Anda di halaman 1dari 9

1

OPTIKA FISIS / GELOMBANG CAHAYA


SK. 1 : Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dan penyelesaian
maslah.

KD. 1.3 : Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya
dalam teknologi.

A. Gelombang dan Cahaya


Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu medium. Pada gelombang
yang merambat adalah gelombangnya, bukan zat medium perantaranya. Satu gelombang dapat
dilihat panjangnya dengan menghitung jarak antara lembah dan bukit (gelombang tranversal)
atau menhitung jarak antara satu rapatan dengan satu renggangan (gelombang longitudinal).
Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu detik.

Jenis-Jenis Gelombang :

1. Gelombang Transversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak lurus dengan arah
rambatannya. Satu gelombang terdiri atas satu lembah dan satu bukit, misalnya seperti riak
gelombang air, benang yang digetarkan, dsb.

2. Gelombang Longitudinal
Gelombang logitudinal adalah gelombang yang merambat dalam arah yang berimpitan dengan
arah getaran pada tiap bagian yang ada. Gelombang yang terjadi berupa rapatan dan renggangan.
Contoh gelombang longitudinal seperti slingki / pegas yang ditarik ke samping lalu dilepas.

1
2

Sifat-sifat Cahaya :
1.Pemantulan (Refleks)

Hukum pemantulan cahaya :

A. Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
B. Sudut datang sama dengan sudut pantul.

Keterangan :
N = Garis normal
𝜃1 = Sudut datang
𝜃2 = Sudut pantul

2.Pembiasan Cahaya (Reflaksi)

Hukum pembiasan cahaya :

A. Berkas sinar datang,sinar bias,dan garis normal terletak pada satu bidang datang.
B. Perbandingan sinus sudut datang dan sinus sudut bias adalah konstan.

sin 𝜃1 𝑛2
= = n21
sin 𝜃2 𝑛1

Keterangan :
N21 = Indeks bias medium 2 terhadap medium 1
N2 = Indeks bias medium 2
N1 = Indeks bias medium 1
𝜃1 = Sudut datang sinar

𝜃2 = Sudut bias sinar

Hal-hal yang penting dalam pembiasan :


1) Sinar datang dari medium kurang rapat ke medium yang lebih rapat, sinar dibiaskan mendekati
garis normal ;
2) Sinar datang dari medium lebih rapat ke medium yang kurang rapat, sinar dibiaskan menjauhi
garis normal ;
3) Sinar datang tegak lurus bidang batas tidak dibiaskan, tetapi diteruskan.

2
3

Hubungan indeks bias dengan cepat rambat cahaya sebagai berikut :


N1v1 = n2v2

Keterangan :

N1 = Indeks bias medium 1

V1 = Cepat rambat cahaya pada medium 1

N2 = Indeks bias medium 2

V2 = Cepat rambat pada medium

3.Difraksi Cahaya
Difraksi atau pelenturan cahaya adalah menyebarnya cahaya karena dirintangi cela sempit atau
kisi. Cahaya akan membentuk garis gelap terang pada layar dengan pola tertentu.
1) Difraksi cahaya pada celah tunggal
a. Secara umum difraksi celah tunggal untuk garis gelap ke-n terjadi jika :
ƛ
sin 𝜃 = n
𝑑
𝑦
b. Untuk sudut deviasi 𝜃 kecil, sin 𝜃 ≈ tan 𝜃 = 𝐿 sehingga persamaannya menjadi
𝑦𝑑
=nƛ
𝐿

Keterangan :

d = lebar celah (m)

𝜃 = sudut difraksi

n = orde difraksi (n= 1,2,3,…..)

ƛ = panjang gelombang cahaya yang digunakan (m)

y = jarak antara garis gelap dengan terang pusat (m)

L = jarak celah dengan layar (m)

Contoh soal :

 Pada percobaan Young digunakan celah ganda yang terpisah pada jarak 0,063
mm sedangkan pola gelap terangnya diamati pada layar yang berjarak 4 m
dibelakang celah. Jika percobaan tersebut digunakan cahaya laser dengan
panjang gelombang 630 mm maka jarak antara pola gelap pertama di sebelah
kanan dan kiri adalah …….

3
4

A. 2 cm
B. 4 cm
C. 8 cm
D. 10 cm
E. 12 cm

Pembahasan :
Dik :
d = 0,063 nmm = 6,3 × 10-5 m

L = 4 cm

ƛ = 630 nm = 6,3 × 10-7 m

n=1

Menentukan jarak antara gelap pertama di kanan dengan gelap pertama di kiri
𝑑𝑦
= nƛ
𝐿

6,3 ×10−2
( )y = 1 ( 6,3 × 10-7 )
4

y = 4 × 10-2 m = 4 cm

Jawaban : B
c. Perbesaran suatu sistem alat optik
Jika diameter bukaan D dan panjang gelombang ƛ, ukuran sudut 𝜃, dari lingkaran
gelap pertama diberikan oleh :
ƛ
sin 𝜃 = 1,22 𝐷
ƛ
Karena sudut 𝜃m = 1,22 𝐷

Keterangan :
𝜃 = sudut resolusi minimum (Radian)
ƛ = panjang gelombang (m)
𝐷 = Diameter bukaan alat optik (m)
2) Kisi Difraksi
Kisi Difraksi adalah penghalang yang memiliki jumlah besar celah (Goresan) sejajar
yang berjarak sama. Pola Difraksi maksimum (garis terang), terjadi jika :

d sin 𝜃 = nƛ 1
d = 𝑁 cm
Dengan

4
5

Keterangan :

N = banyak goresan (celah) tiap satuan panjang mm

d = jarak antara celah kisi

𝜃 = sudut deviasi

n = orde difraksi (n=0,1,2,3,…….)

ƛ = panjang gelombang yang digunakan (m)

dengan n = 0 menyatakan maksimum orde ke nol atau terang pusat

n = 1 menyatakan maksimum orde ke satu atau terang ke Satu

4. Interferensi Cahaya
Interferensi Cahaya adalah perpaduan antara dua buah gelombang cahaya atau lebih. Syarat
terjadinya interferensi cahaya yaitu sumber cahaya harus koheren. Syarat sumber cahaya koheren
yaitu frekuensinya tetap, amplitudonya tetap, dan beda fasenya juga tetap.
Jarak terang dan gelap yang berdekatan dirumuskan sebagai berikut :
𝐿ƛ
∆y = 2𝑑

Keterangan :

∆y = jarak pita terang dan pita gelap yang berdekatan

1) Interferensi pada Celah Ganda Young


Pola maksimum atau pola terang terjadi jika beda lintasan optik merupakan kelipatan
bulat panjang gelombang.
d sin 𝜃 = nƛ

Pola minimum atau pola gelap terjadi jika beda lintasa optik merupakan kelipatan
setengah bulat panjang gelombang.
1
d sin 𝜃 = (𝑛 + ) ƛ
2

Keterangan :
d = jarak celah (meter)
𝜃 = sudut deviasi
𝑛 = orde interferensi (n=0,1,2,3,……)
ƛ = panjang gelombang (meter)

5
6

2) Interferensi pada lapisan tipis


Pada umumnya interferensi maksimum (konstruktif) pada lapisan tipis :
1
2nt = (m + ) ƛ
2

Interferensi minimum (deskruktif) :

2nt = m.ƛ

Keterangan :
t = tebal lapisan tipis
m = bilangan bulat
n = indeks bias lapisan

5. Dispersi
Dispersi adalah proses penguraian cahaya putih (polikromatik) menjadi cahaya berwarna-
warni (monokromatik). Dispersi terjadi ketika cahaya melewati medium dengan indeks bias yang
berbeda. Cahaya putih yang diarahkan ke prisma akan terurai menjadi cahaya berwarnah merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Cahaya-cahaya ini memiliki panjang gelombang yang
berbeda. Setiap panjang gelombang memiliki indeks bias yang berbeda. Semakin kecil panjang
gelombang, semakin besar indeks biasnya. Contoh dispersi cahaya yaitu terbentuknya pelangi.
6. Pengkutuban (Polarisasi)
Polarisasi yaitu peristiwa terseratnya sebagian arah getar cahaya. Cahaya yang sebagian arah
getarnya diserap disebut cahaya terpolarisasi. Jika cahaya hanya mempunyai satu arah getar
tertentu disebut cahaya terpolarisasi linear.
Polarisasi cahaya dapat terjadi karena :
1) Pemantulan,
2) Pembiasan rangkap,
3) Absorpsi, dan
4) Hamburan

6
7

B. Gelombang Cahaya

Ada beberapa fakta seputar gelombang cahaya yang wajib Anda ketahui, antara lain:

1. Gelombang cahaya dikelompokkan sebagai gelombang elektromagnetik sebab ia mampu


merambat meski tidak ada mediumnya. Pernah memperhatikan cahaya matahari yang
jatuh ke bumi? Tanpa perantara sekalipun, sinar tersebut bisa kita rasakan dan ambil
manfaatnya. Mengapa tak perlu medium? Sebab usikan yang ada di gelombang cahaya
hakekatnya berupa medan listrik juga medan magnetik, saling tegak lurus dan
menghasilkan rambatan gelombang yang juga tegak lurus atas usikan tersebut. Perlu
diketahui, medan magnetik dan juga medan listrik mampu merambat tanpa medium
sekalipun.
2. Gelombang cahaya dikenal juga sebagai gelombang longitudinal. Mengapa? Sebab ia
memiliki arah getaran yang paralel atau searah dengan rambatan.
3. Gelombang cahaya juga dimasukkan ke dalam contoh gelombang transversal. Mengapa?
Sebab ia merupakan jenis gelombang yang memiliki arah getar dari setiap partikel dan
tegak lurus bersama dengan arah perambatan gelombang itu sendiri.
4. Cahaya putih atau polikromatik (cahaya matahari) yang melewati sebuah prisma akan
keluar dari prisma tersebut dalam bentuk spekturm cahaya yang tervisualisasi dalam
beragam warna antara lain merah, jingga, kuning, hijau, ungu, dan nilai.
5. Kajian mengenai cahaya muncul seiring dengan maraknya studi optik klasik. Studi ini
mempelajari pokok-pokok semacam frekuensi, panjang gelombang, intensitas, fase
cahaya serta polarisasi.
6. Kajian gelombang cahaya dalam studi optik klasik ini memicu lahirnya pemikiran baru
dan revolusioner semacam sinar katode oleh Michael Faraday, Teori Radiasi Massa
Hitam yang dikemukakan oleh Gustav Kirchhoff, Teori Kuantum oleh Max Planck dan
masih banyak lagi lainnya.
7. Einstein mendapatkan salah satu nobelnya karena mengkaji gelombang cahaya di tahun
1926. Ia menyusun postulat yang didasarkan pada efek fotolistik, dengan asumsi bahwa
cahaya tersusun dari berbagai kuanta yang kemidian dikenal dengan nama foton. Foton
ini diketahui memiliki sifat dualisme yang justru sama.

7
8

Kesimpulan

Cahaya adalah energi berbentuk gelombangelekromagnetik yang kasatmata dengan panjang


gelombang sekitar 380–750 nm.[1] Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik,
baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Selain itu, cahaya adalah paket
partikel yang disebut foton.
Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu medium. Pada
gelombang yang merambat adalah gelombangnya, bukan zat medium perantaranya. Satu
gelombang dapat dilihat panjangnya dengan menghitung jarak antara lembah dan bukit
(gelombang tranversal) atau menhitung jarak antara satu rapatan dengan satu renggangan
(gelombang longitudinal). Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang
dalam waktu satu detik.
Gelombang cahaya merupakan gelombang elektromagnetik karena arah rambatnya
merupakan perpaduan dari medan listrik dan medan magnet yang saling tegak lurus. Dengan kata
lain, gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang selalu terdiri dari medan listrik dan
medan magnet yang dalam perambatannya saling tegak lurus dan tidak membutuhkan medium.

8
9

DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Halliday, Resnick. 1994. Fisika Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Ilmu Pengetahuan Populer. 2005. Grolier International, Inc. Jendela IPTEK. 2000.
Jakarta: Balai Pustaka Johnson, Keith. 2001. Physics For You. United Kingdom: Nelson
Thornes. Ltd.
Kamus Fisika Bergambar. 2004. Jakarta: Erlangga.
Kamus Kimia Bergambar. 2004. Jakarta: Erlangga.
Oxford Ensikolopedia Pelajar. 1995. Jakarta: Grolier-Widyadara.
Physics Today. 1995. World Book,Inc.
The World Book Encyclopedia. 1995. Chicago: World Book.
Tipler,Paul A. 1998. Fisika. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai