Anda di halaman 1dari 16

MANUSIA DAN LINGKUNGAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Lingkungan

Dosen Pengampu: Drs. H. M. Yamin, M. Si

Disusun Oleh:

Kelompok 4

1. Handrayani (E1A021034)
2. Nadiya Sesareny (E1A021046)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul
“Manusia dan Lingkungan” ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. Semoga syafaatnya mengalir kepada
kita kelak.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Pengetahuan Lingkungan. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. H. M.
Yamin, M. Si. selaku dosen pengampu pada mata kuliah Pengetahuan Lingkungan yang telah
memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung serta membantu
penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca untuk memperdalam ilmu pada ekotoksikologi.

Kajian yang kami jabarkan dalam makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan segala
keterbatasan yang kami miliki. Kami hanya dapat berusaha semaksimal yang kami bisa dan
hasilnya kami sandarkan kepada Allah Swt, yang Maha Mengetahui dan Maha Benar, yang
pada-Nya kami memohon segala petunjuk dan bimbingan. Semoga apa yang kita lakukan
Allah Swt jadikan sebagai pencerah pola pikir sehingga akan banyak mengubah paradigma
menuju arah kemajuan dan keadaan yang lebih baik. Oleh kerena itu, kami meminta kepada
para pembaca untuk memberikan masukan bermanfaat yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini agar dapat diperbaiki bentuk maupun isi makalah sehingga
kedepannya dapat menjadi lebih baik.

Mataram, 26 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah mahhuk yang sempurna karena diberikan akal untuk berfikir dan
menyadari bahwa manusia itu berbeda dengan makhluk-makhluk lainnya. Dengan
kemampuan akal inilah, manusia memiliki kemampuan tentang “apa yang telah, yang
sedang dan yang akan diperbuat” terutama terhadap lingkungan alam di mana manusia
hidup. Dengan kata lain bahwa manusia mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri
dengan lingkungan alam dan manusia juga mampu memanfaatkan lingkungan alam untuk
keberlangsungan dan kesejahteraan manusia itu sendiri karena manusia itu adalah
makhluk “yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain)”.
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali dengan akal dan pikiran. Dengan
bekal akal dan pikiran inilah manusia dapat mempertinggi dan meningkatkan derajat
kualitas kehidupannya melalui dorongan hasrat keingintahuan terhadap lingkungan
sekitarnya. Dengan keingintahuannya inilah juga manusia berusaha mengetahui dan
memahami berbagai hal yang ada di luar dirinya tetapi juga bertanya tentang dirinya
sendiri.
Berdasarkan rujukan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, lingkungan adalah kawasan
atau daerah yang di dalamnya mencakup “segala yang ada di langit dan di bumi (seperti
bumi, bintang, kekuatan)”. Sementara itu, rujukan lain menyatakan bahwa lingkungan
adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti
tanah, air, energi surya, mineral serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun
di dalam lautan dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Menurut Darsono (1995) lingkungan adalah semua benda dan kondisi, termasuk manusia
dan kegiatan mereka, yang terkandung dalam ruang di mana manusia dan mempengaruhi
kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia dan badan-badan hidup lainnya.
Sementara menurut St. Munajat Danusaputra lingkungan adalah Semua benda dan
kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktifitasnya, yang terdapat dalam ruang
dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan hidup
dan jasad renik lainnya. Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen
abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban,
cahaya dan bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa
seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri). Oleh karena
aspek yang menjadi cakupan dari lingkungan begitu luas, maka dalam kebiatan belajar
ini, kita akan fokus membahas penduduk dan lingkungan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kependudukan
Dalam kehidupannnya, manusia menjalin hubungan sosial dengan manusia lainnya dalam
masyarakat. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau saling
berinteraksi secara tetap dan memiliki kepentingan yang sama. Sedangkan penduduk
adalah semua orang yang menempati suatu wilayah hukum tertentu dan waktu tertentu
sehingga kita akan mengenal istilah penduduk tetap dan penduduk tidak tetap. Rakyat
adalah seluruh orang dengan latar belakang sejarah yang sama, baik yang berada di dalam
maupun di luar wilayah negaranya dan berada di bawah kedaulatan negaranya.
Sedangkan warga negara adalah semua orang yang tinggal di wilayah negara, baik
penduduk asli maupun keturunan asing yang telah disyahkan oleh undang-undang sebagai
warga negara. Penduduk yang mendiami wilayah suatu negara sering memunculkan
berbagai macam dinamika kependudukan. Kependudukan adalah hal yang berkaitan
dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan,
kematian, persebaran, mobilitas, dan kualitas penduduk. Dinamika penduduk adalah data
yang menampilkan statistika penduduk untuk memperoleh hasil perhitungan persebaran
penduduk.
1. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah bertambahnya jumlah penduduk di suatu tempat
karena kelahiran tidak berbanding seimbang dengan adanya kematian dan migrasi
yang masuk tidak sebanding dengan migrasi yang keluar. Pertambahan penduduk
seperti ini dapat menyebabkan sulitnya mengontrol kehidupan manusia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk yakni:
a) Natalitas/Fertility (Kelahiran)
Kelahiran adalah jumlah lahirnya penduduk di suatu wilayah dan perwilayahan
dalam kurun waktu tertentu. Nama lain kelahiran dalam istilah demografi disebut
sebagai fertilitas.
b) Mortalitas (Kematian)
Kematian adalah hilangnya nyawa atau ruh dari seseorang yang telah meninggal.
Kematian dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti sakit, kecelakaan lalu lintas,
kecelakaan kerja, overdosis obat-obatan, bunuh diri dan lain sebagainya. Dalam
istilah demografi, kematian disebut dengan arti mortalitas. Dinamika penduduk
dari mortalitas digunakan untuk menyeimbangkan jumlah penduduk berdasarkan
angka kelahiran.
c) Migrasi (Perpindahan Penduduk)
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lain, dari
tempat yang padat penduduk menuju kawasan jarang penduduk. Sifat migrasi
biasanya menetap, ada pula yang hanya sementara.
2. Struktur Umur Penduduk
Salah satu indikator yang berkaitan dengan struktur umur penduduk adalah tingkat
ketergantungan. Tingkat ketergantungan dihitung sebagai persentase dari jumlah
penduduk usia 0- 4 tahun dan penduduk yang berumur 65 tahun ke atas, terhadap
jumlah penduduk usia 15 - 64 tahun (Sutrisno, Gatiningsih, 2017).

Gambar Jumlah Penduduk Indonesia Menurut Kelompok Umur dan jenis kelamin
Sumber: BPS 2021
Berdasarkan angka-angka tersebut tampak penumpukan jumlah penduduk pada usia
muda, yaitu usia 0-4 tahun berjumlah 15.453.694 juta jiwa, usia 5-9 tahun sebesar
23.347.669 juta jiwa dan 10 - 14 tahun 23749949 jiwa yang mana pada usia tersebut
belum produktif masih tergantung pada orang-orang lain terutama keluarga.
Indonesia mengalami struktur umur penduduk yang kurang menguntungkan. Jumlah
penduduk kebanyakan berumur muda dan itu akan menjadi tantangan berat bagi
pembangunan. Tingkat kelahiran mempengaruhi struktur umur penduduk, karena
makin tinggi tingkat kelahiran makin besar jumlah penduduk yang dilahirkan setiap
tahunnya. Dalam kurun waktu yang lama keadaan tersebut akan menyebabkan
meningkatnya jumlah penduduk berumur muda yang selanjutnya akan menimbulkan
berbagai masalah sosial ekonomi kependudukan. Sebaliknya, jika tingkat kelahiran
telah mengalami penurunan, jumlah penduduk usia muda juga akan mulai mengecil
(Artisa, 2017).
3. Sebaran Penduduk
Luasnya wilayah yang dimiliki Indonesia tidak sebanding dengan pemerataan
penduduknya. Ada daerah yang sangat padat, namun ada juga daerah yang sangat
jarang penduduknya. Jakarta sebagai ibukota memiliki pertambahan jumlah penduduk
yang signifikan setiap tahunnya. Hal ini tidak sebanding dengan kota-kota di wilayah
timur yang jumlah penduduknya masih sangat sedikit di beberapa wilayah (Marhaeni,
2019).
Dengan luas daratan Indonesia sebesar 1,92 juta kilometer persegi, maka kepadatan
penduduk Indonesia sebanyak 141 jiwa per kilometer persegi. Angka ini meningkat
dari hasil Sensus Penduduk 2010 yang mencatat kepadatan penduduk Indonesia
sebanyak 124 jiwa per kilometer persegi dan hasil Sensus Penduduk 2000 yang
mencapai 107 jiwa per kilometer persegi. Sebaran penduduk Indonesia masih
terkonsentrasi di Pulau Jawa. Meskipun luas geografisnya hanya sekitar tujuh persen
dari seluruh wilayah Indonesia, Pulau Jawa dihuni oleh 151,59 juta penduduk atau
56,10 persen penduduk Indonesia. Sebaran penduduk terbesar kedua terdapat di Pulau
Sumatera dengan jumlah penduduk sebanyak 58,56 juta orang, yaitu sebesar 21,68
persen. Pulau Sulawesi mempunyai sebaran sebesar 7,36 persen dan Pulau
Kalimantan mempunyai sebaran sebesar 6,15 persen, sedangkan wilayah Bali-Nusa
Tenggara dan Maluku-Papua masing masing sebesar 5,54 dan 3,17 persen.

Gambar Distribusi Penduduk berdasarkan wilayah, 2020


Sumber: BPS, 2021
Ketimpangan persebaran dan kepadatan penduduk seperti yang diuraikan di atas
mempunyai pengaruh yang luas terhadap berbagai segi kehidupan manusia dan
lingkungannya. Kepadatan penduduk yang tinggi di Jawa mengakibatkan makin
mengecilnya luas pemilikan tanah pertanian bagi para petani.

B. Populasi
Masalah kependudukan berhubungan erat dengan jumlah populasi penduduk. Populasi
penduduk diartikan sebagai kumpulan individu yang mempunyai potensi untuk
berkembang biak antara individu dengan individu. Populasi dipandang sebagai suatu
sistem yang dinamis selalu melakukan hubungan dan interaksi. Jika jumlah individu tiap
satuan luas bertambah, dapat dikatakan populasi meningkat. Adapun pertambahan
penduduk ini akan menimbulkan berbagai masalah dan hambatan bagi upaya-upaya
pembangunan yang dilakukan oleh suatu negara karena pertumbuhan penduduk yang
sangat tinggi akan menyebabkan kesempatan kerja baru sangat terbatas. Sebagai akibat
dari keadaan tersebut, maka pertumbuhan penduduk biasanya dapat menimbulkan
masalah-masalah seperti, timbulnya struktur usia atau umur muda yang disebabkan oleh
tingginya angka kelahiran yang merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi
karena sebagian dari pendapatan yang sebenarnya harus ditabung untuk kemudian
diinvestasikan bagi pembangunan ekonomi terpaksa harus dikeluarkan untuk keperluan
sandang dan pangan mereka, jumlah pengangguran yang semakin lama semakin serius,
urbanisasi dan sebagainya (Lestari, 2017).

C. Dampak Pertumbuhan Penduduk, Ekonomi, Pemukiman, Pendidikan, Pangan,


Papan, Kesehatan, dan Kualitas Hidup terhadap Lingkungan
1. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk mempengaruhi secara langsung upaya peningkatan mutu dan
pemanfaatan sumber daya manusia. Pertumbuhan penduduk merupakan sumber
utama peningkatan jumlah sumber daya manusia yang memerlukan pembinaan,
pengembangan serta pemanfaatan. Dalam hubungan ini, adanya pertumbuhan
penduduk yang relatif masih tinggi memperberat tekanan terhadap sumber daya alam
dan lingkungan hidup serta mempersulit usaha-usaha menciptakan keserasian sosial.
Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus penduduk Indonesia tahun 2020
sebanyak 270,20 juta jiwa, terdiri atas 136,66 juta laki-laki atau 50,58 persen.
Sementara jumlah penduduk perempuan sebanyak 133,54 juta jiwa atau 49,42 persen.
Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir (2000-2010), laju pertumbuhan penduduk
Indonesia sebesar 1,25 persen per tahun, terdapat perlambatan laju penduduk
Indonesia sebesar 0,24 persen poin jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan
penduduk pada periode 2000-2010 yang sebesar 1,49 persen (Badan Pusat Statistik,
2021) tetapi angka ini masih relatif masih tinggi.

Gambar Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia, 1961–2020


Sumber: BPS, 2021
Tingkat pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi secara langsung dapat
menimbulkan masalah bagi negara dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya. Tingkat pertumbuhan penduduk yang semakin cepat menyebabkan
proporsi penduduk yang belum dewasa menjadi bertambah tinggi dan jumlah anggota
keluarga bertambah besar. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah Indonesia untuk
menjamin kesejahteraan jumlah penduduk sebanyak ini dengan kondisi ekonomi
sebagai negara berkembang. Jumlah penduduk Indonesia yang sudah sangat banyak
ini diperkirakan akan terus bertambah karena pertumbuhan jumlah penduduk yang
tinggi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk yakni:
a) Natalitas/Fertility (Kelahiran)
Kelahiran adalah jumlah lahirnya penduduk di suatu wilayah dan perwilayahan
dalam kurun waktu tertentu. Nama lain kelahiran dalam istilah demografi disebut
sebagai fertilitas. Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan
pengukuran mortalitas karena seorang wanita hanya mati satu kali tetapi ia dapat
melahirkan lebih dari seorang bayi.
b) Mortalitas (Kematian)
Kematian adalah hilangnya nyawa atau ruh dari seseorang yang telah meninggal.
Kematian dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti sakit, kecelakaan lalu lintas,
kecelakaan kerja, overdosis obat-obatan, bunuh diri dan lain sebagainya. Dalam
istilah demografi, kematian disebut dengan arti mortalitas. Dinamika penduduk
dari mortalitas digunakan untuk menyeimbangkan jumlah penduduk berdasarkan
angka kelahiran.
c) Migrasi (Perpindahan Penduduk)
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lain, dari
tempat yang padat penduduk menuju kawasan jarang penduduk. Sifat migrasi
biasanya menetap, ada pula yang hanya sementara. Meningkatnya arus
perpindahan penduduk dari desa ke kota. Hal ini menyebabkan pertumbuhan
penduduk daerah perkotaan lebih cepat dibandingkan daerah pedesaan.
2. Ekonomi
3. Pemukiman
Pemukiman di suatu pedesaan atau perkampungan dalam menentukan dan memilih
tempat setidaknya didasarkan pada:
a. Kemudahan dalam mendapatkan air karena semua orang butuh air. Pola
pemukiman yang tampak sekali mendekati sumber mata air adalah di daerah
gurun karena pemukimannnya mengelilingi oase.
b. Terdapat tanah-tanah yang subur, misalnya di sekitar lahan-lahan pertanian yang
subur karena terkait dengan pemenuhan bahan pangan penduduknya.
c. Dekat dengan lahan-lahan garapannya. Ada tiga pola pemukiman yang dekat
dengan lahan garapannya yaitu (1) bergerombol berdekatan dengan tanah
pertanian; (2) memanjang sungai dengan lahan pertanian di belakang pemukiman;
(3) pemukiman tersebar di daerah pertanian.
d. Tidak ada faktor penghalang untuk mendirikan bangunan, misalnya daerah yang
relatif datar.
e. Mudah melakukan mobilitas termasuk ke tempat pekerjaannya.
f. Memiliki beberapa fasilitas sosial seperti pendidikan, rumah sakit dan sarana
hiburan.
g. Harga yang murah menjadi pertimbangan untuk memilih tempat tinggal. Bagi
sebagian besar penduduk masih menggunakan ukuran harga sebagai pertimbangan
utama untuk menentukan pilihan tempat tinggal meskipun faktor yang lainnya
kurang mendukung.
h. Pengaruh dari berbagai macam aturan tata ruang di perkotaan. Pemukiman di
perkotaan banyak dipengaruhi oleh aturan tata ruang, artinya alasan orang
bermukim pada suatu daerah bisa jadi akibat adanya aturan tata ruang. Di
perkotaan tumbuh pemukiman-pemukiman yang sengaja ditempatkan melalui
kebijakan tata ruang kota. Karena itu persebaran pemukiman di perkotaan
sebenarnya banyak dipengaruhi oleh aturan kebijakan tersebut.
Pola pemukiman penduduk misalnya akan mengikuti alur sungai, mengikuti alur jalan
dan memanjang garis pantai, ada pula yang memiliki pola memusat dan terpencar.
Pola pemukiman yang memusat terjadi akibat dari adanya pusat-pusat kegiatan
penduduk untuk mencari nafkah. Misalnya adanya lokasi pertanian, perikanan,
peternakan, pertambangan, kehutanan, industri, perkantoran dan lain-lain.
4. Pendidikan
5. Pangan dan Papan
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, pangan dianggap sebagai komponen
kebutuhan yang paling dibutuhkan oleh manusia untuk hidup. Menurut KBBI, pangan
diartikan sebagai “makanan”. Namun, jika dijelaskan lebih jauh, maka pangan bukan
hanya berarti makanan, namun juga minuman yang dikonsumsi setiap hari oleh
manusia. Makanan yang dihasilkan berasal dari tumbuhan dan hewan. Contoh sumber
pangan dari alam yaitu:
 Bahan makanan kaya karbohidrat seperti padi, sagu, gandum, talas, jagung dan
berbagai umbi-umbian lainnya.
 Bahan makanan berprotein yang berasal dari daging berbagai jenis hewan
mamalia, unggas, maupun ikan.
 Sayur-sayuran yang berasal dari berbagai macam tanaman sayur seperti bayam,
kangkong, tomat, wortel, dan lain-lain.
 Buah-buahan yang berasal dari berbagai jenis tanaman buah. Misalnya apel,
nanas, jeruk, melon, mangga, dan lain sebagainya.
 Minuman yang kaya akan mineral dan vitamin seperti susu sapi dan susu
kambing.
Papan yang dalam KBBI berarti “tempat tinggal”, dianggap sebagai salah satu
kebutuhan penting manusia untuk bisa bertahan hidup. Tempat tinggal lebih fokus lagi
ke arti “rumah”. Manusia kini bisa hidup bersama keluarganya dan melindungi
saudara-saudaranya dari suhu dingin dan panas yang ada. Pentingnya papan dalam
kehidupan manusia tercermin melalui pembangunan perumahan-perumahan.
Pertumbuhan penduduk memiliki dampak signifikan pada kebutuhan pangan dan
papan, serta keseimbangan lingkungan.
a) Kebutuhan Pangan, dan Papan:
 Pertumbuhan penduduk menyebabkan peningkatan permintaan akan
kebutuhan dasar seperti pangan, dan papan (tempat tinggal).
 Lahan untuk pemukiman bertambah, mengurangi area perkebunan dan
pertanian.
 Penebangan hutan berlebihan untuk memenuhi kebutuhan papan dapat
menyebabkan kerusakan ekologi alam.
 Keterbatasan lapangan kerja akibat pertumbuhan penduduk dapat
meningkatkan angka pengangguran dan masalah sosial.
b) Keseimbangan Lingkungan:
 Pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat mengganggu keseimbangan
lingkungan.
 Ketidakseimbangan lingkungan mempengaruhi kualitas hidup manusia dan
kemakmuran negara.
 Peningkatan kebutuhan akan barang dan jasa menyebabkan eksploitasi sumber
daya alam dan kerusakan lingkungan.
6. Kesehatan
7. Kualitas Hidup
D. Upaya dan Strategi Keberlanjutan untuk Kesejahteraan Manusia
BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Lestari, V. N. S. (2017). Pertumbuhan Penduduk Dan Keluarga Berencana. Jurnal Majalah


Ilmu Ekonomi & Bisnis Fakultas Ekonomi, 5(1), 7-16.

https://kbbi.web.id/manusia

https://kbbi.web.id/alam

https://tirto.id/apa-itu-sandang-pangan-dan-papan-sebagai-kebutuhan-pokok-f9Fm

Ashriady, A., Abdussamad, Z., Bawa, I. D. G. A. R., Kartikasari, D., Hartati, A., Mustakim,
A., Ruhardi, A., Setyowati, E., Olii, M. R., Pakaya, R., Purwanto, N., & Hasan, M.
(2022). Pengetahuan Lingkungan. Bandung: Media Sains Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai