Suatu populasi akan mengalami pertumbuhan apabila laju kelahiran di dalam populasi itu lebih
besar dari kematian, dengan mengasumsikan bahwa laju emigrasi diimbangi oleh laju imigrasi.
Dikenal 2 macam bentuk pertumbuhan populasi, yaitu bentuk pertumbuhan eksponesial
(berbentuk kurva J) dan bentuk pertumbuhan sigmoid atau logistic (berbentuk kurva S)
1. Pertumbuhan Eksponesial
Pertumbuhan populasi bentuk eksponesial ini terjadi bila mana populasi ada dalam suatu
lingkaran yang ideal baik, yaitu ketersedian makanan, ruang dan kondisi lingkungan
lainnya tidak beroperasi membatasi, tanpa ada persaingan, dan lain sebagainya. Pada
pertumbuhan populasi yang demikian populasi itu menunjukkan potensi biotiknya dan
oleh karena itu kerapatan/kepadatannya bertambah dengan cepat secara eksponensial dan
kemudian berhenti mendadak saat berbagai faktor pembatas mulai berlaku mendadak.
dN
=rN
dt
Bentuk Integral dari pertumbuhan eksponesial di atas secara kalkulus dapat dituliskan
sebagai berikut :
Nt = No× ert
Dimana : Nt = Jumlah populasi pada waktu t
No = Jumlah populasi pada keadaan awal (pada waktu 0)
r = Koefisien pertumbuhan populasi instantaneous
e = Konstan bilangan dasar (2,71828)
dn/dt = Laju Sesaat dari perubahan populasi
N = Jumlah anggota populasi
t = Waktu
ln Nt = ln No +rt
Sehingga rt = ln Nt – ln No
ln N t−ln No
Berarti : r=
t Dimana t = t2-t1
Berdasarkan r dapat juga dihitung λ. Dalam hal ini Adapun hubungan antara r (laju
Peningkatan sesaat) dan λ (Laju peningkatan terbatas) adalah sebagai berikut :
λ=er atau λ=anti ln r atau ln λ=r
Selanjutnya waktu penggandaan populasi (Nt/No = 2) adalah :
t = ln 2/r
= 0,6931/r
Keterangan :
dN/dt = laju sesaat dari perubahan populasi
N = jumlah anggota populasi
t = Waktu
r = laju pertumbuhan populasi (potensi biotik, koefisien pertumbuhan populasi
sesaat atau instantaneous)
λ = laju peningkatan terbatas
e = konstanta bilangan dasar log 2 = 2,71828
2. Pertumbuhan Sigmoid
dN/dt = rN [ (K – N ) / K]
Keterangan :
K = daya dukung
a = suatu bilangan konstanta yang menunjukkan posisi kurva terhadap sumbu asal
Kurva sigmoid didapatkan pada pertumbuhan populasi dalam kondisi laboratorium dari
jenis – jenis hewan dengan siklus hidup sederhana seperti paramecium sp. Misalnya
2. Strategi Hidup-K
Makhluk hidup dengan strategi hidup K hidup di habitat yang stabil dan ukuran populasinya
mendekati daya dukung lingkungan. Makhluk hidup yang memiliki strategi hidup K kemampuan
berkompetisinya tinggi, namun bereproduksi lebih lambat dengan jumlah anakan yang sedikit
dan berkembang dengan lambat pula. Mereka biasanya berukuran besar, jarang berpindah-
berpindah tempat, dan waktu generasinya panjang. Campbell (2004) menyatakan bahwa populasi
makhluk hidup dengan strategi hidup K disebut juga dengan populasi kesetimbangan (equilibrial
population), yaitu populasi yang cenderung akan hidup pada kepadatan yang mendekati batas
sumberdayanya (K, atau daya tampung).
Contoh: Gajah
Tabel beberapa sifat seleksi- r dan seleksi – k
Lamanya hidup Pendek, kurang dari satu tahun Lebih dari satu tahun
Manusia pada hakikatnya adalah jenis makhuk hidup yang berstrategi hidup K yakni yang
memperhatikan batas daya dukung lingkungan. Kalau populasinya sudah mendekati batas daya
dukung maka terjadi perubahan laju kehidupan karena pengaruh kelentingan lingkungan
(environmental resistance atau environmental resilience) yang menahan laju pertumbuhan
sehingga terjadi pertumbuhan yang berimpit dengan batas daya dukung (K). Strategi hidup “K”
manusia itu ditandai dengan lahirnya anak yang hanya seorang sekali melahirkan, bayinya yang
lahir dalam keadaan lemah, harus dilindungi, diasuh, dan dipelihara sebelum mampu menopang
hidup sendiri. Jadi secara hayati manusia harusnya tidak mempunyai masalah dengan lingkungan
hidupnya, tidak ada krisis, tidak ada pencemaran, serta selalu berada dalam keserasian dengan
lingkungannya. Jadi karena populasi manusia yang bertambah besar itu juga meningkat pula pola
hidup atau tingkat komsumsinya, maka tuntutan terhadap daya dukung tidak saja ditentukan oleh
pertambahan populasi manusia (N), tetapi juga oleh peningkatan konsumsi atau peningkatan
tuntutan terhadap sumberdaya.