Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan anugerah
dan kasih sayang, petunjuk dan kekuatannya yang telah diberikan pada penyusun
sehingga penulis dapat menyelesaikan bahan ajar yang berjudul “Sistem
Reproduksi pada Amphibi”.

Tanpa pertolongan-Nya mungkin Kami tidak akan sanggup menyelesaikan


dengan baik. Yang akan memberikan manfaat di kemudian hari guna kemajuan
ilmu pengetahuan. Kami sangat berharap buku ajar ini dapat berguna dalam
rangka membantu dalam mengajar. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam buku ajar terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya.

Sekiranya buku ajar yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang  berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Gorontalo, Oktober 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
A. PENDAHULUAN .........................................................................................1
B. KOMPETENSI DASAR ..............................................................................1
C. TUJUAN PEMBELAJARAN ......................................................................1
D. MATERI PEMBELAJARAN .....................................................................2
E. EVALUASI ...................................................................................................9
F. RANGKUMAN .............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
Mata Kuliah : Keanekaragaman Hewan II
Prodi / Kelas : Pendidikan Biologi / B
Semester : 3 (Tiga) BAHA
N
Alokasi Waktu : 2 SKS (45 Menit)

A. PENDAHULUAN
Bahan ajar materi Sistem Reproduksi pada Amphibi ini akan membekali
mahasiswa dengan harapan memperoleh pengalaman belajar dalam
memahami berbagai konsep dan proses sains. Dalam setiap kegiatannya bahan
ajar ini mencoba untuk memberikan pemahaman secara konseptual dan secara
praktis membekali mahasiswa untuk dapat memberikan prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari.
B. KOMPETENSI DASAR
Menjelaskan sistem reproduksi, proses reproduksi, dan organ reproduksi
pada amphibi.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah proses pembelajaran, mahasiswa diharapakan mampu :
1. Menjelaskan reproduksi pada amphibi.
2. Menjelaskan proses reproduksi pada amphibi.
3. Menjelaskan organ reproduksi pada amphibi.
D. PETUNJUK
Untuk membantu Anda dalam mempelajari kegiatan belajar ini, ada
baiknya diperhatikan beberapa petunjuk berikut ini :
1. Bacalah dengan cermat bagian pedahuluan sampai anda memahami secara
tuntas tentang apa, untuk apa dan bagaimana mempelajari bahan ajar ini.
2. Tangkap konsep dasar esensial dan pengertian demi pengertian melalui
pemahaman sendiri kemudian diskusikan dengan teman anda.
3. Untuk memperluas wawasan baca dan pelajari sumber-sumber lain yang
relevan.
E. MATERI PEMBELAJARAN

Sistem reproduksi pada amphibi terjadi secara seksual melalui peleburan


gamet haploid untuk membentuk zigot (telur yang dibuahi) yang diploid,
gamet dibentuk secara meiosis. Amphibi mengeluarkan gamet ke lingkungan,
dan fertilisasi terjadi diluar tubuh betina (Campbell, 2004).
Amphibi berkembang biak secara ovipar, yaitu dengan bertelur, namun
ada juga beberapafamili amphibi yang vivipar, yaitu beberapa anggota ordo
apoda. (Duellman and Trueb,1986)
Reproduksi pada katak yaitu dengan cara fertilisasi eksternal, katak jantan
menjepitkatak betina ketika perkawinan (yaitu ketika telur dilepaskan dan
sperma disemprotkan)(Brotowijdoyo.1989: 201).
Pembuahan eksternal dibentuk ovum dalam jumlah besar, karena
kemungkinan terjadi fertilisasi lebih kecil dari pada pembuahan secara
internal.  Pada katak betina menghasilkan ovum yang banyak, karena pada
katak terjadi pembuahan secara eksternal. Pada katak betina ditemukan
semacam lekukan pada bagian leher, yang berfungsi sebagai tempat bagi
katak jantan ketika mengadakan fertilisasi. Hal ini diimbangi oleh katak jantan
dengan adanya struktur khusus pada kaki depannya, yaitu berupa telapak yang
lebih kasar. Fungsinya untuk memegang erat katak betina ketika terjadi
fertilisasi (Campbell, 2004).
Proses fertilisasi dimulai apabila sperma benar- benar melekat pada telur,
maka sperma akan melepaskan enzim pencerna yang membuat lubang pada
lapisan protein pelengkap yang dapat menyelelubungi telur. Kemudian sel
sperma akan memasuki telur. Telur dalam proses ini memegang  peran yang
sangat penting karena sperma akan tertarik kedalam, dan masuknya sperma
diikuti oleh suatu perubahan cepat dalam telur (Campbell, 2004).
Fertilisasi eksternal memerlukan suatu lingkungan dimana sebuah telur
dapat berkembang tanpa kekeringan atau cekaman panas, maka fertilisasi jenis
ini akan terjadi secara ekslusif dihabitat yang lembab (Campbell, 2004).
Proses reproduksi pada amphibi yaitu melalui dua cara:
1. Eksternal
Secara skematik proses reproduksi secara eksternal pada amphibi
dapat di gambarkan sebagai berikut:
Amphibi jantan menempel pada amphibi betina→sel-sel gametnya
disemprot (di luar tubuh)→telur (Noble, 1931).
2. Internal
Secara skematik proses reproduksi secara internal pada amphibi
dapat di gambarkan sebagai berikut:
Sel sperma→Ovum (di ovarium)→Oviduk (bagian posterior
membesar membentuk uterus) →telur dikeluarkan dari tubuh (melalui
kloaka) (Gallardo, 1965).
Testis amphibi berjumlah sepasang,berwarna putih kekuningan yang
beradadi mesorsium. Di sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di
bagian posterior rongga abdomen. Dari testis terdapat saluran yang disebut vas
defferens yang bermuara di kloaka (Moment, 1967).
Bagian ureter yang dekat dengan kloaka mengalami pembesaran yang
disebut vesicusa seminalis yang berfungsi untuk penampungan sementara
spermatozoa. Saluran reproduksi adalah tubulus ginjal yang akan menjadi
duktus aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus
mesonefrus. Di kloakaduktus mesonefrus pada beberapa spesies akan
membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara)
(Moment, 1967).
Vesikula seminalis akan membesar hanya saat musim kawin. Vas aferen
merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis,berjalan ke medial
menuju ke bagian kranial ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal
(Moment, 1967).
Organ reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat pada
bagian belakang rongga tubuh dan diikat oleh mesovarium. Ovarium
berjumlah sepasang, di sebelah kranial dijumpai jaringan lemak berwarna
kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal
dari plica gametalis, masing-masing gonalisdan pars progonalis. Ovarium
beradadi mesovarium. Saluran reproduksi berupa oviduk yang merupakan
saluran berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong
(infundibulum) dengan lubang yang disebut oskum abdominal. Oviduk di
sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan
akhirnya bermuara di kloaka (Moment, 1967).
a. Sistem genetalia jantan
Testis pada amphibi jantan terdapat sepasang, berwarna putih
kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium, dan sebelah kaudal
terdapat korpus adiposum, yang terletak dibagian posterior rongga
abdomen. Saluran reproduksinya yaitu tubulus ginjal akan menjadi duktus
aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus.
Didekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar
membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara) (Kimbal,
1983).
Vesikula seminalis akan membesar hanya saat musim kawin saja. Vasa
aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan
kemedial menuju bagian kranial ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral
ginjal, dan berjalan disebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih
jelas dijumpai. Pada urodela lebih panjang dari pada salientia yang
berbentuk oval sampai bulat dan lebih kompak (Kimbal, 1983).
Pada caecilian, strukturnya panjang seperti rangkaian manik-manik.
Pada salamander testis terlihat lebih pendek dengan permukaan yang tidak
rata. Badan lemak terlihat pada gonad jantan (Kimbal, 1983).

Gambar 1. Alat reproduksi Katak Jantan (Carls, 2011)

b. Sistem genitalia betina


Pada betina, ovarium berjumlah sepasang, disebelah kranialnya
terdapat jaringan lemak berwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium
maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing
gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium.
Saluran reproduksi berupa oviduk yang merupakan saluran berkelok-kelok
(Kimbal, 1983).
Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong
(infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal. Oviduk
disebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus.
Dan akhirnya bermuara di kloaka (Kimbal, 1983).

Gambar 2. Alat reproduksi Katak Betina (Carls, 2011)

Oviduk

Gambar 11. Alat reproduksi Katak Betina (Koleksi Pribadi, 2014).


F. EVALUASI
Soal Latihan
1) Apa yang dimaksud dengan reproduksi pada amphibi?
2) Bagaimana proses reproduksi pada amphibi?
3) Apa saja organ reproduksi pada amphibi?

Jawaban

1) Sistem reproduksi pada amphibi terjadi secara seksual melalui peleburan


gamet haploid untuk membentuk zigot (telur yang dibuahi) yang diploid,
gamet dibentuk secara meiosis. Amphibi mengeluarkan gamet ke
lingkungan, dan fertilisasi terjadi diluar tubuh betina.
2) Proses reproduksi pada amphibi yaitu melalui dua cara:
1. Eksternal
Secara skematik proses reproduksi secara eksternal pada amphibi
dapat di gambarkan sebagai berikut : Amphibi jantan menempel pada
amphibi betina→sel-sel gametnya disemprot (di luar tubuh)→telur.
2. Internal
Secara skematik proses reproduksi secara internal pada amphibi
dapat di gambarkan sebagai berikut : Sel sperma→Ovum (di
ovarium)→Oviduk (bagian posterior membesar membentuk uterus)
→telur dikeluarkan dari tubuh (melalui kloaka).
3) Organ reproduksi dibagi sesuati jenis kelamin pada amphibi, yakni pada
organ reproduksi jantan terdapat testis dimana pada amphibi jantan
terdapat sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh
mesorsium, dan sebelah kaudal terdapat korpus adiposum, yang terletak
dibagian posterior rongga abdomen. Dan terdapat organ reproduksi betina
ovarium berjumlah sepasang, disebelah kranialnya terdapat jaringan lemak
berwarna kuning (korpus adiposum).
G. RANGKUMAN

Sistem reproduksi pada amphibi terjadi secara seksual melalui peleburan


gamet haploid untuk membentuk zigot (telur yang dibuahi) yang diploid,
gamet dibentuk secara meiosis. Amphibi mengeluarkan gamet ke lingkungan,
dan fertilisasi terjadi diluar tubuh betina.

Proses reproduksi pada amphibi yaitu melalui dua cara yakni eksternal
dimana secara skematik proses reproduksi secara eksternal pada amphibi dapat
di gambarkan sebagai berikut : Amphibi jantan menempel pada amphibi
betina→sel-sel gametnya disemprot (di luar tubuh)→telur. Dan Internal, yakni
secara skematik proses reproduksi secara internal pada amphibi dapat di
gambarkan sebagai berikut : Sel sperma→Ovum (di ovarium)→Oviduk
(bagian posterior membesar membentuk uterus) →telur dikeluarkan dari tubuh
(melalui kloaka).

Organ reproduksi dibagi sesuati jenis kelamin pada amphibi, yakni pada
organ reproduksi jantan terdapat testis dimana pada amphibi jantan terdapat
sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium, dan
sebelah kaudal terdapat korpus adiposum, yang terletak dibagian posterior
rongga abdomen. Dan terdapat organ reproduksi betina ovarium berjumlah
sepasang, disebelah kranialnya terdapat jaringan lemak berwarna kuning
(korpus adiposum).

H.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2004. Biologi Jilid 3 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Djarubito Bratowidjoyo, Mukayat. 1994. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Duellmann, W.E. and L. Trueb. 1986. Biology of Amphibians. New York:


McGraw-Hill Book Company.
Gallardo, JM (1965).''AProposito de los Leptodactylidae (Amphibia Anura).
Papéis Avulsos, 17, 77-87.
Kimbal. John W, 1983. Bioloi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Moment, G. B. 1967. General Zoologi. Boston: Bentley Glass. Vol 1. 14-19.

Anda mungkin juga menyukai