Anda di halaman 1dari 11

A.

Neraca Kehidupan (Life Tabel)

Seperti dijelaskan pada bagian terdahulu, bahwa populasi di alam tidaklah tersusun atas
umur yang seragam, demikian pula dengan ukuran badannya dan kemampuan makan. Contoh
paling nyata adalah pada hewan yang mengalami metamorphose, baik yang sempurna mauun
yang tidak sempurna. Dalam hidupnya mempunyai fase perkembangan (telur, lava, pupa,
imago), yang dalam masing-masing fase perkembangan masih pula dapat dibedakan pada
kelompok umur tertentu, misalnya larva instar I, II dan sebagainya.

Untuk mempelajari perkembangan populasi ini dapat dilaukan dengan cara penyusunan
berdasarkan kelompok unsuk moetalitas, dan natalitas, serta perhitungan statistik yang dapat
memberikan informasi mengenai kondisi populasi masa lalu, saat ini, serta produksi populasi
pada masa mendatang.

Untuk memberikan gambaran tentang neraca kehidupan, diberikan contoh


kohort/chohort nyamuk, yang datanya secara hipotetik menggambarkan pertumbuhan populasi
nyamuk pada kolam percobaan dengan populasi awal 500 telur nyamuk. Terhadap telur tersebut
dilakukan pengamatan setiap hari untuk mengetahui perkembangan populasinya ke 500 tekur
nyamuk tersebut merupakan populasi yang terdiri dari suatu gugus individu yang dianggap
berasal dari kelas unsur yang sama (chohort).

Tabel 0.0 Chohort Nyamuk


Angka pada masing-masing kolom tersebut diperoleh dari:

ax : Jumlah individu yang hidup pada KU,

Ix : Jumlah individu (setelah distandarkan) untuk masing-masing umur (10


dapat dibuat 1, 10, 100 dsb),

dx : jumlah individu yang mati (mortalitas) pada Ku, (data pengamatan) qx


= dx/a, atau qx = (lx – 1x+lx)/1x proporsi individu mati pada KUx terhadap
jumlah individu yang hidup KUx

Selanjutnya neraca kehidupan chohort nyamuk akan dilengkapi dengan kolom-kolom berikut.

Lx = (1x +1x+1)/ 2 : jumlah rata-rata individu pada KUx dan KU berikutnya x+1
(kolom 7) : jumlah individu yang hidup pada KUx= 0...w (x= W adalah
kelas umur terakhir.

Cx = Tx/1x :Harapan hidup individu pada setiap KUx (kolom 8 dan 9)

Mx : Keprediksian spesifik individu pada KUx adalah banyaknya anak


betina per kapita yang lahir pada KUx (kolom 9)
1xmx : Perkalian 1x dengan mx untuk setiap Kux adalah banyaknya anak
yang lahir pada Kux (kolom 10)

Tabel 0.0 Neraca Kehidupan Chohort Nyamuk

Jumlah pada kolom 10 merupakan proporsi banyaknya anak betina dilahirkan oleh semua
individu betina sepanjang generasi chohort nyamuk dan disebut laju reproduksi netto (Ro)

1xmx : Perkaliana Xx1x dan mx untuk setiap KUx (kolom 11) digunakan untuk
mengaprokmasikan lamanya generasi (To)

Px : peluang survival, yaitu proporsi individu yang hidup pada KUx dan dapat
mencapai KU (x+1) Parameter ini digunakan dalam metric proyeksi
Lestieuntuk memprediksi pertumbuhan populasi secara diskrit.

Model Pertumbuhan Eksponensial

Dalam kajian model pertumbuhan, biasanya dilakukan terhadap satu spesies


tertentu dengan menggunakan asumsi bahwa kondisi lingkungan populasi tersebut tak
terbatas. Pada kondisi yang ideal pertumbuhan bakteri yang berasal dari satu sel
diasumsikan sebagai populasi awal (No= 1), yang diamati perkembangannya selama 10
jam (t= 10). Setiap jam masing-masing individu membelah menjadi 2 individu baru,
sehingga perkembangan cacah individu anggota populasinya menjadi 4, 8, 16, 32, 64, ....
dan seterusnya.

Kurva pertumbuhan populasi pada lingkungan yang terbatas disebut kurva bentuk S
(sigmoid). Pada kurva ini dikenal laju pertumbuhan pada (a) fase tersendat (lag phase), (b) fase
menanjak naik (accelerating growth phase), (c) fase pertumbuhan melambat (decelerating
growth phase) dan (d) periode keseimbangan (equilibrium period). Kurva Sigmoid berbeda
dengan kurva geometrik (bentuk J) dalam dua hal yaitu: (1) kurva ini memiliki asimptot atas
(kurva tidak melebihi titik maksimal tertentu), (2) kurva ini mendekati asimptot secara perlahan,
tidak secara mendadak atau tajam. Laju pertumbuhan dapat dikurangi dengan penambaan
individu baru dalam populasi, yang mengakibatkan pertambahan menjadi berkurang.

Dari contoh tersebut terlihat bahwa ada hubungan antara kepadatan populasi dengan
laju pertambahan populasi sampai mencapai daya dukungnya. Semakin besar ukuran populasi
(makin mendekati daya dukung) maka laju pertambahan populasinya semakin kecil walaupun
laju pertambahan intirinsiknya tetap. Jadi laju pertumbuhan populasi pada lingkungan yang
terbatas dipengaruhi oleh ukuran populasi.

Tabel perkembangan cacah individu populasi setiap jam dari No= 1

Secara matematis, model pertumbuhan ini dapat dituliskan

Dn/ dt = rN; maka r= Dn /(N dt)....................................................(1)

Simbol r disebut sebagai koefisien pertumbuhan sesaat, yang dengan manipulasi kalkulus dapat
dituliskan persamaan sebagai

Nt= (2t)N0......................................................................................(2)
Model pertumbuhan di atas didasarkan pada asumsi:

1)Makanan bagi bakteri tersedia dalam jumlah yang cukup

2)Ruang hidup selalu mencukupi untuk perkembangbiakan

3)Keadaan lingkungan seperti suhu dan kelembaban dalam keadaan konstan

4)Bakteri berkembangbiak secara teratur setiap jam sehingga tidak terjadi senjang waktu

5)Kematian individu anggotapopulasi tidak terjadi , sehingga cacah individu anggota


populasi dariwaktu ke waktu terus meningkat.

Perkembangan bakteri setiap jam dinyatakan dengan ᵧ yaitu pembelahan setiap

individu pada setiap generasi yaitu menjadi 2 individu , ᵧ= 2 persatuan waktu (jam).

Sehingga secara matematis ditulis sebagai:


Nt= tN0...........................................................................................(3)

Persamaan (3) di atas merupakan persamaan different yang dimunculkan secara urut:

Nt = ᵧtN0Nt+1= ᵧt+1N0

Nt-2 = ᵧt-3 N1= ᵧt-3N1= ᵧt-2N0= ᵧt-4N2

Penulisan ᵧ= 2 dapat pula dinyatakan sebagai

ᵧ= 21atau 40

Bila digunakan bilangan alami(Euler, e= 2.71828...)maka dapat ditulis persamaan sebagai:

ᵧ= err=ln ᵧ

Jika ᵧ= er= 2 maka ln ᵧ= 0,683sehingga persamaan (3) dapat diruskan sebagai

:Nt=(er)N0 atau Nt= N0ert..........................................................(4)

ln Nt= ln N0+ rt; maka r= ln Nt-ln N0......................................................(5)

Jika diplotkan maka kurva eksponensial pertumbuhan sesaat adalah


Jika laju imigrasi dan emigrasi seimbang, serta laju kelahiran dan kematian tetap maka
pertumbuhan populasi akan bersifat eksponensial dengan model pertumbuhan populasi Nt = No
ert dan laju pertumbuhan populasi dN/dt = (b-d) No = rNo. Pertumbuhan eksponensial
memperlihatkan potensi biotik (biotic potential) makhluk hidup dengan sumber daya yang
tidak terbatas dan tidak ada musuh alami. Kurva pertumbuhan populasi logistik akan berbentuk
huruf J

Laju pertumbuhan instrinsik (pertumbuhan spesifik) merupakan interaksi fungsi kerapatan


(n), sifat genetik (g) dan kondisi lingkungan (E), yang secara matematis ditulis sebagai:

R=ᵩ(N, G, E)

R= Laju instrinsik

ᵩ= fungsi

dalam alam, faktor lingkungan (E) akan mengalami perubahan sepanjang waktu, baik
langsung maupun tak langsung akan berpengaruh terhadap perubahan populasi.Apabila faktor
G dan E pada satu saat tidak berubah, maka pertumbuhan populasi instrinsik dapat dituliskan:

Nt + ∆t = Nt (b-d) Nt∆t

Nt + ∆t = populasi pada saat t + ∆t

Nt= populasi pada saat t

∆t = selang waktu pengamatan

B= laju kelahiran persatuan waktu

D=laju kematian persatuan waktu


R = b-d = laju reproduksi persatuan waktu

Ukuran populasi makhluk hidup di alam dibatasi oleh daya dukung lingkungannya (K),
sehingga populasi makhluk hidup akan menunjukkan suatu pertumbuhan logistik dengan
persamaan dN/dt = rNo (1-No/K). Adapun persamaan model pertumbuhan populasinya
adalah Nt = K / (1 + ea-rt). Kurva pertumbuhan populasi logistik akan berbentuk huruf S.

Model Pertumbuhan Logistik

Model pertumbuhan populasi dan sejarah kehidupan

Model logistik memperkirakan laju pertumbuhan yang berbeda untuk populasi dengan kondisi
kepadatan tinggi dan rendah relatif terhadap daya tampung lingkungan. Pada populasi dengan
kepadatan itnggi, masing-masing individu memiliki sedikit sumberdaya yang tersedia dan
populasi tersebut tumbuh secara lambat, atau bahkan berhenti sama sekali. Pada populasi
dengan kepadatan rendah, keadaan yang berlawanan akan berlaku dimana sumberdaya
berlimpah dan populasi tumbuh secara cepat. Selama akhir tahun 1960-an, ahli ekologi populasi
Martin Cody memperkenalkan konsep bahwa adaptasi sejarah kehidupan yang berbeda akan
lebih disukai pada kondisi-kondisi yang berbeda tersebut. Ia berpendapat bahwa pada kepadatan
populasi yang tinggi, seleksi akan lebih menyukai adaptasi yang organismenya dapat bertahan
hidup dan bereproduksi dengan sedikit sumberdaya.

Dengan demikian, kemampuan bersaing dan efisiensi maksimum penggunaan sumberdaya


lebih disukai pada populasi yang cenderung tetap berada pada atau di dekat daya tampungnya.
Pada kepadatan populasi yang rendah, adaptasi yang meningkatkan reproduksi yang cepat,
seperti peningkatan fekunditas dan kematangan lebih dini menjadi terseleksi. Laju reproduksi
yang tingg, tanpa memperhitungkan efisiensi, lebih disukai pada kasus ini. Karakteristik
Populasi Ideal Terseleksi oleh-r (oportunistik) dan Terseleksi oleh-K (Kesetimbangan).

MODEL PERTUMBUHAN LOGISTIK

Bila N kecil maka (K-N)/K akan mendekati 1, sehingga pertumbuhan mendekati


eksponensial. Bila N mendekati K, maka (K-N)/K mendekati 0, berarti pertumbuhan populasi
kecil,mendekati 0.
Grafik penentu parameter pertumbuhan populasi r dan K

Persamaan logistik ini pertama kali ditemukan oleh Verhuls pada tahun 1839, yang
dikenal dengan nama kurva logistik atau kurva S karena bentuknya seperti huruf S.Asumsi
yang berlaku:

Populasi akan mencapai keseimbangan dengan lingkungan, dengan sebaran umur yang
stabil

Pertumbuhan akan mengalami pertumbuhan yang berangsur-angsur menurun secara tetap


dengan konstanta r

Pengaruh r bersifat seketika tanpa penundaan (time tag)

Sepanjang pertumbuhan lingkungan tidak mengalami perubahan

Pengaruh kerapatan adalah sama terhadap semua tingkatan umur populasi

Perkembangan tidak dipengaruhi oleh kerapatan dan rasio jenis kelamin.

Dalam kondisi alami, pertumbuhan populasi dikendalikan baik oleh faktor internal
maupun faktor eksternal yang dominan adalah kerapat populasi itu sendiri.Dalam
pertumbuhan populasi akan terjadi kompetisi antara anggota populasi itu
sendiri.Semakin dekat nilai N terhadap K, maka tekanan (stres)dalam bentuk kompetisi
akan semakin kuat.Bekerjanya faktor pengendali karena peningkatan kerapatan populasi
itu sendiri disebut faktor pengendali bergayut (dependent factor).Sedangkan faktor
pengendali eksternal merupakan faktor yang bekerjanya tanpa ada hubungan dengan
peningkatan kerapatan populasi,yang disebut faktor pengendali tak bergayut (independent
factor), misalnya kebakaran, banjir, kebakaran, pencemaran, dan bencana alam lainnya.
Faktor bergayut dapat merupakan kompetisi intra maupun inter spesies, predasi, dan
sumberdaya yang dibutuhkan untuk kelangsungan hhidup populasi

Grafik pertumbuhan logistiklogistik dan keseimbangan populasi


Grafik a grafik b

a.Plot kurva eksponensial populasi untuk fungsi b-d= r N, Nt= N0epangkat n

b.kurva eksponensial yang ditransformasikan ke sumbu semi logaritma


Populasi burung pheasant yang telah dimasukkan ke lokasi yang belum dihuni

Densitas umum memperlihatkan densitas optimal untuk pertumbuhan populasi


neto(kelahiran-kematian)

Perubahan jumlah sel ragi dalam suatu kultur laboratorium yang baru (data dari pearl
1925, menurut Kormondy) ket: grafik dari: SJ Mc Naughton 1990:292-295

Anda mungkin juga menyukai