Anda di halaman 1dari 3

TUGAS FISIOLOGI TUMBUHAN

NAMA : MERLIANCE BETSEBA LAWA PAPU

NIM : 2006050005

PRODI : BIOLOGI

SEMESTER : IV

SOAL

1. Mengapa Sel Tumbuhan dan Bakteri memiliki Dinding Sel ?


2. Mengapa Dinding Sel Tumbuhan tersusun dari polisakarida sedangkan Dinding Sel
Bakteri tersusun dari Peptidoglikan ?
3. Bagaimana hubungan antara volume dengan luas permukaan Sel ?

JAWAB

1. Dinding sel adalah matriks ekstraseluler yang menyelubungi tiap sel sebagai pelindung
dan pembentuk sel. Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen, tergantung
golongan organisme. Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk
oleh polimer karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa, dan lignin sebagai penyusun
penting). Sel tumbuhan dan Bakteri memiliki dinding sel karena Dinding sel
memiliki kemampuan untuk menjadikan tumbuhan kaku. Pada bakteri, peptidoglikan
(suatu glikoprotein) menyusun dinding sel. Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat
bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel tumbuhan. sehingga berperan penting
dalam memberi perlindungan dari serangan patogen serta mikro organisme yang
berbahaya.

2. Dinding Sel Tumbuhan tersusun dari polisakarida sedangkan Dinding Sel Bakteri
tersusun dari Peptidoglikan karena :
Polisakarida adalah karbohidrat yang memiliki polimer yang panjang dan tersusun dari
ratusan hingga ribuan monosakarida. Rantai ikatan kimia polisakarida dihubungkan
dengan ikatan glikosida yang panjang dan bercabang dengan susunan molekul yang
sejenis dan majemuk. Jenis polisakarida dengan struktur lurus yaitu amilosa dan selulosa,
sedangkan dalam bentuk rantai bercabang yaitu amilopektin dan glikogen.
Berdasarkan struktur kimianya, polisakarida dibedakan menjadi homopolisakarida,
heteropolisakarida, dan polisakarida majemuk. Polisakarida merupakan padatan
amorf yang tidak berwarna dan tidak berasa. Kegunaan utama dari polisakarida ialah
untuk memberikan tekstur, kekentalan, cita rasa, ketetapan, gelasi, dan ketahanan
pada bahan pangan. Polisakarida secara alami ditemukan di dalam tanaman dan asam
muramat pada dinding sel bakteri. Polisakarida tersusun hanya dari
atom karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Contoh polisakarida
adalah pati, glikogen, agarosa, dan selulosa. Beberapa polisakarida kompleks dapat juga
memiliki atom tambahan misalnya nitrogen, seperti pektin, kitin, dan lignin. Polisakarida
mencakup senyawa yang paling sering ditemukan di bumi (selulosa) dan
memasok energi dan aktivitas bagi kehidupan di dalamnya.
Peptidoglikan (murein) adalah polisakarida yang terdiri dari dua gula turunan
yaitu asam-N-asetil glukosamin serta asam N-asetilmuramat yang dihubungkan ikatan β-
1,4, dan sebuah rantai peptida pendek yang contohnya terdiri dari asam amino l-alanin, d-
alanin, d-asam glutamat, dan baik l-lisin atau asam diaminopimelik (DAP)-asam amino
langka yang hanya ditemukan pada dinding sel prokariot. Peptidoglikan adalah
komponen utama dinding sel bakteri yang bersifat kaku dan bertanggungjawab untuk
menjaga integritas sel serta menentukan bentuknya. Struktur dasar peptidoglikan adalah
sebuah selubung yang menyelimuti sel yang tersusun dari utas-utas peptidoglikan yang
berdampingan satu sama lain dan dihubungkan dengan ikatan silang tetrapeptida yang
terbuat dari asam amino. Peptidoglikan hanya ditemukan pada spesies bakteri,
contohnya Staphylococcus aureus, tetapi tidak semua bakteri memiliki DAP pada
peptidoglikannya. Peptidoglikan ditemukan baik pada bakteri gram positif maupun
bakteri gram negatif, tetapi dengan struktur yang sedikit berbeda. Bakteri gram positif
memiliki dinding sel yang tersusun dari lapisan peptidoglikan yang lebih tebal,
sedangkan bakteri gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis dan
mempunyai struktur lipopolisakarida yang tebal.
3. Dalam setiap jenis sel, pertambahan volume dan luas permukaannya tidak sama antara sel
satu dengan sel lainnya. Peran volume sel dan luas permukaan sel pada sel pada setiap sel
dapat dijelaskan sebagai berikut ini:
Semakin besar volume sel dan semakin luas permukaan sel, rasio antara keduanya nya
juga akan semakin besar , sehingga menyebabkan proses metabolisme akan menjadi lebih
lamban dan kesulitan untuk menerima nutrisi serta pembuangan zat yang tidak berguna,
karena jarak sebagian besar sitoplasama dengan membran luar relatif jauh.
Namun pada sel dengan luas permukaan dan volume yang kecil, rasio luas permukaan
terhadap volume yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sel dan pembuangan zat yang
tidak berguna, karena didalam sel pasti akan ada pengecilan jarak antara organel-organel
sel yang akan mempercepat proses pemenuhan nutrisi sel dan pembuangan zat yang tidak
berguna.
Dengan demikian, sel kecil mempunyai rasio luas permukaan dan volume yang lebih
besar dari pada sel besar. Kemudian sel yang lebih kecil akan bekerja lebih efektif
didalam jaringan dari pada sel yang besar
Semakin kecil volume suatu benda, semakin kecil pengaruh daya tarik bumi atas benda
itu.
Sehingga dapat kita tarik kesimpulan bahwa:
 Dengan sel yang kecil, rasio(perbandingan) luas permukaan terhadap volume lebih besar
dari pada sel yang besar.
 Dengan besarnya rasio luas permukaan terhadap volume, pemenuhan kebutuhan nutrisi
sel dan pembuangan zat yang tidak berguna akan lebih cepat. ( sel yang berukuran kecil
akan bekerja lebih efektif didalam jaringan dibandingkan dengan sel besar)
 Dengan ukuran sel yang kecil, sel tidak akan terpengaruh dengan daya tarik bumi dan itu
akan mempermudah kerja sel.

Anda mungkin juga menyukai