Anda di halaman 1dari 21

Sumber Protein

dari Alpukat
OLEH KELOMPOK 6 :
• SELRINA (24020119140147)
• NAILARISQIA Z (24020119120019)
• EKA FAUZIYYAH M.R.
(24020119120030)
• FAUZAN NAUFAL (24020119140117)
MORFOLOGI

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Ranales
Pohon alpukat tingginya 3 m sampai 10 m, berakar tunggang, batang berkayu,
Suku : Lauraceae bulat, warnanya coklat, dan banyak bercabang. Daun tunggal letaknya
Marga : Persea berdesakan di ujung ranting, bentuknya memanjang, ujung dan pangkal
Jenis : Persea americana Mill runcing. Tepi rata kadang-kadang agak menggulung ke atas. Bunganya
majemuk, buahnya buah buni, bentuk bola atau bulat telur, warnanya hijau
atau hijau kekuningan. Daging buah jika sudah masak lunak, warnanya hijau
dan kekuningan
SENTRA PRODUKSI ALPUKAT DI
INDONESIA
Di Indonesia, buah alpukat dihasilkan di berbagai daerah, antara lain di Jawa Barat,
JawaTimur, sebagian Sumatera, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara. Namun,
pengembangan alpukat lebih diarahkan ke propinsi Jawa Timur (Kabupaten Jember,
Lumajang, Pasuruan, dan Probolinggo), Jawa Barat (Kabupaten Garut), dan Lampung
(Kabupaten Lampung Tengah). Namun memang beberapa kesulitan yang dialami oleh
petani alpukat yaitu terkait permintaan pasar. Kesulitan memenuhi jumlah pasokan alpukat
inilah, maka pedagang besar menerapkan sistem grading kepada pelaku rantai pasok
dibawahnya, dampaknya pengepul berspekulasi mengenai harga sehingga mereka tidak
berani membeli alpukat dipetani dengan harga tinggi.
Peta sebaran daerah dengan Produksi Alpukat
terbesar di Indonesia

Badan Pusat Statistik (BPS), 2021


Jawa Timur. Daerah yang menjadi sentra pengembangan Alpukat di
Kabupaten Malang, Pacitan, Madiun, Pasuruan, Trenggalek,
Tulungagung, dan Probolinggo.

Jawa Barat. Daerah penghasil Alpukat di Jawa Barat adalah Kabupaten


Garut, Bandung, Bandung Barat, Majalengka, Tasikmalaya, Cianjur, dan
Sumedang.

Jawa Tengah. Daerah penghasil Alpukat di daerah Jawa tengah adalah


Semarang, Boyolali, Temanggung, Kendal, Tegal, Klaten, Wonogiri,
Karanganyar, Magelang dan Pati.
BUDIDAYA ALPUKAT
• Tempat/ daerah yang cocok

Tanaman alpukat dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran


tinggi, beriklim tropis antara 1 - 1500 mdpl. Namun yang paling baik
tanaman ini di tanam pada ketinggian 200 - 1000 mdpl dengan kadar curah
hujan minimum yaitu 750 - 1000 mm / tahun atau minimal (2 - 6 bulan
kering). Alpukat menghendaki tanah yang gembur, tidak mudah tergenang
air dengan sistem drainase (pembungaan air yang baik) serta banyak
mengandung bahan organik.
PEMBIBITAN

Tanaman alpukat ini dapat di perbanyak dengan 3 cara diantaranya perbanyakan


dari biji alpukat, sambung pucuk (enten) serta Okulasi (Penempelan mata tunas).
Perbanyakan dari biji memerlukan waktu yang lama yaitu sekitar 7 tahun.
sedangkan perbanyakan dari vegetative baik enten maupun okulasi dapat
berbuah pada umur 2-3 tahun saja. Untuk perbanyakan dari biji hendaknya di
pilih biji yang berkualitas yaitu berasal dari buah alpukat yang baik dan cukup
tua. Kemudian biji tersebut bisa di tanam tipis di atas tanah yang subur.
Sambung Pucuk/ Enten/ Grafting

Sambung Mata Tunas (Okulasi)


PENANAMAN
Waktu penanaman bibit alpukat yang baik yaitu pada pagi saat tengah
masuk musim penghujan. Hal ini dilakukan untuk menjaga bibit alpukat
agar tidak mengalami kematian karena kekeringan. Lubang tanam di buat
dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm dengan kedalaman 40 cm. Lubang
tanam tersebut di isi dengan pupuk kandang / pupuk kompos sebanyak 10 -
15 kg. Kemudian biarkan selama 1 - 2 minggu. Setelah itu barulah bibit
alpukat dimasukkan tepat di dalam lubang tanam tersebut sejajar dengan
permukaan tanah dan kemudian ditutup dengan tanah, dipadatkan dan
diratakan.
PEMUPUKAN

Waktu yang tepat saat melakukan pemupukan


adalah di awal musim penghujan. Jenis pupuk yang
digunakan bisa berupa pupuk organik maupun
pupuk kimia. Teknik pemberian pupuk dapat di
lakukan dengan teknik rorak (selokan) melingkari
tanaman dengan kedalaman 10 - 15 cm. Lingkaran
berubah mengikuti pertumbuhan tanaman dan tajuk
pohon.
Prunning
Produk Pangan
TEPUNG ALPUKAT
PENGOLAHAN
SELAI ALPUKAT
Bahan dicampur yang terdiri dari:
Alpukat 50%, pektin 1%, gula aren 50%, gula pasir 50%,
dan madu 50%.
Dilanjutkan dengan pemasakan dilakukan sampai bahan
dari alpukat dan campuran dari gula dan pektin membentuk
gel pada suhu ±100°C selama 5-8 menit. Setelah selesai
proses pemasakan tahap selanjutnya yaitu selai di angin –
anginkan hingga uap selai alpukat tersebut sudah hilang
barulah selai alpukat tersebut siap untuk dikemas dan
dilakukan proses pengujian.
Dalam satu sajian (40 gram), mengandung :
Kandungan
dan Manfaat
Lemak
Vitamin

Mineral Protein

Antioksidan &
Etanol

Karbohidrat
Berdasarkan penelitian Marsigit, dkk. (2016)
Data Provinsi dengan Produksi Alpukat
terbesar di Indonesia

Berdasarkan data dari Badan


Pusat Statistik (BPS) Indonesia
Tahun 2021, produksi alpukat
di Indonesia mencapai 669.260
Ton. (Badan Pusat Statistik,
2021)
Sumber : BPS, Statistik Pertanian Hortikultura SPH-BST Sumber : https://bengkulu.bps.go.id/statictable/2021/12/20/759/produksi-alpukat-
(2021) menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-bengkulu-tahun-2019-2020.html
Prospek Alpukat

SUMBER : HTTPS://WWW.TIMESINDONESIA.CO.ID/EKONOMI/377198/PELUANG-MENJANJIKAN-
BISNIS-BUDIDAYA-BUAH-ALPUKAT
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2021. Produksi Tanaman Buah-Buahan 2021. Jakarta


Subhan, A. B. 2021. Pemberdayaan Budidaya Tanaman Alpukat di Kampung Gayo Murni
Kecamatan Atu Lintang. Krida Cendekia, 1 (5): 1-17
Marsigit, W., Astuti, M., Anggrahini, S., Naruki, S. 2016. "Kandungan Gizi, Rendemen
Tepung, dan Kadar Fenol Total Alpukat (Persea americana Mill) Varietasa Ijo Panjang dan
Ijo Bundar". Agritech, 36, (1).

Anda mungkin juga menyukai