Anda di halaman 1dari 43

Sifat, pertumbuhan, dan

perkembangan populasi.

Ir. Arifin, M.Si


Jurusan Ilmu Kelautan
FIKP Unhas 2006
Sifat, pertumbuhan, dan
perkembangan populasi.

1. Sifat populasi
2. Kelahiran dan kematian populasi
3. Konsep laju
4. Laju intrinsik dan per-tumbuhan alami
5. Fluktuasi dan pertumbuhan populasi
6. Aksi densitas Independen dan Dependen
7. Struktur populasi
8. Pembagian dan optimasi energi : seleksi r dan K
9. Strategi dan sifat daur hidup
Materi hari ini:

1. Sifat populasi
2. Kelahiran dan kematian populasi
3. Konsep laju
4. Laju intrinsik dan per-tumbuhan
alami
5. Fluktuasi dan pertumbuhan
populasi
1. Sifat populasi
 Populasi kelompok organisme yg terdiri
dari satu spesies atau sekumpulan individu
dari spesies yg sama dimana mereka
saling bertukar informasi genetik,
menempati suatu ruang yang sama.
 Komunitas, sekelompok populasi dan
secara bersama-sama mengembangkan
transformasi metabolisme dlm suatu
habitat tertentu.
 Pertukuran genetik individu-individu dalam
satu populasi sangat mungkin terjadi,
namun antara idividu-individu dari
kelompok yg berjauhan sangat kecil
kemungkinannya.
 Sifat populasi merupakan cirikhas dari
suatu populasi dan bukan ciri khas dari
individu-individu didalamnya.
 Sifat populasi diantaranya adalah
kelahiran, kerapatan, kematian, sebaran
umur, pola dan betuk pertumbuhan.
 Populasi juga memiliki ciri genetik yg
berkaitan dengan ekologis, yaitu sifat
penyesuaian diri dan keserasian
reproduksi (peluang untuk melangsungkan
keturunan dalam jangka panjang)
a. Kerapatan populasi
 Merupakan ukuran populasi dalam suatu
ruang tertentu.
 Biasanya dinyatakan sebagai banyaknya
individu atau biomassa populasi per
satuan luas atau volume.
 Misal: kerapatan pohon 3000 batang/Ha;
atau 2000 sel fitoplankton/liter; atau
kerapatan tumbuhan lamun 25 individu/m2
Kerapatan kotor (Crude Density)
 Adalah banyaknya individu atau biomassa
yg terdapat dalam satuan ruang
keseluruhan.
 Misal: kerapatan individu spesies per
hektar hutan tropis.
 Karena hutan tropis sangat luas dan
beragam maka dapat pula dihitung
kerapatan/biomassa per satuan habitat.
 Populasi dpt berubah-ubah sehingga perlu
mengetahui ukurannya pada saat-saat
tertentu.
 Untuk mengetahui ukuran populasi pada
saat-saat tertentu digunakan indeks-indeks
seperti indeks nisbi terhadap waktu (jumlah
ikan yg lewat suatu arus air yg terlihat
dalam waktu 1 jam).
 Frekwensi kejadian, menggambarkan
persentase petak pengamatan yg
ditumbuhi vegetasi mangrove.
 Untuk mengetahui/menggambarkan
keadaan suatu vegetasi dapat dilakukan
kombinasi indeks dgn frekwensi yg dikenal
dengan indeks nilai penting spesies.
 Dapat pula menggunakan persentase penutupan
tanah oleh vegetasi (mangrove, lamun, rumput,
dsb)
 Batas atas kerapatan suatu populasi ditentukan
oleh arus energi, tingkat tropik, ukuran individu,
dan kecepatan metabolisme.
 Batas bawah sangat susah ditentukan kecuali
pada ekosistem yg mantap.
 Hubungan antara kerapatan, tingkat tropik
dan ukuran organisme adalah makin
rendah tingkat tropik makin tinggi
kerapatannya dan pada tingkat tertentu
makin besar individu makin besar
biomassanya.
 Kecepatan metabolisme organisme yg
berukuran besar lebih rendah dari
organisme yg berukuran kecil, maka
biomassa populasi dpt dipertahankan pada
energi dasar tertentu.
b. Kelahiran (Natalitas)/pertumbuhan
populasi

 Adalah kemampuan suatu populasi untuk


berkembang.
 Disebut juga birth rate, produksi individu-
individu baru suatu organisme melalui
kelahiran, penetasan, pertunasan, dan
pembelahan sel.
 Ada natalitas mutlak/maksimum/fisiologis
yg dinyatakan sebagai jumlah maksimum
individu baru yg dirpoduksi dalam kondisi
ideal (tidk ada faktor pembatas ekologis,
hanya pembatas fisiologis).
 Natalitas maksimum/mutlak/kotor adalah
banyaknya individu baru dibagi waktu
 Ada natalitas ekologis/spesifik,
peningkatan populasi dalam kondisi
lingkungan sebenarnya atau kondisi
spesifik lingkungan.
 Natalitas spesifik/ekologis, banyaknya
individu baru per satuan waktu per satuan
populasi
 Contoh: suatu populasi 50 idividu protozoa
dalam suatu kolam dalam satu jam
bertambah menjadi 150 individu.
 Natalitas/pertumbuhan mutlak = Pop. Ahir-
Pop.awal (150-50) = 100 individu
tumbuh/jam.
 Natalitas spesifik = 100/50 =2
individu/jam.
c. Mortalitas populasi

 Kematian individu-individu dalam suatu


populasi.
 Dinyatakan sebagai banyaknya individu yg
mati dalam kurun waktu tertentu.
 Mortalitas ekologis/nyata, banyaknya
kematian individu yg terjadi dalam
lingkungan tertentu.
 Mortalitas minimum, kematian individu
dlm populasi dalam kondisi lingkungan yg
ideal tanpa faktor pembatas.
 Untuk mengetahui tingkat kematian suatu
populasi dalam waktu tertentu:
M = (Populasi awal – Pop. Ahir)/waktu
= 50 -45/bulan = 5 ind/bulan
 Biasa juga dinyatakan sebagai tingkat
kelangsungan hidup populasi (survival
rate)
 SR = (Pop.ahir)/(pop.awal) x
100%
= 45/50 x 100 = 90%
1000

A
B1
100
B2
B3

40

1
Panjang umur (%)
Kurva kelangsungan hidup
 Bila kurva itu cembung berarti hampir
semua individu dpt hidup sampai usia tua
dan suatu saat terjadi kematian (kurva A)
 Bila berupa garis lurus berarti tingkat
kematian khusus konstan (kurva B2).
 Bila cekung berarti tingkat kematian
sangat tinggi pada usia muda (kurva C)
 Bila seperti anak tangga (kurva B1) laju
individu yg hidup mengalami perubahan
tajam dari tingkatan sejarah hidup.
 Bila berbentuk sigmoid, kurva B3
d. Penyebaran umur populasi

 Mortalitas sering bervariasi terhadap


umur, natalitas sering terbatas pada
umur-umur tertentu.
 Ada tiga macam umur ekologi:
prereproduktif, reproduktif, dan
postreproduktif.
 Pada umumnya tumbuhan dan hewan
masa reproduksinya panjang dan tak ada
masa postreproduktif.
 Cara lajim menyatakan distribusi umur
adalah piramida umur (poligon).
Ada tiga macam piramida umur
 Individu muda > individu tua, natalitas
lebih besar dari mortalitas
 Natalitas moderat sama besarnya dgn
mortalitas
 Individu muda < dari individu tua,
natalitas kecil dari mortalitas
2. Konsep-konsep tentang laju
 Suatu populasi selalu berubah, ukuran
perubahan populasi dikenal dgn istilah laju.
 Laju adalah hasil bagi antara besarnya
perubahan dengan periode waktu selama
perubahan itu terjadi.
 Laju pertumbuhan (GR), jumlah organisme yg
bertambah ke dlm populasi per satuan waktu
atau kenaikan populasi dibagi waktu
(Bodenheimer, 1937).
 Laju pertumbuhan (GR) = ΔN/ Δt
 Laju pertumbuhan spesifik (GRs)
= ΔN/N Δt
 Contoh dari 50 protozoa, dlm 1 jam
menjadi 150 individu, maka:
ΔN = 150-50 = 100
Δt = 1 jam
GR = 150-50 = 100 individu per jam
GRs = ΔN/N Δt = 100/50 = 2 individu/jam
 Laju pertumbuhan berubah dari waktu ke
waktu, dapat positif, nol atau negatif.
3. Laju Intrinsik pada pertumbahan
alami
 Bila lingkungan tidak terbatas (ruang,
makanan, organisme lain tdk memberi
pengaruh yg membatasi) maka laju
pertumbuhan spesifik tetap dan
maksimum.
 Nilai laju pertumbuhan spesifik dalam
kondisi demikian merupakan eksponen
persamaan diferensial pertumbuhan
populasi dlm kondisi lingk. tidak terbatas.
 Harga dari nilai tersebut:
dN/dt = r N, dimana r = dN (Ndt)
Nt = nt = N0e
N0 = jumlah individu pop pada waktu nol
Nt = jumlah individu pop. Pada waktu t
e = 2,7
 r dinyatakan juga sebagai perbedaan antara
laju natalitas spesifik (b) dan laju kematian
(d)
r = b – d, r = koefesien pertumbuhan
populasi
 Nilai r tergantung pada komposisi umur
dan laju pertumbuhan spesifik.
 Beberapa nilai r tergantung pada struktur
populasi.
 Bila ternyata distribusi umur tetap/stabil,
maka nilai r menjadi laju intrinsik dari
pertambahan alami atau r maksimum.
 Nilai maksimum r disebut potensi biotik
atau potensi reproduksi.
 Potensi biotik adalah sifat yang
menurun/diturunkan dari suatu organisme
untuk reproduksi, hidup (memperbanyak
jumlah).
 Diartikan juga sebagai tenaga untuk
berkembang biak secara maksimum.
 Ketahanan lingkungan adalah perbedaan
antara potensi (kesanggupan) suatu
populasi untuk memperbanyak keturunan
dengan laju peningkatan yang terjadi di
alam.
 Ketahanan lingkungan penting agar suatu
populasi tidak berkembang terlalu cepat
sehingga tidak memenuhi ruang
tempatnya.
4. Bentuk pertumbuhan populasi
 Populasi mempunyai pola yang bercorak
dalam pertumbuhannya.
 Ada 2 macam bentuk pertumbuhan:
a. Bentuk J = dN/dt= rN, harga limit pada
N
b. Bentuk S (sigmoid) dgn rumus:
dN/dt = rN (K-N)/K atau = rN (r/K) N2
atau = rN (1-N/K) atau N = K/(1+ea-rt)
Persamaan tersebut disebut juga persamaan
logistik.
Dimana:
 dN/dt , laju pertumbuhan populasi (perubahan
populasi dalam waktu).
 r = laju pertumbuhan spesifik/intrinsik
 N, besarnya populasi
 K, besarnya populasi maskimum yg mungkin
atau asimptot atas
 e = angka dasar logaritma (2,7)
 a, tetapan integrasi yg menentukan kedudukan
kurva terhadap pusat; yaitu nilai log e (K-
N)/N
pada t = 0
A B
de
ns
ita
s
waktu A1

B1

B2

A2

B-3
 A berbentuk J, B bentuk sigmoid, A1 dan
A2 variasi dari bentuk J, B1, B2 dan B3
beberapa kemungkinan bentuk sigmoid.
A menunjukan perkembangan cepat
sampai suatu saat terhenti karena
ketahanan lingkungan.
 B perkembangan awal lambat, menjadi
cepat dan lambat lagi karena ketahanan
lingkungan menjadi besar
 Ketahanan lingkungan : (K-N)/K atau
(r/K)N2 atau = (1-N/K)
 Jadi ketahanan lingkungan hasil perkalian
tiga komponen yaitu laju konstan (r ),
besar populasi (N), dan ukuran porsi dari
faktor pembatas yg ada dan yg tdk ada
dlm populasi (1 – N/K).
 Kenyataan hampir semua hewan dan
tumbuhan mengikuti laju pertumbuhan
sigmoid
5.Fluktuasi populasi dan Oscilasi
siklik
 Kepadatan suatu populasi berada pada
sekitar K (carryng capacity) diatas atau
dibawahnya.
 Fluktuasi populasi terjadi karena
perubahan lingkungan fisik dan interaksi
didalam populasi itu sendiri.
Di alam fluktuasi terjadi karena:
 Perubahan musiman ukuran populasi
dikendalikan oleh sejarah hidup dan faktor
lingkungan.
 Fluktuasi tahunan dipandang dari dua cara:
1. Fluktuasi yg dikontrol oleh perbedaan
faktor intrinsik tahunan lingkungan spt suhu,
hujan
2. Fluktuasi yg dikontrol oleh interaksi biologis
(makanan, penyakit, energi, dsb)
 Contoh fluktuasi musiman yg terjadi
diperairan, ledakan populasi fitoplankton
karena terjadi eutrifikasi (pengayaan
nutrien).
 Ada dua ciri utama dari fluktuasi (ayunan)
populasi:
1. Paling hebat terjadi pada ekosistem yg
kurang kompleks
2. Puncak kelimpahan dapat terjadi
serempak didaerah yang luas
Teori ayunan siklik dapat
disebabkan:
 Meteorologi (cuaca, iklim, musim)
 Fluktuasi acak
 Interaksi populasi (persaingan,
pemangsaan, reproduksi, penyakit, dsb)
 Interaksi antar tropik

Anda mungkin juga menyukai