Dosen pengampu:
Ns., Hardin La Ramba, S.Kep., M.Biomed
Oleh:
1. Alia Santika Sari (2230095)
2. Chiristina Shilfilia Riberu (2230096)
3. Gracia Nafthalie.F. (2230097)
4. Ananda Agustin (2230098)
5. Putri Setia Arilia.NK. (2230099)
6. Ulfah Laelatusyifa (2230100)
7. Dian Natalia (2230101)
8. Syamsiatu Rahmi (2230102)
9. Mahendra (2230103)
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah Ta'ala atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya. Sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. kami berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman kepada pembaca tentang system reproduksi pada
manusia.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan semangat dan motivasi dalam penyusunan makalah ini. Kepada orang tua
kami yang telah berjasa besar kepada kami, kepada dosen pengampu bapak Ns., Hardin La
Ramba, S.Kep., M.Biomed dan juga kepada teman teman. Kami berharap informasi dan
materi yang terkandung dalam makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Tidak ada yang
sempurna di dunia ini kecuali Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa, mohon kritik dan saran
yang membangun untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Demikianlah makalah ini kami buat mohon maaf jika ada kesalahan ketik atau
inkonsistensi dalam materi yang tercakup dalam dokumen ini. Penyusun menerima kritik dan
saran dari pembaca sebanyak-banyaknya agar pembaca dapat membuat esai yang lebih baik
untuk kesempatan berikutnya.
penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini, ada dua jenis organ reproduksi manusia yaitu, organ reproduksi
wanita dan pria. Ada dua jenis organ reproduksi: internal dan eksternal. Pada wanita,
alat kelamin luar terdiri dari vagina, labia mayora, labia minora, dan klitoris. Organ
reproduksi internal terdiri dari ovarium, saluran tuba atau saluran tuba, dan rahim atau
rahim. Sedangkan pada pria, alat kelamin luar terdiri dari penis dan skrotum. Organ
reproduksi internal terdiri dari testis, epididimis, prostat, vesikula seminalis, dan vas
deferens.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
Salah satu ciri makhluk hidup khususnya manusia adalah berkembang biak.
Manusia berkembang biak untuk melestarikan keturunannya. Untuk berkembang biak
manusia memerlukan alat reproduksi. Alat reproduksi adalah alat yang digunakan
untuk proses reproduksi manusia, Alat reproduksi pada manusia terdiri dari beberapa
bagian yang disebut sistem reproduksi. Sistem reproduksi adalah sebuah rangkaian
dan interaksi organ dan zat dalam organisme (manusia) yang dipergunakan untuk
berkembang biak.
Baik wanita maupun pria pasti memiliki alat reproduksi, dan alat reproduksi
itulah yang nantinya digunakan untuk melahirkan generasi penerus manusia. Tanpa
adanya alat reproduksi tidak akan terjadi penerusan generasi dalam sebuah
keluarga.Pada kesempatan kali ini akan ada dua jenis alat reproduksi yang nantinya
akan dibahas yaitu alat reproduksi pada wanita dan pria. alat reproduksi sendiri terdiri
dari dua jenis yaitu alat reproduksi dalam dan alat reproduksi luar.
Bagi wanita / perempuan alat reproduksi bagian luar terdiri dari vagina, labia
mayora, labia minora mons pubis dan klitoris. sedangkan alat reproduksi bagian
dalamnya terdiri dari ovarium, tuba falopi atau oviduk dan juga uterus atau Rahim.
Kemudian bagi pria alat reproduksi bagian luar terdiri dari penis dan skrotum.
sedangkan alat reproduksi bagian dalamnya terdiri dari testis, Epididimis, Kelenjar
Prostat, Vesikula seminalis dan Vas deferens.
Alat reproduksi laki-laki terdiri dari alat kelamin bagian luar dan alat kelamin
bagian dalam. Perhatikan gambar di bawah. Alat kelamin bagian dalam terdiri dari
testis, epididimis, vas deferens, prostat, vesika seminalis, dan kelenjar bulbouretral.
Sedangkan Alat kelamin bagian luar terdiri dari testis, penis dan skrotum.
1. Skrotum
Skrotum merupakan alat yang digunakan untuk membungkus testis. Letak
skrotum yaitu diantara penis dan juga anus. Skrotum terletak di depan perineum.
Skrotum ada dua, atau sepasang, ada skrotum kanan dan skrotum kiri pada bagian ini
krotum dibatasi oleh jarignan ikat dan juga otot dartos. Otot ini memiliki fungsi
sebagai alat gerak bagi skrotum hingga skrotum dapat mengendur dan juga dapat
mengerut. Pada bagian skrotum juga memiliki serat-serat yang berasal dari penerusan
otot luring dari dinding perut atau biasa disebut dengan otot kremaster.
Memberi ruang untuk testis agar dapat bergerak. Baik bergerak menjahui tubuh
maupun bergerrak mendekati tubuh.
Mengatur suhu pada testis agar tetap terjaga yaitu dengan memberikan lingkungan
pada testis yang memiliki suhu dingin antara 1-8 derajat Celcius lebih dingin bila
dibandingkan dengan suhu pada tubuh.
2. Testis
Testis disebut juga dengan buah zakar. Testis merupakan organ kecil dengan
diameter sekitar 5 cm pada orang dewasa. Testis membutuhkan suhu lebih rendah dari
suhu badan agar dapat berfungsi secara optimal. Oleh karena itu, testis terletak di luar
tubuh atau lebih tepatnya di dalam skrotum. Ukuran dan posisi testis sebelah kanan
dan kiri berbeda. Testis berfungsi sebagai tempat pembentukan sperma
(spermatogenesis). Spermatogenesis pada manusia berlangsung selama 2 - 3 minggu.
Bentuk sperma sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop.
Sperma berbentuk seperti kecebong, dapat bergerak sendiri dengan ekornya.
3. Epididimis
Epididimis adalah saluran yang keluar dari testis. Setiap testis memiliki satu
epididimis sehingga jumlahnya sepasang. epididimis adalah bagian organ pada alat
reproduksi yang memilki bentuk sebagai saluran yang berkelok kelok, saluran
epdidimis berada pada skrotum dan juga berada diluar testis. Apabila dilihat
epdidimis ini berbentuk hampir seperti huruf C
5. Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kandung mani adalah sebuah kantong yang
dindingnya menghasilkan getah sebagai makanan untuk sperma. vesikula
seminalis juga berfungsi untuk mensekresikan cairan dalam tubuh yang memiliki sifat
basa, selain itu vesikula seminalis ini berjumlah sepasang yaitu kanan dan kiri
6. Kelenjar bulbouretral
Kelenjar bulbouretral / Kelenjar cowper adalah sepasang kelenjar kecil
eksokrin yang terdapat pada sistem reproduksi pria. Kelenjar cowper terletak di
belakang samping (posterior-lateral) bagian uretra yang bermembran di dasar penis.
7. Penis
Penis dibagi menjadi dua bagian, yaitu batang dan kepala penis. Pada bagian
kepala terdapat kulit yang menutupinya, disebut preputium. Kulit ini diambil secara
operatif saat melakukan sunat. Penis tidak mengandung tulang dan tidak terbentuk
dari otot. Ukuran dan bentuk penis bervariasi, tetapi jika penis ereksi ukurannya
hampir sama. Kemampuan ereksi sangat berperan dalam fungsi reproduksi. Pada
bagian dalam penis terdapat saluran yang berfungsi mengeluarkan urine. Saluran ini
untuk mengalirkan sperma keluar. Jadi, fungsi penis sebagai alat dalam 'berhubunan'
antara pria dan wanita, serta sebagai saluran pengeluaran sperma, dan urine.
Pada usia remaja (sekitar usia 12 – 13 tahun), umumnya organ kelamin laki-
laki telah mampu menghasilkan sel sperma. Biasanya ditandai dengan mimpi dan
keluarnya sel sperma (mimpi basah). Dalam satu tetes semen (air mani) terdapat
kurang lebih 200 – 500 juta sperma. Sel sperma dapat bergerak aktif karena
mempunyai flagela (ekor).
8. Uretra
Uretra merupakan saluran sperma dan urine. Urethra merupakan saluran
panjang terusan dari saluran ejakulasi. Uretra merupakan saluran akhir reproduksi
yang terdapat di dalam penis.
Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan
saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
9. Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran atau saluran reproduksi terdiri atas saluran epididimis,
saluran vas deferens, saluran ejakulasi, dan saluran uretra.
10. Saluran Epididimis
Epididimismerupakan saluran berliku-liku yang memiliki panjang 4-6 meter
dan menghubungkan antara testis dengan vas deferens. Di dalam epididimis ini,
tempat menyimpan sperma kurang lebih selama 2 minggu hingga mengalami proses
pematangan sampai sperma menjadi dewasa dan siap membuahi sel telur.
1. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah
kandung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol,
garam, dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma, selain
menghasilkan struktur berbentuk kerucut dengan panjang 4 cm, lebar 3 cm, tebal 2
cm, dan berat kira-kira 8 gram.
D. Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan pembentukan dan perkembangan sperma yang
berlangsung secara terus menerus dan dalam jumlah besar pada laki-laki dewasa. Untuk
menghasilkan ratusan sperma setiap hari, pembelahan dan pematangan sperma terjadi di
sepanjang tubulus seminiferus yang menggulung di dalam kedua testis
(Campbell et al., 2010: 175).
1) Spermatogonium
Spermatogonium memiliki kromosom yang berjumlah 23 pasang. Spermatogonium
merupakan awal dari tahap proses ini. Spermatogonium akan mengalami proses
mitosis dan berubah bentuk menjadi spermatosit primer atau pertama.
2) Spermatosit primer
-Spermatosit sekunder memiliki kromosom yang berjumlah 23 pasang.
- Spermatosit sekunder hasil dari pembelahan spermatogonium secara mitosis.
- Spermatosit primer akan mengalami pembelahan secara meiosis l dan berubah
bentuk menjadi spermatosit sekunder atau kedua.
3) Spermatosit sekunder
Spermatosit sekunder memiliki kromosom yang berjumlah 23. Pada tahap proses
ini keadaan kromosom tidak berpasangan karena sudah mengalami pembelahan
meiosis
1. Tidak lama kemudian, tahap proses ini terjadi pembelahan lagi yaitu meiosis.
2. Hasil dari pembelahan tersebut yaitu Spermatid tahap 4.
4) Spermatid
Spermatid memiliki kromosom yang berjumlah 23. Spermatid memiliki keadaan
yang sama dengan spermatosit sekunder atau yang kedua, yaitu keadaan kromosom
yang tidak berpasangan. Pada tahap ini, spermatid tidak mengalami pembelahan lagi
sesuai keadaan yang terjadi, melainkan berdeferenisiasi menjadi spermatozoa pada
induk telur.
5) Spermatozoa
Spermatozoa memiliki kromosom yang berjumlah 23. Spermatozoa
yang sudah selesai,akan menuju tempat penyimpanan sperma sementara atau melalui
testis.
Saat dilahirkan seorang anak wanita telah mempunyai alat reproduksi yang
lengkap, tetapi belum berfungsi sepenuhnya. Alat reproduksi ini akan berfungsi
sepenuhnya saat seorang wanita telah memasuki masa pubertas.
Bagian-bagian alat reproduksi pada Wanita.
Secara umum, alat reproduksi wanita terdiri dari ovarium atau indung telur,
Tuba falopi, uterus atau rahim, vagina, mons veneris, Labia mayora atau bibir besar
kemaluan, Labia minora, Vestibulum, dan Hymen. Berikut adalah penjelasan bagian-
bagian dari alat reproduksi pada wanita :
2. Mons veneris
Mons veneris atau juga memiliki kata lain mons pubis, kerap sekali disebut
sebagai kemaluan, mons veneris ini merupakan lapisan lemak yang berfungsi untuk
menutupi tulang pada kemaluan.
5. Vagina
Vagina adalah akhir dari saluran kelamin wanita dan tempat bayi keluar pada
saat kelahiran. vagina memiliki panjang sekitar delapan sampai dengan sepuluh
sentimeter dan terletak diantara rectum dan kandung kemih. Vagina merupakan
membranasea (Otot-Selaput) yang berfungsi untuk menghubungkan Rahim ke bagian
luar. vagina yang sehat memiliki sifat yang asam, sifat ini disebabkan karena adanya
degradasi glikogen dan menjadi asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri bacillus.
vagina juga memiliki selaput lendir pada bagian terluar dan juga pada lapisan tengah
vagina terdiri dari otot-otot dan lapisan-lapisan lain yang meiliki banyak serat. Fungsi
vagina adalah sebagai jalan lahirnya bayi, tempat ketika sedang melakukan hubungan
seksual, tempat untuk menyalurkan darah ataupun menyalurkan lendir pada Rahim.
Mons pubis
Merupakan bagian vulva yang tersusun atas jaringan lemak, dan akan
ditumbuhi rambut bila sudah masa pubertas.
Labia mayor
Labia mayor atau bibir besar terletak di bawah mons pubis, berupa lipatan
berjumlah sepasang, ditumbuhi rambut bila sudah masa pubertas.
Labia minor
Labia minor atau bibir kecil merupakan dua lipatan kulit diantara kedua labia
mayor. Labia minor tidak ditumbuhi rambut, mengandung kelenjar keringat
dan kelenjar sebasea.
Klitoris
Merupakan organ erektil pada wanita, terletak di bagian atas dari struktur
labium. Klitoris banyak terdapat pembuluh darah dan ujung-ujung saraf yang
sangat sensitif.
Orifisium uretra
Jadi ada dua saluran yang langsung berhubungan dengan vulva yaitu orifisium uretra
dan vagina.
Sel-sel bakal telur telah terbentuk oleh proliferasi sel-sel lapisan epitelium germinal
yang meliputi ovarium di dalam periode perkembangan janin perempuan di dalam uterus
ibunya. Bakal sel telur melepaskan diri dari lapisan epitelium germinal dan terbenam di
dalam bagian korteks dari ovarium. Di sana bakal sel telur berproliferasi membentuk
oogonium. Sel-sel yang berada di sekitar oogonium mengatur diri di sekelilingi oogonium
untuk memberikan perlindungan dan penyalur makanan bagi oogonium, membentuk
folikel primer. Sel-sel folikel di sekitar oogonium cepat berproliferasi menjadi beberapa
lapis. Sementara itu terjadi ruangan-ruangan di antara sel-sel folikel, disebut antrum
folikuli yang diisi oleh cairan likuor folikuli. Keseluruhan folikel yang terbenam dalam
korteks ovarium kini mulai berkembang ke arah permukaan ovarium. Setelah matang,
folikel menonjol keluar dari permukaan ovarium dan siap mengalami ovulasi. Folikel
yang sudah matang ini disebut folikel de Graaf. Pada tingkat ini ovum berada dalam
stadium oosit primer. Sitoplasmanya sudah mengandung substansi nutrisi sehingga oosit
primer bertambah besar. Ovum diliputi oleh suatu lapisan substansi nonselular yang
trasnparan disebut zona pelusida. Di luar zona pelusida sel-sel folikel mengatur diri
secara radial membentuk korona radiata. Lapisan sel-sel folikel yang bergerombol di
daerah perifer dari dinding folikel disebut stratum granulosum. Jaringan pengikat di luar
stratum granulosum berkondensasi membentuk teka folikuli. Pada folikel de Graaf ovum
dan sel-sel folikel yang meliputinya menonjol ke dalam antrum folikuli dan membentuk
kumulus ooforus.
• Ovulasi
Dengan bertambahnya likuor folikuli di dalam folikel de Graaf dan tekanan ke dalam
oleh teka folikuli, maka bagian yang menonjol keluar dari ovarium pecah, sehingga ovum
bersama korona radiata serta likuor folikuli terlempaar/tersembur keluar dan ditampung
oleh tuba Fallopi (oviduk). Proses ini disebut ovulasi.
• Korpus Luteum
Sel-sel folikel yang tersisa di dalam ovarium setelah ovulasi dan teka folikuli
membentuk korpus luteum. Pada saatterjadi ovulasi, beberapa pembuluh darah kapiler di
sekitar folikel putus sehingga sedikit darah tercurah ke dalam bekas antrum folikuli
(terjadi korpus rubrum). Eritrosit difagositosis oleh leukosit untuk digantikan oleh suatu
substansi berwarna kuning, sehingga keseluruhannya disebut korpus luteum. Korpus
luteum berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang memproduksi hormon. Hormon ini
berfungsi mempersiapkan dinding endometrium uterus untuk menerima embrio nanti.
Jika terjadi fertilisasi, korpus luteum dipertahankan akan tetapi jika tidak terjadi
fertilisasi, korpus luteum berdegenerasi. Sel-sel folikel berdegenerasi dan diganti oleh
jaringan pengikat berwarna keputihan sehingga kini disebut korpus albikans.
• Folikel Atresia
Tidak semua folikel primer yang terbentuk berkembangh menjadi folikel yang matang
(folikel de Graaf). Sebagian besar berhenti bertumbuh dan mulai berdegenerasi disebut
folikel atresia. Pada janin manusia berusia 5 bulan terdapat kurang lebih 7 juta folikel
primer dan pada waktu bayi lahir hanya tersisa 2 juta folikel primer (yang lain mengalami
atresia) dan pada waktu masa puber hanya terdapat kurang dari 200.000 folikel yang
aktif.
• Pematangan Ovum
Oogonium membesar menjadi oosit primer atau oosit I, sedangkan oosit sekunder
merupakan oosit primer yang kemudian mengalami pembelahan meiosis I menghasilkan
2 anak sel dimana sitoplasma terkonsentrasi pada salah satu anak sel yang besar. Oosit
sekunder disebut juga oosit II (n kromosom). Anak sel lain yang kecil, disebut polosit
primer atau badan polar I, kemudian berdegenerasi meskipun ada juga yang dapat
membelah pada meiosis kedua menghasilkan dua polosit. Sementara itu, oosit sekunder
mengalami pembelahan meiosis II menghasilkan 2 anak sel yang tidak sama besar. Anak
sel yang besar mengandung sitoplasma banyak disebut ootid dan akan menjadi ovum
matang yang siap dibuahi. Anak sel yang kecil disebut polosit sekunder atau badan pola II
akan berdegenerasi. Polosit primer dan polosit sekunder tidak berperan dalam fertilisasi
dan akhirnya berdegenerasi. Meiosis II berlanjut setelah dirangsang oleh penetrasi
spermatozoa pada waktu fertilisasi.
• Masa Diktioten
Oosit primer pada manusia terhenti perkembangannya pada stadium profase dari
meiosis primer sampai saatnya diovulasi. Tenggang waktu ini disebut masa diktioten.
Karena pada umumnya setiap bulan hanya satu folikel de Graaf yang mengalami ovulasi,
maka ada oosit primer yang mengalami masa diktioten lebih dari 40 tahun menjelang
masa menopause. Pada waktu menopause semua pembelahan meiosis terhenti, sehingga
tidak ada lagi ovum yang diproduksi.
1. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepas-an sel telur (ovum) dari ovarium (indung telur).
Proses ovulasi dipengaruhi dua hormon, yai-tu LH (Luteinizing Hormone) dan FSH
(Follicle Stimulating Hormone) yang dihasil-kan oleh kelenjar hipofisis di dalam otak.
Saat ovulasi adalah masa subur seorang wanita. Masa subur seorang wanita
berlangsung beberapa hari. Satu siklus haid dimulai pada hari pertama setelah hari
terakhir masa haid sebelumnya dan berakhir pada hari pertama masa haid berikutnya.
Mulai pada hari pertama siklus ini sel telur bersama folikelnya akan mengalami pe-
matangan lalu sekitar 13 - 15 hari sebelum hari pertama haid akan terjadi ovulasi. Sel
telur yang berada dalam folikel bila telah masak maka folikel dan dinding ovarium
robek, lalu sel telur yang sudah matang akan keluar dan masuk ke dalam oviduk (tuba
falopi) melalui infundibulum. Telur dewasa yang berada di oviduk akan dihanyutkan
ke dalam rahim dengan cairan khusus. Sel telur dewasaini dapat dibuahi dalam tempo
24 jam setelah dilepaskan oleh ovarium yaitu pada saat dalam perjalanan menuju
rahim. Setelah sel telur dilepaskan, maka sel folikel menjadi kosong dan berubah
menjadi korpusluteum. Korpusluteu mini dengan didukung oleh LH akan memicu
terbentuknya hormon estrogen dan progestero
2. Menstruasi
Menstruasi yaitu proses meleburnya ovum yang gagal dibuahi bersama dengan
lapisan. dinding uterus berlangsung secara periodik. Pada saat terjadi menstruasi, pada
wanita sering kali dihasilkan darah yang disertai jaringan-jaringan kecil tetapi bukan
darah. Siklus pada saat menstruasi terjadi membutuhkan waktu sekitar 28 hari sampai
satu bulan, itulah sebabnya siklus ini diberi istilah mens yang berasal dari bahasa
Yunani yang artinya satu bulan. Menstruasi (haid) nya sendiri terjadi selama 2-7 hari.
Lalu bagaimana seorang wanita mengalami menopause? Menopause yang dialami
wanita mulai umur 45-50 tahun,
terjadi karena oosit primer yang terbentuk semuanya mengalami degradasi, sehingga
tidak sampai pada tahap pembentukan ovum.
3. Daur Menstruasi
4. Pascamenstruasi
5. Fase Proliferasi
Pada fase ini endometrium mulai menebal kembali secara progresif. Penebalan
dimungkinkan oleh proliferasi atau perbanyakan sel-sel endometrium di lapisan
stratum basalis yang tidak mengalami erosi pada waktu menstruasi. Proliferasi sel
diinduksi oleh hormon esterogen yang dihasilkan oleh teka folikuli interna dari folikel
yang sedang berkembang menjadi folikel de Graaf. Jadi, sementara folikel
berkembang menjadi folikel de Graaf yang diinduksi oleh hormon FSH, endometrium
berproliferasi menjadi tebal oleh hormon esterogen. Pada fase proliferasi tidak hanya
terjadi penebalan endometrium, akan tetapi terjadi regenerasi kelenjar-kelenjar dan
pembuluh darah yang terpotong pada waktu menstruasi. Akhirnya terbentuk lagi
stratum kompaktum dan stratum spongiosum dari endometrium. Fase ini berlangsung
kurang lebih 12 hari.
6. Fase Sekresi
7. Fase Menstruasi
Jika ovum tidak dibuahi, maka menjelang akhirnya fase sekretoris hormon
esterogen dan progesteron makin meningkat. Konsentrasi tinggi dari kedua hormon
tersebut memberikan umpan balik negatif bagi hipotalamus sehingga produksi
hormon GnRH ditekan dan mengakibatkan penurunan produksi hormon FSH dan LH.
Pada waktu LH berkurang, maka korpus luteum yang membutuhkan LH untuk
berfungsi mulai berdegenerasi dan berubah menjadi korpus albikans.
Hal ini mengakibatkan penurunan konsentrasi hormon esterogen dan
progesteron. Karena progesteron berfungsi mempertahankan fase sekretoris dan
keutuhan tebalnya endometrium, maka pada waktu konsentrasi hormon progesteron
menurun tajam, stratum kompaktum dan stratum spongiosum mengalami erosi.
Pembuluh darah terpotong, sehingga terjadi perdarahan. Peristiwa ini disebut dengan
menstruasi.
oo
Pada daur menstruasi 28 hari, ovulasi terjadi sekitar pertengahan daur. Jarak
waktu antara ovulasi dan permulaanmenstruasi berikutnya adalah konstan 14 hari,
akan tetapi waktu antara ovulasi tersebut dengan permulaan menstruasi sebelumnya
tidak konstan. Hal ini terjadi oleh karena panjangnya daur menstruasi dapat bervariasi
dari bulan ke bulan pada individu yang sama. Oleh karena itu, sulit memprediksi
tanggal ovulasi berikutnya dihitung mulai dari tanggal permulaan menstruasi, kecuali
jika wanita memperlihatkan periode menstruasi yang sangat teratur.
Salah satu metode untuk mengetahui waktu ovulasi adalah dengan metode
pengukuran suhu. Suhu tubuh wanita diukur setiap pagi. Suhu menjadi rendah selama
menstruasi, kemudian akan naik. Pada kira-kira pertengahan daur, tiba-tiba suhu turun
dan diikuti oleh kenaikan suhu. Turun dan menaiknya suhu menandakan terjadinya
ovulasi. Selain pengukuran suhu tubuh untuk mengetahui waktu ovulasi adalah
dengan indikator berupa sifat lendir serviks.
Teknologi sistem reproduksi digunakan untuk mengatasi atau memberikan solusi atas kasus-
kasus kelainan reproduksi. Melalui teknologi ini hambatan reproduksi diupayakan untuk
diantisipasi. Beberapa teknologi sistem reproduksi yang akan dibahas adalah sebagai berikut.
Obat Kesuburan
Obat kesuburan adalah obat yang meningkatkan tingkat kesuburan reproduksi.
Bagi wanita, obat kesuburan yang digunakan berguna untuk merangsang
pembentukan ovum atau meningkatkan kualitas ovum. Bagi laki-laki obat kesuburan
ini untuk merangsang pembentukan sel sperma atau meningkatkan kualitas sel
sperma.
Ultrasonografi (USG)
Kamu mungkin pernah mendengar istilah USG. Ultrasonografi (USG)
merupakan teknik menggunakan gelombang ultrasonik untuk mendiagnosa keadaan
bayi dalam rahim. Misalnya ukuran tubuh, organ tubuh bayi termasuk organ kelamin,
dan kesehatan.
L. Oogenesis
Oogenesis adalah proses perkembangan oosit (sel telur) matang yang berlangsung di
dalam ovarium (Campbell et al., 2010: 175). Oogenesis dimulai di dalam embrio perempuan
dengan produksi oogonium dari sel-sel punca primordial.
Oogonium membelah secara mitosis untuk membentuk sel-sel lalu memulai proses
meiosis. Saat memasuki masa pubertas,anak perempuan akan mengalami perubahan hormon
yang menyebabkan oosit primer melanjutkan meiosis tahap pertama.Oosit yang mengalami
meosis I akan menghasilkan dua sel yang tidak sama ukuran.Hanya jika sebuah sperma
menembus oosit maka meiosis II akan diteruskan.
M. Proses Oogenesis
1) Proliferasi (Perbanyakan)
Tahap ini terjadi secara berulang-ulang. Hitungannya yaitu gametogonium
membelah menjadi 2, 2 menjadi 4, 4 menjadi 8 dan seterusnya. Sel benih primordial
ini berdiferensiasi menjadi oogonium, yang kemudia mengalami perbanyakan untuk
membentuk oosit primer dan siap memasuki periode tumbuh.
2) Pertumbuhan
Pada tahap ini, oogonium akan tumbuh membesar menjadi oogonium I. Tahapan
ini sangat memegang peran penting karena sebagian besar dari substansi telur akan
digunakan dalam perkembangan selanjutnya.
3) Pematangan
Pada tahapan ini terdapat 2 kali pembelahan meiosis. Setelah terjadi tahap
pertumbuhan, oogonium I mengalami tahap pematangan yang berlangsung secara
meiosis. Akhir meiosis I nantinya akan terbentuk oogonium II dan akhir meiosis II
terbentuk ootid.
4) Perubahan Bentuk
Ootid dalam fase terkhir akan mengalami perubahan bentuk menjadi gamet. Pada
mamalia, selesai meiosis I pada betina, terbentuk oosit II dan satu polosit. Polosit jauh
lebih kecil dari oosit, karena sitoplasma sedikit sekali. Akhir dari meiosis II akan
terbentuk satu ootid dan satu polosit II.
Estrogen
Estrogen disekresikan oleh sel-sel intrafolikel ovarium. Estrogen mempermudah
pertumbuhan folikel ovarium dan menimbulkan sifat kelamin atau seks sekunder
(Syaifuddin, 2006: 261).
Progesteron
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta, yang bertanggung jawab atas
perubahan endometrium dan perubahan siklik dalam serviks dan vagina, menghambat kerja
oksitosin, dan menyiapkan pertumbuhan dinding uterus untuk perlekatan zigot
(Syaifuddin, 2006: 261).
LH (Luteinizing Hormone)
LH dan FSH bekerja sama untuk menyekresikan estrogen dari folekel de graaf. Bila
estrogen dibentuk dalam jumlah yang besar menyebabkan pengurangan produksi FSH
sedangkan produksi LH bertambah dan merangsang terjadinya ovulasi. Ovulasi adalah proses
pelepasan ovum dari ovarium.
(Syaifuddin, 2006: 261)
FSH (Folicle Stimulating Hormone)
FSH berfungsi merangsang pertumbuhan folikel dalam ovarium sehingga matang, disebut
folikel de graff dan merangsang sel-sel folikel untuk menghasilkan hormon estrogen. FSH
dibentuk di lobus anterior kelenjar hipofise
(Syaifuddin, 2006: 261).
Prolaktin
Hormon ini hanya ditemukan pada wanita yang mengalami menstruasi, dan masa laktasi
yang dibentuk di lobus anterior kelenjar hipofise. Fungsi hormon prolaktin adalah
mempertahankan produksi progesteron dari korpus luteum
(Syaifuddin, 2006: 261).
ESTEROGEN
Esterogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari esterogen,tetapiyang paling
penting untuk reproduksi adalah estradiol. Esterogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri
perkembangan seksual pada wanita,yaitu pembentukan payudara,lekuk tubuh,rambut
kemaluan, dan lain-lain.
Esterogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menajaga kualitas dan kuantitas cairan serviks dan vagina sehingga sesuai
untuk penestrasi sperma, selain fungsinya yang turut membantu mengatur temperatur suhu
(sistem pusat / otak).
Esterogen alami di produksi terutama oleh sel-sel interna folikel di ovaroium secara
primer, dan dalam jumlah lenih sedikit juga di produksi di kelenjar adrenal melalui konversi
hormon androgen.
Pada uterus, esterogen menyebabkan proliferasi endometrium, pada serviks menyebabkan
perlunakan serviks dan pengentalan lendir serviks, pada vagina menyebabkan proliferasi
epitel vagina, dan pada payudara menstimulasi pertumbuhan payudara. Selain itu, esterogen
juga mengatur distribusi lemak tubuh.
Pada tulang, esterogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan /
regenerasi tulang. Pada wanita pasca menopouse, untuk pencegahan tulang kropos /
osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.
(Syaifuddin, 2006:2001).
Daur Ovarium
GnRH menginduksi lobus anterior hipofisis untuk memproduksi FSH dan LH pada akhir
menstruasi. Melalui peredaran darah, kedua hormon tersebut tiba di ovarium, akan tetapi
folikel belum mempunyai reseptor untuk menangkap LH. Hormon FSH menginduksi
perkembangan folikel. Menjelang pembentukan folikel de Graaf, sel-sel yang meliputi
membran granulosa berkondensasi dan membentuk lapisan, yang disebut teka folikuli interna
dan berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon esterogen. Di bagian
luar dari teka folikel interna sel-sel membentuk teka folikuli eksterna.
Produksi hormon esterogen meninggi dengan cepat mendekati pematangan folikel de
Graaf. Konstenntrasi hormon esterogen yang tinggi memberikan umpan balik positif terhadap
hipotalamus untuk meningkatkan produksi GnRH sehingga produksi FSH dan LH meningkat.
Kini folikel telah dilengkapi dengan reseptor untuk mengikat hormon LH dan peningkatan
hormon LH menginduksi pematangan folikel de Graaf dan kemudian mengalami ovulasi. LH
mempunyai fungsi mengubah folikel menjadi korpus luteum setelah ovulasi, selanjutnya dari
korpus luteum bergantung pda ovum yang di ovulasi apakah dibuahi oleh spermatozoa atau
tidak.
Jika ovum dibuahi (terjadi kehamilan), maka korpus luteum di pertahankan selama 3
sampai 4 bulan. Hormon progesteron yang diproduksi oleh korpus luteum diperlukan untuk
mempertahankan endometrium dari uterus agar tidak meluruh pada bulan-bulan pertama
kehamilan. Sesudah 4 bulan korpus luteum berdegenerasi dan tidak menghasilkan hormon
progesteron lagi. Pada waktu ini plasenta mulai menghasilkan hormon progesteron.
Jika ovum tidak dibuahi , korpus luteum masih dapat bertahan selama kurang lebih 14
hari, dan kemudian berdegenerasi. Sel-sel luteal berubah menjadi jaringan fibrosa berwarna
putih, sehingga disebut korpus albikans dan produksi progesteron berhenti.
(Syaifuddin, 2006:2001).
O. Siklus Reproduksi Perempuan
Siklus Ovarium
Siklus ovarium adalah peristiwa siklis yang terjadi dalam ovarium. Adapun
tahapannya adalah
a) Pelepasan GnRH (Gonadotropin-releasing hormone) dari hipotalamus.
b) GnRH merangsang pituitari anterior untuk menyekresikan FSH dan LH dalam
jumlah kecil.
c) Hormon perangsag folikel merangsang pertumbuhan folikel yang dibantu oleh
LH.
d) Sel-sel dari folikel yang sedang tumbuh mulai membuat ekstradiol.
e) Sekresi ekstradiol oleh folikel sedang tumbuh mulai meningkat tajam.
Kadar FSH dan LH meningkat.
Peningkatan konsentrasi LHyang disebabkan oleh peningkatan sekresi ekstradiol
dari folikel yang sedang tumbuh sehingga menghasilkan folikel yang matang.
a) Folikel matang mengandung rongga internal berisi cairan, tumbuh sangat
besar membentuk suatu pembengkakan di dekat permukaan ovarium. Fase
folikular berakhir pada ovulasi.
b) Fase luteal dari siklus ovarium terjadi setelah ovulasi. LH merangsang
jaringan folikel di dalam ovarium menjadi korpus luteum.
c) Korpus luteum menyekresikan progesteron dan estradiol. Naiknya kadar
progresteron maka akan mengurangi sekresi LH dan FSH.
Pada fase akhir luteal, kadar gonadotropin menurun sehingga korpus luteum
berdisintegrasi sehingga kadar estradiol dan progresteron juga ikut menurun.
Pituitari akan menyekresikan FSH dalam jumlah yang cukup untuk
merangsang pemtumbuhan folikel-folikel baru di dalam ovarium sehingga
memulai siklus ovarium berikutnya.
Siklus Uterus
Sebelum ovulasi, hormon-hormon steroid ovarium merangsang uterus agar
siap mendukung embrio. Estradiol yang disekresikan dalam jumlah yang meningkat
karena adanya folikel yang tumbuh mensinyalkan endometrium untuk menebal. Jadi,
fase folikular siklus ovarium dikoordinasikan dengan fase proliferatif dari siklus
uterus.
Setelah ovulasi, ekstradiol dan progesteron yang disekresikan oleh korpus luteum
merangsang perkembangan dan pemeliharaan lanjutan lapisan uterus yaitu terjadi
pembesaran arteri-arteri dan pertumbuhan kelenjar endometrium yang berperan
dalam menyekresikan cairan nutrien yang dapat mempertahankan embrio awal
sebelum tertanam ke uterus. Jadi fase luteal dari siklus ovarium terkoordinasi dengan
fase sekresi dari siklus uterus.
Merosotnya kadar hormon ovarium saat korpus luteum disintregasi menyebabkan
arteri dalam endometrium menyempit, melepaskan darah yang terbuang bersama
jaringan dan cairan endometrium. Hasilnya adalah menstruasi. Tahapan ini
dinamakan fase aliran menstruasi dari siklus uterus. Menstruasi disebabkan oleh
pengurangan hormon estrogen dan progresteron (Guyton, 1990: 747). Cairan
menstruasi dalam keadaan normal tidak membeku karena fibrinolisin dikeluarkan
bersama dengan endometrium yang nekrotik.
1. Uterus
Uterus akan tumbuh membesar, primer maupun sekunder, akibat pertumbuhan isi
konsep intrauterin. Estrogen dapat menyebabkan hiperplasia pada jaringan, hormon
progesteron berperan untuk elastisitas/kelenturan uterus.
2. Ishmus uteri
bagian dari serviks dan batas anatomiknya menjadi sulit ditentukan. Pada kehamilan
trimester I, isthmus uteri memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu isthmus uteri
menjadi satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir di atas 32 minggu menjadi
segmen bawah uterus. Pada isthmus vaskularisasi sedikit, lapisan muskular tipis, mudah
ruptur, kontraksi minimal berbahaya jika lemah, mengancam nyawa janin dan ibu, dan dapat
ruptur.
3. Serviks uteri
Akibat stimulasi esterogen dan perlunakan akibat progesteron (tanda Hegar)
mengalami hipervaskularisasi, warna menjadi livide/kebiruan. Sekresi lendir serviks
meningkat pada kehamilan dan memberikan gejala keputihan.
4. Vagina/Vulva
Akibat pengaruh esterogen dan progesteron sehingga terjadi hipervaskularisasi, warna
merah kebiruan (Tanda Chadwick).
5. Ovarium
Fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta sejak usia kehamilan 16 minggu terutama
fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan, ovarium tenang/ beristirahat.
Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi
daur hormonal menstruasi.
6. Payudara
Terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara akibat pengaruh
estrogen. Hormon laktagenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan
hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara serta meningkatnya produksi zat-zat
kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, dan kolostrum. Kelenjar mammae
membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery,
terutama di daerah aerola dan papila akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan
menonjol.
1. Kontrasepsi Permanen
Kontrasepsi permanen yaitu cara mencegah kehamilan yang tidak dapat
dikembalikanlagi.Ataudengankatalain,kehamilansudahtidakmungkinlagidialami oleh
pengguna cara kontrasepsi permanen ini. Kebanyakan cara kontrasepsi ini dilakukan
dengan cara operasi, baik yang dilakukan pada wanita maupun pria. Contohnya,
vasektomi dan tubektomi.
Vasektomi adalah cara kontrasepsi permanen yang dilakukan pada pria dengan cara
pemotongan vasa deferensianya, dan pada setiap ujung potongan tersebut
dilakukan pengikatan, sedangkan tubektomi, yaitu cara kontrasepsi permanen
pada wanita dengan cara melakukan pemotongan pada oviduk yang setiap ujung
potongannya juga diikat.
R. Fertilisasi
Penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang biasanya berlangsung
di ampula tuba dinamakan fertilisasi. Fertilisasi mempunyai dua fungsi utama yaitu :
1. Fungsi reproduksi
Yang memungkinkan pemindahan unsur-unsur genetik dari orang tua kepada
keturunan. Jika pada gametogenesis terjadi reduksi (2n menjadi n) unsur genetik,
maka fertilisasi terjadi penggabungan unsur genetik (pemulihan kembali dari n
menjadi 2 n, masing-masing orang tua menyumbang n). Tanpa fertilisasi (kecuali
pada kasus-kasus tertentu) kesinambungan keturunan suatu spesies tidak akan terjadi.
• Tahap Fertilisasi
Fertilisasi terjadi melalui 4 tahap yaitu :
1. Penetrasi korona radiata, oleh sperma dengan bantuan enzim hialuronidase
yang melarutkan senyawa hialuronid pada
korona radiata.
2. Penetrasi zona pelusida, oleh sperma dengan bantuan enzim akrosin untuk
menghancurkan glikoprotein. Penetrasi ini memicu sel-sel granulosit di bagian
korteks oosit sekunder untuk mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan sel-
sel di zona pelusida berikatan satu sama lain membentuk suatu materiyang keras dan
tidak dapat ditembus oleh sperma lain. Proses ini mencegah ovum dibuahi oleh lebih
dari satu sperma
(polispermia).
3. Setelah menembus zona pelusida, spermatozoa masuk ke ruang perivitelin
(ruang antara zona pelusida dengan membran
vitelin/membran plasma), kemudian menempel dan terjadi fusi (peleburan)
membran spermatozoa dengan membran plasma oosit. Peleburan ini memungkinkan
nukleus spermatozoa masuk sitoplasma, kemudian berkondensasi dan membesar
sehingga menjadi pronukleus pria (n). Sedangkan ekor spermatozoa kemudian
terlepas dan berdegenerasi. Akibat masuknya nukleus spermatozoa ini juga
mengaktivasi oosit sekunder menyelesaikan pembelahan meiosis kedua-nya menjadi
ootid dan polosit sekunder (badan polar II) sedangkan nukleusnya berkondensasi
menjadi pronukleus wanita (n).
4. Kedua pronukleus bergerak ke tengah, lalu terjadi fusi (peleburan)
pronukleus wanita dan pronukleus pria (disebut syngami). Peleburan ini
mengembalikan jumlah kromosom dari haploid menjadi diploid dan sel baru hasil
peleburan ini disebut zigot (2n).v
2. Fungsi perkembangan
Ketika fertilisasi memicu oosit sekunder untuk melanjutkan dan
menyelesaikan proses pembelahan meiosisnya dan membentuk pronukleus wanita.
Pronukleus wanita ini yang akan melebur (syngami) dengan pronukleus pria (berasal
dari nukleus spermatozoa) untuk membentuk zigot. Jika fertilisasi tidak terjadi maka
oosit sekunder akan tertahan pada tahap metafase meiosis II dan kemudian
berdegenerasi.
Fertilisasi memerlukan oosit sekunder (ovum) yang telah masak dan siap
dibuahi. Sebelumnya ovum ini dikeluarkan dari ovarium pada proses yang dinamakan
ovulasi pada sekitar hari ke-14 dari daur menstruasi. Fimbriae pada ujung tuba fallopi
meliputi ovarium, sehingga ovum yang diovulasi mudah ditampung di infundibulum.
Ovum kemudian didorong oleh tuba fallopi (tuba uterina, disebut juga oviduk) ke arah
lumen uterus oleh aktivitas silia pada lumen tuba fallopi, gerak peristaltik tuba fallopi,
cairan yang dikeluarkan oleh sel-sel dan beberapa sebab lain.
1. Reaksi kapasitasi : selama beberapa jam, protein plasma dan glikoprotein yang
berada dalam cairan mani diluruhkan.
2. Reaksi akrosom : setelah dekat dengan oosit, sel sperma yang telah menjalani
kapasitasi akan terpengaruh oleh zat-zat dari korona radiata ovum sehingga isi
akrosom dari daerah kepala sperma akan terlepas dan berkontak dengan lapisan
korona radiata.
Pada saat ini dilepaskan hialuronidase yang dapat melarutkan korona radiata,
trypsine-like agent dan lysine-zone yang dapat melarutkan serta membantu sperma
melewati zona pellucida untuk mencapai ovum. Sekali sebuah spermatozoa
menyentuh zona pellucida, terjadi perlekatan yang kuat dan penembusan yang sangat
cepat. Sekali telah terjadi penembusan zona oleh satu sperma, terjadi reaksi khusus di
zona pellucida (zone-reaction) yang bertujuan mencegah terjadinya penembusan lagi
oleh sperma lainnya. Dengan demikian sangat jarang sekali terjadi penembusan zona
oleh lebih dari satu sperma.
S. Implantasi
Pada akhir minggu pertama (hari ke-5 sampai hari ke-7) zigot mencapai
kavum uteri. Pada saat itu, uterus sedang berada dalam fase sekresi lendir di bawah
pengaruh progesteron dari korpus luteum yang masih aktif sehingga lapisan
endometrium dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara kelenjar
selaput lendir rahim yang terbuka dan aktif.
Kontak antara zigot stadium blastokista dengan dinding rahim pada keadaan
tersebut akan mencetuskan berbagai reaksi seluler sehingga sel-sel trofoblas zigot
tersebut dapat menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium
uterus (terjadi implantasi).
T. Pengertian Embrio
Embrio (bahasa Yunani: egfipnov) yaitu, merupakan sel atau organisme yang
hidup pada masa di awal pertumbuhan yang tidak bisa bertahan hidup sendiri.
Sebenarnya definisi tentang embrio itu bervariasi, tergantung pada organisme masing-
masing. Misal pada manusia, yaitu organisme yang berkembang biak secara seksual,
ketika satu sel sperma membuahi ovum, hasilnya adalah satu sel yang disebut zigot
yang memiliki seluruh DNA dari kedua orang tuanya. Dalam tumbuhan, hewan, dan
beberapa protista, zigot akan mulai membelah untuk menghasilkan organisme
multisel. Hasil dari proses ini disebut embrio. Pada manusia, terbentuk embrio
(mudhghah) antara umur 3-5 minggu masa kehamilan dan sudah tampak rancangan
bentuk alat-alat tubuh.
Embrio merupakan organisme atau sel yang hidup di masa awal pertumbuhan,
yang tidak bisa bertahan hidup sendiri. Embrio terjadi bukan hanya pada manusia,
akan tetapi pada hewan dan tumbuhan pun mengalami pembentukan embrio.
Pada manusia, ovum atau sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma yang
disebut embrio, sampai sekitar minggu kedelapan masa kehamilan. Kemudian, embrio
itu disebut juga sebagai janin. Pembentukan embrio dimulai saat pembuahan sel telur
yang dibuahi oleh sel sperma. Pada saat sel telur dan sel sperma bertemu, maka
mereka akaan membentuk zigot yang merupakan sel diploid tunggal yang telah
terbentuk dari penggunaan dua sel haploid. Setelah pembuahan, maka zigot akan
memulaii membelah dan berkembang guna membentuk sel-sel dasar agar menjadi
organisme dewasa. Pada saat pembelahan sel dimulai, zigot akan berubah menjadi
embrio. Setelah menjadi embrio yang dewaasa, daging calon bakal bayi akan mulai
berubah menjadi bentuk yang mirip dengan bentuk manusia atau yang dikenal dengan
sebutan janin.
Sekitar 24 jam kemudian zigot yang dihasilkan mulai membelah yang sebut cleavage.
Pembelahan ini terjadi saat ovum yang dibuahi berjalan dari oviduk ke uterus yang
memakan waktu 3-5 hari
Hasil pembelahan zigot yaitu sekelompok sel yangsama besar dengan bentuk seperti
buah murbei yang disebut morula. Terjadi Setelah 2-3 hari embrio tiba di uterus,
terdiri dari 16 sel dan akhirnya menjadi satu kelompok sel baru.
Blastosit berdiferensiasi menjadi tiga bagian yaitu tropoblas (sel terluar), embrioblas
(sel bagian dalam) dan blastosol.
Selanjutnya embrioblas membelah diri sehingga menjadi satu kelompok sel yang
sedikit menonjol yang disebut bintik benih.
bintik benih terpisah. Namun antara tropblas dan bintik benihmasih 8.Sel-sel
tropoblas mengeluarkan cairan sehingga antara tropoblas dan bagian
bintik benih terpisah.berhubungan pada satu tempat yang disebut selom. Stadium ini
disebut blastula.
Blastula kemudian berkembang menjadi grastula. Pada tahap ini bintik benih. telah
mengalami diferensiasi sel menjadi ektoderma, mesoderma, dan endoderma.
Selanjutnya ketiga lapisan tersebut akan berkembang sebagai organ (organogenesis)
pada minggu keempat dan minggu kedelapan.
U.
Kira-kira pada hari ke-5 sampai ke-6, di rongga sela-sela inner cell mass
merembes cairan menembus zona pellucida, membentuk ruang antar-sel. Ruang antar-
sel ini kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk
rongga blastokista.
Inner cell mass tetap berkumpul di salah satu sis, tetap berbatasan dengan
lapisan sel luar. Pada stadium ini zigot disebut berada dalam stadium blastula atau
pembentukan blastokista.
Inner cell mass kemudian disebut sebagai embrioblas, dan outer cell mass
kemudian disebut sebagai trofoblas.
Pertumbuhan embrio
Manusia terbentuk diawali oleh pertemuan sebuah sel telur (ovum) dengan
sebuah sel sperma (spermatozoa). Pertemuan ini menghasilkan noktah yang
disebut zigot. Di dalam perut ibu, zigot lama-kelamaan akan tumbuh berkembang
menjadi janin. Pada manusia, proses pertumbuhan janin di dalam perut ibu dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu pertumbuhan janin trimester pertama, trimester kedua,
dan trimester ketiga. Satu trimester itu adalah selama 13 minggu atau kurang
lebih tiga bulan.
Minggu ke-1
Terjadi proses pembuahan (fertilisasi) membentuk zigot. Zigot akan
mengalami pembelahan untuk memperbanyak sel membentuk embrio. Embrio
kemudian akan menuju rahim.
Minggu ke-2
Embrio membentuk tiga lapisan, yaitu endoderm, mesoderm, dan ektoderm.
Ketiga lapisan tersebut nantinya akan berkembang menjadi berbagai macam
organ.
Minggu ke-3
Plasenta (ari-ari) terbentuk. Beberapa organ mulai berkembang, seperti
jantung, otak, dan pembuluh darah.
Minggu ke-4
Jantung dan pembuluh darah mulai berfungsi. Tangan dan kaki mulai
terbentuk.
Minggu ke-5
Tangan semakin sempurna kecuali jari-jari tangan yang belum terbentuk.
Organ-organ lain sepert mata dan telingan juga mulai berkembang.
Minggu ke-6 sampai 8
Kelanjutan dari perkembangan embrio. Organ-organ makin berkembang dan
ukuran semakin besar.
Minggu ke-9 sampai 12
Embrio sudah dapat disebutr sebagai janin karena telah memiliki bentuk wajah
manusia. Terdapat air ketuban yang berfungsi untuk menjaga suhu janin.
Bagian-bagian tubuh mulai nampak, seperti kepala, mata, dan tulang.
Minggu ke-13 sampai 17
Pada tahap ini janin memiliki berat sekitar 50-100 gram dan panjang 10-15
cm. Pada tahap ini juga, janin dapat mengalami mimpi (tidur-bangun). Mulut
juga mulai dapat digerakkan.
Minggu ke-18 sampai 22
Janin mulai dapat mendengar dan bergerak. Ibu dapat merasakan adanya
gerakan dari janin.
Minggu ke-23 sampai 26
Organ-organ dalam seperti paru-paru mulai bekerja.
Minggu ke-27 sampai 36
Semua organ tubuh semakin matang dan tumbuh sempurna.
Minggu ke-37 sampai 40
Semua organ telah terbentuk dan berfungsi dengan baik. Janin telah siap
dilahrikan.
Gambar perkembangan embrio manusia.
1. Fase Morula
Yaitu fase dimana terjadinya suatu bentukan sel yang hampir mirip bentuk
bola yang merupakan hasil terjadinya pembelahan sel secara terus menerus.
Keberadaan sel satu dengan sel yang lain sangat rapat yang disebut dengan
morulasi.
2. Fase Blastula
ialah fase terjadinya pembentukan selanjutnya dari fase morula. Pada fase ini,
sel akan terus menjalani pembelahan. Fase blastula mempunyai suatu cairan sel
yang disebut dengan blastosoel.
3. Fase Gastrula
ialah terjadinya proses pembentukan selanjutnya dari fase blastula. Pada fase
ini sudah mempunyai lapisan dinding pada tubuh embrio dan meilikin rongga
tubuh, serta pelekukan tubuh embrio sudah terliihat.
Selain itu, perkembangan embrio pada manusia juga mempunyai tiga tahapan,
didantaranya yaitu :
1. Tahapan pre embrionik, pada tahap ini sama seperti fase morula yaitu
proses terjadinya pembelahan sel didalam rahim setelah terjadinya
pembuaahan pada sel ovum atau sel telur.
2. Tahapan embrionik, pada tahap ini pembelahan sel akan terus mengalami
perkembangan hingga sempurna, sehingga tidak lagi disebut istilah zigot
akan tetapi dengan istilah embrio. Tahapa ini sama dengan fase blastula
yaitu perkembangan selanjutnya dari pembelahan sel.
3. Tahapan fetusPada tahap ini embrio sudah terlihat menyerupai bentuk
manusia, tahap perkembangan ini akan terus berlangsung sampai
terjadiinya proses kelahiran.
Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai rongga amnion. Di dalam
ruangan ini terdapat cairan amnion (likour amnii). Asal cairan amnion diperkirakan
terutama disekresi oleh dinding selaput amnion/plasenta, kemudian setelah sistem
urinarius janin terbentuk, urine janin yang diproduksi juga dikeluarkan ke dalam
rongga amnion. Berikut adalah beberapa fungsi dari cairan amnion :
1. Proteksi : melindungi janin terhadap trauma dari luar.
2. Mobilisasi : memungkinkan ruang gerak bagi janin.
3. Homeostasis: menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam-basa (pH)
dalam rongga amnion, untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin.
4. Mekanik : menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh ruangan intrauterin
(terutama pada persalinan)
5. Pada persalinan : membersihkan / melicinkan jalan lahir, dengan cairan yang
steril sehingga melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir.
Peredaran air ketuban dengan darah ibu cukup lancar dan perputarannya cepat,
kira-kira adalah 350-500 cc. Air ketuban ini berasal dari urine janin, transudat darah
ibu, sekret epitel amnion dan campuran ketiganya.
Oligodramnion adalah air ketuban sedikit, di bawah 500 cc. Umumnya kental,
keruh, berwarna kuning kehijauan. Prognosis bagi janin buruk.
gambar untuk materi tentang"Air Ketuban (Cairan Amnion"
Y. Plasenta
Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya mencapai
pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu.
Plasenta lengkap yang normal memiliki karakteristik berikut ini :
1. Bentuk bundar/oval.
2. Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm.
3. Berat rata-rata 500-600 gram.
4. Insersi tali pusat atau tempat yang berhubungan dengan plasenta dapat berada
di tengah/sentralis, disamping/lateralis,atau di ujung tepi/marginalis.
5. Di sisi ibu, tampak daerah-daerah yang agak menonjol (kotiledon) yang
diliputi selaput tipis desidua basalis.
6. Di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion)
menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.
7. Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat
sampai 600-700 cc/menit (aterm).
Pada kehamilan multipel/kembar, dapat terjadi variasi jumlah dan ukuran plasenta,
serta selaput janin.
2. Fungsi Plasenta
Fungsi plasenta adalah menjamin kehidupan dan pertumbuhan janin yang baik.
3. Struktur Plasenta
Plasenta berbentuk oval dengan diameter 15-20 cm dan berat 500-600 gram.
Plasenta terbentuk lengkap saat usia kehamilan 16 minggu, ketika ruang amnion telah
mengisi seluruh rongga rahim. Plasenta terletak di dalam rahim. Bagian –bagian
plasenta meliputi:
Kotiledon menerima darah dari 80 sampai 100 aa. Spiralis yang menembus
lempeng desidua dan memasuki ruang-ruang intervili dengan jarak yang cukup
teratur.
Pada vili ini, sinsitium kerap kali mempunyai brush border yang terdiri atas
banyak vili halus, sehingga sangat menambah luas permukaan, dan akibatnya
meningkatkan kecepatan pertukaran antara peredaran darah ibu dan janin.
Selaput plasenta memisahkan darah ibu dan janin dan mula-mula terdiri atas empat
lapisan :
(a) lapisan endotel pembuluh darah janin,
(b) jaringan ikat di dalam inti vili,
(c) lapisan sitotrofoblas, dan
(d) sinsitium.
Akan tetapi sejak bulan keempat dan seterusnya, membran plasenta menjadi
jauh lebih tipis, karena lapisan endotel pembuluh darah menjadi melekat erat pada
selaput sinsitium, dengan banyak sekali meningkatkan kecepatan pertukaran.
Meskipun kadangkala disebut sawar plasenta, membran plasenta bukanlah suatu
sawar yang sebenarnya, karena banyak zat dapat melintasinya dengan bebas. Oleh
karena darah ibudi dalam ruang intervili terpisah dari darah janin oleh sekat yang
berasal dari korion, plasenta manusia dianggap dari jenis hemokorialis.
Pada saat cukup bulan, plasenta berbentuk seperti cakram, garis tengahnya 15
sampai 25 cm, tebalnya kira-kira 3 cm dan beratnya kira-kira 500 sampai 600 gram.
Saat persalinan, plasenta terlepas dari dinding rahim dan kira-kira 30 menit setelah
bayi lahir, plasenta didorong keluar dari rongga rahim. Setelah dilahirkan, pada
plasenta sisi ibu tampak dengan jelas 15-20 daerah yang agak menonjol yang disebut
kotiledon, yang dilapisi oleh sebuah selaput tipis desidua basalis. Siklus-siklus di
antara kotiledon dibentuk oleh sekat-sekat desidua. Banyak desidua untuk sementara
tetap berada di dalam rahim dan dikeluarkan bersama-sama dengan lokia (cairan
nifas).
Plasenta pada sisi janin seluruhnya dibungkus oleh lempeng korion, sejumlah
pembuluh vena dan arteri besar, pembuluh-pembuluh darah korion, terlihat menuju ke
tali pusat. Korion selanjutnya akan dibungkus oleh amnion.
6. Tali Pusat
Kandung kuning telur (yolk-sac) dan tangkai kandung kuning telur (ductus
vitellinus) yang terletak dalam rongga karion, yang juga tercakup dalam connecting
stalk juga tertutup bersamaan dengan proses semakin bersatunya amnion dengan
karion. Setelah struktur lengkung usus, kandung kuning telur, dan ductus vitellinus
menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah umbilikal (2
arteri umbilikus dan 1 vena umbilikalis) yang menghubungkan sirkulasi janin dengan
plasenta. Pembuluh darah umbilikalis ini diliputi oleh mukopolisakarida yang disebut
Wharton’s jelly.
Tali pusat janin rata-rata panjangnya 50-55 cm dengan diameter 1-2,5 cm. Tali
pusat terpanjang yang pernah ada adalah 200 cm dan yang terpendek 1 cm. Struktur
tali pusat terdiri dari 2 arteri umbilikalis yaitu 1 vena umbilikalis dan jeli warthon (zat
seperti agar-agar, yang banyak mengandung air sehingga setelah bayi lahir tali pusat
mudah menjadi kering dan lekas terlepas dari pusarnya). Dari luar, tali pusat tampak
berwarna putih.
Z. Kehamilan / Gestasi
Kondisi mengandung satu atau lebih embrio dalam uterus disebut kehamilan atau
gestasi. Kehamilan manusia berlangsung rata-rata 266 hari (38minggu) dari fertilisasi telur
(Campbell et al.,2010:182). Gestasimanusia dapat dibagi menjadi tiga trisemester yang
masing-masing berlangsung sekitar tiga bulan.Selama 2-4 minggu pertama perkembangan
embrio memperoleh nutrient secara langsung dari endometrium.Sementara itu lapisan luar
blastosit yaitu trofoblas dan sel-sel lain akan membelah/berprolifersi dengan cepat
membentuk plasenta dan membran ekstra embrio (extraembryonic membrane) yang akan
membentuk amnion, plasenta, dan tali pusar (Kimball, 1983: 376).
2) Korion
Lapisan terluar blastosit disebut tropoblas berinteraksi dengan sakus vitelus
membentuk korion. Korion merupakan membram terluar yang melingkupi embrio.
Korion membentuk vili korion yang berisi pembuluh darah embrio yang berhubungan
dengan pembuluh darah ibu yang banyak terdapat didalam endometrium uterus.
Korion dengan jaringan endometrium uterus membentuk plasenta yang merupakan
organ pemberi nutrisi bagi embrio.
3) Amnion
Amnion merupakan membram yang langsung melingkupi embrio dalam suatu ruang
yang berisi cairan amnion. Cairan amnion dihasilkan dari membram amnion. Cairan
amnion berfungsi untuk menjaga embrio agar dapat bergerak dengan bebas dan
melindungi embrio dari perubahan suhu.
4) Alantois
Alantois merupakan membram pembentuk tali pusar. Tali pusar menghubungkan
embrio dengan plasenta pada endometrium uterus ibu. Darah dari embrio mengalir ke
plasenta melalui arteri tali pusar dan kembali melalui vena pusar. Alantois berfungsi
sebagai alat respirasi, saluran makanan dan eksresi.
2. Endometriosis
Endometriosis merupakan keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di
luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus,
misalnya di paru-paru. Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit
dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat
menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan
pemberian obat-obatan, bedah laser atau laparoskopi.
7. Mandul (Infertilitas)
Mandul atau tidak subur berarti seorang laki-laki tidak dapat memproduksi
sel-sel sperma atau wanita tidak dapat memproduksi ovum. Faktor paling besar
dipengaruhi oleh gangguan hormon reproduksi. Penanggulangan kelainan ini dengan
konsultasi ke dokter.
8. Impotensi
Impotensi yaitu suatu keadaan penis pada laki-laki tidak dapat melakukan
ereksi (tegang), sehingga sulit untuk melakukan kopulasi (persetubuhan). Kebanyakan
impotensi disebabkan oleh faktor hormonal, yaitu terhambatnya fungsi hormon
reproduksi, bisa juga disebabkan oleh faktor psikologis atau emosional seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
abror, m. (2022). Pengertian dan Perkembangan Embrio Pada Manusia. Retrieved from
AyokSinau.com: https://www.ayoksinau.com/pengertian-embrio/
Pujiono, I. P., Munana, N., & Handayani, S. L. (2018). Sistem Reproduksi pada Manusia, Lengkap
Fungsi, Gambar dan Penjelasan. Retrieved from MARKIJAR:
https://www.markijar.com/2018/03/sistem-reproduksi-pada-manusia-lengkap.html