan keluar cairan putih
seperti susu.
g) Ciri-ciri induk ikan betina yang matang gonad adalah perut
membesar disertai dengan pergerakan yang lamban, jika diurut
perut bagian belakang agak lunak dan keluar cairan berwarna
kuning atau telur, lubang anus dan urogenital agak membengkak
serta kemerah-merahan

4. Pemijahan
Mas koki merupakan salah satu jenis ikan hias yang mudah
dipijahkan yaitu cukup dengan menyiapkan induk betina dan induk
jantan yang telah matang gonad. Proses pemijahan ini dilakukan
dengan cara menyatukan antara induk jantan dan induk betina yang
telah matang gonad, dengan menggunakan induk jantan lebih dari
satu atau 2 : 1 yaitu dua jantan, satu betina dimana perbandingan
induk ini dapat memberikan rangsangan yang sangat cepat
terhadap induk betina yang ada untuk melepaskan telurnya.

Teknik pemijahan ikan mas koki dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan cara sederhana (tradisional) dan cara modern, pada
prinsipnya kedua pemijahan ini bertujuan untuk mempertemukan
kedua induk maskoki, sehingga telur yang dihasilkan oleh induk
betina dapat dibuahi oleh sperma jantan.
a. Metode Pemijahan Sederhana
Proses pemijahan ini sangat mudah dan tidak membutuhkan
banyak biaya. Adapun langkah – langkah yang digunakan yaitu
sebagai berikut:
1) Kolam diisi dengan air dengan ketinggian 30 - 40 cm, atau
diatur sesuai dengan ketinggian bak atau keperluan
pembenihan,
2) Pasang kakaban atau tali rapiah yang telah dijemur dengan
menggunakan bambu atau batu sebagai pemberat yang
disusun secara berderet.
3) Perbandingan antara induk jantan dan betina adalah 2 :
1. Induk yang telah dipilih (matang telur) dimasukkan ke
dalam bak yang telah dipasangi dengan media peletakan telur
atau kakaban/tali rapiah.
4) Kemudian bak pemijahan ditutup dengan menggunakan
terpal dan biarkan induk memijah dengan sendirinya.
5) Setelah induk ikan yang dipijahkan bertelur, angkat tali rapiah
dan pisahkan induk dari bak pemijahan,
6) Jika kolam penetasan terpisah dari kolam pemijahan maka
kakaban yang telah ditempeli telur segera dipindahkan ke bak
penetasan.

b. Metode Pemijahan Modern


Cara modern yaitu dengan menggunakan teknik hipofisasi. Teknik
ini salah satu cara untuk merangsang induk ikan maskoki untuk
memijah yaitu dengan cara menambahkan sejumlah tertentu
hormon gonadotropin. Dibandingkan dengan cara tradisonal,
teknik hiposasi ini dianggap lebih menguntungkan sebab:
1) Dapat merangsang induk jantan dan induk betina secara
bersamaan sehingga proses pengeluaran telur dan sperma
akan berlangsung dalam waktu yang bersamaan.
2) Memungkinkan terjadinya perkawinan antara varietas
maskoki yang satu dengan yang lainya, sehingga dapat
diharapkan terbentuk varietas maskoki yang baru.

Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam teknik hipofisasi yaitu


ikan mas koki telah matang gonad, cukup umur, sehat dan tidak
mengalami stres, memiliki bentuk tubuh yang normal dan warna
yang cerah. Proses pemijahan ikan maskoki juga dapat dilakukan
dengan sistem suntik yang terbagi atas 2 cara yaitu ;
1) Pemijahan dengan secara semi buatan yaitu pemijahan yang
terjadi karena pengaruh pemberian hormon sebelumnya
tetapi proses pemijahannya terjadi secara alami
2) Pemijahan dengan secara buatan yaitu pemijahan yang terjadi
karena pemberian hormon dan proses pemijahannya karena
pengaruh pengurutan atau stripping .

Untuk melakukan pemijahan dengan sistem suntik  (hypofisasi)


maka ketersediaan ikan donor untuk diambil kelenjar hipofisasi
nya sebagai sumber hormone  gonadotropin (kelenjar hipofisa
terdapat di bagian bawah otak agak ke depan), resipien, serta
peralatan hypofisasi harus disediakan. Proses hypofisasi dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Ikan mas koki dimatikan dengan cara memotong bagian
kepalanya hingga terlepas pada badannya,
2) Letakkan kepala tersebut dengan mulut mengarah ke atas,
3) Buat sayatan mulai dari lubang hidung mengarah ke mata
bagian ke atas terus ke belakang.
4) Darah dan cairan yang terdapat atau yang menyelimuti
kelenjar hypofisa dibersihkan dengan menggunakan kapas,
5) Ambil kelenjar hypofisa yang terletak di bawah otak ikan,
6) Gerus (haluskan) kelenjar tersebut dengan menggunakan
mortar yang telah diisi dengan larutan fisiologis dan
ditambahkan aquabidest,
7) Centrifugal larutan tersebut sampai homogen dan didiamkan
beberapa saat untuk mengambil larutan yang jernihnya saja
8) Suntikkan ke induk yang akan dipijahkan dan tunggu sampai
induk mengeluarkan telurnya

Sedangkan pemijahan buatan atau tehnik stripping hanya terletak


pada proses pengeluaran telur yang dilakukan dengan proses
pengurutan perut, serta penetasan di bak kecil atau akuarium
yang telah diaerasi sebelumnya

5. Penetasan Telur
Setelah proses pemijahan maka proses selanjutnya yaitu proses
penetasan telur. Ikan akan mengeluarkan telurnya dan menempelkan
nya pada media yang telah disiapkan yaitu tali rapiah. Setelah selesai
proses pemijahan, kakaban/tali rapiah diangkat secara hati – hati
agar telur yang telah menempel tidak rusak. Lalu diperiksa apakah
telur ini betul – betul telah dibuahi oleh sperma jantan. Adapun telur
yang telah dibuahi oleh sperma jantan secara sempurna akan terlihat
secara transparan dengan inti telur yang nampak jelas pada bagian
tengahnya. Adapun jumlah telur yang biasanya dikeluarkan oleh
induk betina yaitu berkisar antara 3000 – 5000 butir. Dalam
perkembangannya telur yang dibuahi akan berubah menjadi buram
sedangkan telur yang gagal dibuahi akan mempunyai membran yang
buram (putih keruh) dimana inti telur tidak terlihat dengan jelas.
Telur yang seperti itu akan membusuk dan akan menyebabkan media
pertumbuhan jamur.

Agar telur yang sudah dibuahi tidak dimakan kembali oleh induknya
maka induk tersebut dipindahkan ke kolam lain, serta kakaban
dipindahkan pada kolam penetasan secara hati – hati. Bila kondisi
lingkungan cukup menunjang maka telur mas koki akan menetas 1-3
hari setelah proses pembuahan, lama penetasan telur tergantung dari
kondisi air dan kandungan oksigen pada lingkungan, pada
temperatur air yang cukup tinggi maka waktu penetasan telur
menjadi cukup singkat, temperatur yang baik yaitu berkisar antara
19-20°C, bila temperatur air tidak stabil maka biasanya proses
penetasan telur akan gagal. Sedangkan tingkat kelarutan oksigen
yang baik adalah 4 – 7 ppm sementara pH yang baik adalah 6,5 -
8,5. Untuk menghindari terjadinya perubahan tersebut maka perlu
diatur pemberian aerasi pada bak pemijahan.

6. Pemeliharaan Larva
Ikan mas koki merupakan ikan yang cukup sensitif, terutama yang
masih larva. Dalam pemeliharaannya, kita harus memperhatikan
tinggi permukaan air di kolam pemeliharaan larva yaitu volume air
berkisar antara 20 – 30 cm tergantung pada bak yang digunakan. Hal
ini disebabkan kemampuan larva yang masih sangat terbatas, baik
untuk berenang dan mencari makan.

Larva mas koki sangat peka terhadap perubahan kondisi lingkungan,


jika terjadi perubahan kondisi lingkungan maka bisa terjadi proses
penguraian kotoran atau sisa makanan oleh bakteri pembusuk
sehingga akan mengganggu pertumbuhan larva mas koki tersebut
bahkan biasa menimbulkan kematian massal.

Larva mas koki yang telah berumur dua hari, akan tampak seperti
jarum. Selama lima hari pertama dalam hidupnya larva tersebut tidak
perlu diberi makanan tambahan, sebab masih memiliki kantung
kuning telur sebagai cadangan makanan. Pemberian pakan dilakukan
setelah berusia enam hari karena cadangan pakan mulai habis dan
larva akan mulai beradaptasi dan akan mencari pakan disekeliling
nya. Pakan yang biasa diberikan dapat berupa pakan alami dan
buatan, atau campuran keduanya. Agar pakan tambahan yang
diberikan dapat dimakan oleh larva tersebut maka pakan tambahan
yang diberikan harus berukuran kecil sesuai dengan besarnya mulut
ikan tersebut.

Pakan buatan yang sering diberikan yaitu berupa kuning telur yang
telah direbus lalu dilarutkan dalam air dengan menggunakan kain
kasa, cara pemberiannya yaitu dengan cara menyemprotkan secara
menyeluruh ke bagian kolam pemeliharaan, dosis pemberian pakan
yaitu tidak boleh terlalu banyak karena bisa menyebabkan
pembusukan apabila pemberian pakan secara berlebihan juga
menyebabkan kekeruhan pada air.

Untuk menghindari stres pada larva maka tidak seharusnya sering


pergantian. Pergantian air setiap 3 hari dengan menggunakan selang
(pipa), volume air yang diganti tidak melebihi 1/3 dari volume air
yang ada di kolam. Pergantian air atau penyiponan biasa dilakukan
pada pagi atau sore hari agar tidak terjadi perubahan temperatur
yang berlebihan.

7. Pembesaran
Pembesaran dilakukan dengan cara memelihara di bak pembesaran
dengan tiap pagi dan sore diberi makan agar ikan mas koki 
berkembang dengan baik dan berkualitas serta memiliki harga jual
yang tinggi. Di samping itu, perlu memperhatikan ketinggian air
karena bisa mempengaruhi pertumbuhan ikan. Oleh karena itu, 
ketinggian air harus disesuaikan dengan besarnya ikan yang
dipelihara. Lamanya pembesaran bisa sampai 7 bulan/satu tahun.

8. Pemberian Pakan
Berdasarkan pengamatan pakan yang bagus dan lebih
menguntungkan untuk pertumbuhan ikan yaitu pakan alami,
dimana pakan alami banyak mengandung gizi yang bagus untuk
pertumbuhan ikan dan tidak menimbulkan proses penurunan
kualitas air yang sebabkan oleh pembusukan.
Berdasarkan fungsinya pakan ikan terbagi atas 3 bagian yaitu :
a) Pakan utama yaitu pakan yang diberikan pada ikan untuk
digunakan sebagai sumber energi utama dalam kelangsungan
hidupnya,
b) Pakan tambahan yaitu pakan yaitu makanan yang diberikan pada
ikan sebagai sumber energi tambahan,
c) Pakan suplemen yaitu pakan yang diberikan sebagai tujuan untuk
melengkapi unsur-unsur tertentu yang tidak diperoleh dari
makanan alami dan makan tambahan.

Dosis pemberian pakan pada ikan yaitu pada larva yang berumur


satu bulan tidak perlu diberikan pakan karena masih ada pakan
cadangan, dosis pakan yang diberikan pada ikan tidak terlalu
banyak untuk mencegah pembusukan yang terjadi pada kolam
pemeliharaan. Dosis yang diberikan tiap hari berkisar antara 3-5%
dari berat total ikan yang dipelihara, pakan ini tidak berikan secara
sekaligus tapi diberikan secara bertahap.

C. Hama dan Penyakit


1. Hama
Hama dan cara pencegahannya, yaitu :
a) Bebeasan (Notonecta Sp), bentuknya seperti butiran beras dengan
bagian perut yang berwarna putih. Mangsanya berupa benih ikan
maskoki yang berukuran 1-2 cm. Pencegahannya yaitu dengan
cara memasang saringan saringan dipintu pemasukkan air.
b) Ucrit (Cybister Sp), bentuk badan memanjang dan mirip ulat
dengan ukuran 3-5 cm. Pencegahannya yaitu dengan cara
memasang saringan di pintu pemasukkan air, kolam dan
mengusahakan padat penebaran ikan tidak terlalu tinggi,
penyebaran hama ucrit juga dapat dicegah dengan cara
menghindari penumpukan bahan organik di sekitar kolam, karena
dengan tumpukan bahan organik merupakan tempat hidup ucrit.
c) Kini – kini berasal dari telur capung yang menetas di permukaan
air. Tempat hidupnya di bawah permukaan kolam, kini –
kini mengisap benih ikan maskoki dengan cara mengisap
darahnya. Cara pencegahannya yaitu menghalangi capung
bertelur di permukaan kolam dan pada penebaran tidak boleh
terlalu padat.
d) Kodok memangsa telur dan benih ikan maskoki yang masih
berukuran kecil. Cara pencegahannya secara manual dengan cara
membuang telur kodok yang mengapung di permukaan air kolam
dengan memakai jala.
e) Ular menyerang benih dan kadang ikan mas koki dewasa. Cara
pencegahannya yaitu diberantas secara manual dengan cara
menangkapnya dengan memakai jala dan membunuhnya.
f) Linsang yaitu sejenis berang – berang yang memakan ikan
maskoki pada malam hari. Ikan yang dimakan berukuran kecil
sampai besar, baik yang ada di dalam maupun di permukaan
air. Cara pencegahannya yaitu dengan menangkapnya memakai
jebakan rumpung atau jaring yang diberi umpan ikan.
g) Burung menyerang ikan maskoki yang berukuran kecil maupun
besar. Burung yang memangsa ikan akan terbang rendah dan
menyambar ikan yang berenang di permukaan air.
Pencegahannya yaitu kolam perlu dipasang penghalang bambu
yang diberi rumbai – rumbai atau tali penghalang
h) Belut dan kepiting memangsa ikan dengan berbagai ukuran. Cara
pencegahannya dengan menangkap dan membuang jauh – jauh
dari areal kolam.

2. Penyakit
Penyakit adalah organisme yang biasanya menyerang pada ikan yang
berasal dari golongan jamur, bakteri, virus dan hewan invertebrata.
Untuk mengatasi timbulnya masalah penyakit dan parasit pada
pemeliharaan ikan maka kita harus mengetahui cara terjangkitnya
maupun cara penularannya.   Adapun caranya sebagai berikut :
a) Melalui air, yaitu apabila kita menggunakan air yang telah
tercemar oleh bibit penyakit maupun parasit, maka biasanya ikan
yang dipelihara akan segera terserang penyakit atau parasit
tersebut
b) Melalui kontak atau gesekan badan secara lansung dengan ikan
yang telah terserang penyakit atau parasit. Penebaran ikan – ikan
yang tidak sehat biasanya akan berakibat buruk, terutama jika
pada penebaran terlalu tinggi.
c) Melalui alat – alat yang telah digunakan untuk menangani atau
mengangkut ikan yang terserang penyakit atau parasit. Sebaiknya
peralatan yang akan digunakan untuk menangani atau
mengangkut ikan disterilkan terlebih dahulu untuk membunuh
penyakit atau parasit
d) Terbawa oleh ikan, makanan atau tumbuhan di daerah asalnya
dan berkembang dengan pesat di kolam yang baru. Pemindahan
ikan, pakan alami atau tumbuhan dari suatu perairan yang telah
tercemar oleh penyakit atau parasit sering menimbulkan masalah
yang sama di daerah baru.

Tanda – tanda ikan maskoki yang terserang penyakit atau parasit


yaitu :
a) Ikan terlihat pasif, lemah dan kehilangan keseimbangan
b) Nafsu makan mulai berkurang
c) Malas berenang dan cenderung mengapung di permukaan air
d) Adakalanya ikan bergerak secara cepat dan tiba – tiba
e) Selaput lendirnya berangsur – angsur, berkurang atau habis,
sehingga tubuh ikan tidak licin lagi
f) Pada permukaan tubuh ikan terjadi pendarahan, terutama
dibagian dada, perut atau pangkal ekor
g) Dibeberapa bagian tubuh ikan, sisiknya tampak rusak bahkan
terlepas dan sering pula terlihat kulit mengelupas
h) Sirip dada, punggung maupun ekor sering dijumpai rusak dan
pecah – pecah.
i) Insang menjadi rusak sehingga ikan sulit untuk bernafas, warna
insang menjadi keputih – putihan atau kebiru- biruan
j) Bagian isi perutnya terutama hati berwarna kekuning-kuningan
dan ususnya menjadi rapuh

Cara pencegahan dari penyakit atau parasit pada ikan ini adalah
a) Sanitasi kolam
Sanitasi kolam biasanya dilakukan dengan menjaga kebersihan
kolam dan air yang digunakan. Kolam sebaiknya dikeringkan
secara berkala, dan diikuti dengan perlakuan bahan kimia atau
pengapuran.

b) Sanitasi ikan
Adapun caranya sebagai berikut:
1) Jangan mendatangkan atau memasukkan ikan dan air dari
daerah yang telah diketahui terkena wabah penyakit atau
parasit
2) Ikan – ikan telah memperlihatkan gejala serangan penyakit
atau parasit, sebaiknya segera dipisah dan diobati secara
terpisah
3) Jangan membuang air bekas, mengangkut ikan ke dalam
kolam, selokan atau sungai karena mengandung bibit
penyakit atau parasit yang dapat menyebar ke daerah lain
4) Peralatan yang digunakan untuk menangkap atau
mengangkut ikan harus dijaga jangan sampai mengandung
organisme yang membahayakan ikan
5) Sebaiknya ikan yang akan dipindahkan atau dimasukkan
ke kolam terlebih dahulu direndam dalam larutan kalium
permanganat dengan dosis 20 gr meter kubit air selama 30
menit

c) Pemberian makan bergizi


Cara lain untuk mencegah serangan penyakit atau parasit
terhadap ikan adalah dengan menjaga kondisi ikan agar selalu
dalam keadaan sehat dan memiliki ketahahan tubuh yang kuat.
Hal ini dapat dilakukan dengan memberinya makanan bergizi
dan mengandung cukup vitamin yang dibutuhkan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh ikan.

Anda mungkin juga menyukai