Anda di halaman 1dari 5

Kurva Pertumbuhan Mikroba

Sel mikroba yang ditempatkan pada suatu media yang dapat menyediakan zat gizi (nutrien)
dan kondisi yang cocok untuk pertumbuhannya, maka sel mikroba tersembut akan tumbuh
seperti pola pada Gambar di bawah.

Waktu →
(Gambar 1)
Pada media yang dapat menyediakan zat gizi dan kondisi yang cocok untuk
pertumbuhannya1, sel mikroba akan berkembang biak sehingga populasinya meningkan
sampai waktu tertentu, kemudian populasi sel akan menurun sampai semua sel mengalami
keatian. Kurva pertumbuahan di atas diperoleh dari pengamatan perubahan populasi sel atau
konsentrasi sel mikroba yang ditumbuhkan pada suatu media yang tidak mendapat tambahan
zat gizi dari luar dan juga tidak ada upaya untuk menyingkirkan produk metabolit dari media
selama pengamatan. Dengan demikian, konsentrasi gizi akan terus berkurang, dan konsentrasi
metabolit akan bertambah.
Fase Adaptasi
Sel mikroba yang berada pada media yang dapat menyediakan zat gizi dan kondisi lainnya
cocok untuk pertumbuhan, tidak akan langsung membelah sehingga meningkat populasi atau
konsentrasinya. Ketika baru berada pada suatu media, sel mikroba harus beradaptasi terlebih
dahulu dengan kondisi media sebelum selnya membelah. Pada saat itu, sel akan menyerap zat
gizi dan organel-organelnya mulai bersiap untuk proses pembelahan sel. Proses ini
membutuhkan waktu tertentu yang tergantung kepada jenis sel dan kondisi fisiologis sel.
Waktu untuk proses ini disebut sebagai fase adaptasi. Pada kurva di atas, tampak bahwa selama
fase adaptasi, konsentrasi sel mikroba tidak bertambah (grafik pertumbuhan mendatar).

1
Kondisi yang dimaksud, diantaranya adalah ketersediaan oksigen (adanya oksigen untuk pertumbuhan mikroba
aerob, dan tanpa oksigen untuk pertumbuhan mikroba anaerob), suhu (suhu dingin untuk mikroba psikrofilik,
suhu sedang unuk mikroba mesofilik, dan suhu tinggi untuk mikroba termofilik), keasaman / pH (pH <4,5 untuk
mikroba asidofilik, pH sekitar 7 untuk mikroba netrofili, dan pH >8 untuk mikroba alkalinofilik), dan availability
of water /aw (aw  0,80 untuk kapang,  0,88 untuk khamir, dan  0,90 untuk bakteri)

1
Pada fase ini, walaupun terjadi penyerapan zat gizi oleh sel mikroba, jumlah zat yang
terdapat pada media tidak tidak berkurang secara signifikan. Sementara itu, pelepasan produk
metabolit oleh sel mikroba belum terjadi.
Fase Pertumbuhan Awal
Setelah sel menyerap cukup banyak zat gizi, dan organel sel siap untuk bereproduksi, maka sel
mulai membelah dengan laju yang relatif rendah. Mula-mulai laju pemebalahan rendah, dan
semakin lama semakin cepat. Pada kurva pertumbuhan, hal ini ditandai oleh kurva yang landai,
kemudian semakin curam dan mencapai kecuraman tertinggi pda akhir fase pertumbuhan awal.
Secara keseluruhan konsentrasi zat gizi yang tersedia pada media masih tinggi dan tidak
terjadi pengurangan yang berarti. Akumulasi produk metabolit akibat aktivitas dan
pertumbuhan sel juga masih sangat rendah dan tidak berpengaruh apa-apa terhadap
pertumbuhan sel mikroba.
Fase Pertumbuhan Logaritmik
Pada fase ini, sel mikroba tumbuh (membelah) dengan cepat sehingga populasi mikroba
bertambah secara pesat. Secara statitistik, pertambahan populasi mikroba berdasarkan waktu
merupakan fungsi logaritma. Pada fase ini, secara fisiologis, populasi mikroba berada dalam
kondisi terbaik untuk membelah. Kondisi media yang kaya zat gizi, dan masih minim dengan
akumulasi metabolit menjadi faktor pendukung pesatnya pertumbuhan populasi mikroba pada
media.
Penentuan fungsi pertumbuhan atau hubungan antara populasi mikroba dan waktu,
dapat didekati dengan persamaan berikut.
1) Laju pertumbuhan didefinisikan sebagai perubahan jumlah sel pada kisaranbn waktu
tertentu
2) Jika mula-mula atau pada waktu t1 konsentrasi mikroba pada suatu media adalah x1
kemudian pada waktu t2 meningkat menjadi x2, maka perubahan populasinya adalah x=x1-
x2. Perubahan populasi tersebut terjadi selama waktu t = t2-t1
3) Jika x dan t sangat kecil (mendekati nol), pada matematika simbol  diganti dengan d.
Dengan demikian x dan t diganti dengan dx dan dt
4) Laju pertumbuhan mikroba didefinisikan sebagai perubahan populasi mikroba dalam
kisaran waktu yang mendekati nol. Karena terjadi pada kisaran waktu yang mendekati nol
(yaitu nilainya sebesar dt), maka perubahan populasi tersebut juga mendekati nol (nilainya
𝑑𝑥
adalah dx). Dengan demikian laju pertumbuhan mikroba adalah 𝑑𝑡
𝑑𝑥
5) Laju pertumbuhan ( 𝑑𝑡 ) tersebut tergantung pada populasi mikroba tersebut (x)2, dan
berbagai faktor seperti kondisi fisiologis mikroba, jenis mikroba, komposisi zat gizi,
kondisi suhu, ketersediaan oksigen, tingkat keasaman (pH), ketersediaan air (aw) dan lain-
lain. Untuk penyederhanaan model matematika, semua faktor lain-lain tersebut dijadikan
sebagai konstanta dengan simbol µ.
𝑑𝑥
a) 𝑑𝑡 = µ.x ……………………………………………………………………….(1)
𝑑𝑥
b) Persamaan tersebut dapat disusun menjadi 𝑥 = µ.dt ……………… ………..(2)
c) Jika persamaan 2 diintegral dari x0 (populasi pada waktu nol / awal pertumbuhan, t0) ke
xt (populasi setelah waktu t):

2
Pada kondisi dimana populasi mikroba besar, maka pertambahan mikroba akibat pertumbuhan juga lebih besar
dibanding pada kondisi dimana populasi mikroba rendah dengan demikian dx1>dx2 (dx1 adalah pertambahan
populasi pada kondisi populasi mikroba tinggi, dan dx2 adalah pertambahan populasi pada kondisi populasi
mikroba rendah). Akan tetapi pada kedua kondisi tersebut (populsi mikroba besar dan populasi mikroba rendah),
𝑑𝑥1 𝑑𝑥2
nilai dt adalah sama. Dengan demikian nilai >
𝑑𝑡 𝑑𝑡

2
𝑥𝑡 𝑑𝑥 𝑡
∫𝑥0 = ∫0 µ. 𝑑𝑡, dan hasil integralnya adalah
𝑥

𝑥
ln⁡(𝑥 𝑡 )= µ(t-0)
0
𝑥𝑡
ln⁡(𝑥 )= µ.t …………………………………………………………....(3)
0
𝑙𝑛𝑥𝑡 − 𝑙𝑛𝑥0 = µ.t
𝑙𝑛𝑥𝑡 = 𝑙𝑛𝑥0 + µ.t ……………………………………………………….(4)
d) Persamaan 4 di atas dengan menggunakan nilai ln (nilai logaritma dengan bilangan
dasar e) jarang digunakan. Biasanya persamaan tersebut dirubah menjadi persamaan
dengan nilai log (nilai log dengan bilangan dasar 10)
𝑙𝑛𝑥
𝑙𝑜𝑔𝑥𝑡 =2,303𝑡 atau 𝑙𝑛𝑥𝑡 =2,303.𝑙𝑜𝑔𝑥𝑡 ,
0𝑙𝑛𝑥
𝑙𝑜𝑔𝑥0 =2,303 atau 𝑙𝑛𝑥0 =2,303.𝑙𝑜𝑔𝑥0 ,

Jika kedua persamaan di atas dimasukkan pada persamaan 4, akan diperoleh:


2,303.𝑙𝑜𝑔𝑥𝑡 =2,303. 𝑙𝑜𝑔𝑥0 + µ.t
µ
𝑙𝑜𝑔𝑥𝑡 =𝑙𝑜𝑔𝑥𝑡 + 2,303.t ………………………………………………….(5)
µ
Perhatikan bahwa adalah suatu konstanta sehingga dapat dituliskan sebagai
2,303
konstanta dengan notasi tunggal, misalnya sebagai µ1 . Dengan demikian persamaan 5
menjadi:

𝑙𝑜𝑔𝑥𝑡 =𝑙𝑜𝑔𝑥0 +µ1 .t …………………………………………………….(6)

e) Persamaan 6 di merupakan funsi liner dari logaritma populasi mikroba setelah tumbuh
selama waktu t (𝑙𝑛𝑥𝑡 ) terhadap waktu (t) dengan kemiringan µ1 dan memotong garis
vertikal pada nilai 𝑙𝑜𝑔𝑥0 . Karena itu, model persamaan 6 ini dapat dianggap sama
dengan model persamaan linear Y = a + bx

𝑙𝑜𝑔𝑥𝑡 = 𝑙𝑜𝑔𝑥0 + µ1 .t, bandingkan dengan

Y = a + b.x

s 𝑠
= µ1
r 𝑟

T
(Gambar 2)

Selama fase pertumbuhan logaritmik, populasi mikroba bertambah dengan cepat secara
eksponensial. Karena itu, fase ini disebut juga fase pertumbuhan eksponensial. Istilah
pertumbuhan eksponensial ini mengacu kepada pertumbuhan populasi mikroba (x) yang
merupakan fungsi eksponensial terhadap waktu (t)

3
𝑥
log⁡(𝑥 𝑡 )= µ1.t (Persamaan 3)
0
𝑥𝑡
=10µ1.t
𝑥0

𝑥𝑡 =𝑥0 .⁡10µ1.t ……………………………………………………………………………(7)


(Persamaan 5 di atas adalah fungsi eksponensial)

𝑥𝑡

t
(Gambar 3)

Fase Pertumbuhan Lambat


Pada fase pertumbuhan logaritmik, zat gizi dikonsumsi dengan cepat oleh populasi mikroba
yang berkembang dengan pesat sehingga dengan cepat pula kadar zat gizi pada media akan
berkurang. Sementara itu, pertumbuhan populasi yang cepat akan menghasilkan akumulasi
(tumpukan) metabolit pada media dimana mikroba tumbuh. Kombinasi turunnya kandungan
zat gizi dan akumulasi metabolit akan menyebabkan laju pertumbuhan mikroba akan tertekan.
Kondisi ini tampak pada kurva yang mulai melandai pada “Fase Pertumbuhan Lambat”.
Selama fase pertumbuhan lambat, meskipun dengan laju pertumbuhan yang semakin
rendah, sel terus membelah dan populasi mikroba meningkat, sampai akhirnya secara
keseluruhan populasi tidak lagi bertambah. Pada saat itu, kurva pertumbuhan mulai mendatar.
Fase Pertumbuhan Statis
Pada fase ini, zat gizi yang tersedia tidak banyak karena sebelumnya sudah banyak dihabiskan
pada pertumbuhan logaritmik. Disamping itu, akumulasi produk metabolit sangat tinggi
sehingga dapat menghambat pertumbuhan populasi mikroba. Kombinasi rendahnya kandungan
zat gizi dan tingginya akumulasi produk metabolit akan menyebabkan pertumbuhan populasi
mikroba terhenti. Pada saat itu, sel mikroba yang baru terbentuk, jumlahnya sama dengan sel
mikroba yang mati akan penuaan sehingga secara keseluruhan tidak ada pertambahan jumlah
sel mikroba (pertumbuhan terhenti), dan kondisi ini ditandai dengan grafik yang datar (landai).
Fase Menuju Kematian
Adanya pembelahan sel sehingga sel baru tetap terbentuk pada fase pertumbuhan statis ini
(meskipun jumlahnya sama dengan sel yang mengalami kematian akibat penuaan) akan
menyebabkan sisa zat gizi yang jumlah sudah rendah akan terus menurun, dan akhir
konsentrasi zat gizi akan rendah sekali, seiiring dengan sangat tingginya akumulasi produk
metabolit. Pada akhirnya, jumlah sel baru yang terbentuk lebih sedikit dibanding sel yang mati
akibat penuaan. Pada saat itu populasi mikroba berada pada “Fase Menuju Kematian”. Kondisi
ini ditandai dengan grafik pertumbuhan yang melengkung ke bawah
Fase Kematian
Pembelahan sel atau pembentukan sel baru pada Fase Menuju Kematian, pada akhirnya akan
menghabiskan sama sekali zat gizi pada media. Pada saat itu, konsentrasi produk metabolit

4
sangat tinggi dan mencapai nilai maksimal sehingga tidak ada sel yang toleran dengan
konsentrasi metabolit yang terlalu tinggi tersebut. Pada saat itu, tidak ada sel baru, dan
semuanya mengalami penuaan dan kematiannya dipercepat oleh akumulasi metabolit yang
tinggi. Pada kurva, tampak garis lurus miring ke kiri yang menandakan penurunan populasi
mikroba berlangsung cepat. Kondisi ini disebut sebagai “Fase Kematian”.

Anda mungkin juga menyukai