Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DARI POHON MINYAK KAYU PUTIH


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hutan di Indonesia merupakan salah satu pusat dari banyaknya keanekaragaman hayati di

dunia. Hutan merupakan perwujudan dari lima unsur pokok yang terdiri dari bumi, air, alam hayati,
udara dan sinar matahari. Hutan Indonesia merupakan rumah bagi ribuan jenis flora dan fauna yang

banyak diantaranya hanya hidup di alam Indonesia.

Hutan memiliki fungsi yang sangat besar bagi kehidupan manusia secara umum hutan

memiliki dua fungsi pokok, yaitu fungsi ekologis dan fungsi ekonomis. Fungsi hutan menurut

Suparmoko (1997) di antaranya adalah mengatur tata air, mencegah dan membatasi banjir, erosi,
serta memelihara kesuburan tanah; menyediakan hasil hutan untuk keperluan masyarakat pada

umumnya dan khususnya untuk keperluan pembangunan industri dan ekspor sehingga menunjang

pembangunan ekonomi; melindungi suasana iklim dan memberi daya pengaruh yang baik;

memberikan keindahan alam pada umumnya dan khususnya dalam bentuk cagar alam, suaka

margasatwa, taman perburuan, dan taman wisata, serta sebagai laboratorium untuk ilmu

pengetahuan, pendidikan, dan pariwisata; serta merupakan salah satu unsur strategi pembangunan
nasional.

Masyarakat Indonesia sejak dulu sudah mengenal dan memakai tanaman obat sebagai salah

satu upaya penanggulangan masalah kesehatan, sebelum adanya pelayanan kesehatan formal

dengan pengobatan yang modern. Pengetahuan tentang tanman obat tradisional merupakan warisan

budaya bangsa berdasarkan pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan secara turun temurun dari

nenek moyang yang diteruskan ke generasi penerus bangsa.

Kayu putih dalam Bahasa Ilmiah dikenal dengan Melaleuca cajuputi, merupakan salah satu

produk kehutanan yang telah dikenal luas oleh masyarakat. Minyak kayu putih ini mempunyai

peranan yang cukup penting dalam industri minyak atsiri. Minyak atsiri hasil destilasi atau

penyulingan daun kayu putih ini memiliki bau dan khasiat yang sangat khas. Kandungan minyak

atsiri memiliki berbagai macam manfaat, seperti bahan baku pembuatan obat-obatan, insektisida,

hingga kosmetik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa potensi minyak kayu putih untuk industri kimia?



2. Dimana saja daerah yang menghasilkan minyak kayu putih?
3. Apa saja produk yang dihasilkan dari minyak kayu putih?
4. Bagaimana proses dari minyak kayu putih hingga mampu menjadi produk?
5. Bagaimana prospek dari produk minyak kayu putih di Indonesia dan dunia?

1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat untuk mengetahui lebih dalam mengenai potensi minyak kayu putih

untuk industri kimia dan mengetahui prospek dari produk minyak kayu putih di Indonesia dan

dunia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Potensi dan Hasil Produk Dari Minyak Kayu Putih

Minyak kayu putih (cajuput oil, oleum-melaleuca-cajeputi, atau oleum cajeputi) dihasilkan

dari hasil penyulingan daun dan ranting kayu putih (M. leucadendra). Minyak atsiri ini dipakai

sebagai minyak pengobatan, dapat dikonsumsi dengan cara diminum atau lebih umum, dibalurkan
ke bagian tubuh. Khasiatnya adalah sebagai penghangat tubuh, pelemas otot, dan mencegah perut

kembung. Minyak ini mengandung terutama eukaliptol (1,8-cineol) (komponen paling banyak,

sekitar 60%), α-terpineol dan ester asetatnya, α-pinen, dan limonen. M. quinquenervia dilaporkan

juga menjadi sumber minyak atsiri.

Gelam atau Kayu putih (Melaleuca leucadendra syn. M. leucadendron) merupakan pohon

dari anggota suku jambu-jambuan (Myrtaceae) yang dimanfaatkan sebagai sumber minyak kayu

putih (cajuput oil). Minyak diekstrak (biasanya disuling dengan uap) terutama dari daun dan

rantingnya. Namanya pun diambil dari warna batangnya yang memang putih.

Minyak kayu putih dikenal sebagai obat pereda masuk angin dan perut kembung. Minyak

aromatik ini juga dapat menyembuhkan iritasi kulit akibat gigitan serangga dan lecet. manfaat alami

dari minyak kayu putih sebagai berikut :

1. Sebagai analgesik alami, minyak kayu putih dapat mengurangi nyeri sendi dan membuat pikiran

dan tubuh jadi rileks. kita bisa menuangkan beberapa tetes minyak kayu putih ke dalam bak

mandi yang berisi air panas. Lantas, berendam di dalamnya.

2. Setelah bercukur, oleskan beberapa tetes minyak kayu putih untuk menenangkan kulit kita.
Minyak ini juga bekerja sebagai antibakteri, antivirus, dan antijamur.

3. Sebagai pereda sakit kepala, oleskan minyak kayu putih di tangan lalu gosokkan di bagian kepala

yang pusing, ini membantu meredakan sakit kepala.


4. Minyak kayu putih juga bisa menjadi sahabat dalam perjalanan, bisa menghilangkan mabuk

perjalanan sehingga perjalanan tidak lagi terganggu karena mabuk,. hirup aroma minyak kayu

putih dan gosokkan pada perut kita. perjalanan kita menjadi baik.

5. Memijat dengan minyak kayu putih dapat menghaluskan kulit dan menghilangkan tanda bekas
melahirkan.
6. Minyak kayu putih adalah pewangi alami terbaik, yang membantu dalam penyembuhan infeksi

kulit seperti luka, infeksi vagina, dan gangren. Minyak ini juga berperan sebagai antiseptik yang

baik untuk tubuh.

7. Selain inhiler, minyak kayu putih bisa juga untuk menghilangkan hidung tersumbat dan flu.

Minyak kayu putih banyak digunakan dalam industri farmasi. Penduduk indonesia telah


mengenal minyak kayu putih sejak berabad – abad serta mempergunakannya sebagai obat untuk

menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Kegunaan tumbuhan kayu putih antara lain sebagai obat

sakit perut dan saluran pencernaan (internal), sebagai obat masuk angin untuk dewasa maupun anak

– anak , sebagai obat kulit (obat luar), berkhasiat sebagai obat oles bagi penderita sakit kepala, kram
pada kaki, reumatik dan sakit persendian.

Sebagai obat dalam (internal), minyak kayu putih digunakan hanya dalam dosis kecil dan

berkhasiat untuk mengobati rhinitis (radang selaput lendir hidung), dan berfungsi sebagai

anthelmintic terutama efektif mengobati demam. Minyak kayu putih juga berfungsi sebagai

ekspektoran dalam kasus laryngitis dan bronchitis, dan jika diteteskan ke dalam gigi dapat

mengurangi rasa sakit gigi. Minyak kayu putih juga sangat efektif digunakan sebagai insektisida.

Kutu pada anjing dan kucing akan mati jika diolesi minyak kayu putih. Juga dapat digunakan

sebagai pembasmi kutu busuk dan berbagai jenis serangga (Lutony, 1994).

2.2 Daerah Penghasil Minyak Kayu Putih

Tanaman kayu putih merupakan salah satu tanaman penghasil produk hasil hutan bukan

kayu yang memiliki prospek cukup baik untuk dikembangkan. Potensi tanaman kayu putih di

Indonesia cukup besar mulai dari daerah Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Bali

dan Papua yang berupa hutan alam kayu putih. Sedangkan yang berada di Jawa Timur, Jawa Tengah

dan Jawa Barat berupa hutan tanaman kayu putih (Mulyadi 2005).

Luas tanaman kayu putih di Kepulauan Maluku diperkirakan mencapai 120.000 Ha. Total
produksinya mencapai 196 ton/tahun dan setelah krisis ekonomi turun menjadi 100 ton/tahun. Di

kepulauan Maluku, umumnya penyulingan dilakukan secara tradisional dan memiliki skala kecil.

Akhir-akhir ini, di Kepualau Maluku terdapat 100 penyulingan dengan kapasitas 160 kg daun.

Di Pulau Jawa sendiri kayu putih memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan,

dilihat dari adanya pabrik-pabrik pengolahan daun kayu putih milik Perum Perhutani yang cukup

banyak di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Produk utama yang dihasilkan dari

tanaman kayu putih adalah minyak kayu putih yang diperoleh dari hasil penyulingan daun kayu
putih. Pabrik kayu putih di Pulau Jawa memiliki kapasitas terpasang pabrik sebesar 53.760 ton per

tahun untuk daun kayu putih dan total produksi tahunan minyak kayu putih yang dihasilkan di

Pulau Jawa sebesar 300 ton (Rimbawanto et al. 2009).


2.3 Proses Pembuatan Dari Bahan Hingga Produk


Pengolahan daun kayu putih dimaksudkan untuk mengekstrak minyak kayu putih yang ada

pada daun tanaman ini. Proses produksi dalam pembuatan minyak kayu putih diawali dengan

pemetikan daun kayu putih. Dalam proses pemetikan ada 2 macam cara, yaitu:

1. pemetikan sistem rimbas, yakni tegakan pohon kayu putih yang berusia 5 th. ke atas, dengan
ketinggian 5 mtr., daunnya dipangkas. 1 tahun selanjutnya, sesudah tanaman kayu putih telah

memiliki daun yang lebat, lantas dapat dikerjakan perimbasan lagi.

2. pemetikan sistem urut, yakni dengan langkah dipotong gunakan alat ( arit ) spesial untuk daun-

daun yang telah cukup usia. langkah ini jadi kurang praktis, dikarenakan pemetik mesti
menentukan daun satu per satu.

penyimpanan dikerjakan dengan menebarkan daun di lantai yang kering serta mempunyai

ketinggian lebih kurang 20cm, dengan situasi suhu kamar serta sirkulasi hawa terbatas. didalam

penyimpanan ini, daun-daun tidak bisa disimpan didalam karung dikarenakan dapat menyebabkan

minyak yang dihasilkan berbau apeg serta kandungan sineol didalam minyak rendah. penyimpanan

daun dikerjakan optimal sepanjang 1 minggu. rusaknya minyak kayu putih akibat penyimpanan
terlebih berlangsung dikarenakan sistem hidrolisis serta pendamaran komponen-komponen yang

ada didalam daun. dampak hidrolisis ini bisa dicegah dengan menaruh daun di area yang kering

dengan sirkulasi hawa sekecil barangkali. namun dampak pendamaran bisa diminimalkan

mempersingkat waktu penyimpanan serta turunkan suhu penyimpanan.

didalam sistem setelah itu, daun kayu putih masuk didalam sistem pembuatan minyak kayu

putih. sistem penyulingan minyak kayu putih ini terbagi didalam 3 step, yakni :
1. Pembuatan uap, alat-alat yang dipakai pada pembuatan uap sebagai pensuplai uap panas

diantaranya :

a. Boiler berperan untuk menghasilkan uap yang dapat dipakai untuk mendestilasi minyak kayu

putih dari daun kayu putih pada bak daun yang dihasilkan air yang datang dari water softener yang

dimasukkan ke didalam boiler dengan pompa. pada boiler dilengkapi dengan panel automatic, yang

berperan sebagai pengontrol boiler supaya safe serta berperan dengan baik. panel automatic juga
berperan mengontrol boiler untuk terkait dengan kipas penghisap asap keluar, pompa pengisi air

boiler serta pompa water softener.

b. Area bakar berperan sebagai area pembakaran bahan bakar dari daun bekas masak kayu putih

(bricket) serta sebagai area pemanasan air awal yang dikaitkan dengan boiler. konstruksi dinding

api dari pipa-pipa uap yang melengkung serta jadi satu diatas dengan pipa uap diameter 10” serta

dipadukan dengan uap yang terbentuk di boiler. lantai area bakar terbuat dari semen tahan api serta

berlubang-lubang untuk pemasukan hawa fresh dari luar yang dihisap oleh exhaust fan.

c. Exhaust fan berperan menghisap hawa panas yang sudah digunakan untuk memanasi area bakar

dari ketel uap serta memasukkan hawa fresh ke didalam area bakar untuk lantas dihembuskan ke

cycloon.


d. Cycloon berperan memisahkan debu yang terhisap dari boiler oleh exhaust fan supaya tidak

keluar ke hawa bebas.

e. Chimney berperan mengalirkan asap pembakaran ke hawa. namun untuk pengumpan air dipakai

alat-alat seperti berikut:

a. Pompa feeding water berperan memompa air untuk masuk ke didalam boiler dengan otomatis
dari tangki air umpan yang sudah dilunakkan didalam tangki water softener.

b. Water softener berperan melunakkan air yang masuk ke didalam boiler dari kandungan kapur,

supaya tidak gampang membentuk susunan kapur yang melekat dibagian didalam boiler.

c. Feed pump water softener berperan memompa air yang dapat dikerjakan ke didalam water
softener dari bak air.

d. Feed tank berperan menaruh air yang telah ditinggalkan water softener serta telah lunak untuk

dipompa masuk ke didalam boiler.

2. Penguapan daun, alat-alat yang dipakai pada penguapan atau pemasakan daun yaitu seperti
berikut :

a. Bak daun berperan sebagai wadah untuk keranjang yang diisi daun kayu putih yang dapat diberi

uap panas dari ketel uap. kapasitas bak yaitu 1. 500 kg. jumlah bak daun di pabrik ini ada 2 unit.

b. Keranjang daun berperan untuk area daun kayu putih yang dapat dimasak / diuapi didalam bak

daun, hingga gampang untuk dimasukkan serta dikeluarkan. kapasitas keranjang yaitu 1. 250 kg

daun kayu putih. jumlahnya 2 unit.


c. Hoist crane berperan untuk memasukkan serta mengangkat keranjang daun dari bak daun yang
dapat serta sudah selesai dimasak. kapasitas daya angkat 1 ton, tengah jumlahnya 1 buah.

3. Pendinginan serta pembelahan minyak dengan air, alat-alat yang dipakai pada sistem pendinginan

uap minyak daun kayu putih, diantaranya yaitu :

a. Condensor berperan mengembunkan uap minyak air serta uap air yang keluar dari ketel uap

untuk jadikan cairan dengan langkah didinginkan.

b. Pompa air condensor berperan memompa air pendingin dari bak air pendingin untuk dipompa

masuk ke didalam condensor serta keluar lagi menuji cooling tower.

c. Cooling tower berperan mendinginkan air dari bak air yang dapat dialirkan melewati condensor,

dari suhu 1040f ( 400c ) jadi 920f ( 330c ). namun untuk memisahkan air dengan minyak kayu

putih, alat-alat yang dipakai yaitu seperti berikut :


a. Separator berperan memisahkan minyak kayu putih dari air yang keluar berbarengan dari

kondensor gunakan sistem gravitasi. air dapat keluar dari sisi bawah serta segera dibuang ke sungai,

namun minyak kayu putih dapat keluar sisi atas. sistem pembelahan ini dikontrol melewati kaca

pengamat.

b. Tangki penampung minyak kayu putih berperan menyimpan minyak kayu putih dari separator.

kapasitas 200 liter.

2.4 Prospek Produk Minyak Kayu Putih di Indonesia dan Dunia


Minyak kayu putih dari jenis tanaman Melaleuca cajuput L. sebagai salah satu produk

agribisnis/agroindustri di Indonesia sebetulnya merupakan salah satu produk yang mempunyai

peluang pasar yang masih terbuka lebar. Saat ini, di dunia hanya ada dua produsen minyak kayu

putih, yakni Indonesia dan Vietnam dengan total produksi diperkirakan 600 ton per tahun dengan

nilai 2 juta dollar AS. Lahan kayu putih di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur seluas 12.000

hektar bisa menghasilkan 300 ton minyak kayu putih per tahun atau separuh dari total produksi

dunia. Sedangkan di Kepulauan Ambon kini hanya memproduksi 90 ton minyak kayu putih per

tahun. Namun, dengan tingkat produksi sebesar itu, kebutuhan minyak kayu putih di Indonesia

1.500 ton per tahun belum tercukupi. Oleh karena itu, sampai sekarang Indonesia masih mengimpor

1.000 ton minyak ekaliptus sebagai pengganti minyak kayu putih dengan devisa sekitar 6 juta dollar
AS. (Anonim. 2003).
Oleh karena itu perlu dilakukan strategi yang tepat dalam usaha minyak kayu putih ini. Yang

termasuk dalam strategi adalah cara-cara perusahaan dalam mengembangkan pasar yang menjadi

target. Pada umumnya strategi lebih banyak didominasi oleh strategi pemasaran. Jadi, bagaimana

cara memasarkan produk-produk perusahaan kepada konsumen. Pemasaran dapat berarti menjaga
konsumen untuk melakukan pembelian atau menjaga image produk perusahaan agar tetap menjadi

pilihan konsumen (Anonim. 2009).

Untuk menjadi produk unggulan dan berdaya saing tinggi, maka dalam menghasilkan

produk minyak kayu putih harus dilaksanakan peningkatan produktivitas dan efisiensi dalam suatu

proses produksi dengan memperhatikan syarat-syarat dan kriteria mutu yang ditetapkan. Minyak

kayu putih harus memenuhi syarat dan kriteria mutu yang ditetapkan baik untuk dalam negeri

(SNI= Standar Nasional Indonesia) ataupun untuk ekspor seperti ISO (International Standar
Organization), SPS (Sanitary and physosanitory Measures ) yang sering disebut proteksi baru dalam

bidang perdagangan komoditi hasil pertanian terutama untuk ekspor ke Jepang, Eropa dan Amerika
Serikat, maupun sertifikasi-sertifikasi lain (Food Safety Law, Plant Protection Law, Food Control

Law, Hazard Analysis Critical Control Point / HACCP, dan lain-lain) sehingga dapat diterima oleh

semua negara yang menjadi tujuan ekspor.

Hasil produksi minyak kayu putih di Indonesia pada saat ini masih mengacu pada SNI,

sedangkan untuk ke depannya agar dapat bersaing di kancah internasional, semua pabrik minyak

kayu putih di Indonesia akan disertifikasi oleh ISO (ISO 9001 : 2008) dan secara bertahap

dipertimbangkan untuk mengikuti standar sertifikasi SPS dan HACCP sehingga dapat menembus

semua Negara.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Minyak kayu putih merupakan salah satu produk kehutanan yang telah dikenal luas oleh

masyarakat. Minyak atsiri hasil destilasi atau penyulingan daun kayu putih (Melaleuca

leucadendron Linn) ini memiliki bau dan khasiat yang khas, sehingga sudah banyak digunakan pada

bidang industri sebagai produk obat-obatan dan produk pewangi. Minyak kayu putih ini memiliki

banyak manfaat bagi tubuh manusia sebagai obat tradisional yang sudah diturunkan nenek moyang

kita. Produk minyak kayu putih pun sudah tersebar luas di dalam negeri maupun di luar negri.
Daftar Pustaka

https ://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_kayu_putih
https://id.wikipedia.org/wiki/Kayu_putih

https://agroindustrialtechnologydotcom.wordpress.com/2012/11/15/minyak-kayu-putih/
https://harissetiana.blogspot.com/2011/05/strategi-produksi-dan-pemasaran-produk.html

Anda mungkin juga menyukai