Anda di halaman 1dari 12

PEMBUATAN PROTOTYPE

ALAT DESTILASI MINYAK ATSIRI SKALA INDUSTRI KECIL


Nanang Ruhyat, ST, MT

Staff Pengajar Fakultas Teknik Industri


Universitas Mercu Buana

Abstract

Aetheric oil is essential in pharmaceutical industry. This research is conducted to


develop small scale distillation equipment that can be used by home industry to extract
the aetheric oil. The result showed that the ratio of aetheric oil and raw material was
very low;, each 2 kg of raw material produced 40 ml aetheric oil. The quality of aetheric
oil depended on the condition and the density of raw material, the kind of equipment
material, and the duration of distillation process.

Keywords: aetheric oil, distillation equipment, quantity, quality

Minyak atsiri merupakan minyak yang diekstrak dari tanaman yang memiliki banyak
kegunaan, terutama dalam industri farmasi, kosmetik, dan aroma terapi untuk kesehatan.
Untuk itu perlu dikembangkan alat destilasi minyak atsiri agar minyak atsiri lebih
memasyarakat dan sumber daya alam dalam bidang perkebunan dapat lebih
termanfaatkan.
Untuk tujuan tersebut di atas, maka dibuat alat destilasi minyak atsiri skala kecil/lab
dengan menggunakan bahan yang lebih murah agar terjangkau oleh masyarakat yang
ingin memproduksi sendiri minyak atsiri atau melakukan percobaan-percobaan dalam
rangka pengembangan proses destilasi minyak atsiri.
Perbandingan jumlah minyak yang dihasilkan dengan jumlah bahan baku sangat
berbanding jauh, jika bahan baku yang didestilasikan sebanyak 2 (dua) kg, maka minyak
yang dihasilkan hanya 40 ml. Kualitas minyak tergantung dari kondisi bahan baku,
kepadatan bahan baku, jenis material alat dan lamanya proses destilasi.

1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan Negara yang


Dalam industri makanan dan minuman, subur dan banyak tempat yang cocok
wewangian serta obat-obatan untuk membudidayakan tanaman yang
memerlukan minyak atsiri sebagai bahan dapat menghasilkan minyak atsiri.
pencampur yang terus berkembang Minyak atsiri kurang dikenal secara luas
penggunaannya, sejalan dengan penggunaannya, manfaat dan juga nilai
meningkatnya industri-industri tersebut di ekonomisnya. Oleh karena itu
atas. penanaman dan pengolahannya masih
terkonsentrasi di beberapa daerah yang Terbang, adalah minyak yang dihasilkan
masih meliputi kelompok-kelompok tani. dari tanaman yang mempunyai sifat
Industri minyak atsiri di Indonesia masih mudah menguap pada suhu tertentu
dilakukan oleh pengusaha-pengusaha tanpa mengalami dekomposisi. Pada
yang memiliki modal besar, karena umumnya minyak atsiri mempunyai rasa
proses destilasi minyak atsiri yang getir, berbau wangi sesuai dengan bau
memerlukan alat destilasi dengan harga tanaman penghasilnya, larut dalam
yang sangat mahal, sehingga minyak penglarut organic dan tidak larut dalam
atsiri belum menjadi industri rumah air.
tangga dengan skala produksi kecil. Tanaman penghasil minyak atsiri
Untuk itu termasuk dalam famili Pinaceae,
perlu dikembangkan alat destilasi yang Labiateae, Comporiteae, Laurateae,
lebih murah yang terjangkau oleh industri Myrtaceae dan Umbelliferceae. Minyak
rumah tangga dan dapat menghasilkan atsiri bersumber dar setiap bagian
keuntungan bagi pengusahanya, tanaman, yaitu daun, bunga, buah, biji,
sehingga industri minyak atsiri dapat batang, kulit, akar atau umbi (rizhoma),
lebih memasyarakat agar sumber daya yang merupakan bahan baku untuk
alam khususnya bidang perkebunan produk farmasi dan kosmetik alamiah di
dapat dimanfaatkan secara optimal dan samping digunakan sebagai kandungan
juga dapat menjadi lapangan pekerjaan dalam bumbu maupun pewangi (flur and
baru yang menyerap sumber daya fragrance ingredients).
manusia. Dalam perdagangan internasional
terdapat 80 jenis minyak atsiri yang
2. Tujuan diperdagangkan, sedangkan Indonesia
Tujuan dari rancang bangun alat destilasi saat ini baru mengekspor sekitar 12 jenis
minyak atsiri ini adalah : minyak atsiri antara lain: Minyak Nilam
• Membuat alat destilasi minyak atsiri (Patchouli Oli), minyak Akar Wangi
skala industri kecil yang dapat menjadi (Vertiver Oil), Minyak Sereh Wangi
acuan dasar untuk pembuatan alat (Cintronella Oil), Minyak Kenanga
destilasi minyak atsiri yang lebih besar. (Cananga Oil), Minyak Kayu Putih
(Cajuput Oil), Minyak Sereh Dapur
3. Minyak Atsiri (Lemon Grass), Minyak Cengkeh
Minyak Atsiri (Essential Oil) dikenal (Cloves Oil), Minyak Kayu Manis
dengan nama Minyak Eteris atau Minyak (Cinamon Oil), Minyak Cendana
(Sandal Wood Oil), Minyak Pala Aslinya dari Filipina, tapi sudah
(Nutmeg Oil), Minyak Kemuskus dikembangkan juga di Malaysia,
(Cubeb Oil), dan Minyak Lada (Papper Madagaskar, Paraguay, Brasil, dan
Oil). Minyak atsiri dikelompokkan pada Indonesia. Akibat banyaknya ditanam di
SITC (Standar Internastional Trade Aceh, kemudian juga dijuluki nilam Aceh,
Clasisification)-STIC Varietas ini banyak dibududayakan
5513 (Essential Oil)-SITC55131 secara komersial.
(Essential oil Citrus Fruit) dan SITC Daerah Istimewa Aceh, terutama Aceh
55132 Selatan dan Tenggara, masih menjadi
(Other Essential Oil). sentra nilam terluas di Indonesia (Ditjen
Perkebunan, 1997). Disusul Sumatera
Utara (Nias, Tapanuli Selatan),
4. Potensi Ekonomis Minyak Atsiri Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung,
(Minyak Nilam) Jawa Tengah (Banyumas,
Berbicara soal komoditi ekspor non- Banjarnegara), dan Jawa Timur
migas, minyak atsiri dari nilam salah satu (Tulungagung). Umumnya, masih
andalan. Bahkan negara kita tercatat didominasi perkebunan rakyat berskala
sebagai salah satu pengekspor minyak kecil.
nilam terbesar di dunia. Meski popular di Tanaman minyak atsiri di Propinsi Jawa
pasar internasional, anehnya minyak Barat terdapat di beberapa daerah
atsiri kurang akrab di telinga kita. Apalagi Kabupaten, dan yang saat ini sudah
masih sedikit yang mengenal sosok berorientasi ke arah perdagangan ekspor
tanaman nilam dengan baik, padahal ini adalah jenis minyak akar wangi (Vertiver
merupakan peluang bisnis yang dapat Oil) dan minyak nilam (Patchouli Oil).
diandalkan. Untuk minyak nilam, daerah budidaya
Nilam merupakan salah satu dari 150 – tersebar di Kabupaten Tasikmalaya,
200 spesies tanaman penghasil minyak Kuningan dan Garut. Alat destilasi
atsiri. Di Indonesia sendiri terdapat minyak nilam saat ini sudah
sekitar 40 – 50 jenis, tetapi baru sekitar menggunakan sistem destilasi dengan
15 spesies yang diusahakan secara menggunakan mesin yang ramah
komersial. Tanaman nilam juga dikenal lingkungan.
dengan nama komersil Pogostemon Varietas lainnya, Pogostemon
Patchouli atau Pogostemon Cablin Heyneanus, berasal dari India, juga
Benth, atau Pogostemon Mentha. disebut nilam Jawa atau nilam hutan
karena banyak tumbuh di Pulau Jawa. wangi, minyak daun cengkeh, dan
Ada lagi Pogostemon Hortensis, atau kenanga.
nilam sabun (minyak atsiri bisa untuk Sebelum diekspor, minyak nilam
mencuci pakaian). Banyak terdapat di biasanya ditampung oleh agen eksportir.
daerah Banten, Jawa Barat, sosok Harga minyak nilam di pasaran lokal (di
tanamannya menyerupai nilam Jawa, tingkat agen eksportir) berkisar
tetapi tidak berbunga. Rp.200.000,- -Rp.250.000,- per kg (di
Sebagai tanaman penghasil minyak atsiri New York, AS $14-23,5). Negara tujuan
yang bernilai ekonomis tinggi, nilam bisa ekspornya meliputi Singapura, India, AS,
menjadi alternatif untuk meningkatkan Inggris, Belanda, Francis, Jerman,
ekspor nonmigas, terbukti minyak nilam Swiss, dan Spanyol.
telah tercatat sebagai penyumbang Ada kalanya petani (terutama yang tidak
terbesar devisa negara ketimbang punya alat destilasi) menjual daun nilam
minyak atsiri lainnya. dengan harga Rp.2000,- per kg (kering)
Volume ekspor minyak nilam periode atau Rp.400,- per kg (basah).
1995-1998 mencapai 800-1.500 ton Penampungnya tidak lain petani pemilik
dengan nilai devisa US$ 18-53 juta. ketel destilasi. Dulu, sebelum petani
Sementara data terbaru menyebutkan, mengenal alat destilasi, yang diekspor
nilai devisa dari ekspor minyak nilam adalah daun nilam kering. Alat destilasi
sebesar US$ 33 juta, 50% dari total mulai dikenal tahun 1920-an.
devisa ekspor minyak atsiri Indonesia. Minyak nilam Indonesia sangat digemari
Secara keseluruhan Indonesia memasok pasar Amerika dan eropa. Terutama
lebih dari 90% kebutuhan minyak nilam digunakan untuk bahan baku industri
dunia (Nuryani Y.,2001). pembuatan minyak wangi (sebagai
Berdasarkan laporan Marlet Study pengikat bau atau fixative parfum),
Essential Oils and Oleoresi (ITC), kosmetik, dll.
produksi nilam dunia mencapai 500-550 Komponen utama minyak nilam
ton per tahun. Produksi Indonesia sekitar (diperoleh dari destilasi daun nilam)
450 ton per tahun, kemudian disusul berupa pacthoully alcohol (45-50%),
Cina (50-80 ton per tahun). Produk sebagai penciri utama dan bahan industri
minyak atsiri dunia yang didominasi kimia.
Indonesia, antara lain nilam, sereh
Gambar 1 Gambar 2
Tanaman Nilam Nilam Kering

Tabel 1. Contoh hasil minyak nilam yang dihasilkan oleh pabrik destilasi
Desa Cikondang, Majalengka.

Sebuah referensi menyebutkan, bahan terapi aroma. Juga bersifat


minyak nilam bisa untuk bahan afrodisiak atau meningkatkan gairah
antiseptik, anti jamur, anti jerawat, seksual.
obat eksim, dan kulit pecah-pecah Bukan Cuma minyak nilamnya yang
serta ketombe. bermanfaat, di India daun kering
Juga bisa mengurangi peradangan nilam juga digunakan sebagai
bahkan dapat juga mengurangi pengharum pakaian dan permadani.
kegelisahan dan depresi, atau Selain itu, rebusan atau jus daun
membantu penderita insomnia nilam, kabarnya, dapat diminum
(gangguan susah tidur). Oleh karena sebagai obat batuk dan asma.
itu minyak ini sering dipakai untuk
Remasan akarnya untuk obat bisul minyak (0,5-1,5 %) dan jenis ini
dan pening kepala. kurang disukai pasar.
Kadar minyak nilam bervariasi, Oleh karena itu, dengan
tergantung pada varietasnya. Nilam berkembangmya industri minyak atsiri
Aceh (pogostemon cablin), karena maka alat destilasi merupakan
tidak berbunga, kadar minyak tinggi potensi usaha yang dapat
(2,5-5 %). dikembangkan.
Begitu pula sifat minyaknya disukai 5. Pembuatan Alat Destilasi
pasar. Nilam Jawa (Pogostemon 5.1. Kareteristik Bahan
heyneamus) karena berbunga, kadar Bahan yang didestilasi menggunakan
minyaknya rendah (0,5-1.5 %). daun nilam kering (Pogostemon
Komposisi minyaknya kurang Pacthouly) yang akan menghasilkan
diminati. Sedangkan nilam sabun Pacthouly Oil. Kareteristik dari
(Pogostemon hortensis), kadar bahan yang akan didestilasi yaitu :

Tabel 2. Kareteristik Bahan

5.2. Konstruksi Ketel Uap


Bahan : Alumunim Alloy (a184.0.0 Cast Tempered)
Diameter : 350 mm
Tinggi : 400 mm
Kapasitas tangki bahan : 2.45 kg (nilam kering)
Kepadatan bahan dalam tangki : 0.08 kg/liter
Uap air yang dibutuhkan : 8.6 liter
Uap air per jam : 1.84 liter = 1.84 kg
Luasan dasar ketel dengan diameter 0.35 m = (3.14 x 0.35²) 4 = 0.096 m²
Jadi luasan dasar ketel yang ada Penurunan rugi-rugi kalor konveksi
sudah dianggap mencukupi untuk bebas dari dinding ketel = (195.7-
jumlah perpindahan kalor yang 111)/195.7 = 43.3 %
diperlukan untuk menguapkan air
destilasi. Jumlah perpindahan kalor b. Rugi-rugi Kalor Konveksi Bebas
yang terjadi juga tergantung oleh pada Dinding Pipa Uap
luasan efektif dasar ketel yang Parameter-parameter
terkena oleh sumber kalor. Suhu dinding ketel, Tw = 100ºC
(asumsi)
a.Tebal Isolasi Dinding Ketel Suhu udara lingkungan, T_ = 30ºC
Bahan Isolasi : Jika menggunakan Tebal Isolasi Dinding Uap
karet talang dan kaca-serat L = 0.53 Bahan Isolasi : Jika menggunakan
m selubung kaca-serat L = 1.4 m
Karet talang (karet dengan karbon Selubung kaca-serat, k = 86
hitam), k = 0.24 W/m.ºC mW/m.ºC = 0.086 W/m.²C
Tebal = 0.8 mm = 0.08 cm = 0.0008 Tebal = 1.45 cm = 0.0145 m
m Kondisi isolasi : dinding pipa uap
Selubung kaca-serat, k = 86 selubung kaca-serat
mW/m.ºC = 0.086 W/m.²C q = (Tw - T_)/Rth = (100-30)ºC /
Tebal = 1.45 cm = 0.0145 m 1.69ºC/W = 41.42 W
Kondisi isolasi = dinding ketel karet Kerugian kalor konveksi bebas tanpa
kaca-serat karet isolasi (dari dinding ketel) :60.22 W
Kerugian kalor konveksi bebas tanpa Penurunan rugi-rugi kalor konveksi
isolasi (dari dinding ketel) = 195.7 W bebas dari dinding pipa uap
= (60.22-41.42)/60.22 = 31.2 % Ketel memiliki ukuran diameter 350
mm dan tinggi 400 mm dengan
c. Desain Kondensor (Stainless Steel ketebalan 1 mm. pinggiran ketel
Tube) bagian atas dibuat kerah untuk
Konstruksi Kondensor menyangga tangki bahan baku dan
Bahan Tube : Stainless Steel (Cr 16- juga sebagai tempat untuk perapat
26, ni 8-36) agar uap tidak keluar.
d1 : 11.1 mm = 0.0111 m
d0 : 12.7 mm = 0.0127 m
k = : 14.64 W/m.ºC b. Tangki Bahan Baku

Bahan Shell : Alumunium Alloy


(asumsi A184.0. Cast or Tempered)
Tebal : 1 mm
Diameter : 350 mm
Tinggi : 400 mm
dtangki = 350 mm = 0.35 m
Tangki bahan baku juga terbuat dari
m = 0.04 kg/s (laju aliran air
bahan alumunium berukuran
pendingin)
diameter 320 mm dan tinggi 380 mm
A = 3.14 x (0.35/2)² = 0.0962m² (luas
penampang tangki)
Ti = 90.5 ºC dan T0 = 98.834 ºC
Jadi luasan perpindahan kalor yang
diperlukan yaitu 0.1173 m²
Panjang tube yang dibutuhkan yaitu
0.1173/(3.14 x 0.0127) = 2.94 m

5.3. PEMBUATAN ALAT


1. Komponen-komponen Utama
Alat
a. Ketel Uap dengan pinggiran bagian atasnya
diberi kerah seperti ketel uap sebagai
tempat melekatnya gasket/perapat. d. Pipa Ketel Uap – Kondensor
Bagian dasar dibuat berlubang- Pipa ini terbuat dari stainless steel
lubang dengan diameter 10 mm agar dengan diameter ¾ inchi dan panjang
uap dapat masuk ke dalam bahan 1.5 m. pipa tersebut berfungsi untuk
baku.Kapasitas tangki didesain untuk menyalurkan uap dari ketel destilasi
memuat bahan baku dengan jenis ke kondensor untuk dikondensasi.
daun nilam kering maksimal 2.5 kg Pada kedua ujungnya diberi water
(volume tangki ± 30.5 liter). mur ¾ inchi yang masing-masing
terhubung ke lubang keluar tangki
c. Penutup Ketel Uap destilasi dan masuk ke kondensor.
Penutup ketel dibuat dari alumunium
yang pada bagian atasnya dibuat e. Tube Kondensor
lubang untuk saluran keluarnya uap Tube kondensor tebuat dari stainless
dari tangki bahan. Pada bagian steel dengan diameter ½ inchi dan
kerahnya dibuat lubang untuk baut biasa digunakan untuk peralatan
pengunci sebanyak 8 buah yang pendingin atau pemanas. Tube
mengikat kerah tangki bahan dan kondensor dibuat berliku-liku dalam
ketel uap agar perapat dapat arah vertical yang kedua ujungnya
berfungsi dengan baik, sehingga uap diberi nepel ½ inchi untuk
tidak keluar/bocor. disambungkan dengan pipa uap dan
juga dengan kran pada saluran keluar
kondensat.

Gambar 4. Tutup ketel

Gambar 5. Pipa Kondenser


f. Tangki Kondensor Alat pemisah air-minyak ini dibuat
Tangki ini terbuat dari bahan sangat sederhana dengan
alumunium dengan ukuran diameter menggunakan botol plastic, tetapi
350 mm dan tinggi 400 mm. Pada dapat berfungsi dengan baik. Alat
tangki kondensor dibuat 3 lubang, pemisah air-minyak ini ditempatkan di
yaitu 1 lubang untuk saluran keluar bawah kran saluran keluar tube
air pendingin dan 2 lubang untuk kondensor.
saluran masuk dan keluar uap yang
Demikianlah hasil dari perancangan,
akan dikondensasi.
pembuatan alat destilasi dan pengujian yang
Gambar 6. Tangki Kondenser
dilakukan. Sebagai pertimbangan ekonomis,
g. Alat pemisah Air-Minyak berikut sedikit kalkulasi yang didapat.
Sederhana
Tabel 4. Pertambahan nilai :

Dari perkiraan biaya di atas terlihat


bahwa : 6. Kesimpulan
Biaya operasi dalam 1 kali proses a. Alat destilasi dengan kapasitas kecil
destilasi = Rp. 13.200 ,-(Minyak Tanah)
dapat dibuat dengan menggunakan bahan
= Rp. 12.750 ,-(Briket) alumunium untuk ketel uap, tangki bahan
dan tangki kondensornya karena lebih
Nilai ekonomis hasil minyak nilam = Rp.
5.400,- murah dibandingkan dengan
Nilai jual minyak 37-37.5 ml minimal =
Rp. 18.600 = Rp. 484/ml menggunakan stainless steel.
Harga minyak nilam di pasaran berkisar b. Alat destilasi yang dibuat dengan skala
Rp. 150.000-200.000 per kilogram. kecil/laboratorium kurang cocok
digunakan untuk menghasilkan minyak
secara massal karena kurang ekonomis, karena mereka memiliki mesin proses
tetapi dapat digunakan di rumah untuk sendiri dan mereka pun memiliki pasar.
menghasilkan minyak atsiri jenis lain dari
bahan baku yang berbeda untuk DAFTAR PUSTAKA
keperluan sendiri/percobaan-percobaan. 1. Abetti, Pier A. Linking Technology
c. Proses destilasi sebaiknya dilakukan di and Business Strategy. American
Management Association. New York.
tempat yang terlindung dari angin, karena 1998.
akan mengganggu sumber kalor sehingga 2. Departemen Perindustrian dan
proses destilasi menjadi tidak stabil. Perdagangan RI. Kebijakan dan Strategi
Umum Pengembangan Industri Kecil
3. Bahan yang akan didestilasi sebaiknya Menengah. Jakarta. 2002.
berasal dari sumber yang sama agar 3. Guenther, Ernest, “Minyak Atsiri (Vol.
kualitasnya tidak jauh berbeda, dan I)” , Universitas Indonesia Press, Jakarta,
1994
pastikan bahwa bahan baku tidak
4. Holman, J.P.,”Perpindahan Kalor”,
tercampur dengan tanaman yang berbeda Penerbit Erlangga, Jakarta, 1994
serta tidak terdapat jamur pada bahan, 5. Koestoer, Raldi A., “Perpindahan
Kalor untuk Mahasiswa Teknik”,
karena akan mengurangi minyak yang Salemba Teknika, 2002
akan dihasilkan. 6. Kataren S., dan Djatmiko B.
4. Mengganti sistem pengunci mur-baut MinyakAtsiri Bersumber Dari Daun,
Departemen Teknologi Pertanian
pada tutup ketel dengan yang lebih Fatameta IPB, Bogor, 1978
praktis dan menggunakan bahan perapat 7. Lembaga Penelitian ITB. Studi
yang lebih tebal pada penutup ketel untuk Transfer Teknologi Kepada UKM
Beserta Pengembangan Riset Daerah.
meminimalisir kebocoran uap. Bandung. 2002.
5. Pada Kenyataannya rendemen yang 8. Tjakraatmadja, Jann H. Manajemen
Teknologi. Studio Manajemen ITB.
dihasilkan yang dapat diterima para
Bandung. 1998.
Pengumpul adalah 2,8 sedangkan untuk 9. Umar, Husein. Metodologi Penelitian
eksport adalah 3,4. Tetapi ada sedikit Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta. 2003.
kejanggalan dalam pasar, Pemasok utama
10.Wibisono, D. Riset Bisnis: Panduan
adalah Singapore, dimana mereka tidak Bagi Praktisi dan Akademisi. PT
memperdulikan tingkatan rendemen yang Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 2003.
11.Yusanto, HG., Pengaruh Variasi
dihasilkan, lebih rendah lebih baik,
Massa Daun dan Batang Nilam Terhadap
Rendemen dan Waktu Kritis Yang
dihasilkan, Skripsi SI Jurusan Teknik
Mesin UNTAR, Jakarta, 2000

Anda mungkin juga menyukai