Pada suatu habitat yang dihuni spesies hewan kerapatan populasi dapat berubah-ubah sejalan
dengan waktu dan batasan-batasan tertentu. Batas atas kerapatan ditentukan oleh berbagai
faktor, seperti aliran energi atau produktivitas ekosistem, ukuran tubuh, laju metabolism, dan
kedudukan tingkatan trofik spesies hewan, seedangkan batas bawah belum diketahui secara
pasti.
Kelimpahan populasi suatu spesies terdapat dua aspek yang berbeda, yaitu
aspek intensitas dan aspek prevalensi. Intensitas menunjukkan aspek tinggi rendahnya
kerapatan populasi dalam area yang dihuni spesies. Prevalensi menunjukkan jumlah
dan ukuran area-area yang ditempati spesies dalam konteks daerah yang lebih luas.
Suatu spesies hewan yang prevalensinya tinggi dapat lebih sering dijumpai. Spesies yang
prevalensinya rendah, yang daerah penyebarannya terbatas hanya ditemui di tempat tertentu.
Pada spesies yang mempunyai tingkatprevelensinya dan Intensitas yang rendah dapat
dikategorikan sebagai spesies langka. Faktor-faktor yang menjadi penyebab langkanya suatu
spesies sangat banyak.salah satu penyebabnya adalah area yang dihuni spesies menjadi
sempit atau jarang. Suatu habitat yang kondisi lingkungannya spesifik biasanya dihuni oleh
spesies yang telah teradaptasi secara khusus untuk lingkungan tersebut (nenkiuedubio.2011).
info lebih lanjut:: http://nenkiuedubio.blogspot.com/2011/05/populasi-hewan.html.
Berubahnya kondisi lingkungan dapat mengakibatkan kepunahan lokal dari spesies
tersebut,menjadi tidak dapat ditempati akibat kehadiran spesies lain yang merupakan pesaing,
parasit atau predatornya. Dalam area yang dapat dihuni, ketersedian sumber daya penting
seperti makanan dan tempat untuk berbiak menjadi berkurang. Variasi genetic spesies relatif
sempit sehingga kisaran tempat yang dapat dihuninya pun terbatas. Plastisitas fenotipik
individu-individu rendah, sehingga kisaran tempat yang dapat diuninya pun terbatas.
Kehadiran populasi-populasi spesies lain yang merupakan pesaing, predator dan
parasit menekan tingkat kelimpahan populasi spesies hingga rendah sekali, jauh di
bawah tingkat kelimpahan yang sebenarnya masih dimungkinkan oleh ketersedian sumber
dayanya.
Selain itu kelulushidupan yang rendah dari hewan predator dan parasit pendatang dapat
menekan jumlah reproduksi yang dihasilkan sehingga menghambat perkembangbiakan
spesies tarsebut.
Tingkat kelimpahan populasi merupakan tinggi rendahnya jumlah individu populasi suatu
spesies hewan, sehingga menunjukkan besar kecilnya ukuran populasi. Area suatu populasi
tidak dapat ditentukan batasnya secara pasti, sehingga kelimpahan (ukuran) populasi pun
tidak mungkin dapat ditentukan. Hal demikian terutama berlaku bagi populasi alami hewan-
hewan bertubuh kecil, terlebih yang nocturnal atau tempat hidupnya sulit dijangkau. Dalam
habitat alami yang ditempatinya, kerapatan populasi suatu spesies hewan dapat berubah-ubah
sejalan dengan waktu dalam batas-batas tertentu. Batas atas kerapatan ditentukan oleh
berbagai faktor, seperti aliran energi atau produktivitas ekosistem, ukuran tubuh, laju
metabolism, dan kedudukan tingkatan trofik spesies hewan. Batas bawah kerapatan populasi
belum diketahui dengan pasti. Namun, dalam ekosistem yang stabil ada mekanisme
homeostatis dalam populasi, yang diduga memegang peranan penting dalam menentukan
batas bawah kerapatan. Intensitas, Prevalensi, dan Kelangkaan (Novamelia, 2011).
Kelimpahan populasi suatu spesies mengandung dua aspek yang berbeda, yaitu aspek
intensitas dan aspek prevalensi. Intensitas menunjukkan aspek tinggi rendahnya
kerapatan populasi dalam area yang dihuni spesies. Prevalensi menunjukkan jumlah
dan ukuran area-area yang ditempati spesies dalam konteks daerah yang lebih luas
(masalah sebaran). Suatu spesies hewan yang prevalensinya tinggi (=prevalen) dapat lebih
sering dijumpai. Spesies yang prevalensinya rendah, yang daerah penyebarannya terbatas
(terlokalisasi) hanya ditemui di tempat tertentu. Sedangakan fekunditas merupakan tingkat
kinerja potensial populasi itu untuk menghasilkan individu baru dan Dispersi adalah sebaran
individu intra populasi (Rory, 2011).
Dari keempat faktor tersebut pastinya berhubungan jika dikaitkan dengan kelulusan
penetapan hewan langka untuk yang intensitas, intensitas merupakan kerapatan. Disini
hewan-hewan langka kalah bersaing sehingga sebagian punah, apalagi jika
prevalensinya rendah otomatis jumlahnya pun sedikit yang akhirnya mempengaruhi
juga pada fekunditasnya. Jika dari ketiga tersebut perkembangannya tidak maksimal
maka secara tidak langsung dispersenya pun mengikuti. Keempat factor inilah yang
memicu ketidak lulusan organism dalam berkompetisi.