Seperti dijelaskan pada bagian terdahulu, bahwa populasi di alam tidaklah tersusun atas
umur yang seragam, demikian pula dengan ukuran badannya dan kemampuan makan. Contoh
paling nyata adalah pada hewan yang mengalami metamorphose, baik yang sempurna mauun
yang tidak sempurna. Dalam hidupnya mempunyai fase perkembangan (telur, lava, pupa,
imago), yang dalam masing-masing fase perkembangan masih pula dapat dibedakan pada
kelompok umur tertentu, misalnya larva instar I, II dan sebagainya.
Untuk mempelajari perkembangan populasi ini dapat dilaukan dengan cara penyusunan
berdasarkan kelompok unsuk moetalitas, dan natalitas, serta perhitungan statistik yang dapat
memberikan informasi mengenai kondisi populasi masa lalu, saat ini, serta produksi populasi
pada masa mendatang.
Selanjutnya neraca kehidupan chohort nyamuk akan dilengkapi dengan kolom-kolom berikut.
Lx = (1x +1x+1)/ 2 : jumlah rata-rata individu pada KUx dan KU berikutnya x+1
(kolom 7) : jumlah individu yang hidup pada KUx= 0...w (x= W adalah
kelas umur terakhir.
Jumlah pada kolom 10 merupakan proporsi banyaknya anak betina dilahirkan oleh semua
individu betina sepanjang generasi chohort nyamuk dan disebut laju reproduksi netto (Ro)
1xmx : Perkaliana Xx1x dan mx untuk setiap KUx (kolom 11) digunakan untuk
mengaprokmasikan lamanya generasi (To)
Px : peluang survival, yaitu proporsi individu yang hidup pada KUx dan dapat
mencapai KU (x+1) Parameter ini digunakan dalam metric proyeksi
Lestieuntuk memprediksi pertumbuhan populasi secara diskrit.
Kurva pertumbuhan populasi pada lingkungan yang terbatas disebut kurva bentuk S
(sigmoid). Pada kurva ini dikenal laju pertumbuhan pada (a) fase tersendat (lag phase), (b) fase
menanjak naik (accelerating growth phase), (c) fase pertumbuhan melambat (decelerating
growth phase) dan (d) periode keseimbangan (equilibrium period). Kurva Sigmoid berbeda
dengan kurva geometrik (bentuk J) dalam dua hal yaitu: (1) kurva ini memiliki asimptot atas
(kurva tidak melebihi titik maksimal tertentu), (2) kurva ini mendekati asimptot secara perlahan,
tidak secara mendadak atau tajam. Laju pertumbuhan dapat dikurangi dengan penambaan
individu baru dalam populasi, yang mengakibatkan pertambahan menjadi berkurang.
Dari contoh tersebut terlihat bahwa ada hubungan antara kepadatan populasi dengan
laju pertambahan populasi sampai mencapai daya dukungnya. Semakin besar ukuran populasi
(makin mendekati daya dukung) maka laju pertambahan populasinya semakin kecil walaupun
laju pertambahan intirinsiknya tetap. Jadi laju pertumbuhan populasi pada lingkungan yang
terbatas dipengaruhi oleh ukuran populasi.
Simbol r disebut sebagai koefisien pertumbuhan sesaat, yang dengan manipulasi kalkulus dapat
dituliskan persamaan sebagai
Nt= (2t)N0......................................................................................(2)
Model pertumbuhan di atas didasarkan pada asumsi:
4)Bakteri berkembangbiak secara teratur setiap jam sehingga tidak terjadi senjang waktu
individu pada setiap generasi yaitu menjadi 2 individu , ᵧ= 2 persatuan waktu (jam).
ᵧ
Nt= tN0...........................................................................................(3)
Persamaan (3) di atas merupakan persamaan different yang dimunculkan secara urut:
Nt = ᵧtN0Nt+1= ᵧt+1N0
ᵧ= 21atau 40
ᵧ= err=ln ᵧ
R=ᵩ(N, G, E)
R= Laju instrinsik
ᵩ= fungsi
dalam alam, faktor lingkungan (E) akan mengalami perubahan sepanjang waktu, baik
langsung maupun tak langsung akan berpengaruh terhadap perubahan populasi.Apabila faktor
G dan E pada satu saat tidak berubah, maka pertumbuhan populasi instrinsik dapat dituliskan:
Nt + ∆t = Nt (b-d) Nt∆t
Ukuran populasi makhluk hidup di alam dibatasi oleh daya dukung lingkungannya (K),
sehingga populasi makhluk hidup akan menunjukkan suatu pertumbuhan logistik dengan
persamaan dN/dt = rNo (1-No/K). Adapun persamaan model pertumbuhan populasinya
adalah Nt = K / (1 + ea-rt). Kurva pertumbuhan populasi logistik akan berbentuk huruf S.
Model logistik memperkirakan laju pertumbuhan yang berbeda untuk populasi dengan kondisi
kepadatan tinggi dan rendah relatif terhadap daya tampung lingkungan. Pada populasi dengan
kepadatan itnggi, masing-masing individu memiliki sedikit sumberdaya yang tersedia dan
populasi tersebut tumbuh secara lambat, atau bahkan berhenti sama sekali. Pada populasi
dengan kepadatan rendah, keadaan yang berlawanan akan berlaku dimana sumberdaya
berlimpah dan populasi tumbuh secara cepat. Selama akhir tahun 1960-an, ahli ekologi populasi
Martin Cody memperkenalkan konsep bahwa adaptasi sejarah kehidupan yang berbeda akan
lebih disukai pada kondisi-kondisi yang berbeda tersebut. Ia berpendapat bahwa pada kepadatan
populasi yang tinggi, seleksi akan lebih menyukai adaptasi yang organismenya dapat bertahan
hidup dan bereproduksi dengan sedikit sumberdaya.
Persamaan logistik ini pertama kali ditemukan oleh Verhuls pada tahun 1839, yang
dikenal dengan nama kurva logistik atau kurva S karena bentuknya seperti huruf S.Asumsi
yang berlaku:
Populasi akan mencapai keseimbangan dengan lingkungan, dengan sebaran umur yang
stabil
Dalam kondisi alami, pertumbuhan populasi dikendalikan baik oleh faktor internal
maupun faktor eksternal yang dominan adalah kerapat populasi itu sendiri.Dalam
pertumbuhan populasi akan terjadi kompetisi antara anggota populasi itu
sendiri.Semakin dekat nilai N terhadap K, maka tekanan (stres)dalam bentuk kompetisi
akan semakin kuat.Bekerjanya faktor pengendali karena peningkatan kerapatan populasi
itu sendiri disebut faktor pengendali bergayut (dependent factor).Sedangkan faktor
pengendali eksternal merupakan faktor yang bekerjanya tanpa ada hubungan dengan
peningkatan kerapatan populasi,yang disebut faktor pengendali tak bergayut (independent
factor), misalnya kebakaran, banjir, kebakaran, pencemaran, dan bencana alam lainnya.
Faktor bergayut dapat merupakan kompetisi intra maupun inter spesies, predasi, dan
sumberdaya yang dibutuhkan untuk kelangsungan hhidup populasi
Perubahan jumlah sel ragi dalam suatu kultur laboratorium yang baru (data dari pearl
1925, menurut Kormondy) ket: grafik dari: SJ Mc Naughton 1990:292-295