Anda di halaman 1dari 29

PAPER

INDUSTRI MINYAK KELAPA SAWIT

Tugas Proses Industri Kimia


Dosen Pengampu:Ir. Erwana, M.Eng

Disusun Oleh:

Tafazzul Ramadhani Asri (062340422555)

Shaqty Andika Satria (062340422553)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

PRODI D4 TEKNOLOGI KIMIA INDSUTRI

POLITEKNIK NEGRI SRIWIJAYA

2024/2025
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak
masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya
menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan
dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak
kelapa sawit terbesar di dunia.

Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis sektor


pertanian (agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis
seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand. Prospek perkembangan industri kelapa
sawit saat ini sangat pesat, karena terjadi peningkatan jumlah produksi kelapa
sawit seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat. Kebun dan industri kelapa
sawit menyerap lebih dari 4,5 juta petani dan tenaga kerja dan menyumbang
sekitar 4,5 persen dari total nilai ekspor nasional (Suharto, 2007). Hal ini telah
menjadikan Indonesia sebagai Negara pengekspor Crude Palm Oil (CPO) terbesar
di dunia.

Panen rata-rata tahunan minyak sawit mentah Indonesia meningkat sebesar


tiga persen pada 10 tahun terakhir, sedangkan wilayah yang ditanami kelapa sawit
meningkat selama sembilan tahun terakhir. Produksi minyak sawit mentah
Indonesia tahun 2014 mencapai 29 juta metrik ton lebih.

Dampak lain perkembangan pesat produksi minyak sawit mentah adalah


limbah cair kelapa sawit, yang sering disebut sebagai Palm Oil Mill Effluent atau
POME. POME adalah limbah cair yang berminyak dan tidak beracun, hasil
pengolahan minyak sawit. Meski tak beracun, limbah cair tersebut dapat
menyebabkan bencana lingkungan bila dibuang ke kolam terbuka, dan akan
melepaskan sejumlah besar gas metana dan gas berbahaya lainnya yang
menyebabkan emisi gas rumah kaca. Proses pengolahan minyak sawit

1
menghasilkan sejumlah besar limbah cair (55-67 persen), yang dapat mencemari
air karena mengandung 20.000 - 30.000 mg/l Biological Oxygen Demand (BOD).

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sawit dan Inti Sawit

2.1.1 Sawit
Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat
menghasilkan minyak adalah kelapa sawit. Kelapa sawit dikenal terdiri
dari empat macam tipe atau varietas yaitu tipe Macrocarya, Dura,
Tenera, dan Pisifera. Masing-masing dibedakan berdasarkan tebal tempurung.

Tabel 2.1.1.1 Beda Tebal Tempurung dari Tipe Kelapa Sawit


Tipe Tebal tempurung (mm)

Macrocarya Tebal sekali : 5


Dura Tebal : 3 – 5
Tenera Sedang : 2 – 3
Pisifera Tipis

Warna daging buah adalah putih kuning diwaktu masih muda dan
berwarna menjadi jingga setelah buah menjadi matang.
Daerah penanaman kelapa sawit di Indonesia adalah daerah Jawa Barat,
Lampung, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.

Minyak kelapa sawit dihasilkan dari buah kelapa sawit yang dinamakan
minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan inti sawit yang dinamakan minyak
inti kelapa sawit (Palm kernel Oil/PKO). (Ketaren, 1986)

2
Proses pengolahan inti sawit menjadi minyak inti sawit tidak terlalu
rumit bila dibandingkan dengan proses pengolahan buah sawit. Bentuk inti
sawit bulat padat atau agak gepeng berwarna cokelat hitam. Inti sawit
mengandung lemak,protein, serat dan air.

Pada pemakaiannya lemak yang terkandung didalamnya disebut


minyak inti sawit dan ampas atau bungkilnya yang kaya protein digunakan
sebagai bahan makanan ternak. Kadar minyak dalam inti kering adalah 44 –
53%. (Mangoensoekardjo.S., 2003)

Tabel 2.1.2.1 Komposisi Inti Sawit

Komponen Jumlah

Minyak 47 – 52

Air 6–8
Protein
7,5 – 9,0
Selulosa
Abu 5

2.2 Minyak Inti Sawit (PKO) dan Bungkil Inti Kelapa Sawit (PKM)

Selain minyak sawit mentah (CPO), minyak kelapa sawit dapat


dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit
(Palm Kernel Oil) dan sebagai hasil samping ialah bungkil inti kelapa sawit
(Palm Kernel Meal).

Minyak inti sawit memiliki rasa dan bau yang khas. Minyak mentahya
mudah sekali menjadi tengik bila dibandingkan dengan minyak yang telah
dimurnikan, titik lebur dari minyak inti sawit ini adalah berkisar antara 25℃
sampai dengan 30℃. (sitinjak K,1983).

3
Minyak inti sawit merupakan trigliserida campuran, yang berarti bahwa
gugus asam lemak yang terikat dalam trigliserida – trigliserida yang dikandung
lemak ini jenisnya lebih dari satu. Jenis asam lemaknya meliputi C6
(asam kaproat) sampai C18 jenuh (asam stearat) dan C18 tak jenuh (asam oleat
dan asam linoleat). (Winarno,FG., 1984)

Bungkil inti kelapa sawit adalah inti kelapa sawit yang telah mengalami
proses ekstraksi dan pengeringan. Bungkil inti kelapa sawit dapat digunakan
sebagai makanan ternak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu adalah air dan kotoran,


asam lemak bebas, bilangan peroksida dan daya pemucatan. Faktor-faktor lain
adalah titik cair, kandungan gliserida padat, refining lose, plasticity dan
spreadability, sifat transparan, kandungan logam berat dan bilangan
penyabunan. Semua faktor- faktor ini perlu di analisis untuk mengetahui mutu
minyak inti kelapa sawit

Minyak sawit yang baik, berkadar asam lemak bebas yang rendah dan
berwarna kuning terang serta muda dipucatkan. Bungkil inti sawit diinginkan
berwarna relative terang dan nilai gizi serta kandungan asam aminonya tidak
berubah. (Ketaren, 1986)

Tabel 2.2.1 Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit

Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit Minyak


(%) Inti Sawit (%)

4
Asam Kaprilat - 3–4

Asam Kaproat - 3–7


Asam Laurat
- 46 – 52
Asam Miristat
Asam Palmitat 1,1 – 2,5 14 – 17
Asam Stearat 40 – 46 6,5 – 9
Asam Oleat
3,6 – 4,7 1 – 2,5
Asam Linoleat
39 – 45 13 – 19

7 – 11 0,5 – 2

2.3 Pengamanan Bahan Produksi

Inti sawit dihasilkan melalui proses pemisahan inti sawit dari


tempurungnya berdasarkan perbedaan berat jenis antara inti sawit dan
tempurung. Inti dipisahkan oleh aliran air yang berputar dalam sebuah tabung
atau dapat juga dengan mengapung biji-biji yang pecah dalam larutan lempung
yang mempunyai berat jenis 6.

Dalam keadaan tersebut inti sawit akan mengapung dan


tempurungnya akan tenggelam. Proses selanjutnya adalah pencucian inti sawit dan
tempurung sampai bersih. Untuk menghindari kerusakan akibat
mikroorganisme,maka inti sawit harus segera dikeringkan dengan suhu 80℃.
Setelah kering,inti sawit dapat diolah lebih lanjut yaitu dengan ekstraksi untuk
menghasilkan minyak inti sawit. (Yan Fauzi,2004)

2.3.1 Standarisasi Bahan Dasar Pengolahan

Bahan untuk mendapatkan minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit
adalah buah. Buah yang baik berasal dari tandan buah yang sudah matang
sempurna.

5
Tabel 2.3.1.1 Nilai Konversi buah kelapa sawit

Bagian buah Jumlah Dihitung dari 100%

(persen)
Daging Buah 58 – 62 Buah sawit

Biji 37 – 43 Buah sawit


Daging buah Daging
Daging Buah : Air 36 – 40
buah Daging buah
Minyak
46 – 50 Daging buah (berat kering)
Ampas Berat buah matang segar
13 – 15
Berat buah matang segar
Minyak Kelapa Sawit (CPO) Berat buah matang segar
77 – 82
Minyak Kelapa Sawit (CPO) Berat buah matang segar
Air 28,5 – 29,5
Ampas (Serat) 27
Tempurung
8

30
Inti 6 Berat buah matang segar
Biji : Tempurung 78 – 82 Berat buah matang segar
Inti (Kernel) 17 – 23 Berat biji
Minyak Inti Sawit (PKO) 40 – 50 Berat biji
Bungkil Inti Sawit (PKM) 50 – 60 Berat inti

Sebagai bahan penolong pada ekstraksi minyak adalah air, baik dalam
bentuk cair maupun dalam bentuk uap. Air banyak dipakai dalam bentuk uap,
proses pencucian dan bahan pengisi ketel uap. Uap panas dipakai pada proses
perebusan, pemanasan dan sebagai sumber tenaga.( Ketaren,S 1986)

2.4 Sifat Fisika-Kimia Minyak Kelapa Sawit

6
Sifat fisika-kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau dan rasa,
kelarutan, titik cair, titik didih , titik pelunakan, bobot jenis, indeks bias, titik
kekeruhan, titik asap, dan titik nyala.

Tabel 2.4.1 Nilai Sifat Fisika-Kimia Minyak Sawit

Sifat Minyak kelapa sawit Minyak Inti Sawit


Bobot jenis pada suhu kamar 0,900 0,900 – 0,913
Indeks bias 1,4565 – 1,4585 1,495 – 1,415
Bilangan Iod 48 – 56 14 – 20
Bilangan Penyabunan 196 – 205 244 – 254

Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa


setelah proses pemucatan, karena asam-asam lemak dan gliserida tidak
berwarna. Warna orange atau kuning disebabkan adanya pigmen karotene yang
larut dalam minyak.

Bau dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat adanya
asam- asam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan
bau khas minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionone.
Titik cair minyak sawit berada dalam nilai kisaran suhu, karena minyak sawit
mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cair yang
berbeda-beda. (Ketaren,S. 1986)

2.5 Proses Pengolahan Kelapa Sawit


PKS (Pabrik Kelapa Sawit) pada umumnya mengelola bahan baku berupa
Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil)
dan inti sawit (Kernel). CPO merupakan minyak yang dihasilkan dari daging
buah sawit sedangkan PKO minyak yang di hasilkan dari inti sawit. Proses
awalnya sama seperti pengolahan kelapa sawit menjadi CPO. Pada pengolahan
kelapa sawit menjadi PKO setelah proses pengepresan maka terjadi pemisahan
antara minyak sawit dan kernel, sabut dan ampasnya.

7
PKO (Palm Kernel Oil) atau minyak inti sawit adalah minyak yang di
hasilkan dari inti sawit. Inti sawit dihasilkan berdasarkan perbedaan berat
jenis.antara sawit dan tempurung.

Karakteristik PKO :

1. Mengandung 80%-90% lemak jenuh

2. Trigliserida minyak inti sawit (trilaurine, yaitu trigliserida dengan tiga


asam laurat sebagai ester asam lemaknya

3. PKO memiliki rasa dan bau yang khas

4. Minyak mentahnya mudah sekali menjadi tengik bila dibandingkan


dengan minyak yang telah dimurnikan
5. Mengandung asam laurat yang tinggi dengan kisaran titik leleh yang
rendah sedangkan minyak sawit mentah mengadung asam laurat yang
rendah
dengan kisaran titik lelah yang tinggi

6. Bersifat semi pada hingga padat dalam suhu ruang


7. Titik lebur nya berkisar antara 25-300C Kelebihan dan kekurangan PKO:

1. Bermanfaat bagi orang yang alergi kacang-kacangan

2. Bebas kolesterol

3. Sumber alami vitamin E

4. Sering terhidrogenisasi, cepat menjadi lemak trans

5. Tinggi lemak jenuh

2.5.1 Proses Pengolahan CPO


PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar
(TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit
(Kernel). Proses pengolahan kelapa kelapa sawit sampai menjadi minyak sawit
(CPO) terdiri dari beberapa tahapan yaitu:

1. Jembatan Timbang, sebagian besar sekarang menggunakan sel-sel beban,


dimana tekanan dikarenakan beban menyebabkan variasi pada sistem

8
listrik yang diukur. Pada Pabrik Kelapa Sawit jembatan timbang yang
dipakai menggunakan sistem komputer untuk meliputi berat. Prinsip kerja
dari jembatan timbang yaitu truk yang melewati jembatan timbang
berhenti 5 menit, kemudian dicatat berat truk awal sebelum TBS
dibongkar dan sortir, kemudian setelah dibongkar truk kembali ditimbang,
selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang diterima dipabrik.

2. Penyortiran, Kualitas buah yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat


kematangannya. Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis
Tenera dan jenis Dura. Kriteria matang panen merupakan faktor penting
dalam pemeriksaan kualitas buah distasiun penerimaan TBS (Tandan Buah
Segar). Pematangan buah mempengaruhi terhadap rendamen minyak dan
ALB (Asam Lemak Buah) yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Kematangan buah Rendamen minyak (%) Kadar ALB (%)
Buah mentah 14 – 18 1,6 – 2,8
Setengah matang 19 – 25 1,7 – 3,3
Buah matang 24 – 30 1,8 – 4,4
Buah lewat matang 28 – 31 3,8 – 6,1

Selanjutnya pengolahan dilakukan dengan mesin di dalam pabrik sebagai berikut :

1.Perebusan

Tandan buah segar setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam lori


atau boiler rebusan yang terbuat dari plat baja berlubang-lubang (cage) dan
langsung dimasukkan ke dalam sterilizer yaitu bejana perebusan yang
menggunakan uap air yang bertekanan antara 2.2 sampai 3.0 Kg/cm2. Proses
perebusan ini dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim yang dapat
menurunkan kuaiitas minyak. Disamping itu, juga dimaksudkan agar buah mudah
lepas dari tandannya dan memudahkan pemisahan cangkang dan inti dengan
keluarnya air dari biji. Proses ini biasanya berlangsung selama 90 menit dengan
menggunakan uap air yang berkekuatan antara 280 sampai 290 Kg/ton TBS.
Dengan proses ini dapat dihasilkan kondensat yang mengandung 0.5% minyak

9
ikutan pada temperatur tinggi. Kondensat ini kemudian dimasukkan ke dalam Fat
Pit. Tandan buah yang sudah direbus dimasukan ke dalam Threser dengan
menggunakan Hoisting Crane.

2.Perontokan Buah dari Tandan

Pada tahapan ini, buah yang masih melekat pada tandannya akan
dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan sehingga buah tersebut
terlepas kemudian ditampung dan dibawa oleh Fit Conveyor ke Digester.
Tujuannya untuk memisahkan brondolan (fruilet) dari tangkai tandan. Alat yang
digunakan disebut thresher dengan drum berputar (rotari drum thresher). Hasil
stripping tidak selalu 100%, artinya masih ada brondolan yang melekat pada
tangkai tandan, hal ini yang
disebut dengan USB (Unstripped Bunch). Untuk mengatasi hal ini, maka dipakai
sistem “Double Threshing”. Sisitem ini bekerja dengan cara janjang kosong/EFB
(Empty Fruit Bunch) dan USB yang keluar dari thresher pertama, tidak langsung
dibuang, tetapi masuk ke threser kedua yang selanjutnya EFB dibawa ketempat
pembakaran (incinerator) dan dimanfaatkan sebagai produk samping.

3. Pengolahan Minyak dari Daging Buah

Brondolan buah (buah lepas) yang dibawa oleh Fruit Conveyor


dimasukkan ke dalam Digester atau peralatan pengaduk. Di dalam alat ini
dimaksudkan supaya buah terlepas dari biji. Dalam proses pengadukan (Digester)
ini digunakan uap air yang temperaturnya selalu dijaga agar stabil antara 80° –
90°C. Setelah massa buah dari proses pengadukan selesai kemudian dimasukkan
ke dalam alat pengepresan (Scew Press) agar minyak keluar dari biji dan
fibre.Untuk proses pengepresan ini perlu tambahan panas sekitar 10% s/d 15%
terhadap kapasitas pengepresan. Dari pengepresan tersebut akan diperoleh minyak
kasar dan ampas serta biji.Sebelum minyak kasar tersebut ditampung pada Crude
Oil Tank, harus dilakukan pemisahan kandungan pasirnya pada Sand Trap yang

10
kemudian dilakukan penyaringan (Vibrating Screen). Sedangkan ampas dan biji
yang masih mengandung minyak (oil sludge) dikirim ke pemisahan ampas dan biji
(Depericarper). Dalam proses penyaringan minyak kasar tersebut perlu
ditambahkan air panas untuk melancarkan penyaringan minyak tersebut. Minyak
kasar (Crude Oil) kemudian dipompakan ke dalam Decenter guna memisahkan
Solid dan Liquid. Pada fase cair yang berupa minyak, air dan masa janis ringan
ditampung pada Countnuous Settling Tank, minyak dialirkan ke oil tank dan pada
fase berat (sludge) yang terdiri dari air dan padatan terlarut ditampung ke dalam
Sludge Tank yang kemudian dialirkan ke Sludge Separator untuk memisahkan
minyaknya.

4. Proses Pemurnian Minyak

Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke dalam Oil Purifer untuk
memisahkan kotoran/solid yang mengandung kadar air. Selanjutnya dialirkan ke
Vacuum Drier untuk memisahkan air sampai pada batas standard. Kemudian
melalui Sarvo Balance, maka minyak sawit dipompakan ke tangki timbun (Oil
Storage Tank).
2.5.2 Proses pengolahan PKO (Palm Kernel Oil)
Tahap-tahap proses pembuatan PKO

1. Weight bride
Buah kelapa sawit yang berasal dari tandan buah segar setelah tiba di pabrik
kemuadian do pindahkan ke lori-lori selanutnyna di timbang di weight bride.

2. Penyortiran

Kualitas buah yang diterima di pabrik harus di periksa tingkat kematangannnya.


Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis tenera dan jenis dura.
Kriteria matang panen merupakan factor penting dari pemeriksaan kualitas buah
di stasiun tandan buah segar. Proses pengolahan kelapa sawit :

a. Sterilizer
Lori yang telah di isi tandan buah segar dimasukan kedalam sterilizer
menggunakan capstand.
Tujuan perebusan :

11
1. Untuk mengurangi peningkatan asam lemak bebas

2. Mempermudah proses pembrodolan pada threser

3. Menurunkan kadar air

4. Melunakan daging buah, sehingga mudah lepas dengan biji

b. Proses penebahan (thresher process)


Tandan buah segar yang sudah di sterilisasi dituang sedikit demi sedikitsecara
teratur kedalam mesin penebah (stripper/pemipih) untuk memisahkan antara
buah dan tandannya. Hal ini dilakukan dengan cara membanting tandan
sehingga kadang-kadang disebut sebagai tahap bantingan. Hasil dari stripping
tidak selalu 100%, artinya masih terdapat berondolan yang melekat pada
tangkai tandan, hal ini disebut dengan USB (Unstripped bunch) sehingga
sering dilakukan double threshing.

c. Digesting
Setelah buah pisah dari janjangnya, makan buah dikirim ke digester dengan
cara buah dimasuka kedalan conveyer under threse yang fungsinya untuk
membawa buah ke fruit elevator yang fungsinya mengangkat buah ke atas.
Fungsi digester :

1. Melumatkan daging buah

2. Memisahkan daging buah dengan biji

3. Mempersiapkan feeding press

4. Mempermudah proses di press

5. Menaikan temperature

d. Pengempaan (dressing)
Massa buah yang tercacah dan telah berbentuk bubur dimasukan kedalam
screw press (alat kempa). Alat ini terdiri dari dua buah worm screw yang
duduk dalam press cake dan dua buah cone yang dapat bergerak maju mundur.

12
Disebabkan putaran kedua worm screw tersebut dan penekanan cone, minyak
pangan dalam mesocarp itu akan diperas dan keluar melalui lubang-lubang
kecil pada press cake. Sedangkan ampas press dan campuran fibred an nut
akan keluar melalui worm screw. Hal-hal yang diperhatikan dalam proses
yaitu press harus kering. Maksudnya minyak pangan yang melekat pada
ampas press diusahan sedikit mungkin dan cukup rendah. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara menekan cone,tetapi akibatnya akan menaikan nut/
kernel yang pecah.

e. Pemecahan nut
Nut yang telah kering (dinyatakan oleh tes laboratorium) masuk kedalam nut
cracher. Dalam nut cracher ini nut akan dipecah menjadi inti yang masih
basah dan cangkang kernel. Inti dikirim untuk bahan baker broiler dan diolah
lebih lanjut menjadi palm kernel oil.

Ampas kelapa sawit yang terdiri dari biji dan fibre hasil olahan diatas tadi
dimasukan kedalam deprecicarper melalui cake breaker conveyor yang
dipanaskan dengan uap agar sebagian kandungan air dapat diperkecil,
sehingga press cake terurai dan mempermudah proses pemisahan fibred dan
biji.
Pemisahan terjadi akibat perbedaan dan daya hisap blower. Biji ditampung
pada nut silo yang dialiri udara panas 60-800C selama 10-14 jam untuk
mengurangi kadar air dari 21% menjadi 14%. Fibre dialirkan ke boiler station
sebagai bahan baker ketel uap.

a. Ripple mill
Sebelum biji masuk ke ripple mill, terlebih dahulu diproses dalam nut
grading fraksi yang telah ditentukan. Nut kemudian dialirkan ke ripple
millsebagai alat pemecah. Massa biji yang pecah kemudia dialirkan
kedalam light dus separator dan fibrating grade untuk memisahkan
cangkang halus, biji utuh, cangkang dan inti.

b. Claybath

13
Massa cangkang bercampur inti dimasukan kedalam claybath untuk
memisahkan cangkang dengan inti. Cangkang dipakai sebagai bahan baker
ketel uap dan alat pengeras jalan. Sedangkan inti dialirkan masuk kedalam
kernel silo untuk proses pengeringan sampai kadar air 7% dengan tingkat
pengeringan 600C,700C,800C dalam waktu 5-6 jam. Selanjutnya di proses
untuk menghasilkan palm kernel oil.

c. Extraction process
Kebanyakan ampas kelapa sawit disamakan dengan ampas kelapa. Padaha
dalam kenyataanya berbeda. Ampas kelapa sawit adalah hasil akhir dari
pengolahan palm kernel oil dan biasanya sering digunakan sebagai bahan
pembuatan makana ternak diberbagai Negara misalnya brazil. Secara
umum ada 2 cara yang digunakan untum membuat palm kernel oil

1. Kernel pretreatment
-
Cleaning (pembersihan) : pemisahan seluruh zat-zat asing sperti
pasir, kandungan logam yang dapat menyebabkan kerusakan pada
mesin. Hal ini dilakukan dengan menggunakan magnetic separator
dab fibrating secreen.
-
Flaking : dilakukan dengan cara memecahkan kernel menjadi
butiran kecil dengan menggunakan swinging hammer dan breaker
boiler. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses pemecahan
dan pengepresan.
-
Cooking

2. Oil extraction

- Screw pressing and oil crarification


Meal yang telah di proses diatas tadi dilanjutkan dengan pressing
dengan menggunakan remolving worm. Oleh karena itu maka
hilanglah minyak pangan pada meal, sehingga kadar minyak
pangan yang tersisa sekitar 6-10% (toleransi). Expelled oil
mengandung kotaran yang harus dihilangkan. Untuk expelled oil
dapat dilakukan dengan proses dekantasi dan filtrasi yang

14
kemudian disimpan. Expelled cake yang telah terbebas dari
minyak pangan tadi kemudian dibungkus untuk kemudian
disimpan. Beberapa industry mengolah palm kernel expeller tanpa
pretreatment process. Dalam hal ini pengepressan ganda sangat
diperlukan demi keefisienan ekstraksi minyak pangan. Namun
bagaimanapun kapasitas hasil pengepresan selalu lebih kecil
dibandingkan dengan menggunakan pretreatment process.
Biasanya pretreatment process yang lengkap digunakan pada
perusahaan besar, karena mesin mesinnya telah modern yang telah
di impor dari eropa.

- Solvent extraction
PKE yang telah dipanaskan tadi di ekstraksi dengan menggunakan
N-hexan pada alat ekstraksi. Boleh juga dilakukan dengan proses
perendaman dan penyaringan. Penyaringan hexan di pompakan
pada meal dan selanjutnya disaring dengan menggunakan kertas
saring.
Perendaman kernel meal di masukan kedalam ekstraktor, lalu
hexan dialirkan dengan elevator tersebut. Biarkan hingga
keseluruhan minyak pangan dalam kernel meal larut.
Solvent recovery from meal hexan dihilangkan dari deffated meal
dalam toaster. Setelah seluruh hexan menguap, maka akan didapat
pellet yang baik dan terbebas dari hexan yang dikenal dengan palm
kernel expeller yang selanjutnya dapat disimpan dan siap untuk
dipasarkan. Hexan yang telah digunakan tadi dalpat diperoleh
kembali dengan cara memurnikannya dengan proes ekstraksi pada
tekanan rendah dengan temperature yang berangsur angsur nai.
Lalu hexan kondensat tadi dapat dipergunakan lagi selanjutnya.
Setelah melewati proses proses diatas tadi, palm kernel oil
dimurnikan dan di proses ke tahap yang selanjutnya yaitu
degumming, bleaching, deodorizing, fraksinasi sehingga diperoleh
hasil yaitu RBD palm kernel oil, RBD palm kernel stearin, crude
palm kernel olein, RBD palm kernel olein serta produk lainnya.

15
Dalam proses pemurnian dan fraksinasi metode dan prinsip
pengerjaannya sama seperti pada proses palm oil.

Pemanfaatan PKO (Palm Kernel Oil)

1. Sering digunakan oleh industry oleokimia sebagai bahan baku


untuk mengahasilkan produk surfaktan dan emulsifier.

2. Senjata dan warfare : PKO berperan sebagai pembuatan senjata


perang. Komponen asam palmitat adalah salah satu dari 2
bahan yang paling penting dari senjata anti personil dikenal
sebagai Napalm.

3. Makanan dan bakery : margarine, coklat.

4. Bahan bakar biodiesel


5. Kosmetik : sabun, detergent, lotion, minyak rambut.

16
Gambar.2.1 Proses Pengolahan Industri Minyak Kelapa Sawit

2.6 Pengolahan Limbah PKO


1. Pengolahan limbah padat
Limbah padat yang keluar dari PKS (Pabrik Kelapa Sawit) meliputi tandan
kosong dengan presentasi sekitar 23% terhadap TBS(Tandan Buah Segar), abu
boiler (sekitar 0.5% terhadap TBS), serat (sekitar 13.5% terhadap TBS),
cangkang (sekitar 5.5% terhadap TBS). limbah yang keluar dari PKS
umumnya tidak memerlukan penangan yang rumit. Limbah tersebut dapat
digunakan sebagai bahan bakar, pakan ternak, pupuk, dan juga bisa dijual
untuk mengahsilkan pendapatan tambahan.
Serat, cangkang,dan tandan kosong bisa digunakan sebagai bahan bakar. Abu
boiler dapaat diaplikasikan langsung sebagai sumber pupuk kalium, tandan
kosong sebagai pupuk dengan cara menjadikan mulsan dan pengomposan.
Ampas inti digunakan sebagai pkan ternak.

2. Limbah gas
Terdapat 2 sumber pencemaran gas yang keluar dari PKS yaitu boiler yang
menggunakan serat dan cangkang sebagai bahan bakar dan juga incenarator
yang membakar tandan kosong untuk mendapatkan abu kalium. Pada saat ini
incenarator sudah mulai ditinggalkan.

3. Pengolahan Limbah Cair


Limbah yang menjadi perhatian di PKS adalah limbah cair atau yang lebih
dikenal dengan POME (Palm Oil Mill Effluent). POME ialah air buangan
yang dihasilakan oleh PKS utamanya berasal dari kondensat rebusan, air
hidroksiklon, dan sludge separator. Setiap ton TBS yang diolah akan terbentuk
sekitar 0.6 – 1 m3 POME. POME kaya akan kabron orgaik dengan nilai COD
lebih 40g/L dan kandungan N sekitar 0.2-0.5 g/L. sebagai nitrogen ammonia
dan total nitrogen.
Teknologi pengolahan POME umumnya dengan menggunakan teknologi

17
kolam terbuka yang terdiri dari kolan anaerobic, fakultafir, dan aerobic dengan
total waktu retensi sekitar 90-120 hari. Teknologi kolam terbuka ini
memerlukan lahan yang luas (5-7ha). Biaya pemeliharaan yang cukup besar
dan menghasilkan emisi gas metana keudara bebas. Tetapi teknologi ini
dianggap kurang efisien.Teknologi yang baru yaitu dengan menggunakan
membrane dan elektrokoagulasi.

2.7 Mesin dan peralatan Pengolahan pada Pabrik Kelapa Sawit

2.7.1 Boiler
Dalam pabrik kelapa sawit Ketel uap (Boiler) merupakan jantung dari sebuah
pabrik kelapa sawit. Dimana, ketel uap ini lah yang menjadi sumber tenaga dan
sumber uap yang akan dipakai untuk mengolah kelapa sawit.
Ketel uap merupakan suatu alat konversi energi yang merubah Air menjadi
Uap dengan cara pemanasan dan panas yang dibutuhkan air untuk penguapan
diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada ruang bakar ketel uap.
Uap (energi kalor) yang dihasilkan ketel uap dapat digunakan pada semua
peralatan yang membutuhkan uap di pabrik kelapa sawit, terutama turbin. Turbin
disini adalah turbin uap dimana sumber penggerak generatornya adalah uap yang
dihasilkan dari ketel uap. selain turbin alat lain di pabrik kelapa sawit yang
membutuhkan uap seperti di sterilizer (Alat untuk memasak TBS) dan distasiun
pemurnian minyak (Klarifikasi). oleh karena itu kualitas uap yang dihasilkan
harus sesuai dengan kebutuhan yang ada dipabrik kelapa sawit tersebut. karena
jika tidak akan mengganggu proses pengolahan dipabrik kelapa sawit.
Boiler atau ketel uap yang digunakan di pabrik kelapa sawit biasanya
adalah boiler dengan kapasitas uap 20.000 Kg uap/jam dan dengan tekanan 20
kg/cm2. dimana dibutuhkan 2 unit boiler untuk pabrik kelapa sawit dengan
kapasitas olah 45 ton TBS/jam.
Sebagian besar ketel uap yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah
ketel uap yang menghasilkan uap superheated, dimana uap ini digunakan pertama
kali untuk memutar turbin sebagai pembangkit tenaga listrik kemudian sisa uap
dari pembangkit tersebut digunakan sebagai pemanasan TBS pada sterilizer.

18
Menurut jenisnya ketel uap terbagi menjadi 2 bagian yaitu : ketel pipa air dan
ketel pipa api. ketel yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah ketel pipa
air. maksudnya adalah air berada didalam pipa dipanaskan oleh api yang berada
diluar
pipa air.
Untuk menghitung kapasitau uapa pada ketel uap yang dibutuhkan adalah
dengan : kebutuhan uap pada pabrik kelapa sawit adalah 0.6 ton uap/ton TBS Jadi,
untuk pabrik 45 ton membutuhkan boiler = 45 ton x 0.6 = 27 ton uap/jam. Maka
dari itu dibutuhkan 2 unit ketel uap dengan kapasita uap 20 ton uap/jam pada
masing-masing ketel uap. Biasanya bolier yang digunakan di pabrik kelapa sawit
memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1. Kapasita Uap : 20 Ton/jam

2. Temperatur Uap : 280 C

3. Tekanan Uap : 20 kg/cm2


4. Temperatur air umpan : 90 C

5. Effisiensi Ketel Uap : 75 %

6. Pemakaian bahan bakar : 75% serabut dan 25%


cangkang.

2.7.2 Sterilizer
Tahap pengolahan TBS yang pertama adalah proses perebusan atau
sterilisasi yang dilakukan dalam bejana bertekanan (steriliser) dengan
menggunakan uap air jenuh (saturated steam). Penggunaan uap jenuh
memungkinkan terjadinya proses hidrolisa/penguapan terhadap air di dalam buah,
jika menggunakan uap kering akan dapat menyebabkan kulit buah hangus
sehingga menghambat penguapan air dalam daging buah dan dapat juga
mempersulit proses pengempaan. Oleh karena itu, pengontrolan kualitas steam
yang dijadikan sebagai sumber panas perebusan menjadi sangat penting agar
diperoleh hasil perebusan yang sempurna. Proses perebusan TBS dilakukan
dengan tujuan sebagai berikut :

19
1. Menghentikan aktifitas enzim lipase yang dapat menjadi katalisator dalam
pembentukan trigliserida dan kemudian memecahnya untuk menjadi Asam
Lemak Bebas (ALB). Aktivitas enzim akan berhenti jika diberikan suhu
minimum 50oC, pada proses perebusan temperatur di dalam steriliser mencapai
120oC dengan tekanan 2,8 bar.
2. Melepaskan buah dari spiklet melalui cara hidrolisa hemiselulosa dan pektin
yang terdapat di pangkal buah, dengan demikian akan mempermudahkan
brondolan lepas dari tandannya pada saat proses penebahan dan juga akan
mempermudah proses ekstraksi pengutipan minyak dan inti sawit.
3. Melunakkan daging buah sehingga mudah diaduk dan memudahkan pemisahan
minyak dan cake ketika dikempa.
4. Pengurangan kadar air dalam buah dan inti, sehingga memudahkan pemisahan
partikel–partikel minyak dari pericarp dan serat-serat dari biji selama
pengadukan ataupun saat proses pemisahan serat dengan biji serta pengeringan
inti (dehidrasi) di dalam notten akan mempermudah lepasnya (lekang) inti dari
cangkang saat poses pemecahan biji.
5. Memecah emulsi di dalam pericarp dengan pemanasan yang mampu menyusup
sampai ke dalam daging buah sehingga memudahkan pemisahan minyak dan
air pada CST.

2.7.3 Digester
Fungsi dari digester adalah : a) Untuk melepaskan daging buah dari nut
(biji ) b) Untuk melumatkan buah agar efisien dalam proses pengempaannya c)
Untuk menaikkan temperature buah d) Untuk melepaskan sel-sel minyak dari sel
daging buah e) Untuk mengalirkan sebagian minyak yang terbentuk di digester
sehingga mengurangi volume pengempaan . Digester merupakan sebuah tabung
silinder vertical yang didalam nya dipasang pisau-pisau pengaduk. Dalam digester
terdapat beberapa tingkat pisau yang terikat pada poros dan di gerakkan oleh
motor listrik. Pisau bagian atas digunakan untuk mencacah/melumat borondolan,
dan pisau bagian bawah (Stirring arm bottom) digunakan untuk mendorong massa
keluar dari ketel adukan menuju screw press Untuk memudahkan
pencacahan/pelumatan diperlukan panas 90-95oC, yang menggunakan tekanan

20
uap langsung sebesar 3 kg/cm2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengadukan,
yaitu : a) Kematangan buah yang direbus, jika buah mentah maka daging buah
sulit dilepas dari nut dan sulit dilumat. b) Volume digester minimal ¾ penuh c)
Waktu pengadukan pada digester yang baik adalah ±20 menit. d) Temperature
yang terlalu rendah dapat mengakibatkan minyak sulit dipress karena kekentalan
minyak rendah.

2.7.4 Screw Press


Screw press adalah alat yang digunakan untuk memisahkan minyak kasar
dari daging buah dan biji. Alat ini terbuat dari sebuah tabung berlubang-lubang
yang di dalamnya terdapat dua buah screw yang pada ujungnya terdapat konus
yang dapat maju mundur secara hidrolis. Massa yang keluar dari ketel adukan
melalui feed screw (sebagian minyak keluar) masuk ke dalam main screw lalu
ditampung dalam talang minyak oil gutter. Untuk mempermudah pemisahan dan
pengaliran minyak pada feed screw dilakukan injeksi uap pada digester dan
penambahan air panas pada temperatur 90-95oC. Ampas akan diolah untuk
mendapatkan inti (kernel). Pelumatan pada screw press memakai air pengencer
yang berfungsi untuk mempermudah pemerasan minyak pada fibre, hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya pengentalan (emulsi). Hal – hal yang
perlu diperhatikan dalam pengempaan : 1) Pada pengempaan dilakukan injeksi
uap dan air panas pada temperature 90-95oC. 2) Penekanan harus dilakukan
berangsur – angsur dari tekanan rendah ke tekanan tinggi ±40 bar. Tekanan kempa
yang terlalu tinggi menyebabkan : 1) Jumlah biji pecah bertambah 2) Jumlah serat
– serat halus yang terikut minyak bertambah sehingga mempersulit prosess
selanjutnya. Tekanan kempa yang rendah menyebabkan : 1) Cake basah, kerugian
minyak pada ampas dan biji tinggi. 2) Pemisahan biji dan ampas tidak sempurna.
3) Ampas menjadi basah, sehingga tidak dapat digunakan sebagai bahan baku
ketel uap. 4) Jumlah air pengencer, air pengencer yang terlalu berlebihan dapat
mempengaruhi kandungan air cake yang tinggi, sehingga pemecahan cake akan
lebih sulit pada CBC (Cake Breaker Conveyor) 5) Pemberian air dilakukakn
dengan cara menyiram cake dalam pressan dari atas bagian tengah atau di chute
screw press.

21
2.7.5 Saringan Bergetar (Vibrating Screen)
Saringan Bergetar digunakan untuk memisahkan benda-benda padat yang
terikut minyak kasar. Benda-benda yang berupa ampas yang disaring pada
saringan ini dikembalikan ke bottom cross conveyor untuk diproses kembali.
Cairan minyak ditampung dalam tangki minyak kasar (Crude Oil Tank / Bak RO).
Saringan getar terdiri dari 2 tingkat saringan dengan luas permukaan masing-
masing 2 M2. Tingkat atas memakai kawat saringan mesh 30 sedangkan tingkat
bawah memakai mesh 40. Untuk memudahkan penyaringan maka pada waktu
penyaringan masa minyak diencerkan dengan air panas yang bersuhu ± 60°C. Hal
– hal yang perlu diperhatikan : 1) Pengenceran dengan air diatur sehingga cairan
dalam tangki mempinyai perbandingan 1 bagian minyak dan 2 bagian lumpur
( sludge ). 2) Jumlah getaran ayakan 1400 – 3000 getaran / menit.

2.7.6 Pengeringan Minyak (vacum dryer)


Vacum dryer adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan air dari minyak
dengan cara penguapan dalam kondisi hampa udara. Hasil yang diharapkan dari
proses ini adalah minyak dengan kadar air 0,1 – 0,15% dan kadar kotoran 0,013 –
0,015%. Melalui tangki apung (float tank) inilah yang mengatur jumlah minyak,
pertama minyak dialirkan ke vacum drayer. Minyak terhisap kedalam tabung
melalui pemercikan (nozzle) karena adanya hampa udara dan minyak terpencar
kedalam tabung hampa. Uap air dari tabung hampa terhisap oleh ejector 1, masuk
kedalam kondensor 1, sisa uap kondensor 1 terhisap oleh ejector 2, masuk
kedalam kondensor 2, sisa uap terakhir dihisap oleh ejector 3 dan dibuang ke
atmosper atau udara. Air yang terbentuk dalam kondensor 1 dan 2 langsung
dibuang. Minyak ditampung di Tangki Minyak produksi (oil transfer tank )dan
selanjutnya dipompakan ketangki timbun

2.8 Produk Turunan Kelapa Sawit

1. Produk turunan CPO

22
Produk turunan CPO selain minyak goreng kelapa sawit, dapat dihasilkan
margarine, shortening, Vanaspati (Vegetable ghee), Ice creams, Bakery Fats,
Instans Noodle, Sabun dan Detergent, Cocoa Butter Extender, Chocolate dan
Coatings, Specialty Fats, Dry Soap Mixes, Sugar Confectionary, Biskuit Cream
Fats, Filled Milk, Lubrication, Textiles Oils dan Bio Diesel. Khusus untuk
biodiesel, permintaan akan produk ini pada beberapa tahun mendatang akan
semakin meningkat, terutama dengan diterapkannya kebijaksanaan di beberapa
negara Eropa dan Jepang untuk menggunakan renewable energy.

2. Produk Turunan Minyak Inti Sawit


Produk turunan minyak inti sawit dapat dihasilkan Shortening, Cocoa
Butter Substitute, Specialty Fats, Ice Cream, Coffee Whitener/Cream, Sugar
Confectionary, Biscuit Cream Fats, Filled Mild, Imitation Cream, Sabun,
Detergent, Shampoo dan Kosmetik.

3. Produk Turunan Oleochemicals kelapa sawit


Dari produk turunan minyak kelapa sawit dalam bentuk oleochemical dapat
dihasilkan Methyl Esters, Plastic, Textile Processing, Metal Processing,
Lubricants, Emulsifiers, Detergent, Glicerine, Cosmetic, Explosives,
Pharmaceutical Products dan Food Protective Coatings.

4. Produk Turunan dari Limbah Kelapa Sawit


Dalam produksi pengolahan kelapa sawit menjadi minyak kelapa
sawit,tentunya melalui berbagai proses industri skala besar. Pada proses industri
pengolahan kelapa sawit tersebut,selain menghasilkan minyak kelapa sawit
nantinya juga akan dihasilkan berbagai limbah buangan, baik itu yang berupa
limbah cair ataupun limbah padat. Dalam perkembangannya kedua jenis limbah
kelapa sawit tersebut dapat dimanfaatkan menjadi hasil produksi sampingan
kelapa sawit yang memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan.

4.1 Limbah cair kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar
alternatif berupa biogas. Hal ini dikarenakan limbah cair kelapa sawit
memiliki kandungan gas methan dan karbon dioksida yang merupakan
bahan baku utama pembuatan biogas. Potensi produsi dari

23
pemanfaatan limbah cair kelapa sawit menjadi biogas ini sendiri
mencapai 1075 juta meter kubik. Jumlah ini setara dengan 516.000 ton
gas LPG, 559 juta liter solar, 666.5 juta liter minyak tanah, dan 5052.5
MWh listrik. Selain itu pembuatan biogas dari limbah minyak kelapa
sawit memiliki beberapa keunggulan, antara lain menghindari
pencemaran limbah terhadap air tanah dan sungai, Transfer Pricing
karena penggunaan biogas berbahan baku limbah minyak kelapa sawit ini
akan menekan pokok produksi minyak kelapa sawit, memperoleh
mekanisme pembangunan yang baik dan bersih, dan dapat di bangun
terintegrasi dengan pabrik minyak kelapa sawit karena berfungsi sebagai
pengolah limbah.

4.1 Limbah padat kelapa sawit terdiri dari tandan kosong kelapa sawit, serat,
cangkang, batang, dan pelepah. Dari berbagai limbah padat tersebut,
hampir semuanya dapat diolah kembali menjadi hasil produksi yang
memiliki nilai ekonomis. Tandan kosong kelapa sawit pada awalnya biasa
digunakan sebagai kompos namun sejalan dengan penelitian yang
dilakukan, tandan kosong kelapa sawit dapat pula dimanfaatkan menjadi
bahan bakar generator listrik. Serat kelapa sawit dapat menjadi bahan
selulosa yang dapat diolah menjadi kertas. Cangkang kelapa sawit dapat
diolah menjadi beberapa produk yang bernilai ekonomis tinggi, yaitu
karbon aktif, fenol, asap cair, tepung tempurung dan briket arang. Batang
kelapa sawit dapat dimanfaatkan menjadi bahan bangunan dan
furnitur,serta dapat menjadi sumber biomassa. Pelepah kelapa sawit dapat
digunakan sebagai pakan ternak yang memiliki kandungan nutrisi yang
baik.

Tabel 2.8.1 Produk Turunan Kelapa sawit dan Mesin Pengolahnya


No. Produk Mesin dan alat Kegunaan

24
1. Biodiesel Fermentor Sebagai tempat fermentasi minyak
atau limbah minyak kelapa sawit.
Untuk menyuling atau memurnikan
Destilator biodiesel dari bahan baku atau kotoran.

2. PKO Cake Mengangkut biji yag masih tercampur


(Pump breaker dengan ampas
kernel oil) conveyor Menampung dan menurunkan kadar air
Nut silo Nut biji
grading Memisahkan biji berdasarkan ukuran
drum yang sesuai fraksi
Nut craker Memecah biji
Dry separator Memisaahkan debu dengan cangkang
Hydro cyclon halus
Kernel drier Memisahkan cangkang dengan
inti/kernel
Mengeringkan kernel
3. Pakan Crusher atau Penyacah pelepah kelapa sawit menjadi
ternak lebih halus
hidrolyc mills
Mengaktivasi pakan ternak dengan
mikroorganisme setelah ditambah
Fermentor
molase

4. Buah Dodos / egrek Memotong /memanen buah kelapa


kelapa sawit dari pohon
sawit
Kereta sorong Mengangkut buah kelapa sawit dari
kebun ketempat penimbangan

2.9 Manfaat atau kegunaan Proses Industri Minyak Kelapa Sawit

Manfaat lain dari proses industri minyak kelapa sawit antara lain:

a. Sebagai bahan bakar alternatif Biodisel

25
b. Sebagai nutrisi pakanan ternak (cangkang hasil pengolahan)

c. Sebagai bahan pupuk kompos (cangkang hasil pengolahan)

d. Sebagai bahan dasar industri lainnya (industri sabun, industri kosmetik,


industri makanan)

e. Sebagai obat karena kandungan minyak nabati berprospek tinggi

f. Sebagai bahan pembuat particle board (batang dang pelepah).

BAB 3

KESIMPULAN

Industri minyak kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis,


karena berhubungan dengan sektor pertanian (agro‐based industry) yang banyak
berkembang di negara‐negara tropis seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Hasil industri minyak kelapa sawit bukan hanya minyak goreng saja, tetapi juga
bisa digunakan sebagai bahan dasar industri lainnya seperti industri makanan,
kosmetika dan industri sabun.

26
Prospek perkembangan industri minyak kelapa sawit saat ini sangat pesat,
dimana terjadi peningkatan jumlah produksi kelapa sawit seiring meningkatnya
kebutuhan masyarakat.

Dengan besarnya produksi yang mampu dihasilkan, tentunya hal ini


berdampak positif bagi perekenomian Indonesia, baik dari segi kontribusinya
terhadap pendapatan negara, maupun besarnya tenaga kerja yang terserap di
sektor. Sektor ini juga mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar
perkebunan sawit, di mana presentase penduduk miskin di areal ini jauh lebih
rendah dari angka penduduk miskin nasional sebesar. Boleh dibilang, industri
minyak kelapa sawit ini dapat diharapkan menjadi motor pertumbuhan ekonomi
nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Ketaren, S. 1986. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan. Penerbit


Universitas Indonesia: Jakarta.
Ketaren, S. 2005. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan.
Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta.
Hadi,Nurul. Makalah Pengolahan Kelapa Sawit.
https://www.academia.edu/17001547/Makalah_pengolahan_kelapa_sawit?auto=d
ownload [ Diakses 21 Desember 2017)

,Adha. Makalah Pengolahan kelapa Sawit Menjadi CPO dan PKO.

27
https://www.academia.edu/17605413/Makalah-pengolahan-kelapa-sawit-
menjadicpo-dan-pko?auto=download [ Diakses 21 Desember 2017]
http://lemakminyak.blogspot.com/2009/05/pengolahan-minyak-kelapa-
sawit.html/ [Diakses 20 Desember 2017]
http://apwardanhu.wordpress.com/2009/03/teknologi-pengolahan-kelapa-sawit/
laporan prakerin ahmad husni lubis, dkk pada Indokem Laborindu//teknik
pengolahan kelapa sawit [Diakses 20 Desember 2017] produksi kelapa
sawit,http://www.habibiezone [Diakses 20 Desember
2017] http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/58115/Chapter%20
II.pdf?sequence=3&isAllowed=y [Diakses 20 Desember 2017] https://nitrocloud-
prod.s3-us-west-1.amazonaws.com [Diakses 20
Desember 2017] http://eprints.polsri.ac.id/975/3/BAB%20II.pdf [Diakses 20
Desember
2017] https://www.academia.edu/10031430/INDUSTRI_MINYAK_KELAPA_S
AWIT [Diakses 20 Desember 2017] https://www.academia.edu/people/search?
utf8=%E2%9C%93&q=pengola
han+limbah+kelapa+sawit [Diakses 20 Desember 2017]

28

Anda mungkin juga menyukai