Dosen:
Disusun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah
Mesenchymal Stem Cells ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini
2. drg. R.P. Arief Rakhman selaku dosen , atas segala masukan, dan bimbingannya
3. Teman-teman sejawat yang telah memberikan masukan dalam penyusunan makalah
Akhir kata, segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan kepada kami,
mendapatkan balasan dari Allah SWT, serta makalah Mesenchymal Stem Cell ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya, dan para pembaca umumnya.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Stem cell terdapat di setiap organ tubuh manusia di segala usia, termasuk organ tubuh
manusia di usia lanjut. Stem cell bersifat autolog sehingga menghindari potensi rejeksi,
serta dapat membaruhi dirinya sendiri dan berdiferensiasi menjadi sel lain (Saputra V.
2006). Stem cell mempunyai tiga karakteristik berdasarkan konsensus internasional
yaitu : (1) dapat melekat pada medium plastik (2) mengekspresikan CD105 (+), CD90
(+), CD73 (+), CD34(-), (3) dapat berdiferensiasi menjadi sel adiposa, sel tulang, sel
neuron, dan sel chondrocyte (Dominici, 2001). Media kultur penting digunakan untuk
proliferasi dan pertumbuhan jangka panjang pada stem cell (Fillmore et al, 2008).
Penyakit yang sulit disembuhkan dapat diterapi dengan stem cell seperti stroke, miokard,
diabetes, infark, parkinson, dan lain sebagainya (Dani et all ,2010). Jenis stem cell yang
digunakan adalah Sel induk mesenchymal berasal dari adiposa jaringan, darah perifer,
sumsum tulang, umbilical cord, jantung, yang dapat berproliferasi dan diferensiasi
menjadi jenis sel yang berbeda 3 (Hass et al. 2011). Migrasi merupakan hal penting dalam
proses regenerasi, kemampuan migrasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai mediator
inflamasi seperti : histamin, bradikinin, serotonin, leukotrie, dan prostaglandin. Reaksi ini
menyebabkan jaringan yang cedera diperbaiki atau diganti dengan jaringan yang baru
(Rukmono, 2006).
Penggunaan dan pengembangan sel punca dalam bidang penelitian dan aplikasinya di
klinik dalam rangka mengobati penyakit tidak terlepas dari masalah etik yang mungkin
membayanginya, khususnya penggunaan dan pemanfaatan sel punca yang berasal dari
embrio (embryonic stem cells). Meskipun demikian stem cell ini tetap merupakan satu
fenomena menarik dan merupakan hal baru dalam dunia IPTEK.Stem cell merupakan hal
yang baru dipublikasikan untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
masyarakat. Walaupun masih tergolong mahal, tidak bisa dipungkiri stem cell ini
merupakan sebuah harapan baru dalam bidang pengobatan.
1.2 Tujuan
Dengan mengacu pada latar belakang diatas, maka tujuan dari penulisan ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian sel induk (stem cell)
2. Untuk mengetahui jenis jenis sel induk (stem cell)
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja sel induk (stem cell)
4. Untuk mengetahui penggolongan sel induk (stem cell)
1.3 Manfaat
1. Bagi Pemerintah
a) Pemerintah dapat menciptakan teknologi baru yang menggunakan stem cell
untuk mengobati penyakit-penyakit khususnya penyakit degeneratif maupun
kelainan lainnya seperti trauma dan keganasan.
b) Dapat ditemukan dan dikembangkannya obat-obat baru untuk penyembuhan
penyakit- penyakit yang degenerative.
5. Bagi Masyarakat
a. Dapat membuka wawasan masyarakat tentang keberadaan stem cell.
b. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai manfaat yang
diperoleh dalam penerapan teknologi stem cell terutama bagi kesehatan
masyarakat.
6. Bagi Penulis
a. Dapat menambah pengetahuan penulis mengenai stem cell.
b. Dapat meningkatkan pemahaman penulis mengenai pemanfaatan stem cell
BAB II
PEMBAHASAN
Semua bentuk kehidupan berawal dari stem cell yang didefinisikan sebagai sel
yang mempunyai kemampuan membelah asimetri (asymmetric division)yaitu bisa
memperbaharui dirinya sendiri (self renewal) dan menghasilkan sel awal (progenitor)
dan berdiferensiasi menjadi berbagai jenis selStem cell dapat diisolasi dari berbagai
jenis organ dan jaringan tubuh dan dapat ditumbuhkan pada cawan petripada
lingkungan ini kemampuan untuk memperbaharui dirinya sendiri (self renewal) bisa
dimanipulasi dan dipertahankan selama beberapa minggubulan bahkan
tahunmenghasilkan amplikasi sel yang besar sehingga jumlah stem cell menjadi
sangat banyakJumlah sel yang banyak ini akan sangat berguna untuk terapi sel dan
rekayasa jaringan (tissue engineering)Di dalam tubuh pembelahan stem cell sangat
jarang terjaditetap pada kondisi tidak aktif dan dormant dalam waktu yang panjang
sampai mereka mendapat sinyal yang sesuai untuk mulai dan akhirnya berhenti
membelahKontrol yang ketat pada proses self renewal in vivo dibutuhkan untuk
memastikan stem cell tidak membelah tanpa kontrol, yang akan mengakibatkan
pertumbuhan berlebihan dan menjadi kanker. Kerena alasan tersebut stem cell di
dalam jaringan atau organ jumlahnya sangat sedikitSifat penting lain adalah potensi
stem cell, plastisitas (diferensiasi) untuk menjadi berbagai jenis selTerdapat 3 sifat
dasar potensi plastisitas atau diferensiasi stem cell
Proses eksplorasi stem cell dapat dilakukan dengan cara mengaktifkan stem cell dari
dalam tubuh sendiri dengan menginisiasi stem cell menjadi aktif, sehingga disebut
dengan aktivasi endogenous stem cell. Pendekatan metode ini dilakukan untuk
mendapatkan stem cell yang lebih banyak jumlahnya jika dibandingkan eskplorasi
secara alami yang berarti tanpa pemberian bahan aktivan stem cell dari dalam tubuh.
Sekarang hal ini banyak dilakukan terutama jika eksplorasi stem cell dari PBMCs.
Purifikasi (pemurnian) stem cell menggunakan ficoll isopaque atau ficoll histopaque
(adalah campuran Ficoll (polysucrose) dan Hypaque (sodium diatrizoate). Produk
Histopaque-1077 adalah larutan polisukrosa dan natrium diatrizoat yang steril dan
teruji endotoksin, disesuaikan dengan kepadatan 1,077g/mL ) jika eksplorasi stem cell
dari PBMCS dan bone marrow. Namun jika eksplorasi dari organ atau jaringan maka
memerlukan enzim untuk melepaskan sel satu per satu dari membran, jaringan atau
organ dengan menggunakan trypsine atau collagenase.
Stem cell dibentuk melalui beberapa tahapan yaitu quiscent, nische dan aktif.
Quiscent atau maintenance adalah pembentukan stem cell yang dipengaruhi oleh
nutrien dan selanjutnya sel tersebut ketempat yang sesuai dengan lingkungan mikro
(nische). Jika terjadi stimulasi baik secara intrinsik maupun karena faktor ekstrinsik,
maka stem cell menjadi aktif dan akhirnya diikuti proliferasi atau amplifikasi sel dan
berdiferensiasi menjadi sel progenitor yang bersifat oligopoten yang matur sesuai
dengan lingkungan mikro.
D. Aplikasi Stem cell pada terapi penyakit
peneliti telah dapat membuat epidermis dari keratinosit yang diperoleh dari
folikel rambut yang dicabut. Penelitian ini memungkinkan transplantasi epidermis
pada pasien itu sendiri sehingga menghindari masalah penolakan Terapi ini
dilakukan untuk terapi ulkus vena ataupun luka bakar.
Hasil penelitian sel punca untuk penyakit jantung membuktikan bahwa adult stem
cell dan embryonic stem cell dapat menggantikan sel otot jantung yang rusak dan
memberikan pembuluh darah baru. Hasil penelitian dengan mencangkok
mononuclear bone marrow cell menghasilkan sepuluh pasien yang diberi sel
puncaarea infarknya menjadi lebih kecil. Hasil penelitian dengan transplantasi
bone marrow mononuclear cells yang diinjeksikan 14 pasien gagal jantung
iskemik kronik berat menunjukkan penurunan defek yang signifikan dan
perbaikan fungsi sistolik ventrikel kiri global pada pasien yang diterapi.
Kelebihan
1. Mesenkim stem sel / Sel punca dewasa memiliki tingkat penolakan yang rendah.
Terapi dapat dikembangkan dari sel punca dewasa yang diambil dari setiap pasien.
Sel-sel ini kemudian dapat diubah menjadi berbagai terapi yang memiliki risiko
penolakan rendah karena sel-sel tersebut diambil dari individu yang membutuhkan
pengobatan. Bahkan ketika sel darah tali pusat biasa digunakan untuk
mengembangkan pengobatan, tingkat penolakannya cukup rendah. Ini membatasi
kebutuhan akan perawatan imunosupresan untuk mempertahankan kualitas hidup
yang positif di masa depan.
2. Mesenkim stem sel / sel punca memiliki sifat regeneratif, potensinya tidak
terbatas. Bayangkan bisa menumbuhkan organ pengganti yang gagal. Atau jika
seorang veteran yang kehilangan anggota tubuhnya karena serangan bisa
mendapatkan penggantinya di laboratorium dan kemudian dipasang sehingga
mereka tidak memerlukan prostetik – mereka bisa mendapatkan yang asli. Potensi
penelitian sel punca tidak terbatas, termasuk menawarkan kesempatan untuk
meningkatkan kesehatan mental. Meningkatkan produksi insulin, memperbaiki
otot jantung yang rusak pasca serangan jantung, memperbaiki tendon atau ligamen
yang robek, bahkan menyerang penyakit kanker atau virus. Sel induk embrionik
menawarkan potensi serupa, serta kemungkinan mampu mengobati kelainan
genetik tertentu atau cacat lahir sehingga lebih banyak orang dapat hidup bahagia
dan sehat.
Kekurangan
BAB III
KESIMPULAN
Sel punca merupakan sel yang belum terspesialisasi dengan karakteristik yang unik
karena dapat memperbaiki dirinya sendiri, dapat berproliferasi dan berdiferensiasi secara
multilineage. Oleh karena itu, seiring dengan perkembangan teknologi maka pemanfaatan sel
punca dapat dikembangkan sebagai terapi alternatif untuk memperbaiki dan meregenerasi
jaringan tubuh yang mengalami kerusakan melalui teknologi rekayasa jaringan.
Tiga elemen kunci pada teknologi rekayasa jaringan dan morfogenesis adalah sel
yang bersifat responding (sel punca), sinyal induktif (morfogen biomolekul regulator), dan
juga matriks ekstraseluler (scaffold). Morfogen berperan dalam meregulasi proliferasi dan
diferensiasi sel, sedangkan matriks akan berperan sebagai tempat dan media pengirim
morfogen yang secara simultan dan aktif akan memproduksi dan mempengaruhi lingkungan
mikro.
DAFTAR PUSTAKA
CuencaN., Fernandez-SanchezL., McGill, T.J, Lu, B., WangSLund R., Huhn, Sand
Capela, A(2013)Phagocytosis of photoreceptor outer segments by transplanted human
neural stem cells as a neuroprotective mechanism in retinal degeneration Invest
Ophthalmol VisSci.546745 -6756
Ratman F A, Ferdiansyah, Purwanti. (2014) Stem Cell, Mesenchymal, Hematopoetic,
dan Model Aplikasi Edisi kedua. Surabaya UNAIR