Anda di halaman 1dari 5

Nama : Octavia Chotimah

Nim : 0310192057

Kelas : T.Bio 2 / Sem V (Lima)

Artikel ke-8

PENGERTIAN POPULASI, UKURAN KEPADATAN POPULASI DAN PERTUMBUHAN POPULASI

 PENGERTIAN POPULASI

Populasi didefinisikan sebagai kelompok organisme atau individu spesies yang sama (kelompok-
kelompok dari individu yang dapat bertukar informasi genetik), yang menempati ruang dan
waktu tertentu, memiliki sifat yang unik yang merupakan sumbangan dari masing- masing
individu anggota kelompok tersebut (Odum, 1971). Menurut Kendeigh (1980), populasi
merupakan sekumpulan individu yang berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain
pada spesies yang sama. Menurut Biologi Online dan Oxford Dictionaries, pengertian populasi
adalah kumpulan organisme yang sejenis atau satu spesies yang hidup pada cakupan geografis
yang sama dan memiliki kemampuan untuk saling kawin atau bereproduksi antar sesamanya.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa populasi sekumpulan
organisme yang sejenis yang menempati suatu ruang dan waktu tertentu.

 UKURAN KEPADATAN POPULASI

Kerapatan merupakan ukuran besarnya populasi dalam satuan ruang atau volume. Pada
umumnya ukuran besarnya populasi digambarkan dengan cacah individu, atau biomas populasi
per satuan ruang atau volume. Misalnya, 50 individu tikus sawah per hektar, 300 individu
Keratela sp. (zooplankton) per m3 air, 3 ton udang per hektar luas permukaan tambak, atau 50
individu afik (kutu daun) per daun. Dalam menentukan kerapatan populasi dalam skala ruang
yang relatif sempit kita dapat melakukan perhitungan cacah individu atau biomas secara
menyeluruh (total count), namun pada ruang yang relatif luas kita dihadapkan pada
keterbatasan. Untuk itu biasa dilakukan dengan cara pengambilan cuplikan atau sebagian kecil
dari individu populasi tersebut, yang selanjutnya dari cuplikan tersebut dianalisis untuk
mendapatkan suatu kesimpulan dari populasi yang dipelajari. Untuk dapat memperoleh
cuplikan yang dapat memberikan gambaran suatu populasi tanpa bias (bias yang relatif kecil
dan tidak bermakna) diperlukan suatu metode yang tepat. Dalam kajian populasi hewan, secara
garis besar dapat dipilihkan antara metode untuk hewan yang geraknya relatif terbatas (sessile)
dan yang mobil atau bergerak. Pengukuran kerapatan populasi kebanyakan dilakukan dengan
sensus atau metode menggunakan sample (sampling).

Pengukuran kerapatan mutlak dapat dilakukan dengan cara:

1. Pencacahan Total (perhitungan menyeluruh) Metode ini disebut juga sensus yang
digunakan untuk mengetahui jumlah nyata dari individu yang hidup dari suatu populasi.
Metode ini biasanya diterapkan kepada daerah yang sempit pada hewan yang hidupnya
menetap, misalnya porifera dan binatang karang. Metode ini juga dapat digunakan
untuk menentukan populasi hewan yang berjalan lambat, misalnya jenis hewan dari
coelenterata, siput air dan lain-lain.

2. Metode Sampling (cuplikan) Pada metode ini, pencacahan dilakukan pada suatu
cuplikan (sample), yaitu suatu proporsi kecil dari populasi dan menggunakan hasil
cuplikan tersebut untuk membuat taksiran kerapatan (kelimpahan) populasi. Pemakaian
metode ini bersangkut paut dengan masalah penentuan ukuran dan jumlah. Pemakaian
metode ini bersangkut paut dengan masalah penentuan ukurann dan jumlah cuplikan,
oleh karena itu bersangkut paut pula dengan metode- metode statistik.

 PERTUMBUHAN POPULASI
Dengan adanya skedul kelangsungan hidup (lx), skedul fekunditas (mx), dan proporsi hewan
yang hidup pada setiap kelas umur (px) pada tabel kehidupan, kita dapat membuat sebuah
tabel proyeksi populasi. Dari tabel proyeksi tersebut kemudian dapat dihitung distribusi umur
populasi dan diketahui kapan populasi mencapai distribusi umur stabil.

Dari tabel proyeksi populasi dapat pula dihitung laju multiplikasi terbatas (, lambda) untuk
setiap periode waktu. Nilai  dapat digunakan untuk memprediksi ukuran populasi pada masa
mendatang dengan rumus Nt = N0T. Hubungan antara laju pertambahan intrinsik (r) dan laju
pertambahan terbatas ditunjukkan oleh rumus  = er.

Model pertumbuhan populasi kontinyu digunakan untuk hewan yang dengan ciri-ciri
bereproduksi terus menerus (iteroparous) dan generasi tumpang tindih. Pada populasi
kontinyu, rumus pertumbuhan populasi eksponensial mahluk hidup untuk waktu tertentu
adalah dN/dt = (b-d)N = rN dan bentuk integrasinya adalah Nt= Nexp(rt) = Nert. Apabila dibuat
suatu kurva yang menunjukkan pertambahan populasi pada berbagai waktu yang berbeda,
maka akan diperoleh kurva berbentuk huruf J. Waktu yang diperlukan agar populasi menjadi
dua kali lipat adakah 0,7/r. p

Pertumbuhan logistik adalah model pertumbuhan populasi yang terkait dengan kepadatan yang
mencerminkan pengaruh dari persaingan intraspesifik. Penghambatan pertumbuhan populasi
dapat dijelaskan secara matematika dengan menambahkan variabel yang menjelaskan
pengaruh kepadatan, (K-N)/K, ke dalam persamaan eksponensial. Populasi mahluk hidup
seperti itu akan menunjukkan suatu pertumbuhan logistik dengan persamaan dN/dt = rN(K-
N)/K, sehingga diperoleh Nt = K/(1+ea-rt). Kurva pertumbuhan populasi logistik akan berbentuk
huruf S.

Model pertumbuhan populasi diskrit digunakan untuk hewan dengan ciri-ciri bereproduksi satu
kali (semelparous) dan generasi tidak tumpang tindih. Model pertumbuhan eksponensial
populasi diskrit adalah Nt = NRotdan Model logistik populasi diskrit (Model Ricker) adalah Nt+1
= Nt exp[r (1-Nt/K)]. Dinamika model Ricker sama dengan model logistik generasi kontinyu jika
0 < r < 0,5. Jika r tinggi, model dapat menghasilkan dinamika yang lebih kompleks, yaitu osilasi,
siklus, atau chaos.

Model pertumbuhan populasi hasil modifikasi yang paling sederhana diperoleh dengan
memasukkan penundaan waktu reaksi (reaction time lag) ke dalam persamaan logistik. Adapun
model persamaannya adalah dN/dt = rN (K-Nt-)/K Pada hewan generasi kontinyu, dinamika
populasi tergantung pada nilai r Pada generasi diskrit, penundaan waktu selalu 1, sehingga
hanya nilai r yang mengendalikan dinamika populasi.

Model pertumbungan populasi stokastik memperkenalkan ide variasi biologi ke dalam dinamika
populasi dan didasarkan pada teori probabilias. Contohnya, model stokastik memperoleh nilai
Ro melalui suatu proses yang sangat berbeda dengan model deterministik yang bersifat pasti.

Teori sejarah kehidupan membagi jenis-jenis hewan ke dalam satu di antara dua kategori, yaitu
terseleksi r dan terseleksi K. Keseluruhan model disebut seleksi r-K. Jenis-jenis yang terseleksi K
dan r mempunyai ciri-ciri berbeda yang memungkinkannya untuk beradaptasi paling baik
dengan kondisi lingkungan yang berbeda pula.

REFERENSI :

Nybakken, W. 1988. “Biologi laut: Suatu pendekatan ekologis”. PT. Gramedia, Jakarta.

Sumarto S dan Roni.,2016.”Ekologi Hewan”.Bandung : CV.Patra Media Grafindo.


Smith, R.L. 1990. “Ecology and Field Biology Fourth Edition”. West Virginia University,
USA.

Sugianto, Agoes. 1994. “Ekologi Kuantitatif : Metode Analisis Populasi Komunitas”. Usaha
Nasional, Jakarta.

Subagja, Y ; S.W. Utomo, dan S.A. Khalif. 2001. “Ekologi”. Universitas Terbuka Pusat
Penerbitan, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai