2. Produkasi (Daun)
Produksi daun tegakan (tanaman) kayu putih sejak umur 4-5 tahun sampai 25-30
tahun adalah:
Umur 5 tahun : di atas 2,5 ton/ha/tahun
Umur 10 tahun : antara 2,0-2,2 ton/ha/tahun
Umur 15 tahun : antara 1,8-2,0 ton/ha/tahun
Umur 20 tahun : antara 1,6-1,8 ton/ha/tahun
Umur 25 tahun : antara 1,5-1,7 ton/ha/tahun
Umur 30 tahun : kurang dari 1,5 ton/ha/tahun
Pada umur 25-30 tahun biasanya sudah dilakukan pergantian tanaman (ditebang
diganti dengan tanaman yang baru).
b. Pemungutan Daun
Pemungutan daun kayu putih dapat dengan disertakan ranting-rantingnya atau tidak.
Persyaratan tanaman kayu putih yang akan di pungut adalah :
Telah berumur 4 atau 5 tahun, dipungut sampai daur(umur tebang) antara 25-
30 tahun.
Diameter batang tanaman (batang pokok atau trubusannya) antara 1,5-2,5 cm
(jangan lupa yang dimasak sebaiknya beserta ranting dengan diameter
maksimal 0,5 cm panjang maksimal 20 cm atau 20% berat)
Tinggi pangkas minimal 75 cm (sistem turun) dan maksimal 120 cm (sistem
naik).
Jarak waktu antara pangkasan satu dengan berikutnya antara 6-12 bulan,
biasanya makin tua makin lama jarak antara waktu pangkasannya, karena
perolehan daun per ha yang semakin sedikit.
c. Cara pengelolaan
1. Macam-macam cara pengolahan minyak kayu putih
Cara pengolahan minyak kayu putih dengan metode distilasi (penyulingan) ada 2
macam yaitu:
Cara langsung, yaitu dengan perebusan atau water distillation
Cara tidak langusung, terdiri 2 macam, yaitu:
- Cara pengukusan (water and steam distillation)
- Cara penguapan (steam distillation)
Tiga cara pengolahan minyak atsiri (termasuk minyak kayu putih), yaitu perebusan,
pengukusan dan penguapan tersebut mempunyak perbedaan-perbedaan pada bahan
yang diolah,peralatan, cara pengolahan maupun hasil minyaknya (rendemen dan
kualitas).
Penyulingan daun tanpa ranting, menghasilkan rendemen minyak yang lebih tinggi,
dan putaran optik yang lebih rendah dibandingkan dengan hasil penyulingan dengan
ranting walaupun perbedaannya tidak nyata.
2. Pengeolahan cara penguapan
Khusus untuk pengolahannya tidak diberikan secara lengkap, untuk semua cara
dan berikut ini hanya diberikan pengolahan minyak kayu putih dengan cara
penguapan saja.
d. Komposisi kimia
Komposisi kimia utama minyak kayu putih dengan rumus molekul C 10H18O.
Komponen tersebut dikenal dengan nama bermacam-macam seperti Cajuput hydrate,
cajuputol dan cajeputol.
Komponen kimia tersebut dapat diberikan sebagai berikut.
e. Standar mutu minyak kayu putih
Mutu yang pernah ada didasarkan pada asal minyak kayu putih tersebut. Khususnya
Indonesia, minyak kayu putih yang diperdangkan berasal dari hasil penyulingan daun
kayu putih.
Minyak kayu putih dapat dipergunakan sebagai campuran bahan baku dalam industri obat-
obatan, minyak wangi dan makanan.
Sebagai obat, minyak kayu putih dapat menyembuhkan penyakit perut, masuk angin, pilek,
batuk, gatal, lelah, kepala pusing, sakit gigi, demam, reumatik dan sebagainya.
Di luar negeri, minyak kayu putih sebagai bahan baku untuk industri obat-obatan dan minyak
wangi berada dalam kelompok minyak Ekaliptus (Eucalupt Oils).
Fungsi sebagai obat-obatan ditentukan oleh kadar sineol. Kadar sineol yang terdapat dalam
minyak kayu putih yang baik dapat mencapai 65%.