Disusun Oleh:
2024/2025
BAB 1
PENDAHULUAN
1
menghasilkan sejumlah besar limbah cair (55-67 persen), yang dapat mencemari
air karena mengandung 20.000 - 30.000 mg/l Biological Oxygen Demand (BOD).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Sawit
Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat
menghasilkan minyak adalah kelapa sawit. Kelapa sawit dikenal terdiri
dari empat macam tipe atau varietas yaitu tipe Macrocarya, Dura,
Tenera, dan Pisifera. Masing-masing dibedakan berdasarkan tebal tempurung.
Warna daging buah adalah putih kuning diwaktu masih muda dan
berwarna menjadi jingga setelah buah menjadi matang.
Daerah penanaman kelapa sawit di Indonesia adalah daerah Jawa Barat,
Lampung, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
Minyak kelapa sawit dihasilkan dari buah kelapa sawit yang dinamakan
minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan inti sawit yang dinamakan minyak
inti kelapa sawit (Palm kernel Oil/PKO). (Ketaren, 1986)
2
Proses pengolahan inti sawit menjadi minyak inti sawit tidak terlalu
rumit bila dibandingkan dengan proses pengolahan buah sawit. Bentuk inti
sawit bulat padat atau agak gepeng berwarna cokelat hitam. Inti sawit
mengandung lemak,protein, serat dan air.
Komponen Jumlah
Minyak 47 – 52
Air 6–8
Protein
7,5 – 9,0
Selulosa
Abu 5
2.2 Minyak Inti Sawit (PKO) dan Bungkil Inti Kelapa Sawit (PKM)
Minyak inti sawit memiliki rasa dan bau yang khas. Minyak mentahya
mudah sekali menjadi tengik bila dibandingkan dengan minyak yang telah
dimurnikan, titik lebur dari minyak inti sawit ini adalah berkisar antara 25℃
sampai dengan 30℃. (sitinjak K,1983).
3
Minyak inti sawit merupakan trigliserida campuran, yang berarti bahwa
gugus asam lemak yang terikat dalam trigliserida – trigliserida yang dikandung
lemak ini jenisnya lebih dari satu. Jenis asam lemaknya meliputi C6
(asam kaproat) sampai C18 jenuh (asam stearat) dan C18 tak jenuh (asam oleat
dan asam linoleat). (Winarno,FG., 1984)
Bungkil inti kelapa sawit adalah inti kelapa sawit yang telah mengalami
proses ekstraksi dan pengeringan. Bungkil inti kelapa sawit dapat digunakan
sebagai makanan ternak.
Minyak sawit yang baik, berkadar asam lemak bebas yang rendah dan
berwarna kuning terang serta muda dipucatkan. Bungkil inti sawit diinginkan
berwarna relative terang dan nilai gizi serta kandungan asam aminonya tidak
berubah. (Ketaren, 1986)
4
Asam Kaprilat - 3–4
7 – 11 0,5 – 2
Bahan untuk mendapatkan minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit
adalah buah. Buah yang baik berasal dari tandan buah yang sudah matang
sempurna.
5
Tabel 2.3.1.1 Nilai Konversi buah kelapa sawit
(persen)
Daging Buah 58 – 62 Buah sawit
30
Inti 6 Berat buah matang segar
Biji : Tempurung 78 – 82 Berat buah matang segar
Inti (Kernel) 17 – 23 Berat biji
Minyak Inti Sawit (PKO) 40 – 50 Berat biji
Bungkil Inti Sawit (PKM) 50 – 60 Berat inti
Sebagai bahan penolong pada ekstraksi minyak adalah air, baik dalam
bentuk cair maupun dalam bentuk uap. Air banyak dipakai dalam bentuk uap,
proses pencucian dan bahan pengisi ketel uap. Uap panas dipakai pada proses
perebusan, pemanasan dan sebagai sumber tenaga.( Ketaren,S 1986)
6
Sifat fisika-kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau dan rasa,
kelarutan, titik cair, titik didih , titik pelunakan, bobot jenis, indeks bias, titik
kekeruhan, titik asap, dan titik nyala.
Bau dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat adanya
asam- asam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan
bau khas minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionone.
Titik cair minyak sawit berada dalam nilai kisaran suhu, karena minyak sawit
mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cair yang
berbeda-beda. (Ketaren,S. 1986)
7
PKO (Palm Kernel Oil) atau minyak inti sawit adalah minyak yang di
hasilkan dari inti sawit. Inti sawit dihasilkan berdasarkan perbedaan berat
jenis.antara sawit dan tempurung.
Karakteristik PKO :
2. Bebas kolesterol
8
listrik yang diukur. Pada Pabrik Kelapa Sawit jembatan timbang yang
dipakai menggunakan sistem komputer untuk meliputi berat. Prinsip kerja
dari jembatan timbang yaitu truk yang melewati jembatan timbang
berhenti 5 menit, kemudian dicatat berat truk awal sebelum TBS
dibongkar dan sortir, kemudian setelah dibongkar truk kembali ditimbang,
selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang diterima dipabrik.
1.Perebusan
9
ikutan pada temperatur tinggi. Kondensat ini kemudian dimasukkan ke dalam Fat
Pit. Tandan buah yang sudah direbus dimasukan ke dalam Threser dengan
menggunakan Hoisting Crane.
Pada tahapan ini, buah yang masih melekat pada tandannya akan
dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan sehingga buah tersebut
terlepas kemudian ditampung dan dibawa oleh Fit Conveyor ke Digester.
Tujuannya untuk memisahkan brondolan (fruilet) dari tangkai tandan. Alat yang
digunakan disebut thresher dengan drum berputar (rotari drum thresher). Hasil
stripping tidak selalu 100%, artinya masih ada brondolan yang melekat pada
tangkai tandan, hal ini yang
disebut dengan USB (Unstripped Bunch). Untuk mengatasi hal ini, maka dipakai
sistem “Double Threshing”. Sisitem ini bekerja dengan cara janjang kosong/EFB
(Empty Fruit Bunch) dan USB yang keluar dari thresher pertama, tidak langsung
dibuang, tetapi masuk ke threser kedua yang selanjutnya EFB dibawa ketempat
pembakaran (incinerator) dan dimanfaatkan sebagai produk samping.
10
kemudian dilakukan penyaringan (Vibrating Screen). Sedangkan ampas dan biji
yang masih mengandung minyak (oil sludge) dikirim ke pemisahan ampas dan biji
(Depericarper). Dalam proses penyaringan minyak kasar tersebut perlu
ditambahkan air panas untuk melancarkan penyaringan minyak tersebut. Minyak
kasar (Crude Oil) kemudian dipompakan ke dalam Decenter guna memisahkan
Solid dan Liquid. Pada fase cair yang berupa minyak, air dan masa janis ringan
ditampung pada Countnuous Settling Tank, minyak dialirkan ke oil tank dan pada
fase berat (sludge) yang terdiri dari air dan padatan terlarut ditampung ke dalam
Sludge Tank yang kemudian dialirkan ke Sludge Separator untuk memisahkan
minyaknya.
Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke dalam Oil Purifer untuk
memisahkan kotoran/solid yang mengandung kadar air. Selanjutnya dialirkan ke
Vacuum Drier untuk memisahkan air sampai pada batas standard. Kemudian
melalui Sarvo Balance, maka minyak sawit dipompakan ke tangki timbun (Oil
Storage Tank).
2.5.2 Proses pengolahan PKO (Palm Kernel Oil)
Tahap-tahap proses pembuatan PKO
1. Weight bride
Buah kelapa sawit yang berasal dari tandan buah segar setelah tiba di pabrik
kemuadian do pindahkan ke lori-lori selanutnyna di timbang di weight bride.
2. Penyortiran
a. Sterilizer
Lori yang telah di isi tandan buah segar dimasukan kedalam sterilizer
menggunakan capstand.
Tujuan perebusan :
11
1. Untuk mengurangi peningkatan asam lemak bebas
c. Digesting
Setelah buah pisah dari janjangnya, makan buah dikirim ke digester dengan
cara buah dimasuka kedalan conveyer under threse yang fungsinya untuk
membawa buah ke fruit elevator yang fungsinya mengangkat buah ke atas.
Fungsi digester :
5. Menaikan temperature
d. Pengempaan (dressing)
Massa buah yang tercacah dan telah berbentuk bubur dimasukan kedalam
screw press (alat kempa). Alat ini terdiri dari dua buah worm screw yang
duduk dalam press cake dan dua buah cone yang dapat bergerak maju mundur.
12
Disebabkan putaran kedua worm screw tersebut dan penekanan cone, minyak
pangan dalam mesocarp itu akan diperas dan keluar melalui lubang-lubang
kecil pada press cake. Sedangkan ampas press dan campuran fibred an nut
akan keluar melalui worm screw. Hal-hal yang diperhatikan dalam proses
yaitu press harus kering. Maksudnya minyak pangan yang melekat pada
ampas press diusahan sedikit mungkin dan cukup rendah. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara menekan cone,tetapi akibatnya akan menaikan nut/
kernel yang pecah.
e. Pemecahan nut
Nut yang telah kering (dinyatakan oleh tes laboratorium) masuk kedalam nut
cracher. Dalam nut cracher ini nut akan dipecah menjadi inti yang masih
basah dan cangkang kernel. Inti dikirim untuk bahan baker broiler dan diolah
lebih lanjut menjadi palm kernel oil.
Ampas kelapa sawit yang terdiri dari biji dan fibre hasil olahan diatas tadi
dimasukan kedalam deprecicarper melalui cake breaker conveyor yang
dipanaskan dengan uap agar sebagian kandungan air dapat diperkecil,
sehingga press cake terurai dan mempermudah proses pemisahan fibred dan
biji.
Pemisahan terjadi akibat perbedaan dan daya hisap blower. Biji ditampung
pada nut silo yang dialiri udara panas 60-800C selama 10-14 jam untuk
mengurangi kadar air dari 21% menjadi 14%. Fibre dialirkan ke boiler station
sebagai bahan baker ketel uap.
a. Ripple mill
Sebelum biji masuk ke ripple mill, terlebih dahulu diproses dalam nut
grading fraksi yang telah ditentukan. Nut kemudian dialirkan ke ripple
millsebagai alat pemecah. Massa biji yang pecah kemudia dialirkan
kedalam light dus separator dan fibrating grade untuk memisahkan
cangkang halus, biji utuh, cangkang dan inti.
b. Claybath
13
Massa cangkang bercampur inti dimasukan kedalam claybath untuk
memisahkan cangkang dengan inti. Cangkang dipakai sebagai bahan baker
ketel uap dan alat pengeras jalan. Sedangkan inti dialirkan masuk kedalam
kernel silo untuk proses pengeringan sampai kadar air 7% dengan tingkat
pengeringan 600C,700C,800C dalam waktu 5-6 jam. Selanjutnya di proses
untuk menghasilkan palm kernel oil.
c. Extraction process
Kebanyakan ampas kelapa sawit disamakan dengan ampas kelapa. Padaha
dalam kenyataanya berbeda. Ampas kelapa sawit adalah hasil akhir dari
pengolahan palm kernel oil dan biasanya sering digunakan sebagai bahan
pembuatan makana ternak diberbagai Negara misalnya brazil. Secara
umum ada 2 cara yang digunakan untum membuat palm kernel oil
1. Kernel pretreatment
-
Cleaning (pembersihan) : pemisahan seluruh zat-zat asing sperti
pasir, kandungan logam yang dapat menyebabkan kerusakan pada
mesin. Hal ini dilakukan dengan menggunakan magnetic separator
dab fibrating secreen.
-
Flaking : dilakukan dengan cara memecahkan kernel menjadi
butiran kecil dengan menggunakan swinging hammer dan breaker
boiler. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses pemecahan
dan pengepresan.
-
Cooking
2. Oil extraction
14
kemudian disimpan. Expelled cake yang telah terbebas dari
minyak pangan tadi kemudian dibungkus untuk kemudian
disimpan. Beberapa industry mengolah palm kernel expeller tanpa
pretreatment process. Dalam hal ini pengepressan ganda sangat
diperlukan demi keefisienan ekstraksi minyak pangan. Namun
bagaimanapun kapasitas hasil pengepresan selalu lebih kecil
dibandingkan dengan menggunakan pretreatment process.
Biasanya pretreatment process yang lengkap digunakan pada
perusahaan besar, karena mesin mesinnya telah modern yang telah
di impor dari eropa.
- Solvent extraction
PKE yang telah dipanaskan tadi di ekstraksi dengan menggunakan
N-hexan pada alat ekstraksi. Boleh juga dilakukan dengan proses
perendaman dan penyaringan. Penyaringan hexan di pompakan
pada meal dan selanjutnya disaring dengan menggunakan kertas
saring.
Perendaman kernel meal di masukan kedalam ekstraktor, lalu
hexan dialirkan dengan elevator tersebut. Biarkan hingga
keseluruhan minyak pangan dalam kernel meal larut.
Solvent recovery from meal hexan dihilangkan dari deffated meal
dalam toaster. Setelah seluruh hexan menguap, maka akan didapat
pellet yang baik dan terbebas dari hexan yang dikenal dengan palm
kernel expeller yang selanjutnya dapat disimpan dan siap untuk
dipasarkan. Hexan yang telah digunakan tadi dalpat diperoleh
kembali dengan cara memurnikannya dengan proes ekstraksi pada
tekanan rendah dengan temperature yang berangsur angsur nai.
Lalu hexan kondensat tadi dapat dipergunakan lagi selanjutnya.
Setelah melewati proses proses diatas tadi, palm kernel oil
dimurnikan dan di proses ke tahap yang selanjutnya yaitu
degumming, bleaching, deodorizing, fraksinasi sehingga diperoleh
hasil yaitu RBD palm kernel oil, RBD palm kernel stearin, crude
palm kernel olein, RBD palm kernel olein serta produk lainnya.
15
Dalam proses pemurnian dan fraksinasi metode dan prinsip
pengerjaannya sama seperti pada proses palm oil.
16
Gambar.2.1 Proses Pengolahan Industri Minyak Kelapa Sawit
2. Limbah gas
Terdapat 2 sumber pencemaran gas yang keluar dari PKS yaitu boiler yang
menggunakan serat dan cangkang sebagai bahan bakar dan juga incenarator
yang membakar tandan kosong untuk mendapatkan abu kalium. Pada saat ini
incenarator sudah mulai ditinggalkan.
17
kolam terbuka yang terdiri dari kolan anaerobic, fakultafir, dan aerobic dengan
total waktu retensi sekitar 90-120 hari. Teknologi kolam terbuka ini
memerlukan lahan yang luas (5-7ha). Biaya pemeliharaan yang cukup besar
dan menghasilkan emisi gas metana keudara bebas. Tetapi teknologi ini
dianggap kurang efisien.Teknologi yang baru yaitu dengan menggunakan
membrane dan elektrokoagulasi.
2.7.1 Boiler
Dalam pabrik kelapa sawit Ketel uap (Boiler) merupakan jantung dari sebuah
pabrik kelapa sawit. Dimana, ketel uap ini lah yang menjadi sumber tenaga dan
sumber uap yang akan dipakai untuk mengolah kelapa sawit.
Ketel uap merupakan suatu alat konversi energi yang merubah Air menjadi
Uap dengan cara pemanasan dan panas yang dibutuhkan air untuk penguapan
diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada ruang bakar ketel uap.
Uap (energi kalor) yang dihasilkan ketel uap dapat digunakan pada semua
peralatan yang membutuhkan uap di pabrik kelapa sawit, terutama turbin. Turbin
disini adalah turbin uap dimana sumber penggerak generatornya adalah uap yang
dihasilkan dari ketel uap. selain turbin alat lain di pabrik kelapa sawit yang
membutuhkan uap seperti di sterilizer (Alat untuk memasak TBS) dan distasiun
pemurnian minyak (Klarifikasi). oleh karena itu kualitas uap yang dihasilkan
harus sesuai dengan kebutuhan yang ada dipabrik kelapa sawit tersebut. karena
jika tidak akan mengganggu proses pengolahan dipabrik kelapa sawit.
Boiler atau ketel uap yang digunakan di pabrik kelapa sawit biasanya
adalah boiler dengan kapasitas uap 20.000 Kg uap/jam dan dengan tekanan 20
kg/cm2. dimana dibutuhkan 2 unit boiler untuk pabrik kelapa sawit dengan
kapasitas olah 45 ton TBS/jam.
Sebagian besar ketel uap yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah
ketel uap yang menghasilkan uap superheated, dimana uap ini digunakan pertama
kali untuk memutar turbin sebagai pembangkit tenaga listrik kemudian sisa uap
dari pembangkit tersebut digunakan sebagai pemanasan TBS pada sterilizer.
18
Menurut jenisnya ketel uap terbagi menjadi 2 bagian yaitu : ketel pipa air dan
ketel pipa api. ketel yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah ketel pipa
air. maksudnya adalah air berada didalam pipa dipanaskan oleh api yang berada
diluar
pipa air.
Untuk menghitung kapasitau uapa pada ketel uap yang dibutuhkan adalah
dengan : kebutuhan uap pada pabrik kelapa sawit adalah 0.6 ton uap/ton TBS Jadi,
untuk pabrik 45 ton membutuhkan boiler = 45 ton x 0.6 = 27 ton uap/jam. Maka
dari itu dibutuhkan 2 unit ketel uap dengan kapasita uap 20 ton uap/jam pada
masing-masing ketel uap. Biasanya bolier yang digunakan di pabrik kelapa sawit
memiliki spesifikasi sebagai berikut:
2.7.2 Sterilizer
Tahap pengolahan TBS yang pertama adalah proses perebusan atau
sterilisasi yang dilakukan dalam bejana bertekanan (steriliser) dengan
menggunakan uap air jenuh (saturated steam). Penggunaan uap jenuh
memungkinkan terjadinya proses hidrolisa/penguapan terhadap air di dalam buah,
jika menggunakan uap kering akan dapat menyebabkan kulit buah hangus
sehingga menghambat penguapan air dalam daging buah dan dapat juga
mempersulit proses pengempaan. Oleh karena itu, pengontrolan kualitas steam
yang dijadikan sebagai sumber panas perebusan menjadi sangat penting agar
diperoleh hasil perebusan yang sempurna. Proses perebusan TBS dilakukan
dengan tujuan sebagai berikut :
19
1. Menghentikan aktifitas enzim lipase yang dapat menjadi katalisator dalam
pembentukan trigliserida dan kemudian memecahnya untuk menjadi Asam
Lemak Bebas (ALB). Aktivitas enzim akan berhenti jika diberikan suhu
minimum 50oC, pada proses perebusan temperatur di dalam steriliser mencapai
120oC dengan tekanan 2,8 bar.
2. Melepaskan buah dari spiklet melalui cara hidrolisa hemiselulosa dan pektin
yang terdapat di pangkal buah, dengan demikian akan mempermudahkan
brondolan lepas dari tandannya pada saat proses penebahan dan juga akan
mempermudah proses ekstraksi pengutipan minyak dan inti sawit.
3. Melunakkan daging buah sehingga mudah diaduk dan memudahkan pemisahan
minyak dan cake ketika dikempa.
4. Pengurangan kadar air dalam buah dan inti, sehingga memudahkan pemisahan
partikel–partikel minyak dari pericarp dan serat-serat dari biji selama
pengadukan ataupun saat proses pemisahan serat dengan biji serta pengeringan
inti (dehidrasi) di dalam notten akan mempermudah lepasnya (lekang) inti dari
cangkang saat poses pemecahan biji.
5. Memecah emulsi di dalam pericarp dengan pemanasan yang mampu menyusup
sampai ke dalam daging buah sehingga memudahkan pemisahan minyak dan
air pada CST.
2.7.3 Digester
Fungsi dari digester adalah : a) Untuk melepaskan daging buah dari nut
(biji ) b) Untuk melumatkan buah agar efisien dalam proses pengempaannya c)
Untuk menaikkan temperature buah d) Untuk melepaskan sel-sel minyak dari sel
daging buah e) Untuk mengalirkan sebagian minyak yang terbentuk di digester
sehingga mengurangi volume pengempaan . Digester merupakan sebuah tabung
silinder vertical yang didalam nya dipasang pisau-pisau pengaduk. Dalam digester
terdapat beberapa tingkat pisau yang terikat pada poros dan di gerakkan oleh
motor listrik. Pisau bagian atas digunakan untuk mencacah/melumat borondolan,
dan pisau bagian bawah (Stirring arm bottom) digunakan untuk mendorong massa
keluar dari ketel adukan menuju screw press Untuk memudahkan
pencacahan/pelumatan diperlukan panas 90-95oC, yang menggunakan tekanan
20
uap langsung sebesar 3 kg/cm2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengadukan,
yaitu : a) Kematangan buah yang direbus, jika buah mentah maka daging buah
sulit dilepas dari nut dan sulit dilumat. b) Volume digester minimal ¾ penuh c)
Waktu pengadukan pada digester yang baik adalah ±20 menit. d) Temperature
yang terlalu rendah dapat mengakibatkan minyak sulit dipress karena kekentalan
minyak rendah.
21
2.7.5 Saringan Bergetar (Vibrating Screen)
Saringan Bergetar digunakan untuk memisahkan benda-benda padat yang
terikut minyak kasar. Benda-benda yang berupa ampas yang disaring pada
saringan ini dikembalikan ke bottom cross conveyor untuk diproses kembali.
Cairan minyak ditampung dalam tangki minyak kasar (Crude Oil Tank / Bak RO).
Saringan getar terdiri dari 2 tingkat saringan dengan luas permukaan masing-
masing 2 M2. Tingkat atas memakai kawat saringan mesh 30 sedangkan tingkat
bawah memakai mesh 40. Untuk memudahkan penyaringan maka pada waktu
penyaringan masa minyak diencerkan dengan air panas yang bersuhu ± 60°C. Hal
– hal yang perlu diperhatikan : 1) Pengenceran dengan air diatur sehingga cairan
dalam tangki mempinyai perbandingan 1 bagian minyak dan 2 bagian lumpur
( sludge ). 2) Jumlah getaran ayakan 1400 – 3000 getaran / menit.
22
Produk turunan CPO selain minyak goreng kelapa sawit, dapat dihasilkan
margarine, shortening, Vanaspati (Vegetable ghee), Ice creams, Bakery Fats,
Instans Noodle, Sabun dan Detergent, Cocoa Butter Extender, Chocolate dan
Coatings, Specialty Fats, Dry Soap Mixes, Sugar Confectionary, Biskuit Cream
Fats, Filled Milk, Lubrication, Textiles Oils dan Bio Diesel. Khusus untuk
biodiesel, permintaan akan produk ini pada beberapa tahun mendatang akan
semakin meningkat, terutama dengan diterapkannya kebijaksanaan di beberapa
negara Eropa dan Jepang untuk menggunakan renewable energy.
4.1 Limbah cair kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar
alternatif berupa biogas. Hal ini dikarenakan limbah cair kelapa sawit
memiliki kandungan gas methan dan karbon dioksida yang merupakan
bahan baku utama pembuatan biogas. Potensi produsi dari
23
pemanfaatan limbah cair kelapa sawit menjadi biogas ini sendiri
mencapai 1075 juta meter kubik. Jumlah ini setara dengan 516.000 ton
gas LPG, 559 juta liter solar, 666.5 juta liter minyak tanah, dan 5052.5
MWh listrik. Selain itu pembuatan biogas dari limbah minyak kelapa
sawit memiliki beberapa keunggulan, antara lain menghindari
pencemaran limbah terhadap air tanah dan sungai, Transfer Pricing
karena penggunaan biogas berbahan baku limbah minyak kelapa sawit ini
akan menekan pokok produksi minyak kelapa sawit, memperoleh
mekanisme pembangunan yang baik dan bersih, dan dapat di bangun
terintegrasi dengan pabrik minyak kelapa sawit karena berfungsi sebagai
pengolah limbah.
4.1 Limbah padat kelapa sawit terdiri dari tandan kosong kelapa sawit, serat,
cangkang, batang, dan pelepah. Dari berbagai limbah padat tersebut,
hampir semuanya dapat diolah kembali menjadi hasil produksi yang
memiliki nilai ekonomis. Tandan kosong kelapa sawit pada awalnya biasa
digunakan sebagai kompos namun sejalan dengan penelitian yang
dilakukan, tandan kosong kelapa sawit dapat pula dimanfaatkan menjadi
bahan bakar generator listrik. Serat kelapa sawit dapat menjadi bahan
selulosa yang dapat diolah menjadi kertas. Cangkang kelapa sawit dapat
diolah menjadi beberapa produk yang bernilai ekonomis tinggi, yaitu
karbon aktif, fenol, asap cair, tepung tempurung dan briket arang. Batang
kelapa sawit dapat dimanfaatkan menjadi bahan bangunan dan
furnitur,serta dapat menjadi sumber biomassa. Pelepah kelapa sawit dapat
digunakan sebagai pakan ternak yang memiliki kandungan nutrisi yang
baik.
24
1. Biodiesel Fermentor Sebagai tempat fermentasi minyak
atau limbah minyak kelapa sawit.
Untuk menyuling atau memurnikan
Destilator biodiesel dari bahan baku atau kotoran.
Manfaat lain dari proses industri minyak kelapa sawit antara lain:
25
b. Sebagai nutrisi pakanan ternak (cangkang hasil pengolahan)
BAB 3
KESIMPULAN
26
Prospek perkembangan industri minyak kelapa sawit saat ini sangat pesat,
dimana terjadi peningkatan jumlah produksi kelapa sawit seiring meningkatnya
kebutuhan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
27
https://www.academia.edu/17605413/Makalah-pengolahan-kelapa-sawit-
menjadicpo-dan-pko?auto=download [ Diakses 21 Desember 2017]
http://lemakminyak.blogspot.com/2009/05/pengolahan-minyak-kelapa-
sawit.html/ [Diakses 20 Desember 2017]
http://apwardanhu.wordpress.com/2009/03/teknologi-pengolahan-kelapa-sawit/
laporan prakerin ahmad husni lubis, dkk pada Indokem Laborindu//teknik
pengolahan kelapa sawit [Diakses 20 Desember 2017] produksi kelapa
sawit,http://www.habibiezone [Diakses 20 Desember
2017] http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/58115/Chapter%20
II.pdf?sequence=3&isAllowed=y [Diakses 20 Desember 2017] https://nitrocloud-
prod.s3-us-west-1.amazonaws.com [Diakses 20
Desember 2017] http://eprints.polsri.ac.id/975/3/BAB%20II.pdf [Diakses 20
Desember
2017] https://www.academia.edu/10031430/INDUSTRI_MINYAK_KELAPA_S
AWIT [Diakses 20 Desember 2017] https://www.academia.edu/people/search?
utf8=%E2%9C%93&q=pengola
han+limbah+kelapa+sawit [Diakses 20 Desember 2017]
28