Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MERANGKUM

BIOLOGI KONSERVASI

Muhammad Alif Roziqin

Spesies yang terancam punah mungkin hanya terdiri dari beberapa


populasi, atau bahkan hanya satu populasi saja. Dengan demikian, kunci untuk
menyelamatkan spesies tersebut adalah dengan melindungi populasi yang ada.
Untuk melingungi kelangsungan hidup spesies tersebut, para ahli biologi
konsevasi perlu menentukan tingkat kestabilan setiap populasi, yang berada dalam
kondisi yang beragam.
Shaffar (1981) mengemukakan istilah Minimum Viable Population (MVP)
untuk mendefinisikan jumlah individu minimal yang diperlukan untuk menjaga
kelangsungan hidup suatu spesies. MPV merupakan ukuran populasi terkecil yang
diperkirakan memiliki peluang yang sangat tinggi untuk bertahan hidup dimas
mendatang. MVP merupakan pendekatan yang memungkinkan dilakukannya
perkiraan secara kuantitatif mengenai banyaknya jumlah individu yang
diperlukan untuk melestarikan suatu spesies.
Dari hasil survey terhadap 2 spesies Geocrina, kodok penggali tanah
langka dan hidup di rawa sisi barat daya Australia hanya tersisa 6 populasi, 4
diantaranya berjumlah kurang dari 250 individu. Tumbuhan langka Carter’s
Mustard hanya memiliki 3 populasi. Di Indonesia, Sikatan Sangihe Eutrichoyas
rowleyi diperkirakan hanya tersisa 19-135 ekor.
Setelah menentukan MVP, langkah berikut dalam penelitian konservasi
spesies adalah memperkirakan Minimum Dynamic Area (MDA). MDA
merupakan luasan atau jumlah habitat yang cocok dihuni agar MVP dapat dicapai
dan dipertahankan. Luas kawasan antara 100-10.000 km^2 dibutuhkan untuk
melindungi berbagai populasi mamalia bertubuh kecil di Afrika. Untuk
mempertahankan populasi karnivora besar seperti singa dibutuhkan kawasan
seluas 10.000 km^2.
Suatu spesies dikatakan memiliki sebaran terbatas bila tersebar pada suatu
daerah yang luasnya tidak melebihi 50.000 km^2. Kriteria ini digunakan untuk
menetapkan Endemic Bird Area dan Important Bird Area oleh BirdLife
International.
Masalah pada populasi yang berukuran kecil :
1. Hilangnya keragaman genetic dan timbulnya masalah dalam tekanan
silang-dalam atau perkawinan sedarah (Inbreeding depression) serta
hanyutan genetic (genetic drift).
2. Perubahan demografik, ketika laju kematian dan kelahiran akan
mengalami variasi acak dan mengakibatkan perubahan pada struktur dan
komposisi populasi.
3. Perubahan lingkungan yang dapat disebabkan oleh bermacam ragam
peristiwa termasuk pemangsaan, kompetisi, penyakit, persediaan pangan,
maupun bencana alam yang terjadi sewaktu-waktu.

Menyusutnya Keragaman Genetic


Proses kehilangan keragaman genetic secara acak, yang sering terjadi pada
populasi-populasi berukuran kecil dikenal dengan hanyutan genetic (genetic drift).
Rumus yang diajukan Wright memperlihatkan proporsi heterozigositas awal yang
bertahan (atau sama dengan tertinggal) pada setiap generasi (H) dalam suatu
populasi dewasa yang berbiak (He,).

Tekanan Silang-Dalam (Inbreeding Depression)


Bagi populasi berukuran kecil dan tidak memiliki banyak pipihan terhadap
pasangan, perlilangan-dalam atau sering juga disebut perkawinan sedarah
(inbreeding) tetap terjadi. Pertukaran gen antara induk dan keturunannya,
persilangan antar kerabat dekat, maupun penyerbukan sendiri oleh tumbuhan
hermaprodit cenderung memunculkan tekanan silang-dalam. Tekanan silang
dalam ditandai dengan tingginya angka kematian, sedikitnya jumlah keturunan
yang lemah, steril, serta memiliki keberhasilan reproduksi yang rendah. Tekanan
silang dalam muncul ketika kedua induk memiliki alel resesif, dan kedua alel
resesif yang pada umumnya bersifat merugikan tersebut melalui proses
perkawinan kemudian bertemu atau bersilang sehingga memunculkan sifat resesif
terkait.

Hilangnya Kelenturan Dalam Proses Evolusi


Hilangnya variasi genetic pada populasi yang berukuran kecil dapat
membatasi kemampuannya untuk menghadapi keadaan yang baru dan perubahan
lingkungan jangka panjang seperti polusi, penyakit baru dan perubahan iklim
global. Populasi kecil yang tidak memiliki keragaman genetic besar untuk
menghadapi perubahan lingkungan jangka panjang dan akan lebih mudah
terancam kepunahan.

Tekanan Silang Luar (Outbreeding Depression)


Jika suatu spesies menjadi langka atau habitatnya menjadi rusak, akan
muncul risiko tekanan silang-luar atau disebut perkawinan antar jenis dan sub-
jenis. Kromosom dan enzim yang diwarisi dari kedua belah pihak orangtua
(induk) yang berbeda, menimbulkan ketidakcocokan (inkompatibilitas).
Ketidakcocokan inilah yang dikenal sebagai tekanan silang luar.

Ukuran Populasi Yang Aktif.


Franklin (1980) setidaknya diperlukan 50-500 individu untuk
mempertahankan kragaman genetic. Lande (1995) menyatakan bahwa setidaknya
dibutuhkan 5.000 individu untuk mempertahankan variasi genetic yang
dibutuhkan proses evolusi dan untuk menjamin keberadaan populasi tersebut.
Bagian dari populasi yang berhasil berkembang biak disebut Ukuran Populasi
Efektif (Ne atau EPS/Effective Population Size). Dengan demikian, suatu EPS
atau Ukuran Populasi Efektif akan lebih kecil daripada ukuran populasi yang
sesungguhnya
Tiga penentu yang akan memperkecil EPS suatu spesies atau populasi :
1. Perbandingan jenis kelamin yang tidak seimbang
2. Variasi kemampuan reproduksi
3. Perubahan dan efek penyusutan populasi
4.
Variasi Demografik
Variasi demografik ini umumnya terjadi secara acak, sehingga sering juga
disebut stokastik gemografik (demographic stochasticity). Peluang acak
demografi dapat menurunkan bahkan menyebabkan kepunahan populasi.
Ketidakstabilan populasi kecil karena hambatan struktur social dikenal sebagai
efek Allee.

Variasi Lingkungan Dan Bencana Alam


Variasi acak lingkungan fisik dan biologi, yang dikenal sebagai stokastik
lingkungan, juga dapat menyebabkan bervariasinya ukuran populasi suatu spesies.

Pusaran Kepunahan
Kecenderungan populasi kecil untuk menurun mendekati kepunahan dapat
digambarkan sepeerti sebuah vortex (pusaran), dimana semakin dekat jarak
sebuah obyek dengan pusatnya, maka akan semakin cepat pula terjadi kepunakan.
Bagian pusat sesuatu extinction vortex (pusara kepunahan) adalah proses
kepunahan, atau kepunahan spesies dari suatu lokasi.

Biologi-Populasi Terapan
Dalam merancang dan melaksanakan upaya konservasi pada tingkat
populasi secara efektif terdapat berbagai kategori yang perlu diperhatikan.
Sayangnya, untuk untuk sejumlah spesies tidak semua pertanyaan yang penting
akan dapat dijawab. Antara lain:
1. Lingkungan : pada tipe habitat bagaimanakan spesies tersebut ditemukan?
berapa luar areal yang tersedia? bagaimana lingkungan berubah? dan
sebesar apa pengaruh manusia terhadap lokasi tersebut?
2. Penyebaran : bagaimana sebaran spesies, bagaimana pola penggunaan
habitat? apakah berkelompok, acak atau tersebar? Apakah berpindah
habitat ke habitat lain?
3. Interaksi-interaksi biotik : jenis pakan dan sumber lain yang dibutuhkan?
Bagaimana cara memperoleh? Spesies yang menjadi pesaing?
4. Fisiologi : seberapa banyak makanan, air, mineral, ataukeperluan yang
dbutuhkan? Bagaimana ketahanan terhadap kondisi iklim? Kapan
bereproduksi?
5. Demografi : berapa ukuran populasi? Berapa EPS? Bagaimana dengan
masa lampau? Apakah populasi campuran devasa remasa?
6. Perilaku : bagaimana perilaku terhadap keberhasilan bertahan pada
lingkungannya? Bagaimana mencari pasangan?
7. Genetika : seberapa besar variasi morfologi dan fisiolofi? Sebesar apa
faktor genetic mempengaruhi variasi? Seberapa besar presentasi?
8.
Metode Untuk Mempelajari Populasi
Mengumpulkan Informasi Ekologi
1. Pustaka yang diterbitkan, serta majalah indeks artikel
2. Makalah yang tidak diterbitkan
3. Kerja lapangan

Pemantauan Populasi
Untuk mengetahui status konservasi suatu spesies langka perlu dilakukan
upaya sensus di lapangan da kemudian secara berkala memantau populasi-
populasi dari spesies tersebut. Dengan melakukan sensus secara berulang dan
teratur, maka perubahan yang terjadi pada suatu populasi dapat diketahui.
Inventarisasi dan survey populasi merupakan upaya yang paling umum dilakukan,
sedangkan yang belum banyak dilakukan adalah pemantauan demografi populasi.
Inventarisasi merupakan penghitungan jumlah individu yang terdapat pada
suatu populasi. Survey populasi dilakukan untuk memperkirakan jumlah individu
atau kepadatan suatu spesies dalam suatu komunitas dan biasanya menggunakan
metode pencuplikan berulang (repeated sampling).

Anda mungkin juga menyukai