Kelompok 4 :
1.) Ayu Nilam Lestari (04)
Mutasi Gen
Mutasi gen adalah perubahan kimia gen ( DNA ) yang dapat menyebabkan terjadinya
perubahan sifat suatu organisme yang bersifat menurun. Mutasi dapat terjadi dengan adanya
pengaruh luar dan tanpa pengaruh faktor luar. Mutasi yang terjadi tanpa pengaruh faktor luar
mempunyai dua sifat, yaitu sangat jarang terjadi dan umumnya tidak menguntungkan.
Angka laju mutasi suatu spesies umumnya sangat rendah karena faktor – faktor yang
menyebabkan mutasi tidak dapat diramalkan secara pasti. Angka laju mutasi berkisar antara satu
gen diantara dua ribu sampai jutaan gamet, atau rata – rata 1 : 100.000, artinya dalam setiap
100.000 gamet terdapat satu gen yang mampu bermutasi. Jadi, angka laju mutasi sangat kecil,
tetapi merupakan mekanisme yang penting karena :
Angka laju mutasi yang menguntungkan lebih kecil daripada angka laju mutasi yang
merugikan, yaitu perbandingan antara 1 dan 1.000, artinya dari 1.000 mutasi yang terjadi, satu
diantaranya mutasi yang menguntungkan. Walaupun mutasi yang menguntungkan ini kecil,
karena jumlah generasi selama spesies itu ada sangat besar, maka jumlah mutasi yang
menguntungkan besar pula.
Proses rekomendasi gen terjadi melalui reproduksi seksual. Dengan sifat ini setengah
sifat dari kedua induk akan diturunkan ke generasi selanjutnya sehingga dihasilkan keturunan
dengan kombinasi yang baru. Spesies yang mempunyai sifat baru hasil kombinasi ini disebut
individu rekombinan.
Frekuensi Gen
Frekuensi gen merupakan perbandingan genotip yang satu dengan genotip yang lain dalam satu
populasi. Jika individu – individu dari suatu populasi melakukan perkawinan secara acak dan
setiap genotip memiliki viabilitas dan kesempatan yang sama, perbandingan genotip –
genotipnya dari generasi ke generasi akan tetap sama.
Hukum Hardy-Weinberg menegaskan bahwa frekuensi alel dan genetik dalam suatu
populasi (gene pool) selalu konstan dari generasi ke generasi dengan kondisi tertentu. Hal ini,
dikemukakan oleh Godfrey Harold Hardy (ahli matematika dari Inggris) dan Wilhelm Weinberg
(dokter dari Jerman). Kondisi yang dimaksud oleh Hukum Hardy-Weinberg adalah:
Setiap populasi terdiri atas kumpulan individu sejenis dan menempati suatu lokasi yang
sama. Suatu individu dapat disebut anggota populasi apabila individu tersebut satu spesies
dengan individu lainnya. Individu berbeda masih dapat disebut satu spesies apabila variasi-
variasi yang ada tidak menjadi penghalang terjadinya pertukaran gen.
Pertukaran gen ini dapat terjadi melalui proses interhibridasi (persilangan). Jadi,
perbedaam morfologi, fisiologi maupun tingkah laku tidak dapat dijadikan sebagai alasan untuk
memisahkan dua populasi menjadi dua spesies yang berbeda. Terbentuknya spesies baru ini
terjadi karena adanya isolasi geografi, isolasi reproduksi, domestikasi dan poliploidi. Untuk
mengetahui proses terbentuknya spesies baru, mari cermati uraian berikut ini.
Untuk lebih memahami mekanisme intrinsik, mari cermati uraian berikut ini.
1) Isolasi ekogeografi
Bila dua populasi terpisah oleh hambatan fisik sehingga sulit untuk berhubungan,
maka masing-masing populasi akan berkembang menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Pada suatu ketika keturunannya akan berbeda, sebab masing-masing
telah mengalami perubahan genetik karena pengaruh lingkungan. Bila suatu ketika dua
populasi tersebut berada pada satu lingkungan, tidak akan mampu mengadakan
hibridisasi, karena masing-masing tidak mampu menyesuaikan diri pada lingkungan yang
baru. Contohnya, tanaman Platanus occidentalis dan Platanus orientalis. Kedua populasi
tidak dapat mengadakan penyerbukan secara alami, apabila dilakukan penyerbukan
buatan dan menghasilkan keturunan ternyata fertil.
2) Isolasi Habitat
Isolasi habitat, yaitu isolasi reproduksi yang terjadi akibat dua populasi simpatrik
memiliki habitat berbeda. Contohnya, katak jenis Bufo fowleri habitatnya di air tenang
dan Bufo americanus habitatnya di kubangan-kubangan air hujan. Apabila dua populasi
tempat tinggalnya dicampur, masing-masing jenis akan lebih banyak kawin dengan
sesama jenisnya dibanding perkawinan lain jenis. Apabila terjadi perkawinan lain jenis,
ternyata keturunan yang dihasilkannya steril.
3) Isolasi iklim atau musim
Isolasi iklim, yaitu isolasi reproduksi yang terjadi apabila dua spesies simpatrik
memiliki masa pemasakan kelamin pada musim yang berbeda. Sebagai contoh, Pinus
radiata dan Pinus muricata yang banyak hidup di beberapa daerah di Amerika Serikat
sebagai populasi simpatrik secara alami tidak pernah melakukan hibridisasi. Hal yang
sama juga terjadi pada populasi simpatrik katak jenis Rana. Walaupun hidup pada daerah
yang sama, tetapi tidak terjadi perkawinan atau hibridisasi lain spesies.
4) Isolasi perilaku
Isolasi perilaku, yaitu isolasi reproduksi yang terjadi apabila dua spesies simpatrik
mempunyai pola tingkah laku kawin berbeda
5) Isolasi mekanik
Isolasi mekanik, yaitu isolasi reproduksi yang terjadi apabila dua populasi
simpatrik mempunyai bentuk morfologi alat reproduksi yang berbeda. Jadi, isolasi
mekanik menyangkut struktur yang menyangkut peristiwa perkawinan. Isolasi mekanik
pada hewan dapat terjadi, antara lain hewan jenis jantan berukuran jauh lebih besar dari
betinanya. Selain itu, struktur alat kelamin jantan tidak sesuai dengan struktur alat
kelamin betinanya. Dalam beberapa jenis hewan berlaku apa yang disebut sebagai "kunci
dan gembok" (Lock and Key).
Pada hewan Myriapoda genus Brochoria, jenis jantannya memiliki bentuk alat
kelamin yang bervariasi. Sedangkan, betinanya mempunyai bentuk yang serupa. Pada
tumbuhan, isolasi mekanik ini pengaruhnya lebih nyata dibanding dengan hewan,
terutama yang berkaitan dengan penyebar serbuk sari. Ada kekhususan bentuk bunga
dalam hubungannya dengan hewan penyebar serbuk sari.
6) Isolasi gamet
Isolasi gamet, yaitu isolasi reproduksi yang terjadi apabila dua spesies simpatrik
tidak dapat melakukan fertilisasi. Hal ini terjadi karena sel gamet jantan tidak mempunyai
kemampuan hidup pada saluran kelamin betinanya.
7) Isolasi perkembangan
Isolasi perkembangan, yaitu isolasi yang terjadi karena embrio hasil fertilisasi dua
spesies simpatrik tidak dapat tumbuh dan segera mati. Isolasi seperti ini banyak dijumpai
pada berbagai jenis ikan dan katak.
8) Ketidakmampuan hidup suatu hibrida
Beberapa jenis populasi simpatrik dapat melakukan perkawinan. Pembuahan
maupun pembentukan embrio dapat berlangsung, tetapi hibridanya lemah, cacat atau mati
sebelum mampu melakukan reproduksi. Dengan demikian, walaupun berlangsung
perkawinan antara dua populasi simpatrik, tetapi tidak terjadi pertukaran gen. Peristiwa
ini dijumpai pada tanaman tembakau. Isolasi seperti ini sering disebut terbentuknya
bastar (hibrida) mati bujang.
9) Kemandulan hibrida
Keledai dengan kuda, atau kambing dengan biri-biri dapat dikawinkan dan dapat
menghasilkan keturunan. Hibrida yang dihasilkan dapat hidup baik dan normal, tetapi
tetap steril atau mandul. Dengan demikian, dua populasi simpatrik tersebut tidak terjadi
pertukaran gen.
10) Eliminasi hibrida karena seleksi
Bisa terjadi dua populasi simpatrik melakukan perkawinan, dapat terjadi
pembuahan, terbentuk embrio bahkan mampu menghasilkan hibrida yang fertil. Populasi
hibrida karena salah pasangan ini, biasanya jauh lebih sedikit daripada hasil perkawinan
populasi spesies. Akibatnya semua hibrida dapat terdesak sehingga lambat laun
mengalami eliminasi (punah). Dengan demikian, lingkungan akan melakukan koreksi
terhadap kekeliruan perkawinan tersebut.