Anda di halaman 1dari 14

PAPER KELOMPOK

MIKROBIOLOGI AUT

PERBEDAAN BAKTERI AUTOTROFIK DAN HETEROTROFIK

OLEH

CHAIRUN NISA 1804111056


DESI DERIA SIANTURI 1804124324
ERNANDA PUTRA DERMAWAN 1804110266
MASDHUKI PRAMUKTI 1804125062
MELWA PUTRA 1804124388
MUHAMMAD DANDY SYIFA P. 1804112290
MUHAMMAD HAFIZH 1804124790
MUHAMMAD RAFLI 1804112380
NURHAYATI 1804124544
RAHMA ZANI 1804124468
SRI DEWI UTAMI 1804112242
SYUCITRA ORIZA 1804110736
VIVI OKTAVIANI 1804111638

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
ABSTRAK

Autotrof adalah suatu jenis organisme yang memiliki kemampuan untuk

menghasilkan sumber makanannya sendiri. Pada umumnya autotrof ini dalam

menghasilkan makanannya hanya membutuhkan karbondioksida dan beberapa

senyawa anorganik sederhana. Karena kemampuannya dalam membuat

makanannya sendiri atau membentuk tingkat dasar dari rantai makanan, autotrof

sering dianggap sebagai produsen. Sedangkan bakteri Heterotrof adalah bakteri

yang mendapatkan makanan yang berupa senyawa organik dari organisme

lainnya. Bakteri heterotrof berasal dari kata hetero yang berarti yang lain dan

trophein yang berarti makanan


PEMBAHASAN

1. Autotrof

Autotrof adalah suatu jenis organisme yang memiliki kemampuan untuk

menghasilkan sumber makanannya sendiri. Pada umumnya autotrof ini dalam

menghasilkan makanannya hanya membutuhkan karbondioksida dan beberapa

senyawa anorganik sederhana. Uniknya, organisme ini bahkan ada juga yang

mampu untuk menghasilkan nutrisi organik dari anorganik tersebut. Hal tersebut

dikarenakan organisme tanaman ini melakukan proses fotosintesis (pembuatan

makanan sendiri) dalam memenuhi kebutuhan energi demi kelangsungan

hidupnya. Fotosintesis sendiri merupakan cara tumbuhan untuk membuktikan

jenisnya yaitu Autotrof. Pada proses fotosintesis nutrisi beberapa bahan baku dan

mineral yang mereka telah dapatkan dikumpulkan ke dalam sel khusus. Sel-sel

tersebut yang kemudian menyerap sinar matahari lalu mengubahnya menjadi

energi untuk membantu dalam proses konversi makanan. Sehingga dengan adanya

proses tersebut tumbuhan mampu membuat dan mengkonsumsi makanan meraka

sendiri. Karena kemampuannya dalam membuat makanannya sendiri atau

membentuk tingkat dasar dari rantai makanan, autotrof sering dianggap sebagai

produsen.
 Berdasarkan Cara mendapatkan Makanan

Proses ini dilakukan dengan melalui proses pengubahan senyawa

anorganik untuk dapat dikonsumsi oleh tubuh bakteri. Cara pengolahan

senyawa anorganik untuk mendapatkan makanan ini dibagi menjadi dua jenis,

yang menjadikan bakteri autotrof juga dibedakan menjadi dua yaitu bakteri

fotoautotrof dan kemoautotrof.

a. Bakteri Fotoautotrof

Bakteri Autotrof merupakan bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri

dengan menggunakan energi dari sinar matahari melalui proses fotosintesis.

Karena mampu melakukan fotosintesis, sehingga yang termasuk kedalam

kelompok ini adalah bakteri yang mempunyai zat warna hijau.

Bakteri fotoautotrof mempunyai pigmen-pigmen fotosintetik antar lain:

1. Pigmen hijau yang disebut dengan bakterioklorofil (bakterioviridin)

2. Pigmen ungu (bakteriorhodopsin)

3. Pigmen kuning (karoten)

4. Pigmen merah yang disebut degan bakteriopurpin.

Bakteri fotoautotrof ini mengubah senyawa anorganik dengan menggunakan

bantuan cahaya matahari. Pigmen warna hijau diperlukan untuk menangkap sinar

matahari sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis. Contoh bakteri yang
mempunyai pigmen warna hijau antara lain dari golongan bakteri balerang yaitu

Thiorhodaceae, Nostoc, Rivularia, Nitrosomonas, Ciostridium tetani.

b. Bakteri kemoautotrof

Sedangkan bakteri kemoautotrof merupakan bakteri yang menggunakan

energi kimia melalui reaksi-reaksi kimia untuk bisa memproduksi makanan

sendiri. Misalnya adalah reaksi oksidasi pada senyawa tertentu.

Sebagai contoh bakteri nitrit mengoksidasi senyawa NH3 dan bakteri nitrat

mengoksidasi senyawa HNO2 serta bakteri belerang untuk mendapatkan energi

guna melakukan produksi makanan yaitu dengan mengoksidasi senyawa belerang.

Contoh dari jenis bakteri yang mampu menggunakan energi kimia untuk

memproduksi makanannya sendiri misalnya adalah Nitrobacter, Thiobacillus, dan

Sulphur Bacteria.
 Berdasarkan Kebutuhan Oksigen

Bakteri autotrof bisa hidup tumbuh dan dan berkembang dengan baik

hanya pada lingkungan yang mengandung oksigen, sehingga bakteri termasuk

juga kedalam golongan Bakteri Aerob Obligat. Sebagai contoh adalah

Nitrobacter

Namun ada juga bakteri autotrof yang bisa hidup tumbuh dan berkembang

dengan baik hanya pada lingkungan yang mengandung sedikit oksigen.

Sebagai contoh Clostridium tetani, sehingga termasuk kedalam kelompok

bakteri anaerob obligat.

 Berdasarkan Ketersediaan Nutrisi

Sebagaimana kita ketahui setiap bakteri mempunyai kebutuhan terhadap

nutrisi yang berbeda-beda. Begitupun bakteri autotrof, yang membutuhkan

media atau lingkungan dengan kandungan air, karbondioksida, dan garam

anorganik yang cukup untuk mendukung pertumbuhannya. Bakteri autotrof

akan mengubah karbondioksida menjadi sebuah metabolit organik essensial

yang akan dimanfaatkan oleh bakteri tersebut untuk memproduksi

makanannya sendiri. Begitupun nutrisi-nutrisi yang lainnya.


2. Heterotrof

Bakteri Heterotrof adalah bakteri yang mendapatkan makanan yang berupa

senyawa organik dari organisme lainnya. Bakteri heterotrof berasal dari kata

hetero yang berarti yang lain dan trophein yang berarti makanan

 Berdasarkan Cara Mendapatkan Makanan

Seperti yang telah dijelaskan di awal bahwa bakteri autotroph dan heterotroph

memiliki perbedaan yang cukup mencolok sehingga dalam proses bertahan

hidupnya juga berbeda. Pada bakteri heterotrof, untuk mendapatkan makananya

tidak bisa memproduksi sendiri melainkan harus mendapatkan dari organisme

lainnya.

Bahan makanan yang dibutuhkan oleh bakteri heterotrof ini merupakan bahan

organic yang ada disekitarnya yang diproduksi oleh organisme lain. Dengan cara

mendapatkan makanan yang seperti ini, tentu bisa Anda ketahui bahwa bakteri ini

tidak memiliki pigmen warna hijau atau klorofil. Hal inilah yang menjadi alasan

utama mengapa bakteri ini tidak bisa memproduksi makanannya sendiri.

Bakteri heterotrof ini juga dibagi menjadi dua jenis berdasarkan sumber

mendapatkan makanannya, yaitu bakteri parasite dan bakteri saprofit


a. Bakteri Parasit

Bakteri parasit merupakan bakteri heterotrof yang mendapatkan makananya

dari organisme lain yang di tumpangi. Hal ini berarti ada organisme yang

berperan sebagai inang. Karena sifatnya yang hidup menempel pada organisme

lain ini menjadikan keberadaan bakteri ini ada yang menguntungkan namun ada

juga yang mengakibatkan beberapa macam penyakit pada inangnya.

Beberapa contohnya adalah pada familia spirochaetaceae yang yang hidup di

usus hewan moluska bercangkang dua, Familia treponemataceae yang hidupnya

bergantung di dalam tubuh vertebarata dan manusia, ada juga Mycobacterium

tuberculosis, Mycobacterium leprae, Pseudomonas cattleyeae, dan Salmonella

thypi.
Contohnya bakteri parasit antara lain :

Francisella tularensisi (menyebbakan penyakit tularemia pada hewan dan

dapat menularkan kepada manusia).

Chlamydia trachomatis (penyebab kebutaan).

Dan Corynebacterium diphtheria (menyebabkan penyakit difteri).

b. Bakteri Saprofit

Selanjutnya adalah bakteri saprofit yang bisa mendapatkan makanan dengan

mengambil sisa organisme yang telah mati. Cara mendapatkan makanannya


adalah dengan mengurai dan mengubah bahan organic menjadi bahan-bahan

anorganik. Proses yang dilalui adalah proses fermentasi dan proses respirasi.

Dalam melakukan proses penguraian ini, bakteri akan menghasilkan beberapa

senyawa seperti gas metana, karbon dioksida, asam sulfur, nitrogen, hidrogen

hingga nitrat. Beberapa contoh bakteri saprofit seperti misalnya Escherichia coli,

dan Lactobacillus bulgaricus.

Contohnya bakteri saprobe antara lain:

Cellvibrio dan Cellfacicula (pengurai selulosa di dalam tanah)

Beggiatoa alba (bakteri yang terdapat di tanah tergenang air)

Escherichia coli (pengurai selulosa yang ada di dalam tanah)

Alcaligenes (saprobe di dalam usus besar vertebrata dan dapat susu)

Leucothrix (saprobe di air laut yang mengandung sisa-sisa zat organik dari

ganging)

c. Bakteri Yang Bersimbiosis Mutualisme


Bakteri yang bersimbiosis mutualisme adala bakteri yang makanannya

terdapat pada organisme lain yang juga memberikan keuntungan bagi organisme

tersebut. Contoh bakteri yang bersimbiosis mutualisme ialah bakteri Rhizobium

leguminosarum yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan (Leguminosae) dan

Bakteri Escherichia coli yang hidup di usus besar manusia yang dapat dikatakan

bersimbiosis mutualisme karena bakteri memperoleh makanan dari sisa

pencernaan, sedangkan dari manusia memiliki keuntungan dari fungsi bakteri

yang membantu menguraikan sisa-sisa makanan dan menghasilkan vitamin K.

 Berdasarkan Kebutuhan Oksigen

Bakteri heterotrof dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada

lingkungan yang banyak oksigen atau aerob dan sedikit oksigen atau anaerob.

Sebagai contoh adalah Salmonella thypose dan Escherichia coli, sehingga

termasuk juga kedalam kelompok bakteri anaerob fakultatif.

 Berdasarkan Ketersediaan Nutrisi

Kemudian bakteri heterotrof akan membutuhkan senyawa karbon organik

yang tersedia di lingkungan sekitar. Misalnya glukosa, yang akan digunakan

untuk tumbuh dan berkembang biak. Banyak senyawa organik sekitar ratusan

yang dapat di manfaatkan sebagai sumber karbon oleh bakteri heterotrof.

Semua bakteri akan membutuhkan nutrisi. Selain karbon, bakteri akan

membutuhkan ion organik misalnya fosfor, nitrogen, sulfur, kalsium, magnesium,

dan kalium. Contohnya magnesium yang akan diperlukan oleh bakteri untuk

menyeimbangkan fungsi ribosom, membran sel, dan asam nukleat. Atau kalsium

yang diperlukan dalam aktifitas suatu enzim.


REFERENSI

Hidayati dkkk. 2015. Bakteri. STIKES Alma Ata Yogyakarta.

https://www.dosenpendidikan.co.id/bakteri-autrotrof-dan-heterotrof

https://zuniyahya.com/cara-hidup-bakteri/

Lay, Bibiana. W.1994. Analisis Mikroba di Laboraturium. Jakarta: Rajawali.

Tryana,S.T.2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan

Waluyo, L. 2004. Mikrobiolgi Umum. Malang : UMM Press

Anda mungkin juga menyukai